EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol.2, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2502-4787 ISOLASI KARAKTERISASI BAKTERI PENDEGRADASI ASAM MONOKLOROASETAT DARI TANAH Vina Juliana Anggraeni1 , Enny Ratnaningsih2, Zeily Nurachman2 1 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Jalan Soekarno Hatta no.754 Bandung, Indonesia 2 Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha no.10 Bandung, Indonesia *Email: [email protected] **Email: [email protected] Diterima: 13 Maret 2017. Disetujui: 14 Juli 2017. Dipublikasikan: 30 Juli 2017 Abstract: Organohalogen compounds are one of the largest pollutants in the environment. Bioremediation is one step that can be done to reduce organohalogen pollution. Some soil bacteria are known to have dehalogenase enzymes and are potentially used as organohalogen compound bioremediators. In this study, isolation of soil bacteria was able to degrade the monoclhoroacetic acid (MCA) and characterize the growing ability of these bacteria at various concentrations of MCA. The isolation result obtained 5 colonies of bacteria that can grow on medium with high MCA concentration that is 10mM. PG3, TJ4, PW2, CW1, and PG2 bacteria were each capable of releasing chloride ions by 95.14%; 91.89%; 89.46%; 89.46; 88.81% on medium containing 1mM MCA 29.24%; 28.17%; 28.10%; 24.31%; 26.16% on 5mM MCA, and 13.03%; 12.09%; 9.95%; 8.35%; 8.72% at 10mM MCA. It appears that organohalogen degradation occurs more effectively in medium with low MCA concentrations, and PG3 bacteria have the highest ability. The growth of the five bacteria reached the stationary phase at 18-24 hours with OD600 of 0.3-0.4. Keywords: monoclhoroacetic acid, biodegradation of organhalogen compounds, isolation of soil bacteria Abstrak: Senyawa organohalogen merupakan salah satu polutan terbesar di lingkungan. Bioremediasi merupakan salah langkah yang dapat dilakukanuntuk mengurangi polusi organohalogen. Beberapa bakteri tanah diketahui memiliki enzimdehalogenase dan berpotensi digunakan sebagai bioremediatorsenyawa organohalogen. Pada penelitian ini, dilakukan isolasi terhadap bakteri tanah yang mampu mendegradasi Asam Monokloroasetat (MCA) dan mengkarakaterisasi kemampuan tumbuh bakteri-bakteri tersebut pada berbagai konsentrasi MCA. Hasil isolasi didapatkan5 koloni bakteri yang mampu tumbuh pada medium dengankonsentrasi MCA yang tinggi yaitu 10mM.BakteriPG3, TJ4, PW2,CW1, dan PG2 masing-masing mampu melepaskanion klorida sebesar 95,14%; 91,89%; 89,46%; 89,46; 88,81% pada medium yang mengandung1mM MCA 29,24%;28,17%; 28,10%; 24,31%; 26,16%pada 5mM MCA, dan 13,03%; 12,09%; 9.95%; 8,35%; 8,72%pada 10mM MCA. Terlihat bahwa degradasi organohalogenterjadi lebih efektif pada medium dengan konsentrasi MCA rendah, dan bakteri PG3 mempunyai kemampuan yang 174 175 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017 Anggraeni, Ratnaningsih, dan Nurachman tertinggi.Pertumbuhan kelima bakteri mencapai fasa stationer pada18-24 jam denganOD600 sebesar 0.3-0.4. Kata Kunci: asam monokloroasetat, biodegradasi senyawa organhalogen, isolasi bakteri tanah yaitu cukup mudah dilakukan dan relatif PENDAHULUAN Organohalogen digunakan secara murah. Mikroorganisme memiliki luas di bidang industri sebagai pelarut, kemampuan adaptasi yang baik karena pestisida, senyawa intermediet dalam mampu menghasilkan enzim tertentu sintesis senyawa kimia, aditif bahan yang bakar, dan digunakan sebagai bahan pada meminimalisasi