Operasional Stasiun Penyiaran

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Operasional
Stasiun Penyiaran
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Disini diisi Fakultas
penerbit Modul
Program
Studi
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
04
MK10230
ANDI FACHRUDIN, MSI.
Abstract
Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template
Modul Standar untuk digunakan
dalam modul perkuliahan
Universitas Mercu Buana
Dosen Penyusun dapat menerapkan
dan menggunakan template modul
standar untuk modul-modul yang akan
dipergunakannya
Direktorat Programming & Produksi
Divisi Programming
Divisi programming memiliki tanggung jawab merancang perencanaan dan strategi
yang tepat untuk menciptakan penonton loyal. Pada dasarnya penonton loyal atau existing
audience selalu setia terhadap program tertentu, bukan loyal terhadap stasiun televisi.
Penonton selalu bersifat cair bergerak dinamis dipengaruhi oleh variabel culture, perubahan
sosial, perkembangan teknologi, trend dan kebijakan pemerintah. Programming harus
mampu mengkombinasikan variabel tersebut menjadi follower mainstream penonton yang
sudah ada atau pendobrak selera penonton (pionir). Sehingga peran programming sangat
vital dalam menyusun strategi untuk bersaing menarik simpati penonton loyal.
Struktur organisasi direktorat programing setiap stasiun televisi berbeda-beda dan
umumnya tidak ada standar yang baku. Beberapa unsur penting yang menjadi dasar
menentukan bentuk struktur direktorat programing adalah;
1. Bentuk lembaga penyiaran sesuai Undang-undang no. 32/2002 tentang penyiaran.
Lembaga penyiaran publik TVRI memiliki pendekatan birokrat dimana tanggung jawab
manajemen tingkat atas, menengah dan bawah berkaitan dengan pelayanan penyiaran
kepada publik, sehingga operasionalisasi program dan news/sport berada satu
direktorat, tidak ada fokus penajaman program hiburan.
2. Stasiun televisi berformat khusus akan memiliki struktur yang berbeda-beda, apalagi
dibandingkan dengan televisi bersiaran umum. Seperti televisi berformat news, sport,
musik, cuaca dan lain sebagainya.
3. Skala usaha pemilik media televisi mempengaruhi struktur organisasi stasiun televisi.
Pengusaha yang memiliki lini utama bisnisnya media televisi akan berbeda visi dengan
pengusaha yang memiliki media televisi sebagai alat kekuatan dan kepentingan politiknya.
4. Besar kecilnya stasiun televisi juga akan menyesuaikan struktur organisasi direktorat
programing.
Programe Planning & Scheduling Departement
Merencanakan (planning) dan menata (scheduling) program harus sesuai dengan
visi stasiun televisi yaitu mencapai tujuan umum (goals) dan melaksanakan misi stasiun
televisi yang telah disepakti oleh pihak pemangku kepentingan (stakeholder) dan dewan
direksi. Departemen perencanaan dan penjadwalan program bertanggung jawab atas ide
dan
2012
pengembangan
2
desain
Dosen
Andi Fachruddin MSi
pola
acara,
hingga
identifikasi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
materi
siaran
untuk
dikelompokkan
dalam
penjadwalan
berdasarkan
kebijakan
perusahaan
dan
tidak
bertentangan dengan P3SPS KPI.
Perencanaan Program
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun televisi untuk
merealisasikan
tujuan
penyiaran
program
dan
target
pencapaian
keuntungannya.
Bagaimana mengatur alokasi waktu penyiaran program televisi dalam sehari, seminggu,
sebulan hingga setahun, dengan program yang difokuskan pada pemilihan format siaran
secara umum dan program siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan
demografi penonton tertentu.
