PERGESERAN PERAN GENDER DALAM KELUARGA (STUDI KELUARGA TKW DI DESA GAMBUT MUTIARA) NASKAH PUBLIKASI Oleh : ROSPIATI NIM : 110569201021 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 1 HALAMAN PENGESAHAN Tanggung Jawab Yuridiksi Material Pada : ROSPIATI NIM. 110569201021 Disetujui Oleh : Pembimbing Utama Pembimbing Kedua Suryaningsih, M.Si Sri Wahyuni, M.Si NIDN. 1016076901 NIDN. 1016047701 2 ABSTRAK Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu yang harus dijalankan agar kehidupan keluarga tersebut tidak kacau balau, karena didalam peran yang dijalankan telah terbagi dengan sendirinya yang berupa tugas masin- masing antara suami dan istri. Kehidupan keluarga yang susah membuat istri ikut membantu untuk mencari nafkah agar bisa terpenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu dengan bekerja keluar negeri sebagai TKW.Peran suami sebagai pencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarga telah terbantu oleh istri, dan secara langsung peran istri yang seharusnya hanya di sektor domestik telah berubah menjadi publik, maka terjadilah pergeseran gender antara keluarga yang istrinya bekerja sebagai TKW di desa Gambut Mutiara. Penelitian ini membahas tentang pergeseran peran gender dalam keluarga TKWdi desa Gambut Mutiara. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pergeseran peran gender dalam keluarga TKW di desa Gambut Mutiara. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peran gender, pergeseran gender, pembagian kerja, peran suami dan istri. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan tipe diskriptif yaitu memaparkan data yang diperoleh dari hasil wawancara secara ilmiah. Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisa kualitatif. Proses analisis data dimulai dari menelah seluruh data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kemudian akan dianalisa sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan.Kemudian untuk pengecekan keapsaan data dilakukan triangulasi. Hasil analisis deskriftif yang telah dilaksanakan Dalam hal ini telah terjadi pergeseran peran didalam keluarga TKW di desa Gambut Mutira yang dapat dilihat dari pergeseran peran di sektor domestik, peran istri dalam sektor sosial, serta peran dalam pengambilan keputusan didalam keluarga. Aerta kesimpulan yang diperoleh Adapun tanggapan masyarakat desa Gambut mutiara tentang istri yang bekerja menjadi TKW keluar negeri ada yang menaggapi fositif dan negatif. Tanggapan fositif karena dengan kesulitan ekonomi keluarga sudah sewajarnya apabila ada peluang bagi istri untuk membantu suami guna perubahan keadaan ekonomi keluarga menjadi lebih baik, sedangkan tanggapan negatif yaitu suami yang merupakan sosok yang kurang bertanggungjawab karena memberikan izin istri untuk bekerja apalagi keluar negeri yang jaraknya sangat jauh, seharusnya segala kebutuhan keluarga di tanggung oleh suami bukan istri yang harus bekerja. Kata Kunci : Pergeseran, Peran Ganda 3 Pergeseran Peran Gender Dalam Keluarga (Studi Keluarga Tkw Di Desa Gambut Mutiara) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sosial, setiap masyarakat mempunyai peran masing masing yang harus dijalankan. Salah satu lembaga sosial dasar yaitu keluarga, didalam keluarga terdapat sepasang suami istri yang tentunya mempunyai peran masing masing, peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu yang harus dijalankan agar kehidupan keluarga tersebut tidak kacau balau, karena didalam peran yang dijalankan telah terbagi dengan sendirinya yang berupa tugas masing masing antara suami dan istri. Peran ibu sebagai istri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik yang merupakan sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta saran untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat muliadan pelindung bagi anak-anaknya. Ibu merupakan “tiang rumah tangga” amatlah penting bagi