BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi
2.1.1 Definisi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social mengisyaratkan bahwa penting
untuk membangun konsep diri kita untuk kelansungan hidup. Orang yang tidak
berkomunikasi bisa dipastikan akan “ tersesat”, karena tidak sempat menata dirinya
dalam lingkungan social.
Menurut Rudolph Verderber , komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama
fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan
orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan
keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada
saat tertentu.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan komunikasi mempunyai
dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri dan yang kedua,
untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
(Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana) 11 12
Sebuah tindak komunikasi dengan model Harold D. Lasewell yang mengatakan
who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa (sumber)
mengatakan (apa) pesan, dengan saluran apa (media yang digunakan), kepada siapa
(penerima), dengan pengaruh bagaimana? ( dampak atai efek yang dihasilkan ).
(Mulyana,2001 : 36)
Dari model Harold D. Lasewell dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang
merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada komunikan
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Sumber, adalah komunikator atau orang yang menyampaikan isi pernyataan.
2. Pesan, adalah terjemahan ide-ide atau gagasan kedalam suatu kode simbolik
seperti lambing, gambar, tulisan, dan bahasa.
3. Saluran, adalah media yang digunakan komunikator untuk menyampaikan
pesan.
4. Komunikan, adalah penerima pesan dari komunikator.
5. Efek, adalah pengaruh yang timbul dari pesan yang disampaikan.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini yang dimaksud dengan sumber adalah
acara One Stop Football dimana pesan yang disampaikan itu akan dikonsumsi
masyarakat secara luas. Sedangkan pesan adalah berita Liga Inggris yang ada
pada acara One Stop Football.
Sedangkan komunikannya adalah penonton acara One Stop Football
Binusian 2012 peminatan Broadcasting semester 6 jurusan Marketing
13
Komunikasi. Dan yang dimaksud dengan efek adalah minat dan pengetahuan
penonton Liga Inggris pada acara One Stop Football
Dengan uraian penelitian diatas jika dikaitkan dengan unsur-unsur tersebut,
masalah penelitian terletak pada efek yang berupa minat dan pengetahuan. Efek
yang timbul dari pesan beraneka ragam disebarkan oleh komuikator melalui
media massa di acara One Stop Football kepada komunikan sebagai sasaran
komunikasi.
2.2 Komunikasi Massa
Banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli
komunikasi yang masing-masing merumuskan definisinya dengan menggunakan
istilah yang berbeda untuk menunjuk pada ciri komunikasi massa yang sama.
Tetapi keragaman istilah tersebut sesungguhnya semakin memperjelas pengertian
serta luas lingkup komunikasi massa karena masing-masing definisi saling
melengkapi satu sama lain.
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih
menunjuk pada penerimaan pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan
kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media
massa. Oleh karena itu, massa disini adalah khalayak, audience, penonton,
pemirsa, atau pembaca.
14
Beberapa bentuk media massa yang sudah ada dalam masyarakat luas antara
lain media elektronik ( televisi dan radio ), media cetak ( surat kabar, majalah,
tabloid ) buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah
sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa, yakni
ditemukannya internet.
Mc Quial mengutarakan ciri utama komunikasi massa sebagai berikut :
1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu
organisasi
formal
dan
sang
pengirim
merupakan
komunikator
professional.
2. Pesannya tidak unik dan beranekan ragam serta dapat diperkirakan.
3. Pesan tersebut seringkali “ diproses ”, distandarisasi dan selalu
diperbanyak.
4. Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai
nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai “ kegunaan ”.
5. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang
sekali bersifat interaktif.
6. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan seringkali bersifat
non-moral dan kalkulatif dalam arti sang pengirim biasanyatidak
bertanggung jawab atau konsekuen yang terjadi pada individu.
15
7. Pesan dijual belikan dengan uang atau nilai tukar dengan perhatian
tertentu (McQuail).
Michael W. Gamble mengemukakan definisi komunikasi massa :
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak
yang luas dan tersebar.
2. Komunikator mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak
saling kenal atau mengetahui satu sama lain ( Anonimitas audience ).
3. Pesan adalah milik publik. Pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh
banyak orang.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak
berasal dari seseorang, melainkan lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper ( pengolah informasi ).
