8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Kompleks bahwa komunikasi massa mempunyai peranan yang penting dalam dunia media massa saat ini, oleh karena itu beberapa itu beberapa stasiun penyiaran mencoba untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan metode atau prinsip dasar dari komunikasi massa. Pada media massa menampilkan suatu peristiwa dengan orientasi tertentu,lalu bagaimana cara kita untukmenjelaskan.Dalam komunikasi massa terdapat beberapa pengertian mengenai konsep media massa itu. Komunikasi massa menurut Bitter ( 1964 ) adalah sebuah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang, dan yang termqaduk dalam media massa yaitu : siaran radio dan televisi, yang keduanya terkenal sebagai media elektronik. Komunikasi menurut Gerbner (1967 ) adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan pada teknologi dan lembaga, dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dalam masyarakat industri. Dari definisi tersebut tergambar bahwa, komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan- pesan komunikasi. Sebuah proses komunikasi memang memiliki pemahaman yang lebih dari satu dimana dalam bukunya Dedy Mulyana yaitu komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cepat ( surat kabar, majalah ) atau elektronik ( radio, televisi ) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang 8 9 yang dilembagakan, yang ditujukan kepada seumlh besar orang yang tersebar dibanyak tempat,anonym dan heterogen.8 Komunikasi massa adalah sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khlayak tersebar,heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.9 Proses komunikasi massa dilakukan secara terencana dan terorganisasi. Komunikasi sebagai mediasi atau jembatan hubungan sosial dalam kehidupan masyarakat. Sifat dari komunikasi massa ini adalah komunikasi yang bersifat satu arah, karenanya media menjalankan fungsi decoding, interpreting, dan encoding membaca, menyeleksi, dan memutuskan apa yang akan dijadikan pesan bagi komunikan, yaitu khalyak akan menyeleksi dan menginterperstasiakn pesan –pesan media. Dalam penelitian ini dibahas televisi sebagai media massa penyiaran yang menjadi sarana komunikasi massa yang mempunyai dampak yang cukup kuat bagi komunikannya. Barbagai informasi dikemas dalam bentuk program acara yang dijadikan sebagai pesan –pesan komunikasi massa. Televisi sebagai media massa dengan segala kelebihan yang dimliki, tidaklalu menjadi saingan dari media massa lainnya, bahkan bersama media cetak dan radiomerupakan tri tunggal media massa yang mempunyai pengaruh dan denagn sendirinya akan membentuk kekuatan besar, hanya saja sebagai akibatnya khususnya media 8 9 Dedy Mulyana, ,Ilmu Pengantar Suatu Komunikasi,Remaja Rosdakarya,2001, hal 75 Jalludin Rahmat,Psikologi Komunikasi,Pt Remaja Rosdakarya,1999,hal 189 10 massa televise, merupakan suatu tantangan bagi para pengelolanya, karena harus mampu menjawab tantangan tersebut.10 Dalam paradigma ontology paradigma konstruksi, “realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan individu namun demikian kebenaran suatu realitas sosial yang bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial “.11 Realitas sosoal itu ada dilihat dari subyektivitas ada itu sendiri dan dunia obyektif di sekeliling realitas sosial itu. Individu tidak hanya dilihat sebagai “kesendirian”nya, namun juga dilihat dari mana kesendirian itu hadir, bagaimana ia mnerima dan mengaktualisasikan dirinya serta bagaimana pula lingkungan menerimanya.12 Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas.Untuk itu media massa senantiasa dituntut memberikan informasi yang sesuai dengan realitas dan kenyataan yang benar – benar terjadi dalam liputan dan pemberitaannya. Dalam Jurnalisme, kebenaran tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, namun hal tersebut harus dikonfirmasikan menurut kebenaran pihak lain. Inilah yang menjadikan pemeberitaan di surat kabar senantiasa dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness dan impartiality, sebagai salah satu syarat obyektivitas berita yang sering dikenal dengan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selaian pemberitaan yang fair, pers juga 10 Darwanto Sastro Subroto, Produksi acara televisi, Duta Wacana Unuversity,1994,hal 14 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis kea rah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta, Rajawali, Pers, 2003, hal 3 12 Burhan Bungin,ibid,hal 4 11 11 dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak boleh berbohong , memisahkan antara fakta, dan pendapat jika itu memang pendapat. Kraus dan Davis mengelompokkan cara media mengkonstruksi realitas kedalam lima cara, yaitu “ pencitraan, pembuatan kualitas komunikasi, penganugrahan status, pembuatn perisriwa buatan, dan agenda setting.Kelima cara ini bukan hanya berpengaruh terhadap citra para actor, namun juga mempengaruhi perilaku para actor dan khalyak”.13 Komunikasi massa lebih banyak melibatkan orang untuk waktu yang lebih banyak, meskipun intensitasnya lebih rendah. Karena komunikasi tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan masyarakat secara keseluruhan, maka komunikasi sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan peritiwa sejarah. Mempelajari komunikasi massa secara menyeluruh bisa juga disebut dengan mempelajari masyarakat secara keseluruhan. 14 Media mempunyai kuasa untuk menetukan artikel atau pemberitaan melalui proses penyaringan dalam bentuk pemilahan realitas. Realitas mustahildisajikan secara utuh dan objektif namun dipilah menurut pantas tidaknya, kemenarikan, kepentingan,dan penekanan tertentu pada setiap isunya menurut kesepakatan internal media yang terkait. Sehingga disadari atau tidak,telah terjadi sebuah konstruksi ( dibuat dan dirancang sedemikian rupa ) sosial realitas yang makin meneguhkan bahwa tidak ada objektivitas dari suatu media. 13 14 Ibnu Hamad,Konstruksi Realitas dalam Media Massa,Jakarta,Granit, 2004, hal 25 Denis Mc Quil, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, 1994,hal 7 12 Dalam proses sosial pembentukan realitas,media massa berperan menciptakan citra realitas bagi khalayak. Citra adalah “ gambaran mengenai suatu realitas yang memiliki makna, yang oleh Walter Lippman ( 1921, 1936, 1965 ) disebut sebagai “ picture in our heads “.15 Media massa memiliki kemampuan tertentu dalam menciptakan citra realitas orang, benda, atau peristiwa – peristiwa yang terjadi. “ Isi media massa merupakan lokasi atau forum yang menampilkan berbagai peristiwa yang terjadi sehingga bagi masyarakat berfungsi sebagai sumber untuk memperoleh gambaran atau citra atau realitas dan sekaligus nilai – nilai dan penilaian normative terhadap realitas tersebut “. Komunikasi massa juga dapat didefinisikan dengan memusatkan perhatian pada lima variabel yaitu sumber, khalayak, pesan,proses dan konteks yang terkandung dalam setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan bagaimana variabel – variabel ini bekerja pada media massa.16 2.2 Efek Komunikasi Massa Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan – pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahn perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek – efek atau perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan sikap dan perilaku atau ketiganya. Perubahan di pihak penerima ini diketahui dari tanggapan –tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik. Media lisan bisa pada suara dan akan menghasilkan keakraban sosial dan kehidupan kelompok. Media visual bisa pada penglihatan dan melahirkan 15 Werner J,Severin & James W.Tankard,Communication Theories-Orgins,Methods,and uses in the Mass Media,4th Edition,white plains : Longman,1997,hal 360-361 16 Joseph A. Devinto, Komunikasi Antar Manusia. Profesional book. 1997.hal 505 13 sitem yang linier, sekuensal, dan kecenderungan mengatur berdasarkan susunan tertentu. Media suara melahirkan ikatan sosial yang kuat, media visual menimbulkan individualisme dan televisi menyebabkan demiktasi kolektif. Menurut Mc Luhan, televisi akan melahirkan desa dunia ( global village ), dimana orang – orang diseluruh dunia membagi pengalaman dan gagasan secara serentak. Televisi juga merangsang seluruh alat indera, merubah presepsi dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku manusia. Cara komunikan mereaksiakan dan jenis reaksi yang dihasilkan ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Schramm ( 1971 ) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi tanggapan yaitu pesan, situasi ketika pesan itu diterima dan ditanggapi, kepribadian komunikasi serta konteks kelompok ketika komunikasi menjadi