terselenggaranya rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan bahagia, karena ibu yang mengatur, membuat rumah tangga menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi bagi suaminya. Perempuan dengan status dan peranan yang mengharuskan mereka untuk bergelut disektor domestik, yaitu bagi perempuan yang telah menikah harus menjalani peran sebagai istri, sebagai ibu dan sebagai pengurus rumah tangga. Namun sekarang ini banyak perempuan itu telah memasuki sektor publik, sebagai anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Berperannya perempuan disektor publik ternyata berdampak pada penghasilan tetap yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak karena suami tidak memiliki pekerjaan tetap, maka posisi istri berganti menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga sedangkan suami lebih banyak waktu dirumah. 4 Peran pencari nafkah tidak hanya suami yang berperan, tetapi peran istri sebagai pencari nafkah juga diperhitungkan. Untuk mencari tambahan nafkah bagi keluarga para istri harus mencari pekerjaan. Jumlah tenaga kerja selalu bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya, namun hal ini tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang memadai. Rendahnya penyerapan tenaga kerja di dalam negeri dan kurangnya keterampilan terutama bagi wanita telah mendorong para pekerja wanita untuk mencari dan memanfaatkan kerja di luar negeriseperti Malaysia, Singapura bahkan sampai ke Arab Saudi dengan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) dan suami mereka malah mengijinkan istrinya untuk bekerja ke luar negeri sebagai TKW. Perempuan pada umumnya telah mengetahui betapa besarnya resiko bekerja di negara orang, resiko yang paling awal yaitu harus meninggalkan keluarga, Para perempuan yang pergi mencari nafkah ke luar negeri berharap dapat hidup lebih baik tetapi kenyataan berkata lain. Banyak sekali masalahmasalah yang dihadapi mereka baik dari suami mereka yang menikah lagi maupun kekerasan-kekerasan yang sering mereka hadapi di perantauan. Salah satu desa yang berada di wilayah provinsi Riau tepatnya di Kecamatan Telok Meranti Kabupaten Pelalawan terdapat sebuah desa yang di sebut dengan Desa Gambut Mutiara, dilihat dari kondisi sosial desa tersebut merupakan sebuah desa yang minat perempuan terutama para istri yang mau bekerja di luar negeri menjadi TKW cukup menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di desa tersebut. Adapun negara negara yang menjadi pilihan para TKW untuk bekerja keluar negeri yaitu negara Malaysia dan Singapura karena merupakan negara yang tidak begitu jauh dengan wilayah Kepulauan Riau dan dan jaringan untuk menjadi TKW ke negara tersebut juga banyak. (sumber Obeservasi awal dengan informan tanggal 24 September 2015). Dengan fakta yang ada di Desa Gambut Mutiara banyak kaum perempuan bekerja sebagai TKW ke luar negeri, Pekerjaan yang mereka lakukan sebagai TKW diluar negeri yaitu, sebagai pembantu rumah tangga, kerja dilahan sawit pelayanan dirumah makan, toko, dan beby sister. Ketertarikan perempuan desa 5 Gambut Mutiara bekerja keluar negeri karena adanya janji pemberian upah yang lebih tinggi, khususnya perempuan desa Gambut Mutiara tersebut harus meninggalkan keluarganya dalam jangka waktu yang lama bahkan tidak dapat bertemu dengan anak dan keluarga besarnya sampai habis masa kontrak kerja. Ketika hidup bermasyarakat istri juga harus mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat, mengikuti segala kegiatan sosial masyarakat, membimbing anak untuk mampu bersosialisasi, mengajarkan anak bagaimana hidup bermasyarakat kepada anak, hal tersebut merupakan suatu peran yang harus dilakukan oleh seorang ibu terhadap anak. Didalam keluarga terdapat segala keputusan keputusan yang harus diambil oleh istri, baik itu masalah keputusan dalam hal pengeluaran kebutuhan pokok, ke Ketika seorang istri