cat. Organohalogen bersifat persisten, organohalogen toksik dan tidak mudah didegradasi oleh Mikroorganisme yang mampu hidup mikroorganisme. Asam Monoklorasetat dalam (MCA) satu organohalogen biasanya memiliki enzim organohalogen yang digunakan sebagai dehalogenase untuk memutuskan halogen herbisida. Pada tahun 2010 produksi dari organohalogen (Hardman, 1991 MCA dunia mencapai 706.000 ton, dalam setengahnya diproduksi oleh negara Cina dehaloganase adalah enzim yang mampu (Malveda, 2011 dalam Fajriah, 2013). memutuskan Senyawa ini bila terlepas ke lingkungan organohalogen (Fetzner,1999). tanpa merupakan pengendalian salah akan sangat dapat mengubah dan kandungan di medium lingkungan. yang Soetarato, mengandung 1997). halogen dari Enzim senyawa Penelitian sebelumnya, menunjukkan berbahaya bagi kesehatan karena dapat bahwa menghambat proses glukoneogenesis di mendegradasi organ hati (Sakai et al, 2005). Oleh menghasilkan dehalogenase antara lain karena itu, diperlukan upaya untuk adalah mendegrasi MCA agar efek toksik dan Rhodococcus, persistennya dapat dikurangi. Hyphomicrobium (Slater, 1994). Bakteri Penanganan secara biologi dengan memanfaatkan merupakan mikroorganisme langkah aman untuk mengatasi pencemaran organohalogen. beberapa bakteri organohalogen genus mampu dan Pseudomonas, Alcaligenes, dan ini mudah diisolasi karena organohalogen banyak terdapat di lingkungan. Senyawa ini digunakan bakteri sebagai sumber karbon dan energi. Metode ini memiliki berbagai kelebihan e-ISSN 2502-4787 Isolasi Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Asam Monokloroasetat 176 Tanah merupakan media dimana padat. Untuk sumber karbon pada media bakteri dapat tumbuh dengan baik. minimal Dalam tanah yang terpapar polutan Monokloroasetat. Untuk uji biodegradasi, organohalogen dimungkinkan akan hidup digunakan bakteri mendegradasi etanol p.a, ferri ammonium sulfat, NaCl, senyawa tersebut. Bakteri yang tidak dan asam nitrat. Untuk pewarnaan gram mampu digunakan kristal violet, larutan lugol, yang mampu mendegradasi organohalogen yang bersifat toksik tidak akan mampu digunakan asam Asam merkuri thiosianat, alkohol, dan safranin. bertahan hidup di lingkungan toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri pendegradasi MCA dari tanah dan Isolasi Bakteri dari Tanah Sebanyak 0.5 gram tanah mengkarakterisasi dimasukkan dalam erlenmeyer 50 ml kemampuan tumbuh pada media yang berisi 10ml minimal medium cair yang mengandung mengandung anti variasi konsentrasi organohalogen. jamur dan MCA dengan konsentrasi 1mM. Ditumbuhkan selama 24 jam di inkubator bergoyang METODE dengan kecepatan 150 rpm di suhu 37°C, Penyiapan Sampel Tanah setelah ditumbuhkan selama 24 jam Sampel tanah diambil dari kedalaman kemudian diencerkan 10-3 sampai 10-6 , ±10 cm kemudian dimasukkan dalam dispread ke minimal media agar padat wadah bersih yang yang terlebih dahulu mengandung 1mM MCA, disterilkan dengan alkohol. Kondisi tanah diinkubasi selama 3-5 hari pada suhu yang diambil tidak terlalu kering dan 37°C.Bakteri yang tumbuh kemudian tidak terlalu basah. dipilih dan dimurnikan dengan teknik goresan. Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan medium minimal adalah KH2PO4, Na2HPO4, MgSO4.7H2O, dan NH4SO4, sedangkan untuk media Luria Bertani (LB) adalah tripton, dan ekstrak ragi. Bakto Agar untuk pembuatan media e-ISSN 2502-4787 Uji Kualitatif Bakteri Ketahanan Tumbuh Bakteri yang tumbuh hasil pada media Isolasi dipilih beberapa koloni kemudian dimurnikan dan ditumbuhkan pada media uji ketahanan tumbuh. Media uji ketahanan tumbuh adalah media 177 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017 Anggraeni, Ratnaningsih, dan Nurachman minimal padat yang ditambah MCA 5mM, 10mM, 15mM, dan 20 mM. dengan konsentrasi akhir 5, 10, dan 20 Bakteri ditumbuhkan selama 24 jam mM yang juga ditambahkan ekstrak ragi kemudian diukur OD600 di jam ke-24. sebanyak 0.1%. Media uji ditumbuhkan di inkubator dengan suhu 37°C selama 24-48 jam. Pemindahan isolat bakteri dilakukan dengan teknik goresan menggunakan kawat ose. Bakteri yang mampu tumbuh dikonsentrasi tertinggi dipilih untuk uji selanjutnya. Uji Kualitatif Organohalogen Bakteri terpilih dengan Bakteri terpilih ditumbuhkan dalam media minimal yang ditambah yeast selama 16-18 jam di inkubator bergoyang pada suhu 37°C sebagai starter. Sebanyak Biodegradasi 10 % starter ditumbuhkan kembali di media minimal yang yang mengandung ditumbuhkan di media minimal padat yang ditambah MCA Uji Kuantitatif Kemampuan Biodegradasi Bakteri terhadap Variasi Konsentrasu MCA konsentrasi tertinggi dimana bakteri mampu hidup, yang juga ditambah ekstak yeast 1% dan Brom timol Biru (BTB) sebagai indikator MCA dengan konsentrasi akhir 1mM MCA, 5mM, dan 10mM. Bakteri ditumbuhkan selama 24 jam. Setelah 24 jam diukur kemampuan biodegradasi di jam ke-24 dengan metode bregman dan sanik. biodegradasi. Media uji ditumbuhkan di inkubator dengan suhu 37°C selama 2448 jam. Uji Biodegradasi organohalogen oleh Bakteri dengan metode Bregman dan Sanik Sebanyak Uji Kuantitatif Ketahanan Tumbuh Bakteri terhadap Variasi Konsentrasi MCA Bakteri terpilih ditumbuhkan dalam media minimal yang ditambah yeast selama 16-18 jam di inkubator bergoyang pada suhu 37°C sebagai starter. Sebanyak 10 % starter ditumbuhkan kembali di media minimal yang tidak mengandung MCA dan yang mengandung MCA dengan konsentrasi akhir 1mM MCA, 250 μl kultur segar dipindahkan ke dalam effendorf steril kemudian disentrifugasi pada 10000 xg selama 10 menit hingga didapatkan pelet dan supernatan. 200 μl supernatan diambil dimasukkan ke dalam tabung effendorg baru dan direaksiakan dengan dengan 400 µl Hg(SCN)2 (0,1%dalam etanol p.a)dan divorteks selama 5 detik. Kemudian disentrifugasi pada 10000 xg selama 2 menit hingga didapatkan pelet e-ISSN 2502-4787 Isolasi Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Asam Monokloroasetat 178 dan supernatan. Supernatan dan pelet mengandung MCA menunjukkan adanya dipisahkan supernatan beberapa bakteri yang tumbuh pada ditambahkan 400 μL Fe(NH4)(SO4)2 beberapa sampel tanah. Pemakaian MCA (0,25M sebagai dan kedalam dalam 9M HNO3) larutan satu-satunya sumber karbon tersebut diukur dengan spektrofotometri merupakan uv vis pada λ=460 nm. Blanko yang mendapatkan bakteri yang hanya mampu digunakan tumbuh dengan menggunakan MCA dalam pengukuran selektifitas biodegradasi adalah medium cair tanpa sebagai adanya bakteri.Hasil menggunakan MCA sebagai sumber karbon gelombang karena bakteri tersebut memiliki enzim penumbuhan pengukuran panjang sumber karbon. untuk Kemampuan kemudian dimasukkan dalam persamaan dehalogenase (Fetzner, 1994). Enzim dari kurva standar NaCl. Dan didapat dehalogenase adalah enzim yang konsentrasi ion klorida terlepas hasil biodegradasi organohalogen oleh bakteri. Kurva Pertumbuhan Bakteri dalam Minimal Media yang mengandung 10 mM MCA Bakteri ditumbuhkan dalam media mengkatalisis pelepasan ion klor yang