anggotanya. Sementara Berelson memformulasikan faktor – faktor tersebut dalam hipotesis sebagai berikut : “ Some kinds of communication on some kinds of issues brought to the attention of some kinds of public under some kinds of conditions have some kinds of effects” 17 17 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, PT Grasindo, 2003, hal 39 14 2.3 Televisi Sebagai Media Penyiaran Televisi adalah alat komunikasi massa yang dugunakan dalmproses komunikasi dengan ciri – ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dengan komunikasi yang heterogen.18 Menurut Darwanto Sastro Subroto karekteristik televisi adalah : Dengan dapat menyaksikan siaran secara langsung dengan jarang yang jauh dari televisi, berarti bahwa televisi telah membuat suatu loncatan yang sangat panjang,yaitu dimana hasilnya langsung terus dapat dilihat apa yang terjadi sekarang, demikian pula dapat didengar apa yang didengar sekarang. 19 Dengan berkembangnya dunia penyiaran, saat ini banyak sekali stasiun swasta yang berdiri dengan pesatnya pertumbuhan ini maka para pemilik stasiun televisi saling berlomba – lomba untuk mendapatkan rating yang tinggi demi memperoleh keuntungan semata. Dengan adanya kejar target seperti inilah para pemilik stasiun tidak memperhatikan efek yang terjadi yang berdampak langsung pada masyarakat. Saat ini televisi memilki fungsi yang amat berbeda dibandingkan alat elektronik lainnya, bahkan fungsinya saat ini seolah – olah sangat dibutuhkan dalamkehidupan masyarakat, disamping itu pula televisi memilki kelebihan, antara lain yaitu sifatnya audio visual yakni mampu menyiarkan secara langsung maupun secara rekaman. Saat ini, media penyiaran mempunyai 18 19 Onong U Efendi, Tv Siaran Teori dan Praktek, Bandung Alumni,1984, hal 17 Darwanto Sostro S, Produksi Acara Televisi, Dua Wacana University Press Yogyakarta, 1994, hal 3 15 pengaruh sangat besar dalam pembentukan perspeksi dan perilaku masyarakat yang dikarenakan dari efek negatif yang ditimbulkan oleh media televise itu sendiri, namun pada kenyataanya dunia perteleveisian kita pada saat ini telah bergeser pada arah industri yang menggiurkan, oleh karena itu pihak stasiun televisi cenderung lebih memilih mengabaikan fungsi dasar dari televisi itu sendiri yaitu sebagai sarana pendidikan dan hiburan. Dengan sebutan media massa penyiaran ( broadcasting ), maka yang dimaksud adalah televisi dan radio,yaitu media komunikasi massa yang menggunakan spectrum elektronik ( frekuensi ) dalam penyampaian informasi dan dengan bentuk gabungan gambar dengan suara atau suara saja. Televisi merupakan gabungan dari dua media yaitu media dengar dan media gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi juga menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsa dapat menyaksikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.20 Informasi dan hiburan yang diinginkan masyarakat dapat diperoleh dengan adanya televise sebagai media penyiaran yang berfungsi sebagai penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang dalam isi siarannya. 20 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi,PT Rineka Cipta, Jakarta,1996, hal 8 16 Sama seperti media massa lainnya.Televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Keunggulan televise dapat dilihat dari sudut progmatis yaitu : 1 ) Menyangkut bentuk dan isi, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas. 2 ) Memilki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. 3 ) Memilki tokoh berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang dan rekayasa.21 Televisi pada pokoknya memilki tiga fungsi, yaitu fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan.22 1. Fungsi Penerangan ( the information Function ) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat didalamnya, yaitu “ Immediacy “ dan “ Realism “. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televise dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah – olah mereka berada ditempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan, dimana televise menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. 