11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Komunikasi dapat juga disebut sebagai peristiwa sosial, dimana peristiwa tersebut terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa komunikasi sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial manusia. Komunikasi merupakan syarat dari terjadinya interaksi sosial. Melalui komunikasi manusia bisa menjalin hubungan intrapersonal maupun antarpersonal. Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu 12 masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain. Dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Effendy (1989;9), “Istilah komunikasi atau dalam istilah bahasa inggris communication berasal dari kata communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna”. Selain itu menurut Vardiansyah (2008;26) yang mengutip Weaver (1849) menjelaskan, “Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya”. Pada buku filsafat Ilmu Komunikasi.” Tokoh komunikasi seperti Gode, yang dikutip oleh Vardiansyah (2008;26) juga berpendapat, “Komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih”. Sedangkan Vardiansyah (2004;9) mengutip Littlejohn dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, menyatakan bahwa,“Komunikasi adalah proses transmisi informasi”. Menurut Raymond S Ross pun dalam (Deddy Mulyana 2007;62) menjelaskan bahwa,”Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga 13 membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator”. Masih dalam buku yang sama, Harold Lasswell dalam (Deddy Mulyana 2007;69) menjelaskan ,”Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?” Tubbs dan Moss dalam buku Deddy Mulyana (2007;65) Ilmu Komunikasi Suatu pengantar mendefinisikan komunikasi sebagai “Proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2)”. Dilihat dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki arti yang luas dan beragam. Masing-masing definisi diatas pun memiliki penekanan dan konteks yang berbeda dari tiap penjelasannya. Namun penulis mencoba untuk mendefinisikan komunikasi secara umum, yaitu suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses dimana didalamnya terjadi proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. 14 2.2 Komunikasi Massa Menurut Wiryanto (2004;69) mengutip Berlo (1960) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi dijelaskan bahwa,”Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media massa communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi mass mediate. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.” 2.2.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa a. Berlangsung Searah Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication), berarti komunikasi melalui media massa tidak mendapat arus balik langsung dari komunikan kepada komunikatornya. Dengan kata lain, komunikator tidak tahu tanggapan konsumen (pembaca, pendengar, pemirsa) terhadap pesan atau berita yang disiarkan karena dalam komunikasi 15 massa, tanggapan umumnya tidak langsung, tetapi disebut umpan balik yang tertunda (delayed/feedback). b. Komunikator Melembaga Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau komunikatornya perorangan seperti wartawan, reporter, atau penyiar, tetapi dalam menyampaiakan sesuatu, dia bertindak atas nama lembaga berupa media massa yang diwakilinya (institutionalized communicator atau organized communicator). Dia tidak memiliki kebebasan secara individu untuk menyampaikan sesuatu kepada khalayak, kebebasan yang dimilikinya merupakan hanya kebebasan yang terbatas. c. Pesan Bersifat Umum Pesan yang disebar media massa tidak ditunjukkan kepada perorangan atau kelompok orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum (public) karena ditujukan kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. Kondisi demikianlah yang membedakan media massa dengan media nirmassa. Surat, telepon, telegram, faksimili merupakan media nir-massa karena ditujukan kepada orang tertentu. Hal yang sama juga berlaku bagi Koran kampus, radio komunitas, atau televisi siaran 16 sekitar karena hanya ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. d. Menimbulkan Keserempakan Media massa mampu menimbulkan keserempakan (simultaneity) terhadap khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan. Informasi televisi atau radio yang berkantor di Jakarta akan didengar khalayak di berbagai daerah dalam waktu bersamaan, berita surat kabar juga akan dapat dibaca khalayak dalam waktu yang relative serentak. e. Komunikasi Heterogen Sasaran komunikan (pembaca, pendengar atau pemirsa) yang dituju atau menjadi sasaran media massa bersifat heterogen. Keberadaan mereka juga berpencar dan tidak saling mengenal, jika tidak dapat melakukan kontak secara pribadi. Para komunikan itu juga berbeda dalam banyak hal, seperti jenis kelamin, agama, usia, pendidikan, pekerjaan, budaya dan pandangan hidup. Heterogenitas (kemajemukan) khlayak itulah yang menimbulkan kesulitan bagi media massa dalam menyebarkan pesan karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki supaya keinginannya dipenuhi, dan adalh suatu 17 yang nyaris tidak mungkin bagi pengelola media massa untuk memenuhi seluruh keinginan konsumennya. 