Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2); Mei 2013 Sintesis Isopropil Indometasin Dari Indometasinil Klorida Dengan Isopropil Alkohol Devina Ingrid Anggraini1, Pudjono2, Yunius Albert3 1 Program Studi Anafarma STIKes MH. Thamrin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang 3 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah mada Yogyakarta 2 Alamat korespondensi: Prodi Anafarma STIKes MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550 Telp: 021 8096411 ext 1304; email:[email protected] Abstrak Indometasin merupakan senyawa obat antiinflamasi non steroid yang memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dan analgesik-antipiretik yang sebanding dengan aspirin. Indometasin hingga saat ini masih digunakan sebagai analgesik dan antiinflamasi. Efek samping obat ini adalah iritasi lambung, karena masih adanya gugus karboksil bebas pada molekulnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi struktur molekulnya dengan membuat bentuk ester dari gugus karboksil tersebut untuk menurunkan efek iritasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis isopropil indometasin melalui reaksi esterifikasi dari indometasinil klorida dengan isopropil alkohol. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan antara indometasin dengan pereaksi tionil klorida berkatalis piridin, kemudian indometasinil klorida yang terbentuk direaksikan lagi dengan isopropil alkohol berlebih. Produk yang diperoleh dimurnikan melalui pencucian dengan larutan NaHCO 3 5% dan ditentukan kemurniannya melalui uji KLT serta uji jarak lebur. Selanjutnya senyawa hasil sintesis diidentifikasi menggunakan uji organoleptis dan uji kelarutan, sedangkan elusidasi strukturnya ditentukan berdasarkan interpretasi spektrum dari spektroskopi UV-Vis, spektroskopi IR (FTIR), dan spektroskopi massa (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan terjadinya reaksi esterifikasi. Senyawa hasil sintesis yang diperoleh berbentuk serbuk, berwarna hijau kecoklatan, berbau khas, dan tidak berasa. Senyawa hasil sintesis mempunyai harga Rf 0,95 dan jarak lebur 96-99 oC dengan rendemen sebesar 75% serta mempunyai kemurnian yang kurang murni secara titik lebur. Dengan membandingkan uji organoleptis, uji jarak lebur, uji kelarutan, dan uji KLT serta hasil interpretasi analisis spektroskopi pada elusidasi struktur senyawa hasil sintesis menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk dari sintesis ini adalah ester isopropil indometasin dan telah berbeda dari senyawa awal yaitu indometasin sebagai pembanding. Kata kunci: Isopropil indometasin, Indometasin, Isopropil alkohol, Esterifikasi Pendahuluan Indometasin merupakan salah satu obat antiinflamasi non steroid turunan asam heteroarilasetat yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan analgesik-antipiretik yang sebanding dengan aspirin (Boyer, dkk., 2009). Indometasin bekerja dengan cara menghambat kedua jenis enzim siklooksigenase, yaitu COX-1 dan COX-2 melalui mekanisme pengikatan kedua jenis enzim tersebut sehingga terjadi penghambatan pada prostaglandin sintetase akibatnya sintesis prostaglandin juga terhambat (Dannhardt, dkk., 2001). Prostaglandin mempunyai fungsi sebagai penghambat sekresi asam lambung dan melindungi lambung terhadap iritasi lambung. Selain itu kebanyakan obat-obat AINS merupakan asam organik sehingga bersifat asam, yang menyebabkan obatobat tersebut lebih banyak terkumpul dalam sel-sel yang berdekatan dengan suasana asam, seperti di lambung, ginjal, dan jaringan inflamasi. Sifatnya yang demikian dapat menyebabkan efek samping iritasi lambung pada pemakaian per oral. Berdasarkan struktur molekulnya indometasin mengandung gugus karboksil bebas sehingga bersifat asam dan berhubungan dengan timbulnya efek samping iritasi lambung yang akut. Melihat kenyataan tersebut telah dilakukan usaha untuk membuat turunannya dengan tujuan menurunkan efek samping dan meningkatkan aktivitas terapetiknya (Ackerstaff, dkk., 2007). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan efek samping dan meningkatkan aktivitas terapetiknya yaitu memodifikasi struktur molekulnya dengan mengubah gugus karboksil melalui pembentukkan ester (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Gugus karboksil ini dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik asil membentuk senyawa turunannya ester. Berdasarkan hal ini telah dilakukan modifikasi struktur molekul indometasin tersebut, beberapa di antaranya adalah dengan membuat bentuk turunan ester metil, ester etil, dan γ-lakton dari indometasin (Chao, dkk., 2005). Pada penelitian ini dipilih metode esterifikasi dari asil halida dengan alkohol yaitu esterifikasi dari indometasinil klorida dengan isopropil alkohol karena struktur molekul indometasin yang sterik dan kurang reaktif serta untuk mendapatkan hasil rendemen yang tinggi. Metode esterifikasi dari asil halida dengan alkohol bermanfaat untuk sintesis ester yang sterik dan kurang reaktif (Fessenden dan Fessenden, 1997). 35 Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2); Mei 2013 diuapkan di atas waterbath sampai habis dalam almari asam. Produk senyawa kering yang diperoleh kemudian ditambahkan 30 mL isopropil alkohol dan 0,226 mL piridin. Campuran digojog pelan-pelan hingga larut sempurna kemudian direfluks di atas waterbath pada suhu 80-85 oC selama 1 jam dalam almari asam. 2. Isolasi dan Pemurnian Isopropil Indometasin Setelah selesai direfluks, kelebihan isopropil alkoholnya diuapkan di atas waterbath sampai habis dalam almari asam. Produk senyawa hasil sintesis kering yang diperoleh tersebut diambil sedikit untuk diuji dengan KLT dan dideteksi di bawah lampu UV 254 nm. Senyawa hasil sintesis dicuci dengan larutan NaHCO3 5%, untuk melarutkan sisa indometasin. Setelah itu dicuci lagi dengan akuades dingin sampai bereaksi netral. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 80 oC selama 15 menit, setelah itu dilakukan uji dengan KLT (Clarke, 1986). Metode Penelitian Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah isopropil indometasin yang disintesis dari indometasinil klorida dengan isopropil alkohol. Variabel Penelitian Variabel terikat yaitu senyawa hasil sintesis isopropil indometasin, variabel bebas yaitu kereaktifan indometasinil klorida, dan variabel terkendali yaitu jumlah pereaksi, suhu, waktu refluks, cara kerja, dan alat-alat penelitian. Alat Seperangkat alat refluks, seperangkat alat KLT, timbangan analitik, oven, lampu UV 254 nm, waterbath, alat-alat gelas pada umumnya (Iwaki pyrex), thermophan (Mel-Themp with Pyrometer Digital 1202D), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu Spectronic UV-Vis 1240), spektrometer IR (Shimadzu FTIR-8201PC), dan seperangkat alat GC-MS (Shimadzu GCMS-QP2010S). Hasil dan Pembahasan 1. Uji pendahuluan Sintesis isopropil indometasin dilakukan dengan merefluks indometasin dengan pereaksi tionil klorida berkatalis piridin, kemudian indometasinil klorida yang terbentuk direaksikan lagi dengan isopropil alkohol berlebih berkatalis piridin. Reaksi esterifikasi ini dilakukan melalui pembentukan senyawa antara indometasinil klorida karena indometasin memiliki halangan sterik yang besar sehingga bersifat kurang reaktif. Indometasinil klorida memiliki reaktifitas yang tinggi karena memiliki gugus pergi yang baik yaitu atom klorida sehingga reaksi esterifikasi ini berjalan cepat akibatnya rendemen ester yang dihasilkan tinggi. Penambahan piridin sebagai katalis bertujuan untuk mengikat HCl sebagai hasil samping reaksi (McMurry, 2004). Persamaan reaksi