BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social mengisyaratkan bahwa penting untuk membangun konsep diri kita untuk kelansungan hidup. Orang yang tidak berkomunikasi bisa dipastikan akan “ tersesat”, karena tidak sempat menata dirinya dalam lingkungan social. Menurut Rudolph Verderber , komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri dan yang kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat. Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana) 11 12 Sebuah tindak komunikasi dengan model Harold D. Lasewell yang mengatakan who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa (sumber) mengatakan (apa) pesan, dengan saluran apa (media yang digunakan), kepada siapa (penerima), dengan pengaruh bagaimana? ( dampak atai efek yang dihasilkan ). (Mulyana,2001 : 36) Dari model Harold D. Lasewell dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada komunikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Sumber, adalah komunikator atau orang yang menyampaikan isi pernyataan. 2. Pesan, adalah terjemahan ide-ide atau gagasan kedalam suatu kode simbolik seperti lambing, gambar, tulisan, dan bahasa. 3. Saluran, adalah media yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan. 4. Komunikan, adalah penerima pesan dari komunikator. 5. Efek, adalah pengaruh yang timbul dari pesan yang disampaikan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini yang dimaksud dengan sumber adalah acara One Stop Football dimana pesan yang disampaikan itu akan dikonsumsi masyarakat secara luas. Sedangkan pesan adalah berita Liga Inggris yang ada pada acara One Stop Football. Sedangkan komunikannya adalah penonton acara One Stop Football Binusian 2012 peminatan Broadcasting semester 6 jurusan Marketing 13 Komunikasi. Dan yang dimaksud dengan efek adalah minat dan pengetahuan penonton Liga Inggris pada acara One Stop Football Dengan uraian penelitian diatas jika dikaitkan dengan unsur-unsur tersebut, masalah penelitian terletak pada efek yang berupa minat dan pengetahuan. Efek yang timbul dari pesan beraneka ragam disebarkan oleh komuikator melalui media massa di acara One Stop Football kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 2.2 Komunikasi Massa Banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi yang masing-masing merumuskan definisinya dengan menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjuk pada ciri komunikasi massa yang sama. Tetapi keragaman istilah tersebut sesungguhnya semakin memperjelas pengertian serta luas lingkup komunikasi massa karena masing-masing definisi saling melengkapi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerimaan pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini adalah khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. 14 Beberapa bentuk media massa yang sudah ada dalam masyarakat luas antara lain media elektronik ( televisi dan radio ), media cetak ( surat kabar, majalah, tabloid ) buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemukannya internet. Mc Quial mengutarakan ciri utama komunikasi massa sebagai berikut : 1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal dan sang pengirim merupakan komunikator professional. 2. Pesannya tidak unik dan beranekan ragam serta dapat diperkirakan. 3. Pesan tersebut seringkali “ diproses ”, distandarisasi dan selalu diperbanyak. 4. Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai “ kegunaan ”. 5. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. 6. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan seringkali bersifat non-moral dan kalkulatif dalam arti sang pengirim biasanyatidak bertanggung jawab atau konsekuen yang terjadi pada individu. 15 7. Pesan dijual belikan dengan uang atau nilai tukar dengan perhatian tertentu (McQuail). Michael W. Gamble mengemukakan definisi komunikasi massa : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. 2. Komunikator mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain ( Anonimitas audience ). 3. Pesan adalah milik publik. Pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, melainkan lembaga. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper ( pengolah informasi ). 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda ( delayed ). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat penulis simpulakan bahwa komunikasi massa adalah penyampaian pesan yang beranekaragam dan diperbanyak, mengandung nilai tukar dan diperjual-belikan oleh komuikator dari suatu organisasi formal kepada massa/khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim dengan menggunakan media massa. 16 2.2.1 Proses Komunikasi Massa Dalam aplikasinya komunikasi massa terbagi menjadi beberapa proses yaitu : 1. Ide : Creativitas ide dan gagasan ini diberikan oleh komunikator sebagai pengolah pesan. 