kuantitas mikrob pada panduan operasional

advertisement
KUANTITAS MIKROB PADA PANDUAN OPERASIONAL
STANDAR PENGUJIAN BIODEGRADASI DENGAN METODE
BOTOL TERTUTUP
TATI RACHMAWATI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
ABSTRAK
TATI RACHMAWATI. Kuantitas Mikrob pada Panduan Operasional Standar Pengujian
Biodegradasi dengan Metode Botol Tertutup. Dibimbing oleh MUHAMAD FARID dan
ZAINAL ALIM MAS’UD.
Pengujian biodegradasi bahan kimia oleh Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD) dibagi menjadi pengujian ready dan inherent biodegradation.
Metode botol tertutup adalah salah satu metode dalam pengujian ready biodegradation.
Konsentrasi senyawa uji dan konsentrasi mikrob menjadi faktor penentu dalam metode
ini. Untuk mendapatkan kurva biodegradasi yang sesuai dengan kriteria OECD,
konsentrasi mikrob yang disarankan pada prosedur operasional standar botol tertutup
adalah 0.05-5 mg/L (104-106 sel/L). Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi konsentrasi
mikrob yang digunakan dengan menjadikan konsentrasi senyawa uji sebagai peubah
tetap.
Nilai persen biodegradasi dihasilkan dari nisbah antara nilai kebutuhan oksigen
biologi (BOD) dan nilai kebutuhan oksigen kimia (COD). Nilai BOD diperoleh dari
pengujian oksigen terlarut dengan metode Winkler, sedangkan konsentrasi mikrob
diperoleh dari metode cawan tuang dan turbidimetri. Berdasarkan hasil pengamatan,
konsentrasi terbaik yang dapat menghasilkan kurva biodegradasi yang memenuhi
persyaratan untuk inokulum Palabuhan Ratu 0.2 mL/L (0.24 × 105 sel/L), 0.5 mL/L (0.65
× 105 sel/L), 0.6 mL/L (0.72 × 105 sel/L), dan 5 mL/L (6.5 × 105 sel/L) sedangkan untuk
inokulum Pelabuhan Sunda Kelapa 1 mL/L (1.18 × 105 sel/L) dan 5 mL/L (5.9 × 105
sel/L).
ABSTRACT
TATI RACHMAWATI. Microbe Quantity in Standard Operational Procedure for
Chemical Biodegradation Using Closed Bottle Method. Supervised by MUHAMAD
FARID and ZAINAL ALIM MAS’UD.
Chemical biodegradation test by The Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) is divided into ready biodegradation and inherent biodegradation
tests. One of the ready biodegradation methods is closed bottle method. The significant
factors in this method are the test substance concentration and the concentration of
microbe. In this method, to get the biodegradation curve according to OECD criteria, the
concentrations of microbe suggested are between 0.05 mg/L to 5 mg/L (104-106 cells/L).
This research was carried out to evaluate the microbe concentration with concentration of
test substance was set as a constant variable.
Biodegradation percent is the ratio of biochemical oxygen demand (BOD) with
chemical oxygen demand (COD). BOD value was resulted by analyzing the dissolved
oxygen using Winkler method, and concentration microbe was resulted from plate count
and turbidity measurement. The better microbe concentrations which result the best
increasement biodegradation curve at Palabuhan Ratu were 0.2 mL/L (0.24 × 105 sel/L ),
0.5 mL/L (0.65 × 105 sel/L), 0.6 mL/L (0.72 × 105 sel/L), dan 5 mL/L (6.5 × 105 sel/L)
while at Pelabuhan Sunda Kelapa were 1 mL/L (1.18 × 105 sel/L) and 5 mL/L (5.9 × 105
sel/L).
.
KUANTITAS MIKROB PADA PANDUAN OPERASIONAL
STANDAR PENGUJIAN BIODEGRADASI DENGAN METODE
BOTOL TERTUTUP
TATI RACHMAWATI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul
: Kuantitas Mikrob pada Panduan Operasional Standar Pengujian Biodegradasi
dengan Metode Botol Tertutup
Nama : Tati Rachmawati
NIM
: G44201072
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. Muhamad Farid
NIP 132 002 064
Dr. Ir. Zainal Alim Mas’ud, DEA
NIP 131 578 815
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hashiem, DEA
NIP 131 578 806
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini yang berjudul Kuantitas Mikrob pada Panduan Operasional
Standar Pengujian Biodegradasi dengan Metode Botol Tertutup berhasil
diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2006 di Laboratorium Terpadu,
IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Muhammad Farid dan Bapak
Dr. Ir. Zainal Alim Mas’ud, DEA selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf di Laboratorium Terpadu
yang telah banyak membantu. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
almarhum bapak, mama, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada teman yang senantiasa memberi dukungan, Epi
(rekan kerja), Liesca, Dian, dan Mifta.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2008
Tati Rachmawati
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Agustus 1981 dari ayah Alm.