Pada industri televisi di Indonesia saat ini, bagi planner dan programmer yang
terpenting orientasi programnya harus earning (menghasilkan) bukan spending. Maka pola
acara stasiun televisi swasta di Indonesia pada umumnya mengikuti mainstream yang
dimainkan “pemain lama”. Bagi stasiun televisi dengan format khusus (berita, musik, dan
lain-lain) atau stasiun televisi yang hadir belakangan, planner dan programmer-nya sangat
tertantang untuk merubah mainstream penonton yang sudah on the way.
Pengelola stasiun televisi harus selalu berkomitmen bahwa waktu siaran, bernilai
penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik siaran itu dengan
memberdayakan kemampuannya,
agar merancang program-program yang mampu
menjangkau pemirsa, maka setiap stasiun televisi berkompetisi untuk merebut waktu
penonton agar mau menyaksikan program yang disuguhkan.
Merencanakan program dalam suatu pola acara harus melalui pertimbangan yang
matang. Beberapa hal yang akan mempengaruhi keputusan planner dalam merencanakan
program seperti berikut ini;
1. Peta persaingan stasiun televisi.
2. Ketersediaan penonton, kebiasaan penonton, aliran penonton, ketertarikan penonton.
3. Ketertarikan pemasang iklan dapat dikoordinasikan dengan direktorat sales dan
marketing yang instens berinteraksi langsung dengan klien.
4. Ketersedian anggaran stasiun televisi sebagian besar akan diprioritaskan untuk
direktorat programing dan produksi.
Penjadwalan/menata Program
Penjadwalan program adalah kegiatan meletakkan, menyusun program, panduan
running time (masa putar), perubahan jadwal siaran dan frekuensi siaran setiap program
pada suatu pola acara yang telah disepakati manajemen melalui bagian perencanaan
program. Prinsip yang wajib diperhatikan dan diperhitungkan oleh penata program stasiun
televisi adalah;
1. Program harus bervariatif.
2012
3
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
2. Program harus mengikat penonton.
3. Urutan siaran tidak monoton.
4. Perlu program kejutan.
5. Pola Acara Siaran baku tidak berubah-ubah.
6. Penyiaran promosi program harus tepat waktu.
7. Sasaran/target program harus jelas.
8. Tanggap terhadap feedback/respond penonton.
9. Dapat membentuk opini penonton.
10. Program dapat bersaing dengan kompetitor
Departemen Akuisisi
Stasiun televisi sebagai organisasi penyiaran (broadcasting) dalam operasional jasa
layanan siaran pada hakekatnya berperan menyiarkan program-program out house/ canned
product (siap siar) yang informatif dan menghibur penonton. Didukung pula berdasarkan
pengamatan dan pengalaman penulis sebagian besar stasiun televisi melakukan pembelian
(canned product) untuk mengisi slot program siarannya. Hal tersebut juga berdasarkan
analisa penelitian yang dilakukan Nielsen Audience Measurement bahwa program-program
canned product beberapa periode dominan meraih top line rating/share program atau
mendominasi sepuluh besar rating/share program hingga saat ini.
Program canned product dipilih sebagai upaya efektifitas kru, maintenance peralatan
lebih ringan dan kecepatan dalam menyiapkan bahan siaran akan lebih menguntungkan
stasiun televisi membeli kepada production house serta distributor film. Namun beberapa
program in house juga dipilih dari pada membeli oleh divisi programming dan produksi
karena setelah dieksekusi ternyata lebih murah dan efektif, jadi tergantung kepiawaian para
programer dalam manejemen strategi programming. Perencanaan program canned product,
prosedur pengadaan, pemilihan dan pembelian seluruh format program siaran televisi
menjadi tanggung jawab departemen akuisisi. Program canned product selain dibeli akuisisi
juga bisa berwujud barter, revenue sharing dan pemberian cuma-cuma untuk ditayangkan
oleh stasiun televisi, tetapi hal ini jarang terjadi pada stasiun televisi swasta yang besar.