di Desa Gambut Mutiara belum bekerja ke luar negeri segala hal dari segi sektor domestik, keaktifan di bidang sosial, maupun pengambilan keputusan, istri mempunyai kuasa, karena memang merupakan suatu tugas dari seorang istri. Ketika seorang istri di Desa Gambut Mutara memutuskan untuk bekerja menjadi TKW dengan tujuan untuk membantu perekonomian keluarga, segala hal yang berkaitan dengan peran peran istri di sektor domestik tersebut terjadi pergeseran, yang mana istri tidak memegang lagi segala peran yang menjadi tanggung jawabnya, melainkan istri telah melakukan peran yang semestinya dilakukan oleh suami yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Antara kedua belah pihak yaitu suami dan istri yang terdapat di desa Gambut Mutiara telah mengetahui resiko besar yang harus mereka hadapi yaitu dampak dari pergeseran relasi gender di antaranya yaitu anak menjadi kurang terurus, kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu hingga menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak, kasih sayang seorang istri juga kurang didapatkan oleh suami yang mana apabila suami sakit bukan istri yang mengurusinya. Serta rasa was-was karena jarak jauh, yang apabila tidak saling menjaga kepercayaan akan identik dengan terjadinya perceraian antara suami dan istri. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadaakan penelitian masalaah tersebut dengan mengambil judul “Pergeseran Peran Gender Dalam Keluarga (Studi Keluarga Tkw Di Desa Gambut Mutiara) 6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan penelitian adalah Bagaimana pergeseran peran gender dalam keluarga TKW di Desa Gambut Mutiara ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pergeseran peran gender dalam keluarga TKW di desa Gambut Mutiara D. Manfaat penelitian a. Manfaat Teoritis Sebagai pengembangan ilmu secara umum terutama yang membahas masalah masalah sosial, sehingga dapat diketahui masalah dan fenomena yang didapatkan di lokasi penelitian. Mahasiswa dapat memahami permasalahan permasalahan sosial, khususnya masalah Pergeseran Peran Gender dalam Keluarga (Studi Keluarga TKW di Desa Gambut Mutiara) b. Manfaat Praktis Sebagai bahan dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama, sehingga ke depan dapat menjadi pegangan awal bagi pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. E. Konsep Operasional Dalam sebuah penelitian, konsep operasional sangat diperlukan, fungsinya agar mempermudah, memfokuskan penelitian serta sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti kasus tersebut dan menghindari kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Kata gender biasa digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan anatomi jenis kelamin. Pergeseran peran gender yang dimaksud oleh peneliti yaitu merupakan peran istri yang sebelum menjadi TKW mengalami pergeseran yang digantikan 7 oleh pihak lain setelah menjadi TKW keluar negeri. Pergeseran peran gender dalam penelitian ini dilihat dari : 1. Peran Sektor Domestik merupakan peran utama yang seharusnya dijalankan oleh istri di rumah, dalam penelitian ini peran yang dijalankan istri di rumah berupa rutinitas sehari hari seorang istri. 2. Peran Sosial, yang dimaksud yaitu peran istri dalam menjalin hubungan sosial dilingkungan masyarakat. 3. Peran pengambilan keputusan, yang di maksud dalam penelitian ini yaitu peran yang dilakukan oleh istri dalam menentukan segala keputusan keputusan rumah tangga. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yaitudengan menggunakan tipe diskriptif yaitu memaparkan data yang diperoleh dari hasil wawancara secara ilmiah. Mely G tan (silalahi, 2010:28 ) menjelaskan bahwa penelitian yang bersifat diskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. 2. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian di tetapkan didesa Gambut Mutiara kecamatan Teluk Meranti kelurahan Teluk Dalam. Alasan memilih lokasi dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi yang perempuannya paling banyak berangkat keluar negeri untuk bekerja sebagai TKW dibandingakan dengan lokasi desa lain yang terdapat di Kecamatan Meranti, sehingga lokasi tersebut menjadi pilihan untuk peneliti melakukan penelitian. 8 3. Jenis data a. Data primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara dengan semua informan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan indikator dalam penelitian.Dalam penelitian ini data didapatkan melalui para suami yang istrinya bekerja sebagai TKW keluar negeri di desa Gambut Mutiara. b. Data sekunder Data sekunder, yaitu data atu informasi yang penulis peroleh dari bahan bacaan seperti melalui buku buku, jurnal, artikel, serta dokumentasi, maupun dukumen yang relavan dengan permasalahan penelitian, yang digunakan sebagai pendukung data primer. 4. Populasi dan Sampel Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi dan sampel tetapi menggunakan informan. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2009:216) Jadi kriteria informan dalam penelitian ini yaitu : 1. Suami yang ditinggal istrinya bekerja menjadi TKW diluar negeri dengan sistem kontrak 2. Keluarga yang memilki anak berusia 6-12 tahun yang jumlah anaknya 2 orang 3. Keluarga yang memiliki anak yang masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD) 4. Suami yang berusia 30-50 tahun 5. Teknik dan alat pengumpulan data a. Observasi Observasi atau pengamatan, merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti terjun kelapangan mengamati hal hal yang berkaitan 9 dengan masalah penelitian dalam penelitian ini yang diamati tentunya adalah kegiatan para suami dalam melakukan aktifitas domestik, kehidupan ekonomi keluarga yang bekerja sebagai TKW. b. Wawancara Wawancara langsung dan mendalam dengan menggunakan instrument penelitian berupa interview guide (Pedoman wawancara). yang digunakan untuk menjadikan wawancara yang dilakukan agar lebih terarah bertujuan menggali informasi yang akurat dari informan mengenai pergeseran peran gender dalam keluarga TKW c. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan sebagai penunjang penelitian penulis, dimana dalam dokumentasi ini dapat melihat, mengabadikan gambar dilokasi penelitian. Dokumentasi ini juga digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berbentuk cacatan berupa hasil wawancara, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian seperti foto-foto. 6. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisa kualitatif. Proses analisis data dimulai dari menelah seluruh data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kemudian akan dianalisa sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan. Kemudian untuk pengecekan keapsaan data dilakukan triangulasi. Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu pula teknik yang dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika diinterview dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbeda maka peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu, tujuannya 10 adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda. (Bungin, 2011: 265) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Peran Gender Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita secara sexual memang berbeda. Begitu pula secara perilaku dan mentalitas. Namun perannya di masyarakat dapat disejajarkan dengan batasan-batasan tertentu. Gender adalah sebuah bentuk perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang lebih bersifat perilaku (behavioral differences) yang dikonstruksi secara sosial kultural dan berlangsung dalam sebuah proses yang panjang. Jadi, gender merupakan bentukan sosial, maka penempatannya selalu berubah dari waktu ke waktu dan tidak bersifat universal, artinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain mempunyai pengertian yang berbeda-beda dalam memahami gender. Gender berbeda dengan istilah seks. Seks merujuk pada perbedaan jenis kelamin yang secara biologis melekat pada diri perempuan dan laki-laki (Fakih, 2011:71-72). Konstruksi sosial yang dibentuk masyarakat terhadap perempuan adalah laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih dibandingkan perempuan. Di masyarakat memandang perempuan sebagai seorang yang lemah dan tidak berdaya khususnya dalam budaya patriarkhi. 