toksik. Putusnya ion klor MCA akan mempermudah bakteri menggunakan sumber karbon untuk dikatabolisme menjadi sebagai sumber energi bagi sel. Penggunaan bahan zat anti jamur pada saat isolasi bertujuan untuk minimal yang ditambah yeast selama 16- menghentikan pertumbuhan jamur yang 18 jam di inkubator bergoyang pada suhu ada di tanah. Selain bakteri, tanah juga 37°C sebagai starter. Sebanyak 10 % merupakan starter mikroorganisme lain dan salah satunya dalam dipindahkan secara aseptik ke labu erlenmeyer yang media Sampel tanah yang diisolasi berasal penambahan MCA 10 mM. Ditumbuhkan dari pada pada suhu 37˚C 150 rpm dan belakang diukur pada organohalogen. ke 0,1,2,4,6,9,12,15,18,21,24,dan 32 jam. berbagai Hasil Isolasi bakteri dari tanah dilakukan di minimal media cair yang tempat dengan penggunaan Tanah latar senyawa purwakarta diambil dari tanah perkebunan karet yang diketahui HASIL DAN PEMBAHASAN bagi adalah jamur. mengandung 50 ml MSM cair dengan OD600 tumbuh memakai pentaklorofenol sebegai pestisida yang digunakan pada perkebunan tersebut, tanah padalarang dan ciwidey diambil dari tanah perkebunan teh, untuk kedua sampel ini e-ISSN 2502-4787 179 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017 Anggraeni, Ratnaningsih, dan Nurachman belum diketahui jenis paparan senyawa senyawa asam hidroksi. Pada tanah organohalogennya, sampel tanjungsari Padalarang tidak terdapat bakteri yang dan pangalengan merupakan sampel mampu untuk menjadikan MCA sebagai tanah yang sumber karbon dan tidak memiliki enzim terbiasa kena paparan pestisida DDT. dehalogenase yang mampu memutuskan Pengambilan ikatan senyawa asam monokloroasetat dari perkebunan sampel sayur dari beberapa tempat dimaksudkan untuk mendapatkan dengan keanekaragam bakteri dapat menunjukkan bahwa bakteri yang tidak mendegradasi Asam Monoklorasetat memiliki kemampuan untuk menjadikan berdasarkan latar yang belakang senyawa organohalogen paparan yang sering mengenai sampel tanah. Hasil MCA ion halidanya. sebagai Hal satu-satunya ini sumber karbon tidak mampu hidup dalam media MCA. Oleh sebab itu digunakan minimal penumbuhan bakteri menunjukkan bahwa tanah Purwakarta, media ini untuk menyeleksi bakteri yang diinginkan. Tanjungsari, Pangalengan dan Ciwidey memiliki bakteri yang mampu tumbuh pada minimal media yang hanya Uji Kualitatif Bakteri Ketahanan Tumbuh sebagai Dari hasil isolasi di dapat banyak sumber karbon. Hasil isolasi dari tanah koloni tunggal. Pemilihan bakteri yang Padalarang tidak menunjukkan adanya mampu bertahan hidup pada medium bakteri yang tumbuh. yang mengandung MCA tertinggi perlu mengandung 1 mM MCA Bakteri yang mampu tumbuh pada dilakukan sebagai seleksi bakteri yang minimal media yang mengandung 1 mM akan dikarakterisasi lebih lanjut. Dalam dimungkinkan karena bakteri mengenali hal ini media uji merupakan minimal MCA dan mampu bertahan hidup dengan medium menggunakan MCA sebagai sumber dengan konsentrasi akhir 5, 10 dan 20 karbon. Bakteri yang hidup dalam media mM. Pada media uji ini ditambah sumber MCA untuk nutrisi lain yaitu berupa ekstrak ragi dehalogenase 0.1%. Penambahan ekstrak ragi ini sehingga mampu memutuskan ikatan disebabkan jumlah koloni ang sudah antara senyawa asam monokloroasetat menjadi koloni tunggal ternyata tidak dengan sehingga dapat berkembang biak dalam minimal menghasilkan ion halida bebas dan medium yang hanya mengandung MCA memiliki menghasilkan ion kemampuan enzim halidanya dengan penambahan MCA e-ISSN 