Akuisisi Dalam Negeri
Materi siaran dalam negeri akan mudah didapat, karena selain penawaran yang
akan terus mengalir dari distributor dalam negeri. Tentu pihak production house maupun
produser pemilik program tersebut akan berupaya menawarkan program hasil karyanya
untuk dibeli dan disiarkan pada stasiun televisi. Hal ini tentunya akan memudahkan bagian
akuisisi untuk memilih, selain itu juga selera audiennya akan lebih cocok karena sesuai
dengan karakter ataupun budaya bangsa.
2012
4
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
Program sinetron merupakan produk production house di Indonesia selain
infotaiment, reality show, kuis, game show dan lain-lain. Sejak kelesuan industri film dalam
negeri, mainstream yang terbentuk pada penonton adalah tontonan sinetron. Proses
pembelian sinetron dari production house dengan film Indonesia dari distributor film berbeda
sentuhannya. Kalau film diproduksi targetnya penonton theater sebagai dasar pementasan
budaya dan kreasi seni sekelompok seniman tentang suatu cerita yang memiliki nilai jual
dalam industri film. Sedangkan sinetron harus terkait isu hangat, trend yang berkembang,
selera audien, dan target marketnya. Setiap cerita sinetron lebih menonjolkan kisah ringan
yang menjadi top issue lalu dikombinasikan penampilan dan popularitas aktrisnya. Bahkan
sinetron berhasil memikat audien karena didukung dengan strategi stripping yang diterapkan
pengelola program televisi.
Akuisisi Luar Negeri
Sedangkan untuk memilih program asing bisa juga didapat dari distributor dalam
negeri yang memang menawarkannya, atau distributor asing yang datang ke Indonesia
langsung maupun tidak langsung (penawaran melalui fax/internet). Namun untuk
mendapatkan pilihan yang banyak/bervariasi, program-program baru dan menambah
wawasan. Beberapa stasiun televisi secara rutin selalu mengirim pimpinan/staf akusisi untuk
melakukan kunjungan langsung pada beberapa festival film internasional (pameran).
Festival-festival film tersebut sebagai ajang rutin distributor film mempromosikan
program dan pengelola program televisi untuk memilih programnya. Contoh festival film
yang hingga saat ini masih berlangsung setiap tahun adalah; MIP-TV Cannes Perancis, MIP
Asia Hongkong, LA Screening (USA), Venesuela Film Festival dan lain sebagainya. Acara
ini merupakan pertemuan dimana berbagai program televisi yang tengah populer seperti
paket-paket film, drama, komedi hingga telenovela ditawarkan kepada stasiun televisi
dengan cara membeli langsung.
Film Manajemen
Akuisisi lokal dan impor bertugas mengolah, memilih, dan
mendokumentasikan
materi film, sedangkan sistem kepustakaan untuk siaran dan proses negosiasi, pembayaran
serta kontrak pembelian film dengan distributor menjadi tanggung jawab film manajemen.
Seorang programe acquisition departemen head akan merencanakan program pengadaan
bahan siaran melalui distributor yang ada di Indonesia, luar negeri atau menghadiri
market/festival film internasional. Materi format program dan film/sinetron apa yang
dibutuhkan berdasarkan pola acara yang telah dibuat? Berapa banyak materi film yang akan
dibeli? Selanjutnya mendaftar untuk menghadiri market film atau festival film internasional.
Departemen akuisisi program bisa juga mengunjungi distributor film impor Hollywood
di Singapura kapan saja, karena memiliki kantor perwakilannya. Selain lokasinya dekat,
melakukan negosiasi ke distributor film tersebut alternatif pilihan karena kualitasnya
2012
5
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
terjamin. Pengelola akuisisi dan film manajemen selalu berkoordinasi dalam merundingkan
dan membeli program dengan harga yang relevan sesuai plafon anggaran yang dimiliki dan
memproses kontrak pembelian atau license agreement.