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda ( delayed ).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat penulis simpulakan bahwa
komunikasi
massa
adalah
penyampaian
pesan
yang
beranekaragam
dan
diperbanyak, mengandung nilai tukar dan diperjual-belikan oleh komuikator dari
suatu organisasi formal kepada massa/khalayak yang tersebar, heterogen dan
anonim dengan menggunakan media massa.
16
2.2.1 Proses Komunikasi Massa
Dalam aplikasinya komunikasi massa terbagi menjadi beberapa proses yaitu :
1. Ide : Creativitas ide dan gagasan ini diberikan oleh komunikator sebagai
pengolah pesan.
2. Encoding : Ide dan gagasan tersebut diaplikasikan kedalam sebuag lambang,
bahasa, gambar yang mempunyai makna dan nilai jual.
3. Pengiriman : Pesan yang sudah di encoding tersebut sudah dapat disalurkan
melalui media yang sesuai dengan tujuan ide yang akan dipasarkan kepada
komunikan.
4. Decoding : Penerima mengartikan pesan sesuai dengan pandanganya
terhadapa informasi yang di terima dan mengolah arti pesan tersebut.
5. Feedback : Setelah pesan didecoding dan keterima oleh masyarakat
komunikan akan memberikan tanggapan terhadap pesan tersebut.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa terbagi menjadi :
1. Informasi
:
Berita-berita yang di informasikan merupakan komponen paling penting.
Dalam berita tersebut istilah jurnalistik yang digunakan adalah ( 5W + 1H
( What, Where, Who, When, Why, + How ) atau Apa, Di mana, Siapa,
Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Bisa disebut straight news (berita
singkat). ( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si,2007 : 66 )
17
2. Hiburan
:
Fungsi hiburan dalam media elektronik menduduki posisi yang paling
tinggi. Ini dikarenakan media massa mengemas program dengan ide dan
krearifitas yang berfungsi menghibur masyarakat. Mengapa paling tinggi
karena sebagian besar waktu keluarga di jam primetime dimana keluarga
berkumpul dirumah. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 69 )
3. Persuasi (mengajak) :
Persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Aktifitas Public Relations (PR) dan promosi
khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi
persuasi yaitu mengajak. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 72 )
4. Transmisi budaya
:
Salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling
sedikit dibicarakan. Hal ini ditransmisikan oleh individu, orang tua,
kawan sebaya, kelompok primer atau sekunder dan proses pendidikan
yang secara rutin dimodifikasi oleh pengalaman baru yang didapat.
(Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 74 )
5. Mendorong Kohesi Sosial
:
Fungsi media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Paul
Lazarfeld dan Robert K. Merton Mengatakan bahwa media juga
mempunyai fungsi narcotizing dysfunction ( racun pembius ). Meskipun
ekstrim, tidak dipungkiri media massa tidak kelola secara bijak maka
akan menjadi racun dan mengarahkan masyarakat justru menciptakan
18
kemunduran. Tetapi bila dikelola dengan benar maka akan menjadi racun
yang baik karena dapat mempersatukan masyarakat. (Dr.Dedy Nur
Hidayat, M.Si ,2007 : 77 )
6. Pengawasan
:
Bagi Lasewell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.
Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi
mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Dibagi menjadi dua,
yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan
instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. (Dr.Dedy Nur
Hidayat, M.Si ,2007 : 78 )
7. Korelasi
:
Fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai
dengan lingkungannya. Hal ini berlaku dalam iklan, karena iklan akan
menghubungkan antara pemasang iklan dengan sasaran iklan tersebut.
( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 82 )
8. Pewarisan sosial
:
Media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut
pendidikan formal maupun informal.( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 :
86 )
19
2.2.3 Elemen-Elemen Komunikasi Massa
1. Komunikator : Komunikator dalam komunikasi massa berbeda dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi lain. Komunikator disini memiliki
jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan
sebuah acara televisi. Komunikator merupakan gabungan dari berbagai
individu dalam sebuah lembaga media massa. Komunikator dalam media
massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama
lain. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi
perannyaoleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut
organisasi,
lembaga,
institusi,
atau
jaringan.