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Dominick (dalam Ardianto, 2007;14-17) menjelaskan bahwa fungsi komunikasi massa terdiri dari pengawasan, penafsiran, keterkaitan, penyebaran nilai, dan hiburan. 1. Pengawasan Fungsi pengawasan dibagi dalam bentuk utama, yaitu : a. Pengawasan peringatan Terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, tsunami, kondisi yang memprihatinkan. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. b. Pengawas Instrumental Adalah menyampaikan atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penafsiran Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. 18 Organisasi atau industry media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 3. Keterkaitan Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk keterkaitan berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Penyebaran Nilai-Nilai Fungsi penyebaran nilai tidak ketara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. 5. Hiburan Pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Melalui berbagai macam acara diradio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara surat kabar dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik, teka-teki silang, dan berita yang mengandung sentuhan manusiawi. 19 2.3 Televisi Ada berbagai macam bentuk media massa yang digunakan sebagai alat atau saluran untuk menyampaikan informasi kepada khalayak, salah satunya adalah media televisi. Televisi mengetengahkan berbagai siaran dalam berbagai bentuk seperti berita, pendidikan, hiburan dan iklan. Televisi merupakan media massa yang paling efektif dalam proses penyampaian pesan dan informasi, karena televisi memiliki kelebihan dibanvb ding media massa lainnya, yaitu bersifat audiovisual (dapat di dengar dan dilihat). Media massa televisi secara teknis memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu bersamaan. Sehingga televisi dapat meyajikan informasi dan hiburan kepada pemirsanya secara cepat dan secara bersamaan. Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi (2011;3) menjelaskan, “Kata televisi merupakan gabungan dari bahasa Yunani yang dibagi menjadi dua arti antara lain, kata tele yang berarti jauh dan visio yang berarti pengelihatan. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Televisi adalah sebuah media telekomunikasi yang dikenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna.” Selain itu Deddy I. Muda (2005;4) mengemukakan,“Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual”. 20 Henny S.W. dan Alexander (2004;24) juga menjelaskan,“Televisi adalah gabungan dari media dengar dan gambar yang hidup, dengan fungsinya yang informatif, hiburan dan pendidikan serta gabungan dari ketiga fungsi tersebut.” 2.3.1 Fungsi Televisi Televisi adalah suatu alat atau media massa elektronik yang dipergunakan untuk mendapatkan sejumlah informasi, hiburan dan pendidikan. Dalam undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 dikatakan bahwa “Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideology, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.” 21 Dilihat dari uraian tentang undang-undang diatas, penulis menjelaskan beberapa fungsi yang menjadi dasar penyiaran saluran televisi sebagai berikut. 1) Fungsi Informasi dan Penerangan Artinya adalah untuk menginformasikan. Jurnalisme memiliki peran sangat penting disini. Informasi diberikan sebagai bentuk penerangan akan wawasan pemirsanya berupa gambar-gambar yang tentunya factual, video, opini dan lain sebagainya yang semuanya bersifat realitas. 2) Fungsi Pendidikan Televisi menjadi sarana dan prasarana yang memberikan pengaruh atau nilai baik kepada masyarakat luas melalui program tayangannya yang sudah dikemas sehingga menjadi tontonan yang mempunyai nilai education. 3) Fungsi Hiburan Sebagian besar stasiun televisi mempunyai program hiburan dan ada beberapa stasiun televisi yang mengalokasikan waktu-waktu siarannya untuk program hiburan. 22 2.3.2 2.3.2.1 Karakteristik Televisi Kelebihan Televisi Menurut Mondry (2008;21) televisi memiliki kelebihan sebagai berikut: ● Lebih “Hidup” Informasi televisi dapat dilihat dengan lebih lengkap dan lebih “hidup” karena ada gambarnya (visual), sehingga pemirsa dapat melihat langsung informasi yang ditayangkan. ● Lebih “Dekat” Dengan visualisasi yang bagus dari tayangan televisi, pemirsa dapat merasa “dekat”, baik terhadap lokasi peristiwa maupun dengan “perasaan” sesuatu yang ditayangkan. Tanpa memerlukan banyak informasi tambahan, pemirsa sudah paham dengan apa yang tertampil di layar televisi. 23 2.3.2.2 Kekurangan Televisi Dalam buku Berkarier di Dunia Broadcast Televisi dan Radio Indah dan Dodoy (2011;5) dijelaskan bahwa televisi memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: ● Biaya produksi yang besar. Mulai dari tahap pra produksi, produksi sampai penayangan sebuah program televisi membutuhkan biaya yang sangat besar ● Audience tidak selektif. Segmentasinya tidak setajam radio dan media cetak. ● Kesulitan teknis. Iklan-iklan tidak bisa luwes dipindah jam tayang karena kepadatan program acara televisi. ● Programnya tidak dapat diulang sesuai kebutuhan. ● Gangguan teknis berupa distorsi gambar, dan ketidakjelasan warna. 