21 22 A. Alatas Fahmi : Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta,1997, hal 30-32 Effendi, Ilmu Teori dan filsafat komunikasi, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1995, hal 24 17 2. Fungsi Pendidikan ( the education function ) Sebagai media massa, televise merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan,yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televise menyiarkan acara – acara tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Education Television ( ETV ), yaitu acara pendidikan yang disisipkan kedalam siaran yang sifatnya umum. Karena kelebihannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dimilki televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut Instruction Television ( ITV ).23 3. Fungsi Hiburan ( The entertainment fuction ) Fungsi hiburan yang melekat pada televise sangat dominan. Sebagian besar dari waktu siaran diisi oleh acara – acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada televise dapat dinikmati oleh khalyak yang tidak mengerti bahasa asing sekalipun. Namun Dennis McQuail menyatakan bahwa,fungsi media adalah industri yang memilki peraturan dan norma – norma yang berlaku yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat, dan media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol,manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat dijadikan sebagai alat pengganti kekuatan. 23 Ibid, hal 26 18 Menurut Lasswell ( 1960 ) fungsi media ada tiga konsep yang dapat diaplikasikan dalam media massa. Televisi sebagai pengawasan sosial. Dimana televise berfungsi untuk menunjukan pada upaya penyebaran informasi dan interprestasi yang objektif mengenai peristiwa yang terjadi didalam maupun diluar lingkungan sosial dengan tujuan control sosial agar tidak terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Televisi sebagai korelasi sosial. Fungsi ini merajut pada upaya pemebrian interprestasi dan informasi yang menghubungkan antara kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lain untuk mencapai consensus. Televisi sebagai sosialisasi. Fungsi ini merajut pada upaya pewarisan nilai- nilai dari satu generasi kegenerasi lainnya atau dari satu kelompok kekelompok lainnya. Dari ketiga fungsi media tersebut diutarakan Laswell sejalan dengan peran media massa itu sendiri, yang didalamnya terdapat berbagai macam penyebaran informasi untuk disampaikan oleh semua khalayak. Jika melihat fungsi media tersebut, memungkinkan akan adanya perubahan dalam media penyiaran kita yang telah jauh keluar dari fungsi yang hanya mementingkan kepentingan pribadi. Oleh karena itulah saat ini televise oleh Negara dijadikan sebuah pilar Negara yang mana fungsinya bukan saja sebagai sarana hiburan untuk 19 masyarakat akan tetapi sebagai control untuk pemerintahan dan semua yang ada dalam pemerintahan. 2.4 Program Berita Televisi Program berita pada stasiun televisi pada saat sekarang merupakan sesuatu yang dianggap sebagai sesuatu yang wajib ada, karena selain memberikan informasi kepada pemirsanya, program berita juga dinilai dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan pemirsanya pada stasiun televisi tersebut. Banyak para ahli mendefinisikan arti berita, diantaranya adalah : Berita adalah pernyataan yang bersifat umum dan actual, disiarkan oleh media massa,dibuat oleh wartawan untuk kepentingan pembaca,pemirsanya, dan lainnya.24 Berita juga dapat diartikan sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dipilih oleh staf redaksi atau harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca ataupun pemirsannya.25 Berita adalah uraian tentang peristiwa, fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa.26 Berita sendiri mempunyai beberapa unsur. Unsur berita tidaklah harus seluruhnya dalam berita dari A sampai Z, akan tetapi ia terdapat secara tercampur baur. Kadang – kadang dalam sebuah unsur berita hanya terdapat dua 24 Soenarjo dan Djoenasesih, Himpunan Istilah Komunikasi, hal 45 Dja’far H. Asegaf, Jurnalistik Massa kini, hal 27 26 J.B. Wahyudi, Dasar dasar Jurnalistik, Grafiti, Jakarta, 1996, hal 26 25 20 unsur saja, tetapi dapat juga seluruh unsur berita hanya terdapat dua unsure saja, tetapi dapat juga seluruh unsur berita terdapat dalam satu berita. Terdapat pula beberapa jenis berita, diantaranya adalah : 1. Hard News Merupakan berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat,baik sebagai individu,kelompok maupun organisasi. 2. Soft News Seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas, namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. 