Departemen Riset dan Pengembangan
Saat ini persaingan di dunia pertelevisian semakin ketat, kedepan masih ada 270
permohonan ijin mendirikan televisi di KPI yang belum direkomendasikan. Kondisi demikian
mengharuskan stasiun televisi berlomba-lomba memasang acara yang menarik banyak
penonton. Dalam hal ini, stasiun televisi berusaha untuk meningkatkan rating dan share,
dengan memperhatikan biaya produksi serta performance program kompetitor yang menjadi
trendsetter.
Proses menganalisa keunggulan kompetitor dan kelemahan program internal dengan
memprediksi kemungkinan peluang unggul pada segmen tertentu atau melalui strategi
programming yang berbeda, sangat dibutuhkan departemen programing melalui parameter
rating dan share yang difasilitasi oleh Nielsen Audience Measurement.
Berkaitan dengan persaingan yang demikian ketat pada industri media televisi,
peringkat program atau rating sebagai bagian dari neoliberal untuk mendapatkan evaluasi
tercepat tentang produknya, bagi stasiun televisi komersial menjadi sangat penting. Nielsen
Audience Measurement menyediakan jasa penelitian pemeringkatan progam (rating) kepada
media televisi dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa saja yang
menjadi unggulan dan tidak diunggulkan lagi.
Stasiun televisi membutuhkan rating sebagai mata uang yang berlaku umum, karena
pemasang iklan, biro iklan, media planner, media buyer, production house sebagai
pendapatan utama untuk kelangsungan hidupnya ingin mengetahui perform penonton
televisi dan program apa yang paling banyak ditonton orang.
Riset Rating
Riset dengan peoplemeter saat ini terbatas pada pengukuran kepemirsaan dirumah
dengan pengukur Base Unit yang terpasang pada setiap perangkat televisi di rumah.
Pengunaan peoplemeter didunia juga sangat mendominasi. Dengan keuntungan utama bagi
komunikasi periklanan adalah metode ini menghasilkan pengukuran kepemirsaan yang
sangat terperinci. (menit per menit bahkan detik per detik) sepanjang 24 jam sehari dan 365
hari setahun dan dianggap netral tanpa metodologi wawancara. Berdasarkan pembahasan
tersebut diatas, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan tentang riset rating adalah :
1. Riset rating yang diberikan Nielsen Audience Measurement tidak mewakili seluruh
jumlah penduduk Indonesia secara nasional. Namun hanya mengambil wilayah yang
berdasarkan mekanisme pasar sebagai daerah potensial dominan perputaran bisnis.
2012
6
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
2. Hingga saat ini sample Nielsen Audience Measurement yang beredar ada pada 11 kota
dengan televisi terrestrial dan hanya Jakarta untuk televisi berlangganan.
3. Demografi diambil berdasarkan metodologi yang sistematis, namun dari jumlah sample
di 11 kota sebanyak 8736 sample individu, sample Jakarta dominan 2080 sample.
Sehingga konten program yang memiliki rating tinggi mengikuti sentralistik dari Jakarta.
Sementara populasi diluar kota besar diabaikan karena dianggap tidak potensial.
4. Riset rating menyediakan estimasi penonton televisi setiap menit berdasarkan audien
yang menekan tombol handset (yang diberikan Nielsen Audience Measurement) didalam
rumah tangga (kuantitatif). Bukan menjawab alasan audien mengapa menonton televisi
atau program tertentu (kualitatif).
5. Keakuratan data siaran program televisi disesuaikan dengan jam tayang terjamin,
karena mengunakan tahap monitoring selama 24 jam dengan TV EVENT. Sehingga
klien Nielsen Audience Measurement mendapatkan kepastian rating program sesuai
dengan judul, total durasi dan rating yang tepat.