24 2.3.3 Program Acara Televisi Sebagai media massa yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, televisi mencoba untuk menyajikan berbagai program yang tentunya berkarakter guna memenuhi kebutuhan pemirsanya. Baik itu berupa acara variety show, talk show, musik, film, komedi, hingga news. Saat ini program acara televisi semakin beragam, sehingga sangat terlihat bagaimana tingkat persaingannya antara stasiun televisi lain. Untuk itu setiap stasiun televisi selalu dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan akan fungsi dari televisi sendiri dengan menyajikan tayangan-tayangan yang berbeda. Dari situlah nantinya program acara televisi akan memiliki nilai kualitas penyajian yang baik dimata pemirsanya. 2.3.3.1 Pengertian Program Acara Televisi Dalam buku Menjadi Sutradara Televisi Naratama (2004;63) menjelaskan bahwa, “Format acara televisi atau program acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.” 25 2.3.3.2 Jenis Program Televisi Hampir di semua stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program atau tayangan yang sangat beragam. Dalam era informasi sekarang ini, televisi telah berhasil merebut perhatian banyak pemirsanya. Televisi menyajikan berbagai macam program tayangan baik itu dari program siarannya seperti berita, pendidikan dan hiburan. Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai oleh pemirsa dan tidak bertentangan dengan peraturan berlaku. Dalam buku Menjadi Sutradara Televisi, Naratama (2004;65-66) menjelaskan bahwa ada tiga format program televisi, yaitu Drama, Nondrama, dan Berita Olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan News-Sport. a. Fiksi (Drama) Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu rentetan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan akan 26 menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh: ● Drama percintaan (love story) ● Tragedi ● Horor ● Komedi ● Legenda ● Aksi (Action) b. Nonfiksi (Nondrama) Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara Nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsure hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh: ● Talk Show ● Konser Musik ● Variety Show 27 c. Berita dan Olahraga Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh: ● Berita Ekonomi, ● Liputan Siang, ● Laporan Olahraga. 28 Gambar 2.1 PROGRAM ACARA TELEVISI timeless dan Imajinatif Drama (Fiksi) timeless & factual Musical Reality Show Non Drama (NonFiksi) factual & actual Infotainmen Sportainment Berita Olah Raga - Others - Musik - Feature - Tragedy - Magazine Show - Sport - Aksi - Talk Show - News - Komedi - Variety Show - Cinta - Repackaging - Legenda - Game Show - Horor - Kuis Sumber : Naratama (2004 ; 64) 29 2.3.4 Program Acara Variety Show Variety show merupakan program yang penuh dengan ide-ide menarik dimana terdapat berbagai macam konsep acara dalam satu program tunggal. Seperti music, tari, komedi, talkshow yang digabung dalam satu benang merah dalam suatu program acara yang biasanya dipandu oleh host dan presenter. Jenis tayangan ini manyajikan berbagai macam konsep, biasanya identik dengan musik dan pertunjukanpertunjukan lainnya sebagai acara pendukung. Menurut Naratama (2006;160) dalam buku Menjadi Sutradara Televisi mengemukakan bahwa,“Variety show adalah Format Acara TV yang mengkombinasikan berbagai format lainnya seperti Talk Show, Magazine Show, Quiz, Game Show, Music Concert, Drama, dan SitKom”. Dalam buku yang berbeda, Sony set (2008;26) menjelaskan pula bahwa,”Variety show adalah jenis tayangan bervariasi yang menggabungkan unsur humor, music, modifikasi setting panggung dan berbagai elemen tambahan lain.” 30 2.3.4.1 Penyajian Program Variety Show Dalam hal ini sutradara harus mampu menyelaraskan berbagai format acara televisi kedalam sebuah tayangan program yang menarik. Perpindahan segmen yang satu dengan segmen yang lainnya diatur sesuai dengan alur yang mengalir dengan selaras. Menurut Naratama (2006;191) dikatakan bahwa,”Ibarat makanan gado-gado penyutradaraan variety show mencampuradukan berbagai teknik Switching Techniques. Untuk segmen musik, digunakan Switching by Rhythm. Untuk segmen Drama digunakan Switching by Scene. Untuk segmen Game Show digunakan Switching by Moment, sedangkan untuk segmen adegan sulap digunakan Switching by Narration. Seluruh teknik ini menjadikan acara Variety Show terasa sangat variatif”. Masih dalam buku yang sama Naratama (2006;191), “Dengan kreativitas ide, buatlah gimmick-gimmick yang menarik diantara segmen. Siapkan juga fanfare yang mengundang kekaguman pemirsa. Jangan lupa, clip hanger! Itu semua diperlukan, agar pemirsa tidak melompat ke saluran lain.” Jadi, dari sinilah keunggulannya. Bila pemirsa merasa tontonannya variatif, maka acara ini dianggap berhasil, tetapi bila 31 pemirsa menganggap tontonannya monoton, maka acaranya bisa jadi dianggap gagal. Oleh karena itu, agar pemirsa tidak merasakan jenuh maka sutradara dituntut untuk pandai dan kreatif dalam membuat jebakan-jebakan di antara segmen-segmen. 2.3.5 Program Acara Berita Dalam buku Jurnalistik Televisi Arifin (2006;3) mengutip Eric C. Hepwood dijelaskan bahwa,”Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting hingga dapat menarik perhatian umum.” Masih dalam buku yang sama Arifin (2006;3) , mengutip buku Broadcast Jurnalism Techniques of Radio and Tv News Freda Morris (1996), mengatakan bahwa “News is immediate, the important, the things that have impavt on our lives.” Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan masyarakat. Menurut Mitchel V. Charnley (dalam Deddy Iskandar 2003;21) “Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.” 32 Dari tiga definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton mengenai kejadian atau peristiwa yang baru terjadi, dan berita haruslah berupa segala sesuatu yang diluar kebiasaan atau sesuatu yang unik. 2.3.5.1 Penyajian Program Berita Deddy I Muda (2003;137) dalam buku Jurnalistik Televisi mengatakan bahwa,”Bila informasi dikemas dalam dalam suatu penyajian yang monoton saja, maka akan dapat menimbulkan kebosanan sehingga memungkinkan untuk diringgalkan oleh penonton.” Masih dalam buku yang sama menjelaskan bahwa,”Agar penyajian menjadi lebih menarik dan variatif maka secara umum, terdapat lima jenis format penyajian untuk sebuah penampilan bulletin berita.” Dalam buku yang bertema sama namun dengan penulis yang berbeda Arifin (2006;65) mengatakan bahwa,“Format berita TV yang disajikan dalam sebuah program berita TV hendaknya variatif. Jangan hanya menggunakan satu jenis format saja. Format berita TV 33 juga akan menentukan daya tarik penyajian program berita TV secara keseluruhan.” Dikutip dari Arifin (2006;48-65) secara umum, format berita dapat disajikan sebagai berikut: a. Reader Reader adalah format berita TV ini reporter cukup menuliskan lead in/teras berita saja untuk dibacakan olrh presenter/penyiar. b. Voice Over (VO) Voice Over adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan penyiar seluruhnya. c. VO-Grafik VO-Grafik adalah format berita TV yang lead in dan isi berita seluruhnya dibacakan penyiar. d. Sound On Tape (SOT) Sound On Tape (SOT) adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan statement (pernyataan) nara sumber 34 e. Voice Over – Sound On Tape (VO-SOT) VO-SOT adalah format berita TV yang memadukan antara voice over dengan sound on tape. Lead in dan isi tubuh berita dibacakan penyiar. Pada akhir berita dimunculkan SOT narasumber sebagai pelengkap berita. f. Package (PKG) Package adalah format berita yang lead in nya dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter bersangkutan. g. Live On Cam Live on Cam adalah format berita TV yang laporannya langsung dari lapanga atau tempat peristiwa. h. Live On Tape (LOT) Live on Tape adalah format berita yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya delay atau ditunda. 35 i. Live By Phone Live By Phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telephone ke studio. j. Phone Record Phone Record adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari tempat reporter meliputi, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda. k. Visual News Visual News adalah format berita TV yang hanya menyajikan (rolling) gambar-gambar menarik dan dramatis. l. Vox Pop Biasa digunakan untuk melengkapi format berita yang ada. Dapat mengutip berupa komentar atau harapan masyarakat atas berita tertentu. 36 2.3.6 Produksi Program Televisi Proses produksi menurut Fred Wibowo (2007;39-43) dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi adalah ”Suatu produksi program TV yang melibatkan banyak peralatan, orang, dan biaya yang besar”. Selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operation procedure (SOP), seperti berikut: a. Pra Produksi (ide, perencanaan dan persiapan) b. Produksi (pelaksanaan) c. Pasca Produksi (penyelesaian dan penayangan) 2.3.6.1 Pra Produksi Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini. a. Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau 37 meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule) penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana lokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi program TV sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program TV, hal itu dapat berakibat kegagalan. Sebagian besar pekerjaan dalam produksi program TV bukan shoting di lapangan yang hanya 38 memerlukan 7 atau 10 hari. Namun, perencanaan dan persiapan dapat makan waktu beberapa minggu dengan lebih banyak menggunakan kertas-kertas dan pena daripada kamera atau peralatan tenik yang lain. 2.3.6.2 Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi untuk film drama, sutradara menentukan jenis shot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shot (shot list) dari setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam scenario (naskah sinetron atau film cerita) dipecah menjadi empat shot atau lebih. Di dalam pelaksanaan di lapangan penata cahaya harus mempersiapkan wajah seseorang tidak terlalu kontras tampak di kamera karena panas matahari. Bayangan yang terjadi perlu dikurangi ketajaman kontrasnya dengan imbangan lampu yang sangat diperhitungkan. 