2. Encoding : Ide dan gagasan tersebut diaplikasikan kedalam sebuag lambang, bahasa, gambar yang mempunyai makna dan nilai jual. 3. Pengiriman : Pesan yang sudah di encoding tersebut sudah dapat disalurkan melalui media yang sesuai dengan tujuan ide yang akan dipasarkan kepada komunikan. 4. Decoding : Penerima mengartikan pesan sesuai dengan pandanganya terhadapa informasi yang di terima dan mengolah arti pesan tersebut. 5. Feedback : Setelah pesan didecoding dan keterima oleh masyarakat komunikan akan memberikan tanggapan terhadap pesan tersebut. 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa terbagi menjadi : 1. Informasi : Berita-berita yang di informasikan merupakan komponen paling penting. Dalam berita tersebut istilah jurnalistik yang digunakan adalah ( 5W + 1H ( What, Where, Who, When, Why, + How ) atau Apa, Di mana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Bisa disebut straight news (berita singkat). ( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si,2007 : 66 ) 17 2. Hiburan : Fungsi hiburan dalam media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi. Ini dikarenakan media massa mengemas program dengan ide dan krearifitas yang berfungsi menghibur masyarakat. Mengapa paling tinggi karena sebagian besar waktu keluarga di jam primetime dimana keluarga berkumpul dirumah. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 69 ) 3. Persuasi (mengajak) : Persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Aktifitas Public Relations (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi yaitu mengajak. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 72 ) 4. Transmisi budaya : Salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Hal ini ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan sebaya, kelompok primer atau sekunder dan proses pendidikan yang secara rutin dimodifikasi oleh pengalaman baru yang didapat. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 74 ) 5. Mendorong Kohesi Sosial : Fungsi media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton Mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi narcotizing dysfunction ( racun pembius ). Meskipun ekstrim, tidak dipungkiri media massa tidak kelola secara bijak maka akan menjadi racun dan mengarahkan masyarakat justru menciptakan 18 kemunduran. Tetapi bila dikelola dengan benar maka akan menjadi racun yang baik karena dapat mempersatukan masyarakat. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 77 ) 6. Pengawasan : Bagi Lasewell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 78 ) 7. Korelasi : Fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini berlaku dalam iklan, karena iklan akan menghubungkan antara pemasang iklan dengan sasaran iklan tersebut. ( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 82 ) 8. Pewarisan sosial : Media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal.( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 86 ) 19 2.2.3 Elemen-Elemen Komunikasi Massa 1. Komunikator : Komunikator dalam komunikasi massa berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi lain. Komunikator disini memiliki jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Komunikator dalam media massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannyaoleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak menyiarkan informasi semata, tetapi membutuhkan pemasukan untuk kelangsungan hidup lembaga itu sendiri.( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si, 2007 : 96) 2. Isi : Media massa mempunyai mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam mengelola isinya. Menurut Ray Eldon Heibert dkk dapat dibagi menjadi enam kategori yaitu : 1. Berita dan informasi 2. Analisis dan interpretasi 3. Pendidikan dan sosialisasi 4. Hubungan masyarakat dan persuasi 5. Iklan dan bentuk penjualan 20 6. Hiburan Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian diseluruh dunia kepada audience nya. Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonya. Surat kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan straight news semata, tetapi juga feature, investigative reporting (laporan investigasi), tajuk rencana dan ulasan lainnya. Disamping itu, media massa juga tidak sekedar memberitakan, tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. Menurut Jakob Oetama (2001) dalam buku Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Lulus pernah menggarisbawahi bahwa menulis berita tdak sekedar berita, perlu ditunjang kemampuan untuk menumbuhkembangkan semangat dan kegiatan kemanusiaan dalam kegiatan jurnalistik. Berita tidak sekedar berita, tetapi harus mempunyai nilai berita yakni membuat masyarakat gemar membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas cakrawala yang merangsang kemajuan, memperkuat setiakawan kemanusiaan, dan menggerakan kemajuan kualitatif manusia. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si, 2007 : 101 ) 3. Audience : Yang dimaksud audience dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, 21 Koran, atau jurnal ilmiah. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa memilik lima karakteristik yaitu : a) Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan social diantara mereka. b) Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Karena ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan bahkan jutaan. c) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. d) Audience cenderung anonim, yakin tidak mengenal satu sama lain. Sebab, bisa saja sesama audience Trans 7, antara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling mengenal disini bukan seperti itu maksudnya. e) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikatornya. Atau dapat dikatakatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.( 2007 : 105 ) 4. Umpan balik : Ada dua macam umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediate feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam komuikasi antarpersonil yang 22 melibatkan dua orang atau komunikasi antar kelompok. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor / surat pembaca/ pembaca menulis. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. 5. Gangguan saluran : Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraph yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas dipesawat televisi, gangguan gelombang radio, atau langganan majalah yang tidak datang. Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kitapada stasiun televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu merupakan salah satu usaha mengatasi gangguan. Cara lain untuk mengatasi gangguan adalah dengan mempertajam komunikasi massa. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si, 2007 : 114 ) a) Gangguan semantik : Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantika adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. Media massa dianggap sukses mengatasi semua itu karena 23 memakai pesan yang sederhana dan umum, yang mengarahkan sasarannya pada nilai, mina yang melekat pada diri audience yang paling rendah sekalipun. Fakta yang paling penting dan menarik hati ditempatkan diawal tulisan atau paragraph sebagai perhatian pembaca. 5 W + 1 H disebut pada awal tulisan. Kepentingan data semakin berkurang seperti yang dikenal dengan piramida terbalik. Kata-kata yang digunakan juga lebih sederhana dan denotative, struktur kalimat tidak terbelit-belit dan dengan paragraph yang singkat.( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 116 ) 6. Gatekeeper : John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai “ individu-individu atau kelompok yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa)”. Jika diperluas maknanya, yang disebut sebagai gatekeeper adalah orang yang berperan pentinga dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape, compact disk, dan buku. Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper. Merka memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain. Gatekeeper mempunyai efek potensial di dalam proses komunikasi massa, khususnya jika media seharusnya milik masyarakat itu dikontrol dan dikendalikan oleh kekuatan “elite minoritas” dengan melarang hak publik untuk 24 mengetahui. Misalnya, “elite minoritas” itu adalah pemilik modal. Pemilik modal ada kalanya memengaruhi kerja gatekeeper. Pemilik modal berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebijakannya. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 119 ). 7. Pengatur : Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijkan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pengadilan, pemerintahan, konsumen, organisasi professional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur. Pengatur bukanlah gatekeeper. Wilayah gatekeeper di dalam media ( part of media institution ) memengaruhi secara langsung kebijakan media. Semntara itu, pengatur itu diluar media biasanya masyarakat atau pemerintah ( external agent of the public or government ), tetapi secara tidak langsung ikut memengaruhi kebijakan media. 8. Filter : Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologis, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi. Filter dibagi menjadi tiga jenis : 25 i. Filter psikologis ii. Filter fisik iii. Fiter budaya ( warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik) Semua filter tersebut akan memengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respos yang dihasilkan. 