3. Investigative Reports Disebut juga laporan penyelidikan, yaitu jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. 27 2.5 Efek Media Massa Adanya asumsiyang diingatkan bahwa efek yang ditimbulkan media Massa hanya mampu pada tahap afeksi, tetapi sebelum ketahap afeksi harus ketahap kognitif terlebih dahulu lalu lanjut ketahap afeksi dan berlanjut ketahap kognatif dengan persyaratan memenuhi unsur – unsure tertentu, serta adanya anggapan bahwa sangat sulit mengukur dampak kognitif, maka pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada tahap dampak media massa. 27 Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, ROSDA, 2003, hal 40-42 21 a. Efek Kognitif Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipresepsikan khalayak. Berhubungan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, dan informasi. Jika terjadi perubahan atau penambahan pengetahuan yang disebabkan oleh isi televisi, maka televisi menanamkan gambaran dunia hiburan pada khalayak. b. Efek Afektif Efek afektif muncul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, ditakuti, dan dibenci. Dalam model akibat komunikasi pada tahap efek afektif merupakan lanjutan dari efek kognitif, komunikator tidak hanya berubah dalam tingkat pengetahuan melainkan efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau norma – norma. Dalam hal ini efek yang muncul adalah rasa suka, dan tidak suka, yang dilandasi pada rasa keberpihakan terhadap para pemirsanya. Efek afektif berkaitan dengan perasaan,akibat membaca dari surat kabar, mendengar radio, menonton televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat media massa bermacam –macam, senang sehingga terbahak – bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding,dan lain – lain perasaan yang hanya bergejolak dalam hati.28 28 Onong U Efendi,Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Jakarta,PT Remaja Rosdakarya, 1995, hal 319 22 Dalam perubahan sikap ( efek afektif ) dan tahap – tahap yang dilalui adapun tahap tersebut adalah : liking ( menyukai ), preferente ( pilihan ), conviction ( meyakini ). c. Efek Konatif Efek konatif atau efek yang berhubungan terhadap tingkah laku merujuk pada tingkah laku nyata yang dapat dinikmati, meliputi pola – pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku. Yang dimaksud efek – efek tingkah laku dalam penelitian ini adalah tindakan khalayak jika dalam kenyataan sehari – hari melakukan unsur- unsur yang merekalihat dalam tayangan berita Hallo Banten di CTV Banten. Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti sampai tahap efek kognitif dan afektif dikarenakan hanya membahas frekuensi menonton responden. Menurut Saifudin Azwar adanya informasi baru mengenai suatu hal akan memberikan landasan kognitif baru terhadap terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.29 2.6 Khalayak Khalayak dalam bahasa Inggris adalah audience. Sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah orang banyak,orang ramai, public ; kelompok tertentu di masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi.30 29 30 Saifudin Azwar, Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya, Pustaka Pelajar,Jogjakarta, 1997, hal 34 Hoeta Soehoet. Teori Komunikasi I, Yayasan Kampus Tercinta ISIP, Jakarta,2002, hal 36. 23 Khalayak merupakan konsep ilmu komunikasi,artinya masyarakat manusia menjadi tujuan dari penyampaian isi pernyataan. Sedangkan proess komunikasi kepada manusia lebih muda jika dibandingkan kepada khalayak. Hal ini sangat beralasan, sebab manusia tertentu mungkin sudah kita kenal yang terdiri dari satu atau beberapa orang. Khalayak itu sendiri konteks komunikasi memiliki pengertian, suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,digunakan, dan dikonsumsi oleh audience itu sendiri. 31 Khalayak dikatakan aktif apabila seseorang menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya untukmencapai tujuan. Jadi yang menjadi masalah adalah bukan bagaimana media massa mengubah sikap khalayak tapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial khalayak. Khalayak terdiri dari banyak orang yang tidak kita kenal, tidak diketahui tempat tinggalnya, tingkat pendidikannya, karekteristiknya. 31 S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi, Universitas terbuka, Jakarta, 2002, hal 51 dan mengenal