39 Demikian halnya dengan bagian sound. Ia perlu mempertimbangkan tempat mike agar suara-suara yang mengganggu tidak terdengar. Sementara itu, suara angin tidak terasa mengganggu dan mike tidak kelihatan oleh kamera. Semua shot yang dibuat oleh bagian pencatat shot dengan mencatat time code pada saat pengambilan, isi shot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing. Biasanya, gambar hasil shooting di kontrol setiap diakhir shoting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak, maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original material/row footage) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing. 40 2.3.6.3 Pasca Produksi Berikut adalah tahap-tahap dalam pasca produksi: a. Editing Off line Setelah shooting selesai, scrip boy atau girl membuat looging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting dan gambar. Di dalam looging time code (nomr kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editng kasar yang disebut editing off line (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambungsambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau di edit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing. b. Editing online Berdasrkan naskah editing, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) 41 dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing. c. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini siap untuk ditayangkan. Penayangan program di stasiun TV dibatasi oleh frame waktu. Oleh karena itu, dalam screening hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong ditempat yang tidak akan mengganggu 42 kontinuitas program. Selebihnya penayangan menjadi tanggung jawab petugas dari stasiun TV. 2.3.7 Kerabat Kerja Televisi Menurut Tommy Suprapto dalam buku Berkarier di Bidang Broadcasting (2006:60-80) ketika proses produksi berlangsung, melibatkan kerabat kerja televisi yang terdiri dari : 1. Executive producer Adalah seseorang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televisi secara keseluruhan. Dia harus mempunyai kemampuan menuangkan ide/pemikirannnya dalam pembuatan program radio atau televisi. Selain itu mampu mengelola dan melakukan koordinasi, kontribusi dan distribusi pekerjaan/produksi secara sistematis, efektif dan efisien. 2. Produser Produser adalah sesorang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (Executive Producer) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Produser Pelaksana. Oleh karena itu seorang produser harus memiliki kemampuan berfikir dan menuangkan ide/pemikiran dalam suatu tulisan (proposal) untuk suatu program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk 43 memimpin dan bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unsurunsur produksi terkait. 3. Asistant Produser Asistant Produser adalah orang yang diperintah oleh produser untuk membantu kerjanya baik dalam produksi maupun pasca produksi. (Sonny Set, 2008: 46) 4. Pengarah Acara (Program Director) Pengarah acara adalah seorang yang ditunjuk untuk bertanggungjawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran. Pengarah acara bertugas dilapangan untuk mengendalikan produksi yang ditanganinya, melakukan koordinasi dengan semua elemen, fasilitas, dan orang-orang selama latihan dan produksi. Dia membantu dan memberikan instruksi penting dan rinci kepada kru baik di studio atau di lokasi, termasuk tim produksi, kerabat teknik dan artis atau pengisi acara. 5. Penulis Naskah Sebagai penulis naskah dia harus memiliki kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang emnarik dan memiliki makna baik bagi dirinya maupun orang lain. 44 6. Unit Manager Unit Manager (UM) adalah seorang yang bertugas menyediakan kebutuhan utama logistik yang diperlukan untuk setiap elemenelemen produksi dan mengawasi setiap penggunaan dana produksi. Dalam proses produksi, UM melayani dengan segera kebutuhan dana produksi dan bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan pra produksi, pemeliharaan serta pengoprasian terhadap semua fasilitas dan peralatan produksi 7. Penata artistik (Art Director) Adalah seorang ahli dalam menata ruang/lokasi pengambilan gambar sesuai dengan yang dikehendaki dalam skenario. Ia bertanggungjawab untuk mendesain seluruh program produksi siaran televisi. Dalam proses produksi, dia harus bekerjasama secara terpadu dengan penata grafis serta seluruh kerabat kerja produksi dan juga dengan bagian pemasaran/promosi melalui kerjasama yang dibangun ini akan menghasilkan sebuah produk yang kreatif yang mampu menampilkan produksi televisi yang artistik. 8. Graphic Artist Adalah seorang yang memiliki keahlian di bidang grafis televisi. Ia menciptakan, mendesain dan menentukan variasi bentuk-bentuk visual untuk menignkatkan dan melayani keperluan grafis untuk 45 kebutuhan program televisi, termasuk pula mengkreasikan bagan, grafik, peta serta obyek-obyek tiga dimensi lainnya sebagai satu kelompok desain dan konstruksi artistik. 9. Penata Cahaya Seorang penata cahaya mendesain dan menentukan pencahayaan untuk produksi televisi, baik produksi di dalam studio maupun di luar studio. Penata cahaya harus menjamin bahwa kualitas suara dan kebutuhan warna untuk muka, furniture, backdrops, perlengkapan lainnya dan semua elemen menyatu untuk memperoleh efek pencahayaan yang dikehendaki. 10. Audio/Video Engineer Audio/Video Engineer adalah seorang yang mengoperasikan peralatan audio/video di stasiun televisi/radio. Ia bertanggungjawab terhadap pengoprasian semua peralatan kontrol elektronik baik audio/video yang digunakan oleh studio televisi dan di lokasi shooting. 11. Technical Director Technical Director (TD) adalah elemen yang sangat penting dalam produksi pertunjukan televisi. Ia mengawasi dan mengatur kualitas teknik dari suatu program baik televisi maupun radio. Dalam suatu produksi ia mengoprasikan peralatan switcher yang merupakan unit 46 kontrol yang terdiri dari tombol-tombol yang dapat mengganti gambar, mencampur gambar dan bahkan dapat memberikan efek gambar. 