hasil dan pembahasan

advertisement
7
Gambar 3 Diagram alir identifikasi bakteri Gram Positif
Sumber: Bergey dan Breed 1994; Lay 1994
Analisis Data
Analisis data dengan menggunakan metode deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolasi Bakteri
Terdapat tiga koloni bakteri yang tumbuh pada media agar darah dan MCA
(Tabel 2). Koloni bakteri yang didapatkan pada media agar darah berukuran sedang,
berbentuk bulat, permukaan kasar, tidak mengkilat, tepi tidak rata, elevasi
cembung, berwarna krem ,dan hemolisis β. Satu koloni bakteri yang terbentuk pada
8
media MCA berukuran sedang, berbentuk bulat, permukaan halus, mengkilat, tepi
tidak rata, elevasi cembung, dan berwarna merah. Sedangkan satu koloni bakteri
yang lain berukuran sedang, berbentuk bulat, permukaan halus, mengkilat, tepi
tidak rata, elevasi cembung, dan berwarna pink. Menurut Lay (1994), warna koloni
yang yang sama dengan media menunjukkan koloni tersebut tidak
memfermentasikan laktosa dan biasanya bersifat patogen.
Tabel 2 Koloni bakteri yang tumbuh pada media agar darah dan MCA
Media
Karakteristik
Ukuran
Bentuk
Permukaan
Aspek
Tepi
Elevasi
Warna
Hemolisis
Agar darah
Koloni 1
Sedang
Bulat
Kasar
Tidak Mengkilat
Rata
Cembung
Krem
β
MCA
Koloni 2
Sedang
Bulat
Halus
Mengkilat
Rata
Cembung
Merah
MCA
Koloni 3
Sedang
Bulat
Halus
Mengkilat
Rata
Cembung
Pink
Gambar 4 Koloni bakteri yang terbentuk pada media MCA dan agar darah
Koloni bakteri terpisah yang didapatkan dibiakkan ke dalam media TSA.
Media ini merupakan media pertumbuhan bakteri yang umum digunakan dan
mengandung nutrisi untuk menjaga bakteri tetap tumbuh. Koloni bakteri yang
tumbuh pada media TSA diuji dengan pewarnaan Gram untuk melihat sifat Gram
dan morfologinya. Koloni 2 dan koloni 3 yang diwarnai dengan pewarnaan Gram
memiliki karakteristik berbentuk batang, susunan tunggal, berwarna merah, dan
termasuk ke dalam Gram negatif. Koloni 1 yang diwarnai memiliki karakteristik
berbentuk batang, susunan berantai, berwarna ungu, berspora, dan termasuk ke
dalam Gram positif. Hasil pewarnaan Gram dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengamatan mikroskopis bakteri yang tumbuh pada media TSA
Karakteristik
Morfologi
Susunan
Warna
Spora
Gram
Koloni 1
Batang
Rantai
Ungu
Berspora
Positif
Koloni 2
Batang
Tunggal
Merah
Tidak berspora
Negatif
Koloni 3
Batang
Tunggal
Merah
Tidak berspora
Negatif
9
A
B
Gambar 5 (A) Pewarnaan Gram Negatif dan (B) Positif, perbesaran 100X
Identifikasi bakteri
Berdasarkan hasil pengamatan makroskopik dan mikroskopik, koloni 1
merupakan bakteri yang termasuk ke dalam genus Bacillus. Hal tersebut
ditunjukkan dengan hasil pewarnaan Gram yang memiliki karakteristik berbentuk
batang, susunan berantai, memiiki spora, berwarna ungu, dan bersifat Gram positif.
Menurut Lay (1994), genus Bacillus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk
batang, dan memiliki spora. Terdapatnya spora, letak spora, dan ukuran spora dapat
digunakan untuk mengidentifikasi genus Bacillus (Pelzar dan Chan 1986).
Menurut Sakthivel et al. (2012), bakteri yang berhasil diisolasi dan
diidentifikasi yang dapat menyebabkan penyakit pada larva ulat sutera Bombyx
mori adalah Bacillus subtilis, B. cereus, Escherichia coli, Streptococcus
pneumonia, dan Staphylococcus aureus. Bakteri yang paling banyak menginfeksi
larva Bombyx mori adalah Streptococcus sp, Bacillus cereus, B. thuringiensis, B.
bombyseptieus, dan Staphylococcus aureus (Kundu 2014). Hal tersebut
memungkinkan Bacillus sp yang terdapat pada jaringan lemak imago betina A. atlas
bisa berasal dari lingkungan yang tercemar oleh Bacillus sp selama fase larva.
Koloni bakteri Gram negatif diuji dengan menggunakan media oksidase,
indol, TSIA, urea, dan sitrat. Pengujian koloni bakteri dengan media TSIA untuk
membedakan genus bakteri dalam famili Enterobacteriaceae dan
Nonenterobacteriaceae. Pengujian koloni 2 dan koloni 3 didapatkan hasil asam
pada slant dan butt, menghasilkan gas dan tidak menghasilkan H2S yang berarti
bakteri tersebut dapat memfermentasikan glukosa dan laktosa. Berdasarkan hasil
uji TSIA tersebut, koloni bakteri mengarah ke genus Aeromonas, Eschericia,
Erwinia, Serratia, Klebsiella, dan Proteus (Jang et al. 1976) dan (Lay 1994).