Komunikator
dalam
komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata
mencari
keuntungan,
tetapi
orientasi
keuntungan
menjadi
dasar
pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak menyiarkan informasi
semata, tetapi membutuhkan pemasukan untuk kelangsungan hidup
lembaga itu sendiri.( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si, 2007 : 96)
2. Isi : Media massa mempunyai mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam
mengelola isinya. Menurut Ray Eldon Heibert dkk dapat dibagi menjadi
enam kategori yaitu :
1. Berita dan informasi
2. Analisis dan interpretasi
3. Pendidikan dan sosialisasi
4. Hubungan masyarakat dan persuasi
5. Iklan dan bentuk penjualan
20
6. Hiburan
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media
massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai
kejadian diseluruh dunia kepada audience nya. Televisi menyediakan
laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai
informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonya. Surat kabar
menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan
lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan straight news
semata, tetapi juga feature, investigative reporting (laporan investigasi),
tajuk rencana dan ulasan lainnya. Disamping itu, media massa juga tidak
sekedar memberitakan, tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap
kejadian tersebut. Menurut Jakob Oetama (2001) dalam buku Pers
Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Lulus pernah
menggarisbawahi bahwa menulis berita tdak sekedar berita, perlu ditunjang
kemampuan
untuk
menumbuhkembangkan
semangat
dan
kegiatan
kemanusiaan dalam kegiatan jurnalistik. Berita tidak sekedar berita, tetapi
harus mempunyai nilai berita yakni membuat masyarakat gemar membaca,
tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas cakrawala yang
merangsang
kemajuan,
memperkuat
setiakawan
kemanusiaan,
dan
menggerakan kemajuan kualitatif manusia. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si,
2007 : 101 )
3.
Audience : Yang dimaksud audience dalam komunikasi massa sangat
beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah,
21
Koran, atau jurnal ilmiah. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience
dalam komunikasi massa memilik lima karakteristik yaitu :
a) Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan social diantara
mereka.
b) Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai
wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Karena ada media
tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan bahkan jutaan.
c) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai
lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai
sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
d) Audience cenderung anonim, yakin tidak mengenal satu sama lain.
Sebab, bisa saja sesama audience Trans 7, antara anggota keluarga
saling mengenal. Akan tetapi, saling mengenal disini bukan seperti
itu maksudnya.
e) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikatornya. Atau dapat
dikatakatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.( 2007 :
105 )
4.
Umpan balik : Ada dua macam umpan balik (feedback) dalam
komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediate feedback) dan tidak
langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika
komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan
bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam komuikasi antarpersonil yang
22
melibatkan dua orang atau komunikasi antar kelompok. Umpan balik
secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor
/ surat pembaca/ pembaca menulis. Umpan balik merupakan bahan yang
direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan dalam
waktu tertentu sebelum dikirimkan.
5.
Gangguan saluran : Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya
selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti
kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraph yang dihilangkan dari
surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas dipesawat televisi,
gangguan gelombang radio, atau langganan majalah yang tidak datang.
Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran
(misalnya) adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kitapada
stasiun televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu merupakan salah
satu usaha mengatasi gangguan. Cara lain untuk mengatasi gangguan
adalah dengan mempertajam komunikasi massa. (Dr.Dedy Nur Hidayat,
M.Si, 2007 : 114 )
a) Gangguan semantik : Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa
yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan
semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa.
Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul.
Bisa dikatakan, gangguan semantika adalah gangguan dalam proses
komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu
sendiri. Media massa dianggap sukses mengatasi semua itu karena
23
memakai pesan yang sederhana dan umum, yang mengarahkan
sasarannya pada nilai, mina yang melekat pada diri audience yang
paling rendah sekalipun. Fakta yang paling penting dan menarik hati
ditempatkan diawal tulisan atau paragraph sebagai perhatian
pembaca. 5 W + 1 H disebut pada awal tulisan. Kepentingan data
semakin berkurang seperti yang dikenal dengan piramida terbalik.
Kata-kata yang digunakan juga lebih sederhana dan denotative,
struktur kalimat tidak terbelit-belit dan dengan paragraph yang
singkat.( Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 116 )
6.