6. Hasil rating dari pengukuran elektronik berlangsung sangat cepat sehari setelah
penayangan (on-line daily), sehingga menjadikan layanan rating semakin dibutuhkan
oleh operator televisi, pengiklan dan agen periklanan. Hal ini menyebabkan rating
sebagai mata uang yang berlaku umum makin kokoh mendulang emas bagi pemenang
kompetisi neoliberal di media televisi.
7. Informasi harga iklan dikombinasikan dengan setiap ratecard stasiun televisi yang di up
date setiap bulannya. Dengan pengukuran berdasarkan Cost per rating point (CPRP),
maka setiap stasiun televisi, pengiklan dan agen periklanan dapat efektif mengetahui
jumlah audien iklan pada program televisinya. Namun laporan pengeluaran iklan
tersebut berdasarkan nilai kotor (gross) bukan nilai bersih (nett) dari belanja iklan
televisi. Sehingga stasiun televisi semakin gencar menguasai iklan walaupun
pendapatannya tidak persis seperti yang dilaporkan Nielsen Audience Measurement.
Sedangkan program yang mendapatkan rating tinggi memiliki potensi dilirik iklan, namun
program tersebut belum tentu program yang berkualitas atau sesuai dengan harapan
membangun kompetisi media televisi yang mengajarkan nilai-nilai budaya bangsa.
Riset Non Rating
Bagian penelitian dan pengembangan membutuhkan informasi untuk mengetahui
sikap (attitude dan behavior) penonton terhadap evaluasi program yang telah ditayangkan
serta pilot program melalui riset rating dan riset non rating.
Stasiun televisi swasta sangat membutuhkan parameter rating/share dari Nielsen
Audience Measurement. Namun bukan berarti mengabaikan riset non rating. Bagi industri,
potensi bisnis harus dikelola semaksimal mungkin. Maka stasiun televisi swasta bisa
2012
7
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
melakukan riset non rating diluar wilayah sampel yang diukur oleh Nielsen Audience
Measurement.
Metode penelitian apapun yang dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan
secara mandiri atau bekerjasama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi, akan
membantu stasiun televisi menghasilkan perencanaan program yang sesuai dengan selera
penonton, program yang berkualitas, dan meningkatkan citra perusahaan. Berikut ini
beberapa metode penelitian yang lazim dilakukan oleh stasiun televisi ialah :
1. Metode Survey (Questioner). Penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Agar penelitian berjalan
sukses dan memudahkan untuk dianalisa dalam pengambilan keputusan, pertanyaan
kuesioner terdiri identitas responden seperti; jenis kelamin, usia, profesi, tingkat
pendapatan, dan lain-lain. Selanjutnya pertanyaan tentang isi konten program televisi
berupa pertanyaan tertutup dan terbuka.
2. Metode Focus Group Discustion (FGD). Adapun bentuk penelitian ini dengan
mengumpulkan sejumlah responden yang membahas berbagai aspek dari suatu
program yang ingin diketahui. Dengan diskusi yang dilakukan pada kelompok tersebut,
maka dapat diketahui perkiraan program seperti apa yang diharapkan serta pandanganpandangan oleh penonton terhadap penilaian program.
3. Metode Mini Theater Test. Penelitian seperti ini biasanya untuk mengetahui tanggapan
penonton tentang suatu pilot program. Ataupun bila sudah disiarkan ingin mengetahui
kelemahan atau kelebihan dari konsep acara yang telah disiarkan. Bentuknya dengan
mengundang sekelompok responden untuk hadir pada suatu studio mini yang telah
disiapkan dengan peralatan khusus untuk menganalisa program apakah bagus sekali
sampai buruk.
4. Metode Telephone Research. Penelitian ini biasanya untuk mengukur tingkat daya tarik
suatu program dalam waktu yang cepat. Dengan memberikan kuesioner terlebih dahulu
dapat lebih mendalam mengetahui selera dari penonton. Atau dapat pula hanya
melakukan pemisahan wilayah secara acak untuk mengambil responden dan
menanyakan melalui telepon tentang suatu program yang ditontonnya. Kelemahan dari
penelitian ini tidak dapat diketahui secara langsung reaksi spontan dari responden.