2502-4787 Isolasi Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Asam Monokloroasetat 180 sebagai sumber karbon sehingga menyebabkan bakteri tidak mampu diperlukan nutrisi lain agar mampu tumbuh. Dari hasil uji ini, isolat yang menunjang pertumbuhannya. Keberadaan diuji diberi kode untuk memudahkan sumber pengujian berikutnya. karbon lain pada medium berfungsi sebagai: 1)Tenaga pereduksi bagi degradasasi senyawa senobiotik; 2) Menyokong pertumbuhan sel; 3)Donor elektron bagi degradasi substrat nonpertumbuhan; 4)Meningkatkan viabiltas sel; 5)Mengurangi toksisitas senyawa senobiotik dan hambatan pertumbuhan senyawa senobiotik terhadap sel(Saez & Rittman, 1991; Topp (et a)l, 1988; Fava (et al), 1995; dalam Fajriah,2013). LB + 10 mM MCA Minimal Media + 10 mM Gambar 1. Pertumbuhan isolat bakteri MCA dalam medium LB yang mengandung 10 mM MCA dan Minimal Medium yang mengandung 10 mM MCA Dari hasil uji kualitatif didapat bahwa konsentrasi MCA tertinggi yang Pada Gambar 1 terlihat bahwa 5 masih mampu ditoleransi oleh bakteri bakteri yang mampu bertahan hidup pada yaitu pada konsentrasi 10 mM. Pada medium konsentrasi 20 mM bakteri sudah tidak MCA 10 mM dan medium LB yang mampu kenaikan mengandung 10 mM. Bakteri tersebut konsentrasi MCA terlihat adanya seleksi adalah PG2, TJ4, PG3, PW2, dan CW1. bakteri yang mampu tumbuh. Pada media Pada medium LB pertumbuhan bakteri yang mengandung 5mM MCA, bakteri lebih yang mampu hidup mulai berkurang. dan pertumbuhan pada medium minimal. Hal semakin berkurang pada konsentrasi 10 ini disebabkan karena pada minimal mM, sedangkan pada konsentrasi 20 mM medium sumber karbon yang digunakan tidak terlihat adanya bakteri yang mampu adalah MCA sedangkan pada LB didapat tumbuh. sumber karbon lain. Bakteri yang mampu tumbuh. Naiknya Dengan konsentrasi MCA minimal terlihat tegas dibandingkan hidup MCA tersebut merupakan sumber karbon mengandung MCA konsentrasi 10 mM namun bertambahnya menunjukkan bahwa bakteri memiliki konsentrasi, MCA tidak lagi menjadi aktivitas untuk biodegradasi terhadap sumber karbon melainkan toksik yang MCA. Konsentrasi MCA yang tinggi e-ISSN 2502-4787 medium mengandung menjadi toksik bagi bakteri yang awalnya dengan pada yang LB yang 181 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017 Anggraeni, Ratnaningsih, dan Nurachman dapat juga menjadi toksik untuk bakteri Perubahan warna media terjadi karena yang dehalogenase, pada media terdapat ion klorida bebas namun dengan tetap hidup maka bakteri yang dilepaskan oleh bakteri, sehingga tersebut dapat memproses MCA agar dengan tidak toksik baginya. mengubah pH media menjadi asam dan memiliki enzim keberadaan ion klorida ini juga mengubah warna indikator BTB Uji Kualitatif Biodegradasi MCA oleh Bakteri 5 (Lima) mampu isolat mendegradasi terpilih MCA menjadi kuning (Strotmann & Roschenthaler, 1987; Soetarato, 1997;). Dari diduga hasil penelitian terlihat bahwa kelima dan bakteri mampu menghasilkan ion klorida bebas. Ion karena kelima klorida bebas ini dapat dideteksi dengan warna kuning pada media (Gambar 2). mendegradasi bakteri MCA menghasilkan indikator Brom Timol Biru (BTB). Pw2 PG3 TJ4 CW1 PG2 A Gambar 2. Uji Kualitatif Biodegradasi MCA dengan Indikator Brom Timol Biru Pewarnaan Gram Hasil pewarnaan gram menunjukkan gram negatif dan satu bakteri merupakan Gram positif. 