1. Pergeseran Gender Mengkaji pola relasi gender dalam institusi keluarga, tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial budaya masyarakat dimana keluarga tersebut bertempat tinggal. Hal tersebut seiring dengan konsep gender itu sendiri, yaitu sebagai suatu kontruksi sosial budaya yang tentunya akan mengikuti kondisi sosial budaya dimana masyarakat tersebut ada (Mansour Fakih 2011:12) pola relasi gender masyarakat yang menganut sistem patriarkhi tentunya akan berbeda dengan masyarakat yang menganut sistem matriarkhi. 11 Harmona Daulay (2001:109-110) hubungan gender yang terjadi dalam keluarga TKIW selama ini masih didominasi oleh sistem patriarkhi. Dominasi suami sebagai pihak yang memegang kekuasaan dalam berbagai aspek.Fenomena TKIW yang terjadi pada awal tahun 80an sedikit banyak telah merubah pola hubungan yang patriarkhi selama ini. Nilai patriarkhi yang sarat dengan nilai nilai pemingitan dalam konteks TKIW ini ternyata telah mengalami perubahan.Suami sudah lebih bersifat primitive. Independen TKIW dalam menentukan kebernagkatan cukup tinggi walalupun hal ini juga sangat didukung oleh motivasi ekonomi. Berbicara pada tataran relasi gender konvensional maka ada perubahan yang signifikan pada laki laki sebagai kepala rumah tangga. Hal ini tidak diikuti perubahan pada sektor lainnya secara umum. Pengambilan keputusan juga memperlihatkan adanya hubungan patriarkhi yang konvensioanal dengan kadar yang sangat rendah. Pengambilan keputusan dalam bidang domestik menjadi wilayah istri tetapi istri juga sudah masuk pada pengambilan keputusan diwilayah publik walaupun pada hal tertentu domestik public kelihatan ditangan suami (Harmona Daulay,2001-115 ) 2. Pembagian kerja Dalam kaitanya dengan beban ganda tersebut, Mosser (Narwoko dan Bagong 2006:345) menyebutkan bahwa prempuan tidak saja berperan ganda, akan tetapi prempuan memiliki triple role (triple burden) : peran reproduksi, yaitu peran yang berhubungan dengan peran tradisional di sektor domestik ;peran produktif yaitu peran ekonomis disektor publik, dan peran sosial, yaitu peran dikomunitas. Apabila orang membahas pekerjaan yang dilakukan perempuan,maka yang dibayangkan mungking hanya jenis pekerjaan yang dijumpai diranah publik pekerjaan ditempat kerja formal seperti bubrik dan kantor, pekerjaan dalam perekonomian formal. Orang sering melakukan sebagai kegiatan yang menghasilkan dan. Ada yang menawarkan berbagai jenis jasa ada yang melakukan perdagagan eceran pun ada yang memperoduksi atau memperoses hasil pertanian, 12 kehutanan, perkebunan,pertanian, perternakan maupun produksi lain untuk dipasarkan. Disamping itu sering dilupakan pula bahwa pekerjaan rumah tangga yang dilakukan perempuan diranah domestik, yaitu penyediaan barang dan jasa bagi sesama anggota keluarga termasuk suami,merupakan suatu pekerjaan produktif. Jenis pekerjaan ini menyita banyak waktu dan tenaga mengantungkan suami, keluarga masyarakat, namun tidak diberi imbalan materi dan umumnya dianggapan sebagai pekerjaan yang rendah. 