Gatekeeper : John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai “
individu-individu atau kelompok yang memantau arus informasi dalam
sebuah saluran komunikasi (massa)”. Jika diperluas maknanya, yang
disebut sebagai gatekeeper adalah orang yang berperan pentinga dalam
media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video
tape, compact disk, dan buku. Semua saluran media massa mempunyai
sejumlah gatekeeper. Merka memainkan peranan dalam beberapa fungsi.
Mereka dapat menghapus pesan atau mereka bahkan bisa memodifikasi
dan menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka pun bisa
menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang”
(gate) bagi keluarnya informasi yang lain. Gatekeeper mempunyai efek
potensial di dalam proses komunikasi massa, khususnya jika media
seharusnya milik masyarakat itu dikontrol dan dikendalikan oleh
kekuatan “elite minoritas” dengan melarang hak publik untuk
24
mengetahui. Misalnya, “elite minoritas” itu adalah pemilik modal.
Pemilik modal ada kalanya memengaruhi kerja gatekeeper. Pemilik
modal berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebijakannya.
(Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si ,2007 : 119 ).
7.
Pengatur : Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka
yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media
massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi diluar
media. Namun demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu
bisa ikut menentukan kebijkan redaksional. Pengatur tersebut antara lain
pengadilan, pemerintahan, konsumen, organisasi professional, dan
kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan. Semua itu
berfungsi sebagai pengatur. Pengatur bukanlah gatekeeper. Wilayah
gatekeeper di dalam media ( part of media institution ) memengaruhi
secara langsung kebijakan media. Semntara itu, pengatur itu diluar media
biasanya masyarakat atau pemerintah ( external agent of the public or
government ), tetapi secara tidak langsung ikut memengaruhi kebijakan
media.
8.
Filter : Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima
pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa
melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori
sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain
fisik, psikologis, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi. Filter
dibagi menjadi tiga jenis :
25
i.
Filter psikologis
ii.
Filter fisik
iii.
Fiter budaya ( warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja,
sejarah politik)
Semua filter tersebut akan memengaruhi kuantitas atau kualitas pesan
yang diterima dan respos yang dihasilkan.
2.3 Media Massa
Media massa adalah channel, saluran, sarana yang dipergunakan dalam proses
komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan untuk banyak orang. Fungsi utama
dari media massa adalah menyebarkan informasi kepada khalayak dan sekaligus
mengiklankan produk.
Dan yang termasuk di Big five of mass media adalah surat kabar, majalah,
televise, radio dan film.
2.3.1 Jenis Media massa
a. Media massa cetak : Koran dan majalah
b. Media massa elektronik : Radio, televise, dan film
c. Medial massa online : Internet
26
2.3.2 Peran Media Massa
Peran media massa menurut Denis Mcquail ( 1987 ) :
a) Industri menciptakan lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta
menghidupkan industri lain yaitu iklan/promosi.
b) Sumber kekuatan : alat kontrol, manajemen dan inovasi masyarakat.
c) Lokasi ( forum ) untuk menampilkan peristiwa yang terjadi didalam
masyarakat.
d) Wahana pengembangan kebudayaan : tatacara, mode, gaya hidup, dan
norma.
e) Sumber dominan pencipta.
2.4 Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh
pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama
melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program teleisi kabel menjangkau seluruh
pelosok negri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah
dengan menggunakan wireless cable yang membuka tambahan saluran televisi bagi
pemirsa.
Secara bertahap, layar televisi berkembang dari diagonal 7 inci, kemudian 12, 17,
21, 24, sampai 39 inci. Penonton televisi kini lebih selektif. Jam tayang televisi pun
bertambah. Penerimaan programnya pun mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
27
Karena itu pula sistem penyampaian programnya lebih berkembang lagi. Kini setidaknya
terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan :
1) Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar
yang masih kuno ditingkatkan dengan High Destiny Television (HDTV).
2) Cable. Program dissampaikan melalui satelite ke sistem kabel lokal, kemudian
didistribusikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan
tambahan kabel, sistem cable standart dibakukan tahun 1990-an.
3) Digital cable. Ini bagian dari Information Super Highway. Sistem kabel lokal
dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar, dahulu menggunakan kabel
kuno sekarang diganti dengan kabel serat optik yang ditanam dibawah tanah
tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel serat optik ini dapat memuat 500
lebih saluran.
4) Wireless Cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi
pelanggan yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek)
meskipun kabel ini dibawh tanah.