4 bakteri hasil isolasi merupakan bakteri e-ISSN 2502-4787 Isolasi Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Asam Monokloroasetat 182 PG2 TJ4 PW2 PG3 CW1 Gambar 3. Hasil Pewarnaan Gram terhadap Lima Bakteri Hasil Isolasi Uji Kuantitatif Ketahanan Tumbuh Bakteri pada Berbagai Konsentrasi MCA dari bakteri. Kemampuan hidup isolat bakteri hanya mampu mencapai OD600 maksimal di 0.5 tidak mencapai 1. Hasil uji kualitatif dapat dilihat pada gambar 4. Dengan penambahan MCA, OD600 dari bakteri semakin berkurang sesuai dengan banyaknya penambahan MCA. Semakin banyak MCA yang ditambahkan maka kemampuan hidupnya semakin kecil.Pada konsentrasi MCA 15 mM dan 20 mM sebagian bakteri ada yang masih dapat bertahan hidup dengan kenaikan OD600 yang kecil dan sebagian ada yang mengalami penurunan OD600 yang menandakan bahwa bakteri tidak mampu tumbuh pada media minimal dengan penambahan Gambar 4. diagram Ketahanan Tumbuh Isolat Bakteri terhadap variasi MCA Pada 0 mM MCA yaitu tanpa penambahan MCA, dapat dijadikan standar uji kuantitatif kemampuan hidup e-ISSN 2502-4787 Semakin konsentrasi berkurangnya tersebut. kemampuan hidup dengan bertambahnya konsentrasi MCA yang ditambahkan dikarenakan bakteri sudah tidak mampu lagi menjadikan MCA sebagai sumber karbon 183 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017 Anggraeni, Ratnaningsih, dan Nurachman dan MCA sudah bersifat toksik bagi ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan bakteri degradasi efektif hanya sekitar 0.8 mM sehingga bakteri mengalami penurunan kemampuan tumbuh. per bakteri. Pada konsentrasi 0; 1; 5 mM penambahan MCA terlihat pola urutan Urutan kemampuan hidup isolat bakteri dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu TJ4, PW2. CW1, PG3, dan PG2. Untuk kemapuan hidup di 10 mM, urutannya tidak terlihat jelas. Semua bakteri relatif memiliki kemampuan hidup yang sama pada konsentrasi konsentrasi menyiapkan ketoksikan berkembang 10 tersebut. mM bakteri bagaimana MCA biak, 80 PG2 70 TJ4 60 PG3 50 PW2 40 CW1 30 20 10 0 1 lebih ini 5 10 konsentrasi MCA (mM) mengatasi daripada hal Pada 90 % konsentrasi ion klorida terlepas kemampuan tumbuh yang relatif sama. 100 untuk yang menyebabkan kemampuan bakteri relatif sama dengan bakteri lainnya. Uji Kuantitatif Biodegradasi MCA oleh Bakteri Gambar 5. Kemampuan Biodegradasi Isolat Bakteri terhadap Variasi konsentrasi MCA Kurva Pertumbuhan Bakteri pada Minimal Media yang mengandung 10 mM MCA Kurva pertumbuhan bakteri pada Hasil uji kualitatif dapat dilihat pada minimal media yang mengandung 10 Gambar 5. Pada gambar 5 terlihat lebih mM MCA dapat dilihat pada Gambar 6. dari 80% MCA mampu didegrasi pada Dari kelima bakteri, 3 bakteri yaitu PG2, konsentrasi MCA 1 mM. sedangkan pada TJ4 dan PG3 memiliki kemampuan yang konsentrasi MCA 5 mM, 20% lebih relatif MCA mampu degradasi dan pada 10 mM dibanding MCA, sekitar 8% lebih MCA yang cepatnya bakteri-bakteri ini dibanding mampu bakteri didegradasi bakteri. Urutan sama, fase bakteri lainnya lag lebih lainnya. dapat cepat Lebih dimungkinkan kemampuan biodegradasi ini dari yang karena bakteri ini berasal dari daerah tinggi ke rendah yaitu: PG3, Tj4, PW2, yang terpapar senyawa organohalogen PG2, dan CW1. Dari data biodegradasi yang toksik dan persisten sehingga waktu e-ISSN 2502-4787 Isolasi Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Asam Monokloroasetat 184 adaptasi bakteri-bakteri ini lebih cepat dibanding bakteri yang lainnya. Hubungan emampuan hidup dan Kemampuan Biodegradasi Isolat Bakteri Isolat TJ4 memiliki kemampuan Kurva Pertumbuhan Isolat Bakteri 0,5 tumbuh dan