3. Peran Suami dan Istri Dalam Keluarga Pendapat Goode (2004:151) menyatakan bahwa “adanya hubungan kedudukan antara kelas dan kesuksesan sang laki-laki“. Disini terlihat adanya suatu pertentangan. Kearah kesetaraan yang lebih rendah, sang suami lebih banyak kemungkinan menuntut kekuasaannya hanya karena ia seorang laki-laki tetapi harus memberikan lebih banyak kekuasaan kepada istrinya tetapi dalam perbuatan bagaimnapun juga masih lebih banyak mempunyai kekuasaan. Peran menurut Suratman (dalam Al barry:1994) adalah fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada individu seksual sebagai status aktivitas yang mencakup peran domestik maupun publik atau dengan kata lain peran perempuan merupakan kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan dan dianggap menjadi tanggung jawab perempuan. Peran perempuan menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua : 1. Peran publik, yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan diluar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan 2. Peran domestik, yaitu aktivitas yang dilakukan didalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumahtanggaan. Peran yang dilakukan para perempuan atau Ibu rumah tangga karena ingin kondisi kesejahteraan yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, persiapan materi berbagai jaminan masa depan kehidupannya, ketentraman dan keamanan 3.Peran Sosial Peran ini merupakan kebutuhan wanita untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat.Tingkat peranan berbeda-beda sesuai dengan budaya atau kondisi alam dan dengan mengetahui kemampuannya. 13 Pendapat goode (2004:151) Kompleksitas penting lainya terjadi dalam keadaan dimana laki-laki dan wanita sama-sama mempunyai kekuasaan perbedaan-perbedaan dalam jenis-jenis kekuasaan mungkin juga penting. Kekuasaan laki-laki itu sudah dianggap wajar, ibu pemimpin rumah tangga yang setengah baya atau tua dapat ditemukan dibanyak rumah. Wanita itu menjadi pusat inisiatif dan keputusan. Tetapi laki-laki kepada keluarganya rupanya mengakui kekuasaan itu,dengan tetap berhak mengambilnya kembali jika ia menghendakinya. BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Gambaran Umum Desa Gambut Mutiara Gambut Mutiara merupakan salah satu Desa yang ada di kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Yang mulanya adalah berasal dari kawasan Teluk dalam Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan berdiri pada tahun 1999.Berdasarkan pembagian wilayah Desa gambut Mutiara terdiisi dari 3 Dusun yang di rincikan menjadi Dusun I terdiri darI 2 RW dengan jumlah 6 RT, Dusun II terdiri dari 2 RW dan 4 RT, sedangkan Dusun III terdiri dari 2 RW dan 4 RT. Berdasarkan Kepala Keluarga masyarakat Desa Gambut Mutiara terdiri dari 427 KK dengan total masyarakatnya yaitu 1562 jiwa. 2. Keadaan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Gambut Mutiara Keadaan sosial adalah keaadaan atau kondisi yang menggambarkan tentang hal yang berkaitan dengan masyarakat, keadaan sosial Masyarakat Gambut Mutiara dilihat dari kehidupan masyarakat merupakan masyarakat yang hidup secara rukun dan damai meskipun masyarakat berasal dari berbagai suku yang berbeda, namun kebersamaan yang terjalin didalam kehidupan masyarakat mencerminkan suatu bentuk solidaritas yang tinggi.Dalam pekerjaan, masyarakat saling tolong menolong untuk mencarikan informasi seputar dengan peluang bekerja yang ada, khususnya peluang untuk bekerja keluar negeri menjadi TKI atau TKW. 14 BAB IV PERGESERAN PERAN GENDER DALAM KELUARGA (STUDI KELUARGA TKW DIDESA GAMBUT MUTIARA) a. Karakteristik Informan Informan dalam penelitian kualitatif sengaja dipilih oleh peneliti, karenadianggap mampu memberikan informasi seputar masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, informan yang dipilih adalah masyarakatyang memang berasal dari desa Gambut Mutiara dengan karakteristik informan yang ditentukan, berdasarkan umur, berdasarkan pekerjaan, berdasarkan, pendidikan. b. Pergeseran Peran Gender Dalam Keluarga TKW Di Desa Gambut Mutiara Dalam hal pergeseran peran yang tejadi pada keluarga TKW di desa Gambut Mutiara, dilihat dari peran yang sebelumnya dilakukan oleh istri saat sebelum menjadi TKW, mengalami pergerasan saat istri telah menjadi TKW