5. Metode Diary Research. Cara melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui selera
penonton, dengan memberikan buku (diary) kepada sampel untuk diisi setiap harinya;
menonton program dan televisi apa saja. Termasuk komentar yang ingin disampaikan
dapat ditulis, yang ditetapkan satu lembar untuk satu hari. Selama satu bulan buku
tersebut dapat diambil dan diganti dengan yang baru. Demikianlah seterusnya sehingga
dapat dianalisa apa sebenarnya selera penonton pada wilayah tersentu.
2012
8
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
Departemen Promo Program
Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa promosi adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi atau berkomunikasi
antara penjual dan pembeli potensial yang besifat menyebarkan informasi, mempengaruhi,
membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran untuk menciptakan permintaan atas produk
barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
Bagian promo program pada stasiun televisi bertugas melakukan kegiatan informatif
untuk mempertahankan penonton, prestise, menarik perhatian penonton baru, simpati dan
sekaligus mengundang pemasang iklan. Pengelola program membutuhkan penonton
sebagai target sasaran dan pemasang iklan sebagai klien.
Promosi program akan membujuk penonton untuk menyaksikan program-program
yang ditayangkan, meningkatkan kesadaran atas atribut program, membangun citra dan
sekaligus menarik perhatian klien untuk membeli televisi commercial dan air time yang
disediakan stasiun televisi.
Program yang berkualitas dan sangat bagus, tanpa dukungan promosi yang gencar
tak akan bisa mencapai target yang rencanakan. Peran promosi merupakan kegiatan yang
sangat penting diakui para ahli dan pelaku bisnis terkenal. Termasuk stasiun televisi sebagai
media massa, tak terkecuali sangat membutuhkan media promosi dari seluruh variabel yang
ada. Mencermati persaingan yang begitu ketat, pada era konvergensi media dan teknologi
informasi, kegiatan promosi merupakan satu kesatuan yang terintegrasi saling melengkapi
untuk mencapai goal yang diinginkan.
Media televisi dapat menggunakan beragam metode promosi sebagai upaya untuk
mencapai target promosinya. Metode promosi yang digunakan sangat tergantung dari
besarnya organisasi stasiun televisi yang didukung oleh kekuatan modal.
Promo on air
Maksud dari promosi on air adalah seluruh bentuk promosi program yang dilakukan
oleh stasiun televisi dengan mengunakan fasilitas layar televisinya sendiri. Beberapa bentuk
promosi program yang lazim ditayangkan stasiun televisi seperti berikut ini;
1. Trailer. Rangkaian cuplikan-cuplikan program yang dikemas secara ringkas sesuai alur
program yang sebenarnya. Digabungkan dengan narasi yang memiliki daya tarik pada
identitas program. Contohnya; trailer film action, sinetron, program berita, talk show,
variety show dan lain sebagainya.
2. Trailer biasanya dijadwalkan siaran paling lama 1 bulan sebelumnya, sedangkan paling
dekat adalah beberapa jam sebelum ditayangkan. Namun biasanya paling gencar
ditayangkan 1 hari sebelumnya. Jadwal penayangan akan direncanakan oleh bagian
2012
9
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
planning dan scheduling. Atau in a case bila terjadi gangguan operasional suatu
program, sebagai alternatif master control bisa menayangkan promo program.
3. Tag on. Promosi program yang berbentuk still photo, bukan gambar bergerak. Biasanya
ini hanya berupa informasi atau apapun yang tidak ada audio visualnya. Contohnya
promo program yang akan on air selanjutnya secara detail termasuk nomor surat tanda
lulus sensor (STLS) ditampilkan.
4. Running text. Promosi program tercetak/tertulis yang ditampilkan dibagian paling bawah
layar televisi yang berputar secara bergantian dengan informasi lainnya. Hal ini biasanya
merupakan kebijakan stasiun televisi untuk memberikan pesan singkat tersebut.