5) Direct Broadcast Satellite (DBS). Program-program yang ada di transmisikan
oleh satelite langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci
ditaruh diatas rumah, atau di Indonesia dikenal sebagai antena parabola.
Metode ini merupakan terobosan sistem televisi kabel, yang dimulai di
Amerika Serikat sejak tahun 1994.
28
Kegiatan penyiaraan televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,
bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean
Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia (TVRI) dipergunakan
sebagai panggilan stasiun sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di
udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaanya.
TVRI yang berada di bawah Departement Penerangan, kini siarannya sudah
dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200 juta jiwa. Sejak
tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra
Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut bermuncullah stasiun televisi lainnya, antara lain SCTV (Surya Citra Televisi), TPI (Televisi
Pendidikan Indonesia), dan ANTV (Andalas Televisi). Saat ini jumlah stasiun televisi
swasta telah mencapai 11 statsiun televisi, termasuk Trans7. Semua orang ataupun
kalangan pasti pernah menonton televisi. Kesimpulannya, televisi adalah suatu media
yang sangat populer dan modern.
Televisi merupakan media massa yang dapat menyampaikan pesan melalui
gambar bergerak (video) sebagai kekuatan andalannya, suara (audio) sebagai kekuatan
pendamping dan bahkan tulisan atau gambar tak bergerak sebagai kekuatan pendukung
(2006:P63)
Televisi memberikan dampak positif pada anak, melalui televisi kosa kata anak
bertambah, dapat memberikan pengalaman berpetualang ke dunia baru yang masih asing
baginya, acara kesenian, pariwisata dan semacamnya dapat menambah wawasan dan
minat mereka. (2007:P97)
29
2.4.1 Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah,
hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Berikut beberapa karakteristik televisi:
1) Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata,
musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang
bergerak.
2) Berfikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah
acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.
Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara merangkai agar
gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah penggambaran, yaitu merangkai
gambar sedemikian rupa sehingga mempunyai kontinuitas danmengandung
makna tertentu.
3) Pengoprasian lebih kompleks
Pengoprasian televisi siaran lebih kompleks dan melibatkan banyak orang.
Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya
lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang yang terampil dan terlatih.
30
2.4.2 Dampak Media Massa Televisi
Mc Luhan mengemukakan the medium is the massage, media adalah
pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi
khalayak. Seperti yang telah dijelaskan bahwa yang mempengaruhi khalayak
bukan apa yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang
digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka atau media cetak atau
elektronik. Menurut Steven M. Chaffe, ada lima jenis dampak kehadiran media
massa sebagai benda fisik, yaitu: dampak ekonomis, social, dampak pada
penjadwalan kegiatan, dampak penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu,
dan dampak secara pesan yaitu: dampak kognitif, damapak afektif, dan dampak
konatif.( Elvinaro Ardiamto dan Lukiati Komala op.cit hal 52 )
1. Dampak Kognitif
Dampak kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informative bagi dirinya. Dalam dampak kognitif ini akan dibahas
tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dan mempelajari
informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
2. Dampak Konatif
Dampak konatif (behavioral) merupakan akibat yang timbul dari pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
31
3. Dampak Afektif
Dampak ini kadarnya lebih tinggi dari pada dampak kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu, halayak dapat turut merasakan perasaan ibah, terharu, sedih,
gembira, marah dan sebagainya.
Menurut Asch, semua bersumber pada organisasi kognitif pada informasi
dan pengetahuan yang kita miliki ( Jakarta 2001 hlm 69 ). Sikap selalu diarahkan
oleh objek, kelompok, atau orang yang disebut objek sikap.
Hubungan kita dengan objek sikap pasti didasarkan pada informasi yang
kita peroleh tentang sifat-sifat objek sikap, dimana sikap pada seseorang atau
sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau objek tersebut. Asch
menyimpulkan, “there cannot therefore be a theory of attitudes or of social
action that is not grounded in an examination of their cognitive foundation”.
(tidak ada teori sikap atau aksi-sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan
tentang dasar-dasar kognitifnya). Secara sangat sederhana.
Lebih lanjut McDavid dan Harari mengidentifikasi adanya empat karakter sikap
yaitu:
1. Memiliki objek sikap seperti; manusia, benda atau peristiwa, tempat,
gagasan atau situasi, dan kelompok.