keluar negeri yang secara rinci di bahas berdasarkan pembahasan sebagai berikut: c. Ibu Rumah Tangga Yang Menjadi TKW di Desa Gambut Mutiara Dalam hal ini ibu rumah tangga di Desa Gambut Mutiara memutuskan untuk menjadi TKW keluar negeri karena adanya factor pendorong yang berupa tidak adanya lapangan pekerjaan yang bisa mendapatkan penghasilan yang nantinya akan mampu meningkatkan perekonomian keluarga, ketiadaan lapangan kerja membuat ibu rumah tangga memilih bekerja ke luar negeri dengan pernyataan oleh para TKW lainnya yang perpengalaman bekerja bahwa menjadi TKW akan mendapatkan gaji yang besar, dan hal itu mampu dibuktikan oleh ibu rumah tangga di Desa Gambut Mutira dengan bekerja menjadi TKW mereka bisa membantu perekonomian keluarga menjadi tidak terpuruk seperti sebelum mereka tidak bekerja, dan mampu mengirimkangaji mereka untuk keperluan keluarga di kampung seperti untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan memperbaiki rumah, serta ditabung, dan hal tersebut juga telah termasuk ke dalm suatu faktor penarik ibu 15 rumah tangga untuk bekerja menjadi TKW yaitu dengan harapan terus akan meningkatkan perekonomian keluarga ke depannya. d. Peran Ibu Rumah Tangga sebelum menjadi TKW a. Peran Sektor Domestik Dari keterangan informan diatas dapat dikatakan suami atau istri telah mempunyai peran masing masing tentang pengambilan keputusan didalam keluarga, dapat dikatakan bahwa keputusan yang ditentukan oleh seorang istri di Desa Gambut Mutiara merupakan keputusan yang hanya sebatas di ruang lingkup masalah domestik saja, sedangkan suami merupakan penagmbil keputusan yang bersifat luas yang bisa menentukan keputusan dalam lingkup keluarga serta keputusan diranah sosial. Secara garis besar dari pernayataan informan di atas dapat di katakan bahwa pengambilan keputusan pada keluarga TKW di Desa Gambut sebelum istri menjadi TKW di dominasi oleh pihak suami. b. Pergeseran Peran di Sektor Domestik Adapun pergeseran peran pada keluarga istri yang menjadi TKW yaitu : 1. Masalah dapur yaitu memasak, menyediakan segala perlengkapan dapur yang kurang, membereskan rumah, mengatur anggaran belanja rumah tangga suami yang mengerjakan dan di bantu oleh pihak keluarga lain. 2. Sumur yaitu mencuci juga di tanggani sendiri 3. Sedangkan untuk peran dalam mengasuh dan mendidik anak, lebih dibantu oleh pihak keluarga yaitu nenek dari anak anak serta saudara. c. Pergeseran Peran Sosial Dalam hal ini peran sosial yang di lakukan oleh istri di Desa Gambut Mutiara merupakan peran sosial dalam mengikuti segala kegiatan dimasyarakat guna untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat lainnya, serta membimbing anak untuk menjadi anak yang baik pula. Ketika istri menjadi TKW, 16 peran tersebut tidak bisa dilakukan lagi banyak peran yang mengalami pergeseran seperti arisan, PKK digantikan oleh saudara dan tidak bisa di gantikan oleh suami, sedangkan gotong royong tidak bisa digantikan, untuk membimbing anak dikegiatan sosial peran tersebut diambil alih oleh suami, namun setelah istri pulang kembali kekampung peran tersebut di lakukan kembali seperti mana bisanya istri bergabung dengan ibu ibu lainnya dalam kegiatan sosial. d. Pergesaran Peran Dalam Pengambilan Keputusan Dalam hal ini pergeseran peran dalam pengambilan keputusan pada keluarga TKW di Desa Gambut Mutiara diantaranya yaitu peran pengambilan keputusan istri di sektor domestik telah bergeser menjadi peran yang dilakukan oleh suami saat istri bekerja menjadi TKW, dan dalam menentukan keputusan tersebut suami dibantu pula oleh pihak keluarga, sedangkan pada masyarakat Desa Gambut Mutiara dalam masalah pendapatan pada awalnya masalah penggelolaan keuangan diatur bersama sama, kini hanya istri yang berperan dalam pengambilan keputusan masalah penggelolaan uang. Adapun pergeseran pengambilan keputusan dalam penggelolaan keuangan tersebut terjadi