Ahmad Rivai dan ibu Nong Nani. Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara.
Pada tahun 2000 penulis lulus dari SMU Negeri 21 Jakarta. Di Tahun 2001
penulis diterima di IPB pada Program Studi Kimia, Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Penulis melakukan kegiatan praktik lapangan pada tahun 2004 di Balai Besar
Penelitian PascaPanen. Judul yang dipilih adalah Efektivitas Obat Nyamuk Bakar pada
Berbagai Komposisi Bahan Aktif. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Dewan
Perwakilan Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor (DPM TPB
IPB 2001-2002) sebagai sekretaris komisi Pengembangan Sumber Daya dan
Kesejahteraan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam sebagai staf Departemen Kajian Strategis dan Kaderisasi pada tahun
2002-2003 dan sebagai staf divisi kaderisasi Departemen Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa pada tahun 2003-2004, Redaktur Majalah Islam Nuansa di tahun 2004.
Penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Institut Pertanian
Bogor selama satu semester pada tahun 2004 dan asisten praktikum Kimia Pangan tahun
ajaran 2005/2006. Pada tahun 2005 penulis menjadi staf pengajar di bimbingan belajar
dan privat Ampuh ILNA, tahun 2006 pengajar di bimbingan belajar Basic, dan sekarang
menjadi pengajar privat.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vii
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
Inokulum.........................................................................................................1
Biodegradasi Ready ........................................................................................2
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ...............................................................................................3
Metode ............................................................................................................3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Mikrob pada Inokulum ...............................................................5
Laju Biodegradasi...........................................................................................6
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan.........................................................................................................7
Saran ...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................7
LAMPIRAN....................................................................................................................9
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Perbandingan aplikasi 6 metode biodegradasi ready ................................................... 2
2 Persen biodegradasi senyawa standar .......................................................................... 3
3 Konsentrasi mikrob yang digunakan pada pengukuran biodegradasi ......................... 5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pertumbuhan mikrob..................................................................................................5
2 Biodegradasi natrium benzoat....................................................................................6
3 Biodegradasi natrium asetat .......................................................................................6
4 Biodegradasi dengan inokulum Palabuhan Ratu........................................................7
5 Biodegradasi dengan inokulum Sunda Kelapa ..........................................................7
6 Perbandingan kinerja inokulum Palabuhan Ratu dengan Sunda Kelapa ..................7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Alur Kerja Penelitian ..................................................................................................10
2 Prosedur pembuatan pereaksi-pereaksi Metode Winkler............................................11
3 Perhitungan nilai COD................................................................................................11
4 Perhitungan nilai BOD................................................................................................12
5 Perhitungan % biodegradasi .......................................................................................12
6 Perhitungan mikrob......................................................................................................12
PENDAHULUAN
Senyawa kimia banyak digunakan dalam
berbagai produk yang dipakai masyarakat.
Penggunaan senyawa kimia pada produk
dapat berupa bahan baku, zat aditif, pewarna,
bahan aktif, dan lain-lain.
Detergen,
dispersan, dan surfaktan adalah beberapa
contoh produknya yang banyak dikonsumsi
oleh konsumen. Senyawa kimia yang baik
adalah yang mampu terdegradasi di alam dan
tidak toksik terhadap lingkungan. Sebelum
suatu senyawa kimia digunakan dalam
berbagai produk dilakukan penapisan awal
dengan menggunakan metode yang sesuai
agar diketahui persentase biodegradasi
senyawa tersebut.
Biodegradasi merupakan degradasi polutan ataupun senyawa kimia oleh mikroorganisme. Secara umum, biodegradasi terjadi secara alamiah baik di air, tanah, maupun
sedimen. Biodegradasi berdasarkan sifat mikroorganimenya dibagi menjadi dua, yaitu
biodegradasi aerob dan anaerob. Biodegradasi
bahan kimia organik dibedakan menjadi 2,
yaitu biodegradasi primary dan ultimate (EU
2004).