5. Supper impose. Promosi program yang biasanya ditampilkan dalam layar televisi secara
mendadak, beberapa detik dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Bisa ditampilkan
sebelum program dimulai untuk mengingatkan ataupun ketika program sedang
berlangsung untuk menginformasikan penonton yang baru bergabung.
6. Treaser. Cuplikan-cuplikan adegan film yang paling menarik. Treaser hanya 1 s/d 5 detik
saja, tidak perlu didubbing ataupun diproduksi seperti halnya trailer. Treaser biasanya
hanya ada pada film-film cerita ataupun sinetron, yang segaja dibuat oleh produsernya.
Treaser disiarkan biasanya hanya pada saat program film itu sedang berlangsung. Yaitu
menjelang commersial break, bumper in, bumper out. Agar audien tetap terjaga/tergoda
untuk tidak mengubah saluran televisinya.
7. Station ID. Stasiun televisi harus menayangkan bumper berupa promo logo dengan
jinggle yang khas dalam waktu-waktu tertentu. Bumper logo merupakan citra audio
visual yang mengidentifikasikan suatu media penyiaran. Promosi logo biasanya
dilakukan setelah berakhirnya suatu program untuk menuju ke program selanjutnya.
Promo off air
Promo ini adalah promosi program televisi yang tidak mengunakan layar televisi
sebagai media promosinya, tetapi bagian promo memasang iklan. Hal ini perlu dilakukan
untuk meramaikan persaingan dengan kompetitor. Karena stasiun televisi yang memiliki
wilayah siaran dengan bentuk program yang tidak jauh berbeda, akan menyulitkan audien
mengingatnya apabila pengelola program tidak gencar mempromosikannya. Oleh sebab itu
memanfaatkan media selain televisi adalah jalan keluar yang tepat untuk memenangkan
persaingan tersebut. Karena program yang berkualitas seperti apapun tidak akan sukses
tanpa promosi yang sukses juga. Ada beberapa bentuk promo off air, sebagai berikut;
1. Media cetak. Promo program televisi dalam bentuk gambar, tulisan sinopsis dan jadwal
siaran seharian yang ditampilkan pada lembar koran, tabloid ataupun majalah. Jumlah
media cetak yang banyak akan memudahkan pengelola program untuk mempromosikan
programnya. Hanya saja stasiun televisi harus menyesuaikan audien sasarannya
dengan karakter media cetak yang ingin dijadikan lokasi promosinya. Apabila sasaran
2012
10
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
audiennya kelas menengah ke atas maka media cetak yang tepat haruslah Kompas,
Seputar Indonesia, Media Indonesia, Jawa Pos dan lain-lain sebagainya. Majalah bisnis,
investasi dan perdagangan juga tepat karena konsumennya key opinion leader yaitu
para pengambil keputusan.
2. Internet. Promo program televisi dalam bentuk animasi, website (ruang maya), ataupun
pengumuman/statement, yang berada didalam format dunia maya/internet. Biasanya
setiap stasiun televisi memanfaatkan web site instansi masing-masing sebagai sarana
untuk mempromosikan seluruh komponen yang milikinya. Dari company profile,
penerimaan SDM hingga promosi program secara maksimal. Website juga bisa
digunakan sebagai produk komersial oleh pemasang iklan, seperti; www.tvri.com,
www.metronews.com, www.kompasnews.com, dan lain-lain.
Hal ini sesuai dengan
kemajuan teknologi dimana internet mempunyai peranan penting sebagai sarana
komunikasi sehari-hari yang diandalkan karena sangat efisien dan efektif.