10
Koloni bakteri tersebut diuji lanjut dengan menggunakan media indol, sitrat,
urea, dan karbohidrat untuk mengetahui genusnya. Pada koloni 2 uji indol
menghasilkan hasil positif dan non motil. Pada koloni 3 uji indol didapatkan hasil
uji negatif dan non motil. Pengujuian dengan menggunakan media sitrat dan
oksidase didapatkan hasil uji positif untuk koloni 2 sedangkan utuk koloni 3 hasil
uji oksidase positif dan uji sitrat didapatkan hasil uji negatif. Uji urea dan uji VP
didapatkan hasil uji negatif untuk koloni 2 dan koloni 3.
Gambar 6 Hasil Uji Indol dan Oksidase
Pengujian dengan menggunakan media karbohidrat pada koloni 2 didapatkan
hasil uji positif untuk glukosa, sukrosa, maltosa, dan manitol, hasil uji negatif untuk
laktosa. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri tersebut dapat memfermentasikan
karbohidrat berupa glukosa, sukrosa, maltosa, dan manitol sebagai sumber karbon.
Akan tetapi bakteri tersebut tidak dapat memfermentasikan laktosa sebagai sumber
karbon. Pada koloni 3 didapatkan hasil uji positif untuk glukosa, laktosa, sukrosa,
maltosa, dan manitol.
Gambar 7 Hasil Uji Karbohidrat, Urea, dan Sitrat
Berdasarkan hasil uji diatas, koloni 2 dan koloni 3 termasuk kedalam genus
Aeromonas. Menurut Abbot et al. (2003), spesies anggota Aeromonas (A.
hydrophila, A. bestiarum, A. salmonicida, A. caviae, A. media, A. eucrenophila, A.
sobria, A. veronii, dan A. veronii bv. sobria) semuanya memberikan hasil positif
untuk uji indol. Aeromonas schubertii memiliki hasil uji indol negatif (Awan et al.
2005). Selain itu menurut Awan et al. (2005), spesies Aeromonas yang memiliki
hasil uji sitrat negatif adalah A. schubertii dan A. jandaei. Menurut Jayavignesh et
al. (2011), Aeromonas hydrophila memiliki kemampuan untuk memfermentasi
laktosa. Aeromonas hydrophila dan Aeromonas sobria tidak memiliki kemampuan
untuk memfermentasi laktosa (Erdem et al. 2012). Hasil uji dapat dilihat seperti
yang tertulis pada Tabel 4.
11
Tabel 4 Hasil uji Indol, TSIA, Oksidase, Urea, dan Sitrat bakteri gram negatif
Karakteristik
Indol
Motilitas
TSIA
Slant
Butt
Gas
H2S
Oksidase
Urea
Sitrat
VP
Glukosa
Laktosa
Sukrosa
Karbohidrat
Maltosa
Manitol
Hasil Identifikasi
Koloni 2
+
Asam
Asam
+
+
+
+
+
+
+
Aeromonas sp
Koloni 3
Asam
Asam
+
+
+
+
+
+
+
Aeromonas schubertii
Menurut Anand et al.(2010), Aeromonas sp merupakan bakteri flora normal
yang hidup pada saluran pencernaan larva ulat sutera Bombyx mori yang memakan
daun murbei. Bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk mendegradasi
polisakarida yang terdapat pada daun murbei. Aeromonas sp yang ditemukan pada
jaringan lemak imago betina A. atlas diduga berasal dari fase larva yang bertahan
sampai fase imago.
Aeromonas hydrophila dan A. schubertii dapat ditemukan di berbagai
lingkungan perairan seperti air tanah, air permukaan, air payau, air laut, dan air
limbah (EPA 2006) termasuk di air kolam ikan (Wulandari 2012). Menurut BKIPM
(2011), Aeromonas sp banyak ditemukan pada sumber air yang berada di
Purwakarta. Bakteri ini biasanya patogenik pada hewan seperti ikan, reptil, dan
jarang pada mamalia (Quinn et al. 2002).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Bakteri yang berhasil diidentifikasi pada jaringan lemak imago betina Attacus
atlas adalah genus Aeromonas yang terdiri dari dua spesies yaitu Aeromonas sp dan
Aeromonas schubertii. Kedua spesies tersebut merupakan bakteri Gram Negatif.
Bakteri Gram Positif yang berhasil diidentifikasi merupakan bakteri genus Bacillus.
Saran
Perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk mengidentifikasi bakteri sampai tingkat
spesies dengan memperbanyak jenis uji biokimiawi dan atau menggunakan
polymerase chain reaction (PCR). Selain itu perlu penelitian lain untuk
Download