Persentase biodegradasi senyawa kimia
menjadi acuan yang sangat penting untuk
dapat diterimanya senyawa tersebut di
pasaran. European Community (EC) membuat regulasi terkait persentase senyawa kimia
yang dapat diterima di pasaran. Persentase
minimum yang diterima untuk biodegradasi
primary adalah 80% sedangkan untuk
biodegradasi ultimate adalah 60% (EU 2004).
Biodegradasi ultimate dibagi menjadi
biodegradasi ready dan inheren (OECD
2005).
Metode pengujian dalam biodegradasi
ready menurut OECD 2005 ada enam metode.
Metode botol tertutup adalah salah satu dari
enam metode tersebut. Prinsip pengujian
metode ini menggunakan pengukuran oksigen
terlarut. Metode ini dapat digunakan pada
senyawa kimia yang sukar ataupun mudah
larut, volatil, dan mudah teradsorbsi. Faktor
penentu dalam metode ini yaitu konsentrasi
senyawa kimia yang diuji dan konsentrasi
mikroorganisme (inokulum) yang ditambahkan pada senyawa kimia.
Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk
menentukan konsentrasi mikrob yang sesuai
sehingga diperoleh kurva biodegradasi yang
memenuhi persyaratan OECD serta membandingkan kinerja mikrob di dua daerah yang
berbeda. Sumber, konsentrasi, dan perlakuan
awal inokulum adalah faktor-faktor yang
memengaruhi
persentase
biodegradasi.
Menurut OECD 1992, konsentrasi inokulum
yang digunakan pada metode botol tertutup
adalah 0.5 sampai dengan 5 mL efluen per
liter medium (104-106 sel/L). Konsentrasi
optimum diperoleh melalui uji coba pada
kisaran konsentrasi yang ditentukan.
Penambahan konsentrasi senyawa kimia
dan konsentrasi inokulum yang tepat akan
menghasilkan degradasi yang baik yang
ditunjukkan
dengan
perolehan
kurva
biodegradasi yang memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian
ini akan didapatkan standar operasional
metode botol tertutup yang dapat bermanfaat
untuk penapisan senyawa-senyawa kimia
yang digunakan pada berbagai produk. Alur
kerja penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
TINJAUAN PUSTAKA
Inokulum
Inokulum adalah salah satu faktor yang
penting yang memengaruhi dalam pengukuran
biodegradasi.
Ada 3 hal yang harus
diperhatikan mengenai inokulum, yaitu sumber, jumlah, dan perlakuan awal inokulum.
Inokulum harus bersumber dari lingkungan,
densitas selnya harus 106/L, dan pada
perlakuan awalnya, inokulum tidak harus
dimasukkan ke dalam senyawa yang di uji
(OECD 1995).
Inokulum yang mengandung mikroorganisme dapat diambil dari lumpur aktif,
limbah buangan, efluen sekunder, air permukaan, dan tanah atau campurannya. Inokulum diambil harus dalam kondisi segar dan
aerob (EPA 1998). Inokulum dikondisikan
terlebih dahulu pada lingkungan pengujian
dengan memperhatikan suhu dan pH serta di
aerasi selama 5–7 hari. Pengkondisian awal
kadang dapat meningkatkan ketelitian metode
uji (OECD 1992).
Pengambilan sampel lumpur aktif ini harus
memperhatikan beberapa segi (Hadi 2005),
antara lain lokasi dan jumlah titik
pengambilan sampel, parameter mutu lingkungan, ukuran, jumlah, dan volume sampel,
homogenitas sampel, dan waktu pengambilan
sampel. Penentuan lokasi dan titik
pengambilan sampel lumpur harus memperhatikan fasilitas untuk menuju lokasi dan
aksesibilitas ke titik pengambilan. Parameter
mutu lingkungan yang harus diperhatikan saat
pengambilan lumpur adalah pH dan suhu
lingkungan setempat. Pengukuran itu sangat
2
berguna sebagai bahan interpretasi data hasil
pengujian di laboratorium. Ukuran, jumlah,
dan volume sampel sangat bergantung pada
parameter yang akan diuji, metode pengujian
yang digunakan, dan distribusi polutan di
lingkungan. Lumpur aktif yang di ambil dari
lingkungan tidak banyak dan diencerkan saat
digunakan pada metode botol tertutup.
Sampel lumpur diambil sebanyak 1 L dari
permukaan air dan 1 L dari bagian tanah atas
pantai yang kontak dengan atmosfir (JIS
2005).
