MOTIF A. Pendahuluan Hewan dan manusia dalam berbuat atau bertindak selain terikat oleh faktor-faktor yang datang dari luar, juga ditentukan oleh faktor-faktor yang terdapat dalam diri organisme yang bersangkutan. Dorongan yang berasal dalam untuk berbuat disebut motif. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force. Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait dengan faktor lain. Hal yang dapat mempengaruhi motif disebut motivasi. Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong prilaku ke arah tujuan. Motivasi memiliki tiga aspek, yaitu : 1. Keadaan terdorong dalam diri seseorang (a drive state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnya : kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan. 2. Prilaku yang timbul dan terarah karena keadaan 3. Goal atau tujuan oleh prilaku tersebut B. Motif sebagai inferensi, eksplanasi, dan Prediksi Suatu hal yang penting berkaitan dengan motif adalah bahwa motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diketahui atau terinferensi dari prilaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat seseorang. Dari hal tersebut diketahui motifnya. Misalnya : seseorang selalu bekerja dengan giat pada setiap tugas yang dikerjakan untuk mendapat hasil yang baik. Dengan demikian orang mempunyai alat yang baik untuk mengadakan eksplanasi mengenai prilaku. Motif juga membantu seseorang untuk mengadakan prediksi tentang prilaku. C. Teori Motif Mengenai motif, ada beberapa teori yang diajukan yang memberikan gambaran tentang seberapa jauh peran dari stimulus internal dan eksternal. Teoriteori tersebut adalah : 1. Teori insting (instinct theory) 2. Teori dorongan (drive theory) 3. Teori insentif (insentive theory) 4. Teori atribusi 5. Teori kognitif E. Jenis-Jenis Motif Para ahli pada umumnya sependapat bahwa ada motif yang berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup organisme, yaitu : 1. Motif fisiologis/motif dasar/motif primer/motif alami Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dll. Dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan untuk melangsungkan eksistensi sebagai makhluk hidup. 2. Motif sosial Motif sosial merupakan motif kompleks, yang merupakan sumber dari banyak prilaku atau perbuatan manusia. Walaupun menurut Kunkel dalam diri manusia ada dorongan alami untuk mengadakan kontak dengan orang lain, tetapi motif sosial dapat dipelajari. Mac Clelland berpendapat bahwa motif sosial dapat dibedakan dalam : a. kebutuhan akan prestasi b. kebutukan untuk berafiliasi dengan orang lain c. kebutuhan akan kekuasaan 3. Teori kebutuhan dari Murray (termasuk motif sosial) Murai mengemukakan suatu daftar dari duapuluh kebutuhan yang pada umumnya mendorong manusia untuk bertindak atau berprilaku. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain : a. merendah atau merendahkan diri k. penolakan kerusakan b. berprestasi l. infavoidance c. afiliasi m. memberi bantuan d. agresi n. teratur e. otonomi o. bermain f. counteraction p. menolak g. pertahanan q. sentience h. hormat r. seks i. dominasi s. bantuan /pertolongan j. ekshibisi atau pamer t. mengerti 4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi a. Motif eksplorasi dari Woodworth dan Marquis - Motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis - Motif darurat - Motif obyektif dan minat b. Motif kompetensi Kebutuhan seseorang untuk kompeten dan menentukan sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan. c. Motif aktualisasi diri dari Maslow Motif aktualisasi diri merupakan motif yang berkaitan dengan kebutuhan atau dorongan untuk mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri individu. Kebutuhan akan aktualsasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi dalam hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Self actualization esteem needs Belongingness and love needs Safety needs Physiological needs Hirarki Kebutuhan menurut Maslow Kritik terhadap teori kebutuhan Maslow dikemukakan oleh Heylighen, yang menyatakan bahwa teori kebutuhan tidak dapat timbul secara simultan atau berbarengan. Tetapi pada kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat timbul secara simultan. Misalnya : orang butuh makan, tetapi juga butuh rasa aman, butuh penghargaan, butuh aktualisasi diri. Contoh lain : pengungsi di daerah rawan butuh rasa aman meskipun kebutuhan fisiologi kurang terpenuhi. Alderfer meneliti teori Maslow, dan menyimpulkan bahwa terdapat tiga kebutuhan, yaitu existence needs, relatedness needs, dan growth needs. Perbandingan kebutuhan antara manager tua dan manager muda (The need Hierarchies of Persons of the Older and Young Generations), dapat diperlihatkan seperti gambar berikut. Older Generation Younger Generation Existence Growth Relatedness Relatedness Growth Existence F. Frustasi dan Konflik Dalam rangka mencapai tujuan, individu kadangkadang atau justru sering menghadapi kendala, sehingga ada kemungkinan tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Apabila individu tidak dapat mencapai tujuan dan individu tidak mengerti dengan baik mengapa tujuan tersebut tidak tercapai, maka individu tersebut akan mengalami frustasi atau kekecewaan. Individu yang mengalami frustasi dapat mengalami depresi, merasa bersalah, rasa takut, dan sebagainya. SIKAP ORANG TUA PERILAKU K E N D A L A NORMA SOSIAL TUJUAN SIKAP MASYARAKAT SIKAP PIMPINAN FRUSTASI Sumber frustasi/kendala dapat bermacammacam, yaitu: 1. Dari lingkungan, misalnya norma sosial yang ada 2. Kemampuan yang ada dalam individu 3. Konflik antara motif-motif yang ada 4. Sikap masyarakat 5. Sikap pemimpin 6. Sikap orang tua 7. dll Jenis-Jenis Konflik Menurut Kurt Lewin, ada tiga macam konflik motif, yaitu: 1. Konflik angguk-angguk (approach-approach conflict). Apabila dua motif atau lebih memiliki nilai positif bagi individu yang bersangkutan, dan individu harus memilih. + INDIVI DU + 2.Konflik geleng-geleng (avoidance-avoidance conflict). Dua atau lebih motif yang semuanya memunyai nilai negatif bagi individu, dan harus memilih salah satu. - INDIVI DU - 3. Konflik angguk-geleng (approach-avoidance conflict). Apabila individu menghadapi satu obyek yang mengandung nilai positif dan negatif. + INDIVIDU - Hovland dan Sears mengajukan satu jenis konflik, yaitu double approach-avoidance conflict atau multiple approach avoidance conflicts. + - I N D I V I D U + -