3. Billboard. Bagi media televisi papan reklame luar ruang atau billboard memiliki beberapa
keunggulan jika digunakan sebagai medium untuk beriklan. Keuntungan billboard
sebagai medium iklan antara lain dalam hal ukurannya yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan serta dapat ditambah dengan efek-efek khusus seperti efek cahaya,
gelombang, gerakan berputar dan sebagainya. Billboard sangat bermanfaat sebagai
medium untuk iklan media televisi, jika ditempatkan di lokasi di pinggir jalan dengan lalu
lintas ramai yang sering macet. Media televisi dapat memanfaatkan billboard untuk
menampilkan logo, slogan, wajah penyiar dan program unggulan. Hal ini disebabkan
pesan yang disampaikan akan segera menggerakkan pengguna kendaraan untuk
mencari stasiun televisi yang dimaksud. Billboard juga berfungsi untuk mengingatkan
orang di jalan raya untuk tidak lupa menonton program yang dipromosikan itu, setelah
mereka sampai di manapun untuk segera menyaksikannya.
Gambar. Billboard Stasiun Televisi
2012
11
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
4. Display Transit. Media televisi dapat menggunakan terminal atau pelabuhan untuk
beriklan. Stasiun televisi dapat memasang display atau poster di bandara udara, stasiun
kereta api atau terminal bis. Kendaraan taksi atau badan bis kota juga sering digunakan
untuk promosi bagi media televisi. Promosi program terkadang juga dimuat dalam
kendaraan umum, baik bis maupun kereta api, sehingga dengan penumpang yang
jumlahnya lebih kecil, akan menjadikan pusat perhatian yang efektif dibandingkan
ditempat lain yang lebih besar jumlah orangnya.
5. Pameran. Promosi melalui pameran disukai media televisi dan khalayak karena bisa
berinteraksi langsung. Event pameran media penyiaran yang resmi (regular) ataupun
media televisi menyelenggarakan sendiri, merupakan sarana promosi yang efektif
meningkatkan citra.
6. Event CSR (corporate service responsibility). Berbagai kegiatan dapat dilakukan dalam
kegiatan pelayanan masyarakat, misalnya; pengobatan gratis, pemberian sembako,
mengadakan bazar, turut serta dalam kegiatan amal atau kegiatan penggalangan dana.
Bagian
promo
bisa
berkoordinasi
dengan
manager
berita
untuk
mengirim
reporter/presenter, staf, kameramen untuk turut serta berpartisipasi.
7. Pamflet/brosur. Promo selebaran yang mempublikasikan program televisi yang menjadi
unggulan ataupun spektakuler, dengan cara membagi-bagikan pada masyarakat.
Biasanya pamflet/brosur diandalkan untuk mengundang audien datang seketika
(program yang mengandalkan audien aktif) misalnya ketika sedang berlangsung suatu
produksi program televisi yang umumya live.
8. Spanduk. Promosi program televisi yang dipajang dilokasi-lokasi strategis (dilihat
penonton sasaran) untuk mempublikasikan program televisi yang biasanya menjadi
unggulan. Spanduk juga dimanfaatkan oleh pengelola program untuk mempromosikan
program yang pada umumnya live.
9. Standing Banner dan Stiker. Standing banner merupakan bentuk promosi yang
dibutuhkan selain informatif dan persuasif juga untuk mempercantik lobi, ruang kerja,
lokasi pameran, seminar dan lain-lain. Isi pesan promosi program juga bisa dikaitkan
dengan event workshop yang sedang dilaksanakan. Stiker promosi program biasanya
dipasang pada lift dan ruang penerimaan tamu bagian promosi, humas, marketing dan
mobil operasional.
2012
12
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Fachruddin, Andi. 2010. Dasar-dasar Penyiaran, Jakarta: Kencana Prenada Media.
Fachruddin, Andi. 2016. Manajemen Pertelevisian Modern, Yogyakarta: Andi Offset.
2012
13
Dosen
Andi Fachruddin MSi
Operasional Stasiun Penyiaran
http://www.mercubuana.ac.id
Download