biodegradasi yang tinggi. Isolat 0,4 OD600 0,3 PG2 TJ4 0,1 PG3 0 dan PG2 memiliki kemampuan tumbuh rendah namun kemampuan biodegradasinya tinggi. Isolat 0,2 PG3 PW2 dan CW1 memiliki kemampuan tumbuh tinggi namun kemampuan biodegradasinya rendah. Isolat yang memiliki kemampuan tumbuh 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 konsentrasi MCA (mM) tinggi dan kemampuan biodegradasi tinggi dimungkinkan karena bakteri tersebut sudah dapat beradaptasi dengan Gambar 6. Pertumbuhan Isolat Bakteri pada minimal Media + 10 mM senyawa toksik sehingga daya hidupnya tinggi dan memiliki enzim yang lebih Sementara itu, untuk bakteri PW2 banyak sehingga mampu mendegradasi dan PW3 mengalami fase lag yang lebih lebih banyak. Sedangkan untuk bakteri lama yang kemampuan hidup rendah namun dari ketiga bakteri lainnya. Lamanya fasa lag ini kemungkinan kemampuan berhubungan dengan proliferasi populasi dimungkinkan karena fase adaptasi dan yang kecil, dan adanya senyawa toksin fase log dari bakteri tersebut cepat (Alexander, 1999 dalam Fajriah 2013). sehingga kemampuan hidup menjadi Telah pula dilaporkan bahwa populasi lebih rendah namun memiliki enzim yang mikrobia untuk lebih tinggi sehingga biodegradasinya menggunakan senyawa yang persisten tinggi. Sementara itu, untuk bakteri yang sebagai sumber karbon dan energi. memiliki Adaptasi tersebut dapat disebabkan oleh namun seleksi telah dimungkinkan karena bakteri tersebut aktivitas jarang terkena paparan senyawa toksik metabolik yang baru atau perubahan sehingga kemampuan untuk biodegradasi spesifitas enzim. belum terlalu adaptatif untuk degradasi. mampu strain memperoleh beradaptasi mutan yang kemampuan e-ISSN 2502-4787 biodegradasi kemampuan biodegradasi hidup tinggi tinggi rendah 185 EduChemia,Vol.2, No.2, Juli 2017 Anggraeni, Ratnaningsih, dan Nurachman merupakan KESIMPULAN Dalam penelitian ini telah berhasil Bakteri Bakteri TJ4 Gram memiliki negatif. kemampuan diisolasi 5 bakteri tanah yang mampu tumbuh dan biodegradasi yang tinggi, mendegradasi MCA baik dalam minimal Bakteri medium maupun dalam medium LB yang kemampuan mengandung MCA. Konsentrasi MCA kemampuan biodegradasinya tinggi, dan tertinggi yang masih dapat ditoleransi bakteri dan didegradasi adalah 10 mM. Bakteri kemampuan TJ4 merupakan bakteri Gram positif kemampuan biodegradasinya rendah. PG3 dan PG2 tumbuh PW2 dan memiliki rendah CW1 tumbuh namun memiliki tinggi namun sedangkan PG2, PG3, PW2, dan CW1 DAFTAR PUSTAKA Bergmann, J. G., dan Sanik, J., (1957), Sakai, A., Shimizu, H., Kono, K., dan Determination of Trace Amounts of Furuya, Chlorine in Naptha, Anal. Chem., Monochloroacetic 29(2), 241–243. Liver Fajriah, S., (2013), Isolasi dan E., (2005), Acid Inhibits Gluconeogenesis Inactivating by Glyceraldehyde-3- Karakterisasi Haloacid Dehalogenase phosphate dari Bacillus cereus Strain Lokal, medical college, japan. Chem. Res. Institut Teknologi Bandung. Toxicol., 18, 277-282 Fetzner, S., dan Lingens, F., (1994), Bacterial Dehalogenases: Biochemistry, Genetics, Biotechnological and Applications, Microbiol. Rev., 58 (4), 641–685. Fetzner, S., Dehalogenation, (1999), Bacterial Application Microbiol Technol, 50, 633-657. Slater, J. Dehydrogenase. H., Dehalogenation Compounds, (1994), of Osaka Microbiol Haloaliphatic Biochemistry of Microbial Degradation, 379–421. Soetarato, E.S. 1997. Uji kemampuan isolat bakteri tanah vulkanik untuk mendegradasi hidrokarbon terhalogenasi. Biologi. 2. 247-263. e-ISSN 2502-4787