12. Camera Operator (Kamerawan) Camera Operator bertanggungjawab untuk pengoprasian kamera televisi selama produksi program televisi. Ia mengoprasikan kamera dengan menggunakan tripod dan atau dolly baik dengan menggunakan kamera mini atau Electronic News Gathering (ENG) yang digunakan di luar studio atau lokasi shooting. 13. Floor Director (FD) Bertanggungjawab terhadap semua aktifitas di lapangan (floor), yaitu sebagai perantara director di floor, mem-brief talent untuk blocking panggung. Floor director membantu Program Director untuk menghasilkan suatu bentuk pertunjukan yang siap di tayangkan. Ia harus mengamati detail studio, kesiapan talent dan peralatan yang tersedia di sana. Pada saat acara berlangsung, seorang Floor Director harus sigap bergerak di dalam studio. 14. Wardrobe/Penata Buasana Menyiapkan busana dan tata rias untuk talent/pengisi acara dalam proses produksi. 47 15. Set & Properti Menyiapkan seluruh properti yang dibutuhkan dalam proses produksi. 16. Editor Bertanggungjawab pada saat pasca produksi dengan melakukan editing, menjadikan suatu acara menjadi layak tayang. Editor juga bertugas membuat credit title, subtitle dan beberapa efek transisi video yang merupakan elemen standar stasiun televisi. 2.3.8 Perencanaan (Planning) Menurut Alam S (2007;133) dalam buku Ekonomi menjelaskan bahwa, “Perencanaan adalah proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.” Selain itu menurut Amirullah dan Imam (2005;103) menjelaskan bahwa “Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dan mengambil langkah-langkah strategis guna mencapai tujuan tersebut. Melalui perencanaan seorang manajer akan dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana cara untuk melakukannya.” 48 Sedangkan menurut modul mata kuliah Manajemen Penyiran dari DR. Hidayat Muchtar, M.Si menjelaskan bahwa,”Planning merupakan proses menerapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran. Menggunakan logika dan metode untuk memikirkan sasaran dan tindakan.” Dari beberapa penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, perencanaan merupakan suatu proses penyusunan tahapantahapan guna mencapai suatu tujuan atau sasaran. Dalam dunia broadcasting dapat dikatakan bahwa perencanaan baik dari suatu program acara nantinya akan membawa program acara tersebut kepada sasaran yang dituju, yaitu target audience. 2.3.9 Kreatif Menurut Mila dan Ida dalam buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial (2006;145) menjelaskan bahwa, “Kreatif adalah kemampuan memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan.” Selain itu Dian Nur Fibrianto (2008;62) pun menjelaskan dalm bukunya bahwa, “… kreatif merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai kesuksesan.” 49 Dalam buku Proses Kreatif Menulis Di Media Massa (2007;43) Roni Tabroni pun menjelaskan ,“Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to Create yang artinya mencipta.” Dari beberapa teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kreatif merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu dimana daya cipta tersebut dibuat dengan tujuan mencapai suatu kesuksesan atau keberhasilan. 2.3.10 Tim Kreatif Menurut Naratama (2004;194) dalam buku Menjadi Sutradara Televisi dijelaskan bahwa,”Kreativitas yang tumbuh dari dari sebuah imajinasi visual dimetakan dalam ruang-ruang memori daya khayal dalam diri kita masing-masing.” Sedangkan dalam buku Menjadi Broadcaster Profesional Masduki (2004;89) menjelaskan bahwa,”Kemampuan kreatif akan menentukan hidup mati atau sukses tidaknya seseorang berkarier.” Masih dalam buku yang sama Masduki (2004;89) dikatakan bahwa,”Kreativitas siaran berarti kemampuan merancang dan mengelola acara siaran yang inovatif, kaya improvisasi kata saat siaran , serta kemampuan bekerja sama dalam tim kerja berdasarkan intelektualitas dan professionalitas.” 50 Menurut Sony (2008;9) dalam buku Menjadi Perancang Program Televisi Profesional dijelaskan bahwa, “Untuk membuat berbagai macam acara yang mencapai ratusan jam acara setiap bulan, stasiun televisi menempatkan para penulis scenario, konseptor ide, pengembang program dan bagian riset acara televisi dalam sebuah tim yang disebut tim kreatif. Tim ini adalah otak dari segala ide acara televisi” Masih dalam buku yang sama Sony (2008;9) dijelaskan bahwa,”Bahkan tim kreatif juga harus mampu membaca pasar. Mengetahui masalah rating acara adalah sebuah kewajiban. Berjaga setiap saat dengan ide yang segar dan mau menerima masukan adalah modal utama dalam system kerja tim kreatif di televisi.” 2.3.10.1 Tema Menurut Effendy (1989;365), “Tema adalah garis pikiran yang bersinambung pada suatu karya, yang senantiasa dari awal sampai akhir terkait dengan isi sentral”. Penentuan sebuah tema sangat penting terlebih untuk suatu progam televisi. Tema yang dipilih nantinya akan menentukan kesuksesan suatu program acara karena mempunyai fungsi sebagai tolak ukur sejauh mana kebutuhan masyarakat akan tayangan telivisi. 