karena istri mempunyai pengaruh yang sangat besar didalam keluarga, dengan bekerja istri mamberikan kontribusi didalam pembiayaan rumah tangga. Maka hal tersebut menjadikan pengaruh dalam proses dan hasil pengambilan keputusan keluarga. BAB V PENUTUP a. Kesimpulan Dalam hal ini telah terjadi pergeseran peran didalam keluarga TKW di desa Gambut Mutira yang dapat dilihat dari pergeseran peran di sektor domestik, peran istri dalam sektor sosial, serta peran dalam pengambilan keputusan didalam keluarga yang dapat dilihat yaitu sebagai berikut : 1. Pergeseran peran di sektor domestik saat istri menjadi TKW keluar negeri yaitu berupa pergeseran aktifitas perempuan dapat dilihat dari pekerjaan 17 yang seharusnya dilakukan oleh istri ketika istri bekerja menjadi TKW harus dikerjakan oleh suami seperti memasak, mencuci, menyiapkan segala keperluan dapur, menjaga anak walaupun ada sebagian peran tersebut diambil alih oleh pihak keluarga lainnya seperti nenek, saudara dari suami dan para kerabat. Namun peran tersebut tidak putus sepenuhnya, karena ketika pulang kembali ke kampung halaman istri akan tetap menggeluti semua peran di sector domestik didalam keluarga. 2. Pergeseran peran di sektor sosial yaitu sebelum menjadi TKW istri selalu ikut serta dalam kegiatan sosial masyarakat seperti PKK, arisan, gotong royong, pengajian namun setelah menjadi TKW peran di sektoe sosial tersebut mengalami pergeseran yang digantikan oleh pihak keluarga, serta peran di sektor sosial dalam membimbing anak digantikan oleh suami. 3. Pergeseran peran dalam pengambilan keputusan, setiap anggota keluarga terutama suami atau istri berhak dalam mengambil keputusan didalam keluarga, adapun pergeseran peran dalam pengambilan keputusan didalam keluarga TKW di Desa Gambut Mutiara yaitu pada walnya keputusan di sektor domestic ditentukan oleh istri namun setelah menjadi TKW keputusan tersebut diambil alih oleh suami, serta dibantu oleh pihak keluarga lainnya, sedangkan keputusan dalam penggelolaan keuangan pada awalnya ditentukan bersama sama kini harus sepenuhnya ditentukan oleh istri baik itu masalah pengeluaran, kenutuhan domestic, pembiayaan pendidikan, maupun segala pembelian barang. 18 DAFTAR PUSTAKA Abdullah,Irwan. 2006. Dari Domestik ke Publik: Jalan Panjang Pencarian Identitas Perempuan, dalam Irwan Abdullah (ed), Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Al-Barry M Dahlan dan A Partanto Pius. 1994.Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Bungin, Burhan. 2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana. Budiman, Kris, 1999 . Feminografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daulay Harmona, 2001. Pergeseran Pola Relasi Gender di Kelaurga Migran, Yogyakarta : Galang Press. Goode, Wiilam J. 2004. Sosiologi keluarga. Jakarta: Bumi aksara. Fakih, Mansour. 2011. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Megawangi, R. 1999. Membiarkan Berbeda: Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender. Penerbit Mizan. Bandung Mosse, Julia, Cleves.2007. Gender dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Narwoko, Dwi dan bagong Sunyoto. Terapan. Jakarta, Kencana 2006. Sosiologi Teks dan Pengantar Sunarto kumanto,2004. Pengantar Sosiologi jakarta: fakultas ekonomi Silalahi, Ulber, 2010, Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta Suyanto, Bagong& Hendrarso, Susarti, Emy. 2007. Wanita Dari Subordinasi dan Marginalisasi Menuju ke Pemberdayaan. Surabaya: Airlangga University Press. T.O. Ihromi, 2004, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Pudjiwati Sajogyo, 2004, Sosiologi Pedesaan Jilid 2, Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press. 19 Sumber Lain : http://indah-maulida.blogspot.co.id di akses 30 oktober 2015 https://ardaninggar.wordpress.comdi akses 30 oktober 2015 https://anakpohon.wordpress.com sosiologi-gender di akses 2 desember 2015 20