2.3 Media Massa Media massa adalah channel, saluran, sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan untuk banyak orang. Fungsi utama dari media massa adalah menyebarkan informasi kepada khalayak dan sekaligus mengiklankan produk. Dan yang termasuk di Big five of mass media adalah surat kabar, majalah, televise, radio dan film. 2.3.1 Jenis Media massa a. Media massa cetak : Koran dan majalah b. Media massa elektronik : Radio, televise, dan film c. Medial massa online : Internet 26 2.3.2 Peran Media Massa Peran media massa menurut Denis Mcquail ( 1987 ) : a) Industri menciptakan lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yaitu iklan/promosi. b) Sumber kekuatan : alat kontrol, manajemen dan inovasi masyarakat. c) Lokasi ( forum ) untuk menampilkan peristiwa yang terjadi didalam masyarakat. d) Wahana pengembangan kebudayaan : tatacara, mode, gaya hidup, dan norma. e) Sumber dominan pencipta. 2.4 Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program teleisi kabel menjangkau seluruh pelosok negri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan wireless cable yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Secara bertahap, layar televisi berkembang dari diagonal 7 inci, kemudian 12, 17, 21, 24, sampai 39 inci. Penonton televisi kini lebih selektif. Jam tayang televisi pun bertambah. Penerimaan programnya pun mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. 27 Karena itu pula sistem penyampaian programnya lebih berkembang lagi. Kini setidaknya terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan : 1) Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar yang masih kuno ditingkatkan dengan High Destiny Television (HDTV). 2) Cable. Program dissampaikan melalui satelite ke sistem kabel lokal, kemudian didistribusikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan tambahan kabel, sistem cable standart dibakukan tahun 1990-an. 3) Digital cable. Ini bagian dari Information Super Highway. Sistem kabel lokal dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar, dahulu menggunakan kabel kuno sekarang diganti dengan kabel serat optik yang ditanam dibawah tanah tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel serat optik ini dapat memuat 500 lebih saluran. 4) Wireless Cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kabel ini dibawh tanah. 5) Direct Broadcast Satellite (DBS). Program-program yang ada di transmisikan oleh satelite langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh diatas rumah, atau di Indonesia dikenal sebagai antena parabola. Metode ini merupakan terobosan sistem televisi kabel, yang dimulai di Amerika Serikat sejak tahun 1994. 28 Kegiatan penyiaraan televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia (TVRI) dipergunakan sebagai panggilan stasiun sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaanya. TVRI yang berada di bawah Departement Penerangan, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut bermuncullah stasiun televisi lainnya, antara lain SCTV (Surya Citra Televisi), TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), dan ANTV (Andalas Televisi). Saat ini jumlah stasiun televisi swasta telah mencapai 11 statsiun televisi, termasuk Trans7. Semua orang ataupun kalangan pasti pernah menonton televisi. Kesimpulannya, televisi adalah suatu media yang sangat populer dan modern. Televisi merupakan media massa yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar bergerak (video) sebagai kekuatan andalannya, suara (audio) sebagai kekuatan pendamping dan bahkan tulisan atau gambar tak bergerak sebagai kekuatan pendukung (2006:P63) Televisi memberikan dampak positif pada anak, melalui televisi kosa kata anak bertambah, dapat memberikan pengalaman berpetualang ke dunia baru yang masih asing baginya, acara kesenian, pariwisata dan semacamnya dapat menambah wawasan dan minat mereka. (2007:P97) 29 2.4.1 Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah, hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Berikut beberapa karakteristik televisi: 1) Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2) Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara merangkai agar gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah penggambaran, yaitu merangkai gambar sedemikian rupa sehingga mempunyai kontinuitas danmengandung makna tertentu. 3) Pengoprasian lebih kompleks Pengoprasian televisi siaran lebih kompleks dan melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang yang terampil dan terlatih. 