51 2.3.10.2 Presenter Hendi (2007;11) menjelaskan,“Presenter, yaitu seseorang yang membawakan dan menyampaikan sebuah informasi, atau narasi dalam sebuah program acara distasiun televisi.” Hoyyima (2010;17) menjelaskan bahwa,”Presenter (pembaca berita) atau sering juga disebut dengan anchor, menjadi citra dari suatu stasiun televisi. Banyak orang yang lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena alas an pembawa acaranya atau presenternya”. Dalam hal ini presenter adalah unsur terpenting dalam jalannya sebuah program televisi. Berhasil atau tidaknya suatu program tergantung dari bagaimana presenter menguasai dan menyatu dengan program yang dibawakannya terlebih juga dengan audience. 52 2.3.10.3 Narasumber Effendy (1989;314) menyatakan bahwa,”Narasumber adalah orang yang dalam suatu seminar ditunjuk sebagai penengah atau tempat bertanya, yang dengan pengetahuannya yang luas mengenai topik yang dibicarakan,mampu memberi penjelasan, manakala antara pemasaran dan para peserta tidak terdapat titik temu.” Dalam buku Terampil Berwicara (2003;76) JS.Kamdhi mengatakan bahwa,”Narasumber adalah orang yang berkompeten dibidangnya. Dalam temu wicara kita dapat menghadirkan dua atau tiga narasumber yang bertugas menyampaikan pembahasan masalah secara mendalam sesuai keahliannya.” Dalam program 8-11 Show mempunyai kiat tersendiri agar penentuan narasumber nantinya akan tepat dengan tema yang akan dibahas pada segment talkshow. Penentuan narasumber yang tepat akan memberikan nilai lebih pada saat talkshow berlangsung. 53 2.3.10.4 Musik Effendy (1989;368) menjelaskan bahwa,”Tittle Music adalah musik yang dipergunakan sebagai tanda pengenal bagi acara tetap radio atau televisi siaran.” Sebagai program variety show, 8-11 Show juga menyajikan segment selingan music. Dimana terdapat penyanyi atau pun group band didalamnya. Dalam pemilihannya tim kreatif pun harus menyeleksi dengan beberapa kriteria agar sesuai dengan karakter 8-11 Show. 2.3.10.5 Make Up “Make up adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah yang diperankan.” http://dikiumbara.wordpress.com/category/tata-artistik/ Setiap presenter memiliki karakter wajah yang berbeda-beda. Demikian juga dalam program 8-11 Show ini. Pemilihan 4 presenternya pun memiliki karakter wajah berbeda. Disinilah kreatif tim make up bertugas dalam menampilkan aura tiap-tiap presenternya. 54 2.3.10.6 Wadrobe “Wardrobe dalam arti sebenarnya adalah lemari dinding tempat menyimpan pakaian, awalnya nama wardrobe dimaksudkan pada sebuah ruangan di dinding yang menyatu dengan tembok. Sebutan lain untuk wardrobe adalah armoire. Namun, dalam istilah televisi dan film istilah wardrobe langsung dikaitkan pada masalah pakaian atau kostum pemain itu sendiri, bukan tempat peyimpanannya.” http://dikiumbara.wordpress.com/category/tata-artistik/ 2.3.10.7 Tata Panggung Menurut Effendy (1989;348) menyatakan bahwa,”Tata panggung adalah situasi di studio film, radio siaran, atau siaran televisi, yang ditata menurut kebutuhan atau pembuatan cerita atau perekam suara.” Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa dalam program 8-11 Show ini pada saat produksi tata panggung disesuaikan menurut kebutuhan dari program itu sendiri. Seperti panggung kecil untuk music dan setting tempat untuk segment memasak. 55 2.3.10.8 Hari dan Jam Tayang Dalam bukunya Soenarto (2007;63) menyatakan,”Acara nondramatik dapat ditempatkan pada pagi atau sore hari. Atau dicari peluang menurut isi acara itu. Jika isinya mengenai pengetahuan umum dia bisa dipasang pada saat keluarga sedang berkumpul.” Selain itu Naratama (2004;62) dalam buku Menjadi Sutradara Televisi juga mengatakan,”Acara yang bagus akan menjadi buruk apabila jam tayangnya tidak tepat.” 2.3.10.9 Rundown Menurut Naratama (2004;98),”Rundown adalah urutan isi acara berdasarkan perencanaan gambar, suara, dan durasi waktu. Semuanya dikemas dalam urutan yang disesuaikan dengan nomor adegan dan keterangan dari setiap adegan yang dibutuhkan.” Fungsi rundown itu sendiri adalah mengatur susunan acara menjadi beberapa segment. Seperti halnya dalam program 8-11 Show yang notabennya adalah variety show. Ada kiat tersendiri agar setiap segment dapat tersaji dengan baik. 56 2.3.10.10 Audience Dalam pendapatnya, Onong Uchjana Effendy (1989:21) mengatakan,”Audience adalah orang - orang yang menjadi sasaran komunikasi, baik dalam bentuk kelompok yang berkumpul di suatu tempat, maupun dalam keadaan terpencar-pencar, tetapi sama-sama terpikat perhatiannya oleh suatu pesan dari media massa.” Audience merupakan tolak ukur dari kesuksesan suatu program televisi. Begitu juga dengan 8-11 Show yang memiliki target audience ibu-ibu rumah tangga dan anak muda. Sampai atau tidaknya suatu pesan tergantung pada bagaimana respon dari audiencenya itu sendiri. 57 2.4 Analisis SWOT Setiap program televisi pasti mempunyai kendala tersendiri dalam pelaksanaan strategi dan tujuannya, terlebih jika dilihat dari kompetitor- kompetitor yang ada. Setiap program acara televisi harus mampu melihat apa saja faktor eksternal dan internal yang nantinya akan memberikan peluang serta menjadi kekuatan dalam pencapaian tujuannya yang lebih besar dengan cara menyesuaikan dengan strategi yang direncanakan. Menurut Tedjo & Udan (2005;118) dalam buku Manajemen Strategi dijelaskan bahwa,”Analisis SWOT adalah penilaian/assessment terhadap hasil identifikasi situasi, untuk menentukan apakah suatu kondisi dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman.” Sedangkan Kotler (2009;63) dalam buku Manajemen Pemasaran dikatakan bahwa,”Analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.” 