esterifikasi ini seperti terlihat pada gambar 1. Bahan Indometasin (kualitas analisis, LKTlabs); isopropil alkohol, tionil klorida, piridin, metanol, etanol, etil asetat, ammonia, aseton, kloroform, eter, NaHCO 3, NaOH, HCl (mutu analisis, Merck); dan lempeng silica gel GF254. Cara Kerja 1. Sintesis Isopropil Indometasin Ke dalam labu alas bulat yang telah diisi dengan batu didih, dimasukkan sejumlah 1,0037 gram indometasin, 2 mL tionil klorida dan 0,226 mL piridin. Campuran digojog pelan-pelan hingga larut sempurna kemudian direfluks di atas waterbath pada suhu 75-80 oC selama 1 jam dalam almari asam. Setelah itu kelebihan tionil kloridanya O O C R OH + asam karboksilat SOCl2 R3N atau N C R Cl + HCl NH Cl tionil klorida O O C R + SO2 Cl asil klorida + C R' OH N alkohol piridin R OR' ester + HCl NH Cl piridinium klorida Gambar 1. Reaksi umum esterifikasi dari asil klorida dengan alkohol Isolasi senyawa hasil sintesis dilakukan dengan menguapkan kelebihan isopropil alkohol. Hasil uji KLT menggunakan fase diam silica gel GF254 dan fase gerak etil asetat : metanol : amonia (85:10:5) memperlihatkan satu bercak noda dengan nilai Rf lebih tinggi dibanding indometasin. Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis tersebut telah murni secara KLT dan mempunyai polaritas yang lebih rendah dibanding indometasin sehingga esterifikasi pada gugus karboksil dari indometasin dimungkinkan telah terjadi. Esterifikasi juga ditegaskan dengan sukar larutnya senyawa hasil sintesis tersebut dalam NaOH sedangkan indometasin sendiri larut dalam NaOH karena senyawa hasil sintesis tidak dapat diubah menjadi bentuk garamnya. 36 Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2); Mei 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel 1. Data uji pendahuluan senyawa hasil sintesis dan indometasin Keterangan Senyawa hasil sintesis Indometasin Organoleptis Serbuk hijau kecoklatan, Serbuk putih kekuningan, berbau khas, tidak berasa tidak berbau, tidak berasa Jarak lebur 96-99 °C 154-156 °C Kelarutan : Air NaOH 0,1 Kloroform Aseton Nilai Rf Rendemen Pratis tidak larut Sukar larut Larut Mudah larut 0,95 75 % 2. Elusidasi Struktur Spektrum UV-Vis dari indometasin maupun senyawa hasil sintesis memperlihatkan serapan maksimum pada panjang gelombang yang hampir sama. Indometasin memberikan serapan maksimum pada λ 248 nm, sedangkan senyawa hasil sintesis pada λ 256 nm, menunjukkan adanya pergeseran ke arah panjang gelombang yang lebih panjang karena adanya substitusi gugus isopropoksi. Pratis tidak larut Larut Agak sukar larut Larut 0,30 Substitusi gugus isopropoksi pada senyawa hasil sintesis memberikan perubahan pada spektrum IR. Beberapa pita masih menunjukkan profil gugus fungsi yang sama dengan indometasin, namun pita yang berbeda tampak pada pita O−H ulur asam karboksilat, pita C−O ulur asam karboksilat juga mengalami pergeseran karena adanya gugus isopropil yang memberikan efek induksi pada atom O sehingga melemahkan ikatan antara atom O dengan atom C gugus karbonil, dan pita –CH3 (isopropil) pada dearah sidik jari yang khas. Tabel 2. Hasil interpretasi spektra IR senyawa hasil sintesis dan indometasin Gugus Senyawa hasil sintesis Indometasin O–H ulur asam karboksilat Tidak ada Ada –CH3 ulur (isopropil) Ada Tidak ada C=O ulur karbonil Ada Ada C–O ulur asam karboksilat Tidak ada Ada C–O ulur ester Ada Tidak ada O C Cl N H3CO CH3 O CH2 C CH3 O CH CH3 Benzen tersubstitusi p C=C ulur aromatis −CH3 ulur alifatis C−N ulur C−H ulur alifatis C−Cl ulur C−H ulur aromatis C−O ulur alkoksi C−O ulur ester C=O ulur ester Gambar 2. Spektrum IR senyawa hasil sintesis 37 Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2); Mei 2013 Benzen tersubstitusi p Cl C O N H3CO CH3 CH2 O C OH O−H ulur asam karboksilat C=C ulur aromatis −CH3 ulur alifatis C−H ulur alifatis C−Cl ulur C−H ulur aromatis C−O ulur asam karboksilat C=O ulur asam karboksilat C−O ulur alkoksi C−N ulur Gambar 3. Spektrum IR indometasin Berdasarkan spektrum massa senyawa hasil sintesis menunjukkan puncak ion molekul pada m/z 399 yang merupakan bobot molekulnya, menginformasikan bahwa senyawa target telah terbentuk yaitu isopropil indometasin dengan rumus molekul C22H22ClNO4. Spektrum massa senyawa hasil sintesis memberikan puncak dengan kelimpahan relatif 100% pada m/z 139. Puncak ini merupakan base peak (puncak dasar) dari keseluruhan fragmentasi molekul. Puncak ini mempunyai dua harga m/z yang berbeda disebabkan karena molekul kation mengandung satu atom klorida yang memiliki dua isotop yang berbeda yaitu 35Cl dan 37Cl. Gambar 4. Spektrum massa senyawa hasil sintesis Berdasarkan dari hasil interpretasi data keseluruhan di atas meliputi uji pendahuluan maupun elusidasi struktur (O’Brien, dkk., 2007), maka hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis yang dihasilkan dari esterifikasi antara indometasinil klorida dengan isopropil alkohol adalah isopropil indometasin. Pada perhitungan rendemen diperoleh persentase rendemen senyawa hasil sintesis yang tinggi yaitu sebesar 75%. Persentase rendemen ini tinggi dibandingkan dengan persentase rendemen melalui esterifikasi Fischer pada umumnya. Hal ini disebabkan karena kereaktifan senyawa antara indometasinil klorida yang tinggi sehingga mudah bereaksi dengan isopropil alkohol membentuk ester isopropil indometasin. Dapat disimpulkan bahwa sintesis isopropil indometasin dari indometasinil klorida dengan isopropil alkohol dihasilkan senyawa berbentuk serbuk, berwarna hijau kecoklatan, berbau khas, dan tidak berasa serta jarak lebur 96-99 °C dengan rendemen sebesar 75%. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai uji aktivitas farmakologi dan uji toksisitas dari isopropil indometasin serta pengembangan turunan indometsain yang lain dengan metode sintesis yang lebih baik agar didapat rendemen yang lebih tinggi. Daftar Pustaka Ackerstaff, E., Gimi, B., Artemov, D., dan Bhujwalla, Z. M. 2007. Anti-Inflammatory Agent Indomethacin Reduces Invasion and Alters Metabolism in a Human Breast Cancer Cell Line. Neoplasia . 9. (3) : 222 – 235 38 Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2); Mei 2013 Boyer, D., Bauman, J. N., Walker, D. P., Kapinos, B.,Karki, K., dan Kalgutkar, A. S. 2009. Utility of MetaSite in Improving Metabolic Stability of the Neutral Indomethacin Amide Derivative and Selective Cyclooxygenase-2 Inhibitor 2-(1-(4-Chlorobenzoyl)-5methoxy-2-methyl-1H-indol-3-yl)-N-phenethyl-acetamide. Drug Metabolism and Disposition. 37. (5) : 999-1008 Dannhardt, D. dan Kiefer, W. 2001. Cyclooxygenase Inhibitors – Current Status and Future Prospects. Eur. J. Med. Chem. 36 : 109-126 Chao, Su-Hui., An-Bang WU., Chia-Jung Lee., Fu-An Chen., dan Ching-Chiung Wang. 2005. Anti-inflammatory Effects of Indomethacin’s Methyl Ester Derivative and Induction of Apoptosis in HL-60 Cells. Biol. Pharm. Bull. 28. (12) : 2206-2210. McMurry, J. 2004. Organic Chemistry. International Student Edition. England : John Wiley and Sons, Inc. Clarke, E.G.C. 1986. Isolation and Identification of Drug in Pharmaceutical, Body Fluid and Post Mortem Material. 2nd Edition. London : The Pharmaceutical Press. Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S. 1997. Organic Chemistry. Diterjemahkan oleh A. Hadyana Pudjaatmaka. Edisi 3. Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga O’Brien, M., J. McCauley., dan E. Cohen. 2007. Analytical Profiles of Drug Substances. Volume 13. Orlando : Academic Press, Inc. Siswandono dan Sukardjo B. 2000. Kimia Medisinal. Edisi 2. Jilid 1 dan 2. Surabaya : Airlangga University Press 39