2. Memiliki arah, positif-negatif, suka-tidak suka.
32
3. Motivasional dan evaluasional.
4. Dipelajari atau hasil belajar.
2.4.3 Faktor – Faktor Yang Perlu Diperhatikan
Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan
pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima khalayak. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan itu ada 4 macam yaitu :
1. Pemirsa
: Faktor pemirsa pada media komunikasi televisi sangatlah
penting. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan
minat pemirsabaik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa
maupun orang tua. Hal ini berkaitan dengan materi pesan dan jam
penayangan. Kebiasaan dan minat kategori pemirsa, biasanya dapat
diketahui melalui survei, baik yang dilakukan oleh stasiun televisi
yang bersangkutan, maupun yang dilakukan oleh lembaga lain. Jadi,
setiap acara yang ditayangkan benar-benar berdasarkan kebutuhan
pemirsa, bukan acara yang dijejalkan begitu saja.
2. Waktu
: Menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan
kebiasaan pemirsa adalah langkah selanjutnya. Faktor waktu menjadi
bahan pertimbangan, agar setiap acara dapat ditayangkan secara
proporsional dan dapat diterima oleh khalayak.
3.
Durasi
: Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit
dalam setiap tayangan acara. Antara acara berita dengan sinetron
33
misalnya, acara berita biasanya berdurasi 60 menit sedangkan
sinetron hingga 120 menit.
4. Metode Penyajian : Fungsi utama televisi sepenuhnya adalah
menghibur, selanjutnya adalah informasi. Fungsi non hiburan dan non
informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan dua
pihak, komunikator dan komunikan.
34
2.5 Teori Stimulus Responses
Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian,
seseorang dapat menjelaskan suatu ikatan erat antara pesan-pesan media dan reaksi
audience.
McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah :
a) Pesan (Stimulus)
b) Seorang Penerima (Organisme)
c) Efek (Respons)
Dalam masyarakat massa, di mana prinsip stimulus-respons mengasumsikan
bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis
dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh
sejumlah besar individu, bukan ditunjukan pada orang per orang. Kemudian sejumlah
besar individu itu akan merespons pesan informasi itu.
Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas dimaksudkan untuk
reproduksi dan distribusi pesan informasi itu sehingga diharapkan dapat memaksimalkan
jumlah penerima dan respons oleh audience, sekaligus meningkatkan respons oleh
audience.
35
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikasi.
Unsur-unsur dalam model ini adalah stimulus (pesan) – Organisme (komunikan) –
Response (efek), yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Teori S-O-R
Organisme :
Stimulus
‐
Perhatian
‐
Pengertian
‐
Penerimaan
Responden
(Perubahan Sikap)
(Sumber : Onong Uchjana Effendi, “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi”)
Seperti yang tampak pada gambar diatas, langkah pertama terjadinya suatu
komunikas dikarenakan adanya suatu stimulus atu pesan yang datang pada kita.
Pengertian stimulus atau pesan memiliki beberapa arti dalam penerapannya.
36
Stimulus atau pesan dapat berisi kata-kata, simbol, tindakan, gerak badan, dan
sebagainya. Dalam penelitian ini stimulus diartikan sebagai betuk-bentuk dari program
One Stop Football.
Sedangkan organisme, sebagai pihak yang menerima dan merespons stimulus
atau pesan tersebut, dalam penelitian ini adalah Binusian 2012 peminatan Broadasting
semester 6 jurusan marketing komunikasi. Gambar diatas menunjukan bahwa stimulus
(pesan) direspon, individu harus terlebih dahulu melewati tiga tahap yaitu pertama, tahap
perhatian terhadap stimulus atau pesan yang datang. Kita tidak dapat belajar dari sesuatu
peristiwa kecuali kita menaruh perhatian kepadanya dan secara seksama mencerna halhal penting yang dicakupnya.