58 Analisis SWOT terdiri dari beberapa faktor, yaitu: a. Strengths (kekuatan) Adalah situasi internal organisasi kompetensi/kapabilitas/sumber daya yang yang berupa dimiliki organisasi, yang dapat digunakan sebagi alternatif untuk menangani peluang dan ancaman. b. Weakness (kelemahan) Adalah situasi internal kompetensi/kapabilitas/sumber organisasi daya diman organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman. c. Opportunitiy (peluang) Adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industry yang sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. d. Threat (ancaman) Adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri yang sama secara umum akan merasa 59 dirugikan/dipersulit/terancam bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. Tedjo & Udan (2005;118-119) Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, analisis SWOT merupakan sebuah metode perancangan yang bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan strategi yang tepat agar mampu bersaing dengan kompetitor dan juga dapat memberikan solusi atas analisa yang ada. 2.4.1 Formulasi Strategi Matriks TOWS Dalam buku SWOT Balanced Scorecard dijelaskan bahwa, “Formula strategies disusun menggunakan hasil analisis SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indicator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun Tidak semua rencana stretegis yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategis perusahaan.” Rangkuti (2011;64) 60 Gambar 2.2 Formulasi Strategi Matriks TOWS Internal Kekuatan Kelemahan (Strengths) (Weaknesses) SO STRATEGY WO STRATEGY ST STRATEGY WT STRATEGY Eksternal Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) Rangkuti (2011:65) ● S-O Strategy adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang. ● W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada. ● S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk mengatasi ancaman. ● W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Rangkuti (2011:64) 61 Dari penjelasan teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa TOWS Matriks merupakan cara yang bisa dipakai untuk menyusun factor-faktor strategies suatu perusahaan. Formula Strategi menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak sebelah kiri menampilkan eksternal (peluang dan ancaman), dua kotak paling atas menampilkan factor internal (kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil pertemuan antara factor eksternal dan internal. TOWS Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. 62 Gambar 2.3 Suatu Diagram Analisis SWOT Berbagai Peluang Lingkungan Sel 3: Mendukung Sel 1: Mendukung Strategi Dengan Strategi Yang Orientasi “Putar Balik” Agresif Kelemahan Kekuatan Internal Yang Internal Kritikal Sel 4: Mendukung Sel 2: Mendukung Strategi Defenisif Strategi Diversifikasi Substansial Ancaman Utama Dari Lingkungan a. Sel 1 Merupakan satuan bisnis menghadapi berbagai peluang lingkungan dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut. Dengan demikian, strategi yang tepat untuk ditempuh ialah strategi pertumbuhan. 63 b. Sel 2 Padas Sel 2 tergambar bahwa satuan bisnis yang memiliki berbagai kekuatan internal menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan. Strategi yang paling wajar untuk pertimbangan adalah strategi diversifikasi dalam arti suatu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekarang untuk membuka peluang jangka panjang dalam produk atau pasar yang lain atau baru. c. Sel 3 Sel 3 pada diagram diatas menunjukan posisi suatu satuan bisnis yang menghadapi peluang pasar yang besar di satu pihak akan tetapi “dihadang” oleh keterbatasan kemampuan karena berbagai kelemahan yang melekat dalam tubuh satuan bisnis tersebut. Dalam kondisi demikian, sangat wajar bagi satuan bisnis untuk “putar haluan” dalam arti mengambil berbagai langkah untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi secara internal agar peluang pasar dapat dimanfaatkan. 64 d. Sel 4 Satuan bisnis yang berada pada Sel 4 menghadapi kondisi yang paling “buruk” karena harus menghadapi tantangan besar yang bersumber pada lingkungan dan pada waktu yang bersamaan “dilanda” berbagai kelemahan internal yang kritikal sifatnya. Strategi yang tepat dalam kondisi demikian adalah strategi yang bersifat defensive dalam arti mengurangi atau merubah bentuk keterlibatan satuan bisnis dalam produk atau pasar yang dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT. Sondang (2008;175-176) 65 2.5 Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan maka penulis mengembangkan kerangka pemikiran mengenai rencana penelitian, yaitu tentang Perencanaan Kreatif 8-11 Show Metro Tv Sebagai Program Variety Show Pertama. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Perencaan Kreatif 8-11 Show Metro Tv Sebagai Program Variaty Show Berita Pertama Metro Tv Non Drama Berita Variety Show 8‐11 Show Perencanaan Kreatif a. Tema f. Wadrobe b. Presenter g. Tata Panggung c. Narasumber h. Hari & Jam Tayang d. Musik i. Rundown e. Make Up j. Audience