Sampel yang betul-betul homogen harus
mempunyai komposisi yang sama pada setiap
titik dan setiap saat, maka sangat sulit diperoleh. Sampel dari lingkungan yang homogen
diharapkan dapat mewakili mutu lingkungan
yang sesungguhnya. Homogenitas sampel dari lingkungan bergantung pada distribusi analit
pada medium yang ada. Apabila sampel dari
lingkungan menunjukkan keseragaman secara
visual, pengambilan sampel sesaat dapat
dilakukan dengan asumsi bahwa sampel
tersebut cukup homogen. Namun, jika secara
visual terdapat ketidakseragaman, pengambilan sampel gabungan dapat dilakukan.
Penetapan jumlah titik pengambilan sampel
sangat penting untuk menentukan apakah
lumpur tersebut mewakili lokasi pengambilan
sampel lumpur. Pengambilan sampel lumpur
diambil dari 10 titik atau lebih sekitar lokasi
pengambilan sampel. Pendekatan dalam menentukan waktu pengambilan sampel adalah
dengan
mengasumsikan
saat
medium
lingkungan yang akan diambil sampelnya
cukup homogen atau konstan sehingga sampel
dapat mewakili kondisi yang disyaratkan.
Biodegradasi Ready
Biodegradasi adalah dekomposisi bahan
kimia oleh mikroorganisme. Istilah ini sering
dihubungkan dengan pengolahan limbah atau
bioremediasi. Biodegradasi merupakan kebalikan dari proses fotosintesis. Fotosintesis
adalah konversi CO2 dan H2O dengan bantuan
cahaya matahari, sedangkan biodegradasi
adalah proses konversi bahan organik kembali
menjadi CO2 dan H2O melalui aktivitas
mikroorganisme (Loonen et al. 2006).
Biodegradasi ready didefinisikan sebagai
metode biodegradasi untuk bahan yang
kemampuan degradasinya tinggi (OECD
2003).
Bahan yang termasuk readily
biodegradable menunjukkan nilai karbon
organik terlarut (DOC) yang hilang mencapai
70%, penurunan oksigen atau pembentukan
CO2 mencapai 60%, nisbah kebutuhan oksigen
biokimiawi (BOD5)/ThOD atau BOD5/COD
lebih besar dari 0.5. Pengujian biodegradasi
ready dilakukan dalam kondisi aerob dan
gelap, dengan kisaran konsentrasi senyawa
yang diujikan 2–100 mg/L. Biodegradasi
diukur dengan beberapa parameter pendukung
seperti DOC, BOD, jumlah CO2 yang
dihasilkan (OECD 2005), dan pengambilan
oksigen (EPA 1998).
OECD memiliki 6 metode yang dapat
digunakan untuk biodegradasi ready. Enam
metode yang dapat digunakan dalam uji
biodegradasi ready dipaparkan pada panduan
uji (TG) OECD No. 301 A–F, yaitu metode
DOC die-away (301-A), metode penapisan
OECD termodifikasi-DOC-die-away (301-B),
metode pelepasan CO2 (301-C), metode
respirometri manometrik (301-D), metode
botol tertutup (301-E), dan metode Ministry of
International Trade and Industri, Japan
(MITI) (301-F) (OECD 2005). Keenam metode ini digunakan juga oleh United States
Environmental Protection Agency (US EPA)
yang terdapat pada OPPTS 835.3110 (EPA
1998).
Pemilihan metode yang digunakan untuk
analisis didasarkan pada hasil uji pendahuluan
terhadap senyawa kimia yang diuji. Uji pendahuluan ini meliputi uji kelarutan, tekanan
uap, dan sifat adsorbsi. Informasi mengenai
kemurnian dan komponen utama yang
terkandung dalam senyawa kimia yang diuji
diperlukan untuk menginterpretasi hasil yang
diperoleh. Keenam uji biodegradasi ready dapat digunakan untuk senyawa kimia yang
memiliki kelarutan dalam air sekurangnya 100
mg/L walaupun senyawa tersebut tidak atsiri
dan tidak teradsorbsi. Pemilihan metode
berdasarkan karakteristik senyawa kimia dapat
dilihat pada Tabel 1 (OECD 1992)
Tabel 1 Perbandingan aplikasi 6 metode biodegradasi ready
Metode
301A
301B
301C
Metode
analisis
DOC
DOC
Respirometri:
pelepasan
CO2
301D
Konsumsi
oksigen
301E
DO
301F
Konsumsi
oksigen
Sumber: OECD (1992)
Kelarutan
+
Bahan kimia
Kemudahan
menguap
-
Adsorb
si
+/+/+
+
+/-
+
+/+
+
+/-
+
+
Download