30 2.4.2 Dampak Media Massa Televisi Mc Luhan mengemukakan the medium is the massage, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Seperti yang telah dijelaskan bahwa yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka atau media cetak atau elektronik. Menurut Steven M. Chaffe, ada lima jenis dampak kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu: dampak ekonomis, social, dampak pada penjadwalan kegiatan, dampak penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu, dan dampak secara pesan yaitu: dampak kognitif, damapak afektif, dan dampak konatif.( Elvinaro Ardiamto dan Lukiati Komala op.cit hal 52 ) 1. Dampak Kognitif Dampak kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam dampak kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dan mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. 2. Dampak Konatif Dampak konatif (behavioral) merupakan akibat yang timbul dari pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. 31 3. Dampak Afektif Dampak ini kadarnya lebih tinggi dari pada dampak kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, halayak dapat turut merasakan perasaan ibah, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Menurut Asch, semua bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki ( Jakarta 2001 hlm 69 ). Sikap selalu diarahkan oleh objek, kelompok, atau orang yang disebut objek sikap. Hubungan kita dengan objek sikap pasti didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang sifat-sifat objek sikap, dimana sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau objek tersebut. Asch menyimpulkan, “there cannot therefore be a theory of attitudes or of social action that is not grounded in an examination of their cognitive foundation”. (tidak ada teori sikap atau aksi-sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitifnya). Secara sangat sederhana. Lebih lanjut McDavid dan Harari mengidentifikasi adanya empat karakter sikap yaitu: 1. Memiliki objek sikap seperti; manusia, benda atau peristiwa, tempat, gagasan atau situasi, dan kelompok. 2. Memiliki arah, positif-negatif, suka-tidak suka. 32 3. Motivasional dan evaluasional. 4. Dipelajari atau hasil belajar. 2.4.3 Faktor – Faktor Yang Perlu Diperhatikan Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima khalayak. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu ada 4 macam yaitu : 1. Pemirsa : Faktor pemirsa pada media komunikasi televisi sangatlah penting. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsabaik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Hal ini berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. Kebiasaan dan minat kategori pemirsa, biasanya dapat diketahui melalui survei, baik yang dilakukan oleh stasiun televisi yang bersangkutan, maupun yang dilakukan oleh lembaga lain. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan begitu saja. 2. Waktu : Menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa adalah langkah selanjutnya. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara dapat ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak. 3. Durasi : Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap tayangan acara. Antara acara berita dengan sinetron 33 misalnya, acara berita biasanya berdurasi 60 menit sedangkan sinetron hingga 120 menit. 4. Metode Penyajian : Fungsi utama televisi sepenuhnya adalah menghibur, selanjutnya adalah informasi. Fungsi non hiburan dan non informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan dua pihak, komunikator dan komunikan. 34 2.5 Teori Stimulus Responses Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu ikatan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah : a) Pesan (Stimulus) b) Seorang Penerima (Organisme) c) Efek (Respons) Dalam masyarakat massa, di mana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditunjukan pada orang per orang. Kemudian sejumlah besar individu itu akan merespons pesan informasi itu. Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas dimaksudkan untuk reproduksi dan distribusi pesan informasi itu sehingga diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerima dan respons oleh audience, sekaligus meningkatkan respons oleh audience. 35 Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Unsur-unsur dalam model ini adalah stimulus (pesan) – Organisme (komunikan) – Response (efek), yang dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Teori S-O-R Organisme : Stimulus ‐ Perhatian ‐ Pengertian ‐ Penerimaan Responden (Perubahan Sikap) (Sumber : Onong Uchjana Effendi, “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi”) Seperti yang tampak pada gambar diatas, langkah pertama terjadinya suatu komunikas dikarenakan adanya suatu stimulus atu pesan yang datang pada kita. Pengertian stimulus atau pesan memiliki beberapa arti dalam penerapannya. 