Kedua adalah tahap pengertian, adalah proses dimana individu berusaha untuk
mengerti dan memahami stimulus atau pesan yang sedang diperhatikan atau
diterimanya. Setelah stimulus diperhatikan dan dimengerti, tahap ketiga adalah tahap
penerimaan, dimana individu akan menerima dan menolak stimulus tersebut dengan cara
memberikan respon. Respon (perubahan sikap) akan sangat bergantung pada proses yang
terjadi pada diri individu itu sendiri.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, teori S-O-R mempersoalkan bagaimana
efek adalah reaksi khusus yang ditimbulkan terhadap stimulus khusus. Jadi, jelaslah
bahwa individu merespon karena adanya stimulus yang datang atau diterima oleh
individu tersebut. Berkaitan dengan itu, dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana
opini yang berbeda-beda (sebagai respon) dari Binusian 2012 peminatan Broadasting
semester 6 jurusan marketing komunikasi terhadap tayangan “One Stop Football”.
37
Dari model S-O-R tersebut, menggambarkan adanya hubungan diantara
komponen yang membentuk atau mengarah pada pembentukan seorang individu
berespon. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan memberikan gambaran
mengenai bagaimana tanggapan (respon) Binusian 2012 peminatan Broadasting
semester 6 jurusan marketing komunikasi terhadap tayangan “One Stop Football”.
(stimulus) setelah mereka menonton Program One Stop Football.
2.6 Teori Uses And Gratifications
Jika dalam penelitian mengenai efek komunikasi massa sebelumnya kita
berbicara mengenai apa yang dilakukan media terhadap audience, maka pada
pendekatan ini kita akan berbicara mengenai apa yang dilakukan orangterhadap media.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk
mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini,
seagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai macam kebutuhan
(needs) dan kepentingan suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan dari
media), oleh karenanya pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan
proses komunikasi.
Denis McQuail (1981) menyebutkan adanya dua hal dibalik kebangkitan
pendekatan ini. Pertama adalah adanya oposisi terhadap asumsi yang deterministik
mengenai efek media, yang merupakan agian dari dominannya peran individu yang kita
dalam model komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari
38
perdebatan yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang
hanya didasarkan atas selera individu.
Dalam hal ini, pendekatan uses and gratifications memberikan suatu
caraalternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, dan
pengategorian isi media menrut fungsinya daripada sekedar tingkat selera yang
berbeda. (2007.5.39)
Tayangan One Stop
Football di Trans 7
‐
Intelegensi
‐
Tampilan
‐
Penyampaian
Pesan
Pengetahuan tentang
sepakbola liga Inggris
-koqnitif
-afektif
-behavioral
Tabel 2.1 : Tabel Teori Uses and Gratifications
39
2.7 Operational konsep
Variabel X
Variabel
Dimensi
Program One Stop
Minat Menonton Tayangan One
Football
Stop Football
Indikator
‐
Apakah anda selalu
menonton program
acara One Stop
Football di Trans 7
‐
Anda menonton
tayangan One Stop
Football di Trans 7
dari awal hingga
akhir acara
‐
Anda menonton
tayangan One Stop
Football di Trans 7
tanpa ganti stasiun
televisi yang lain
ketika jeda iklan
‐
Tayangan One Stop
Football di Trans 7
adalah program acara
prioritas pertama anda
‐
Sesibuk apapun anda
selalu menyempatkan
menonton One Stop
Football di Trans 7
‐
Anda tidak
melakukan aktivitas
lain ketika acara One
Stop Football di
Trans 7 mulai tayang
40
‐
Visual yang
ditayangkan oleh
Program One Stop
Football terhadap
berita Liga Inggris
sudah bagus
Tabel 2.2 : Tabel Konsep Operasional Variabel X
Variabel Y
Variabel
Dimensi
Pengetahuan Sepak Bola
Gelar
Indikator
‐
Liga Inggris
Sudah berapa kali Liverpool
menjuarai liga Inggris
‐
Hingga saat ini sudah berapa
kali Chelsea menjuarai Gelar
Liga Inggris
Pemain
‐
Luiz Suarez adalah pemain
Liverpol dari kebangsaan
‐
Jhon Obi Mikel adalah
cpemain Chealse kebangsaan
Pelatih
‐
Alex Ferguson telah
menangani MU selama
berapa tahun
‐
Nama pelatih dari Klub Liga
Inggris Everton adalah
41
Julukan
‐
Julukan Newcastle adalah
‐
Julukan dari Westham United
adalah
Tabel 2.3 : Tabel Konsep Operasional Variabel Y
Download