36 Stimulus atau pesan dapat berisi kata-kata, simbol, tindakan, gerak badan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini stimulus diartikan sebagai betuk-bentuk dari program One Stop Football. Sedangkan organisme, sebagai pihak yang menerima dan merespons stimulus atau pesan tersebut, dalam penelitian ini adalah Binusian 2012 peminatan Broadasting semester 6 jurusan marketing komunikasi. Gambar diatas menunjukan bahwa stimulus (pesan) direspon, individu harus terlebih dahulu melewati tiga tahap yaitu pertama, tahap perhatian terhadap stimulus atau pesan yang datang. Kita tidak dapat belajar dari sesuatu peristiwa kecuali kita menaruh perhatian kepadanya dan secara seksama mencerna halhal penting yang dicakupnya. Kedua adalah tahap pengertian, adalah proses dimana individu berusaha untuk mengerti dan memahami stimulus atau pesan yang sedang diperhatikan atau diterimanya. Setelah stimulus diperhatikan dan dimengerti, tahap ketiga adalah tahap penerimaan, dimana individu akan menerima dan menolak stimulus tersebut dengan cara memberikan respon. Respon (perubahan sikap) akan sangat bergantung pada proses yang terjadi pada diri individu itu sendiri. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, teori S-O-R mempersoalkan bagaimana efek adalah reaksi khusus yang ditimbulkan terhadap stimulus khusus. Jadi, jelaslah bahwa individu merespon karena adanya stimulus yang datang atau diterima oleh individu tersebut. Berkaitan dengan itu, dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana opini yang berbeda-beda (sebagai respon) dari Binusian 2012 peminatan Broadasting semester 6 jurusan marketing komunikasi terhadap tayangan “One Stop Football”. 37 Dari model S-O-R tersebut, menggambarkan adanya hubungan diantara komponen yang membentuk atau mengarah pada pembentukan seorang individu berespon. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan memberikan gambaran mengenai bagaimana tanggapan (respon) Binusian 2012 peminatan Broadasting semester 6 jurusan marketing komunikasi terhadap tayangan “One Stop Football”. (stimulus) setelah mereka menonton Program One Stop Football. 2.6 Teori Uses And Gratifications Jika dalam penelitian mengenai efek komunikasi massa sebelumnya kita berbicara mengenai apa yang dilakukan media terhadap audience, maka pada pendekatan ini kita akan berbicara mengenai apa yang dilakukan orangterhadap media. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini, seagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai macam kebutuhan (needs) dan kepentingan suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan dari media), oleh karenanya pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. Denis McQuail (1981) menyebutkan adanya dua hal dibalik kebangkitan pendekatan ini. Pertama adalah adanya oposisi terhadap asumsi yang deterministik mengenai efek media, yang merupakan agian dari dominannya peran individu yang kita dalam model komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari 38 perdebatan yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang hanya didasarkan atas selera individu. Dalam hal ini, pendekatan uses and gratifications memberikan suatu caraalternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, dan pengategorian isi media menrut fungsinya daripada sekedar tingkat selera yang berbeda. (2007.5.39) Tayangan One Stop Football di Trans 7 ‐ Intelegensi ‐ Tampilan ‐ Penyampaian Pesan Pengetahuan tentang sepakbola liga Inggris -koqnitif -afektif -behavioral Tabel 2.1 : Tabel Teori Uses and Gratifications 39 2.7 Operational konsep Variabel X Variabel Dimensi Program One Stop Minat Menonton Tayangan One Football Stop Football Indikator ‐ Apakah anda selalu menonton program acara One Stop Football di Trans 7 ‐ Anda menonton tayangan One Stop Football di Trans 7 dari awal hingga akhir acara ‐ Anda menonton tayangan One Stop Football di Trans 7 tanpa ganti stasiun televisi yang lain ketika jeda iklan ‐ Tayangan One Stop Football di Trans 7 adalah program acara prioritas pertama anda ‐ Sesibuk apapun anda selalu menyempatkan menonton One Stop Football di Trans 7 ‐ Anda tidak melakukan aktivitas lain ketika acara One Stop Football di Trans 7 mulai tayang 40 ‐ Visual yang ditayangkan oleh Program One Stop Football terhadap berita Liga Inggris sudah bagus Tabel 2.2 : Tabel Konsep Operasional Variabel X Variabel Y Variabel Dimensi Pengetahuan Sepak Bola Gelar Indikator ‐ Liga Inggris Sudah berapa kali Liverpool menjuarai liga Inggris ‐ Hingga saat ini sudah berapa kali Chelsea menjuarai Gelar Liga Inggris Pemain ‐ Luiz Suarez adalah pemain Liverpol dari kebangsaan ‐ Jhon Obi Mikel adalah cpemain Chealse kebangsaan Pelatih ‐ Alex Ferguson telah menangani MU selama berapa tahun ‐ Nama pelatih dari Klub Liga Inggris Everton adalah 41 Julukan ‐ Julukan Newcastle adalah ‐ Julukan dari Westham United adalah Tabel 2.3 : Tabel Konsep Operasional Variabel Y