SELEKTA HUKUM PERDATA Di Indonesia BW Berlaku Azas Konkordansi Azas Konkordansi Terhadap orang-orang yang berada di Indonesia diberlakukan Hukum Perdata asalnya yaitu Hukum Perdata yang berlaku di Belanda tapi ada pengecualian yaitu disesuaikan dengan yang terjadi di Indonesia diberlakukannya juga kepada golongan penduduk lain yang di berikan penduduk Eropa BW berlaku bagi orang-orang Eropa, orang Indonesia yang berketurunan Eropa dan orang-orang yang disamakan dengan orang-orang Eropa (Agama Kristen). BW tidak berlaku bagi orang Bumi Putra yang mana berlaku hukum Adat baginya Pasal 131 is 1. Eropa 2. Timur Asing 3. Bumi Putra (BW) Golongan Bangsa dibagi atas: Pada zaman Belanda maka terdapat 2 hukum yang berlaku yaitu Hukum Perdata (BW) untuk orang-orang Eropa dan Hukum Adat untuk orang Bumi Putra. Orang Bumi Putra mempunyai Lembaga Penundukan Sukarela terhadap Hukum Perdata dan Hukum Dagang yang diatur dalam Statblat 1917 No.12. Yang dimaksud dengan Penundukan Sukarela yaitu penundukan kehendak sendiri Hukum Perdata dan Hukum Sukarela ini dibagi atas : D a g a n g .K e p e n u n d u k a n 1. Kepenundukan untuk seluruhnya 2. Kepenundukan untuk sebagian 3. Kepenundukan untuk tindakan tertentu Disamping kepenundukan Sukarela ada kepenundukan diam-diam , dimana kepenundukan diam-diam bukan kehendak dari orang yang bersangkutan tapi dilakukan atas kehendak pemerintah, Sampai sekarang kepenundukan sukarela dan kepenundukan diam-diam masih berlaku bagi warga Indonesia C o n t o h 1. Pendirian PT maka harus diikuti prosedur pendirian 2. Perjanjian terhadap Notaris 1 Tujuan ini: Belanda Mendirikan Lembaga Penundukan 1. Untuk memberi keamanan dan keuntungan bagi orang-orang Eropa C o n t o h Orang-orang Eropa yang mengadakan perjanjian dengan orang Indonesia maka orang-orang Eropa merasa aman untuk mengadakan perjanjian karena memakai Hukum Perdata yang mempunyai kepastian hukum 2. Lembaga penundukan ini berlaku untuk orang-orang Indonesia dan orang-orang Timur Asing yang Hukum Perdata dan Hukum Dagang Ketentuan Kepenundukan Sukarela Seluruhnya ini Tidak Boleh Dilakukan Oleh Golongan Tertentu Yaitu : 1. Seorang laki-laki yang kawin lebih dari satu istrinya karena Hukum Perdata menganut azas monogami (pasal 27 KUHPerdata) 2. Tidak berlaku terhadap seorang istri yang masih bersuami, karena istri mengikuti Hukum suaminya 3. Anak yang belum cukup umur, karena masih mengikuti status hukum ayahnya (pasal 330 KUHPerdata) 4. Orang yang dibawah pengampuan Kepenundukan Sukarela Sebagian Dimana berlaku bagi orang-orang Timur Asing selain Orang Thionghua terdapat dalam buku I Bab IV, XIV dan Buku II Bab XII (waris), Hukum Dagang (Peraturan Kepailitan). Kepenundukan Sukarela sebagian tidak berlaku Hukum Dagang, Hukum Orang dan Hukum waris Yurisprudensi timbul karena banyak masalah Perdata yang dipakai oleh hakim adalah Hukum Adat sehingga Hukum Perdata (BW) hanya sebagai pondasinya saja dan Hakim menciptakan Hukum baru 2 Penundukan Hak Dan Kewajiban Yang Dimaksud Dengan Subjek 1. Seorang / Recht Persoon Hukum Adalah 2. Badan Hukum / Naturlijk Persoon Seorang yang mempunyai hak dan kewajiban harus mempunyai kecakapan hukum C o n t o h Membuat suatu perjanjian harus cakap dalam hukum Badan Hukum Yang Menjadi Subjek Hukum 1. Suatu perkumpulan yang mengadakan kerjasama atas dasar kerjasama itu mereka membentuk suatu kesatuan yang memenuhi syarat hukum yaitu Yayasan , Organisasi Agama 2. Y a y a s a n : Tiap – tiap kekayaan tidak merupakan kekayaan orang perorangan bertujuan untuk Sosial dan Pendidikan Dasar – dasar berdirinya 1. Buku I Hukum Dagang suatu PT t e r d a p a t p a d a: 2. Buku II KUH Perdata (Perikatan) Macam–Macam Badan Hukum Menurut Bentuk 1. Badan Hukum Publik : Hukum Publik adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perundangundangan yang dijalankan oleh pemerintah (Eksekutif) C o n t o h Badan Hukum Publik 1. Negara RI 2. Bank Indonesia 3. Bank Mandiri 4. Bank Negara Indonesia 46 5. B U M N 2. Badan Hukum Privat (Perdata/Sipil) Hukum Privat adalah hukum yang mengatur antara orang dengan orang, Badan Hukum Privat yaitu badan hukum yang menyangkut kepentingan pribadi yang didirikan orang pribadi dengan orang-orang tertentu untuk mencari keuntungan Tujuan Hukum Privat : 1. Ada perserikatan dengan tujuan material M i s a l Yayasan, Perkumpulan Gereja, dimana pendirinya diserahkan oleh Akte Notaris 2. Tujuan mencari Laba 3 M i s a l PT, Koperasi yaitu kumpulan-kumpulan orang untuk mencari kerjasama atau saling Bantu membantu dimana koperasi didirikan secara kekeluargaan 3. Partai Politik dimana didirikan oleh para warga negara M i s a l Organisasi-organisasi, OSIS, Badan Amal, Badan Wakap Jenis - Jenis Badan Hukum 1. K o r p o r a s I Suatu gabungan orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-sama sebagai satu subjek hukum Korporasi Ada Beberapa Macam 1. Perhimpunan yang dibentuk secara sengaja atas sukarela yang mana bertujuan untuk memperkuat perekonomian C o n t o h Perusahan Terbatas (PT) 2. Pemerintahan Daerah 3. Organisasi dari masyarakat Teori - Teori 1. 2. 3. Badan Hukum Teori Fiksi (Van Savigny) Badan Hukum dianggap buatan negara hanya orang yang menghidupkannya untuk menerapkan sesuatu dengan terjadi karena manusia yang membuatnya berdasarkan hukum Teori kekayaan tujuan (A.Brinz) Badan hukum bukan kekayaan orang tapi terjadi pada tujuanya Teori Organ (Otto Van Gierke) atau teori kenyataan Badan hukum itu adalah sesuatu yang sungguh-sungguh ada didalam pergaulan yang mewujudkan kehendaknya dengan perantara alatnya yaitu pajak pengurusan 4 GROSE AKTA HIPOTEK DAN GROSE PENGAKUAN HUTANG Grose Akta Hipotek AKTA adalah suatu perjanjian yang disamakan dengan kekuatan Hukum tetap Kedua lembaga ini sejak berkembangnya perekonomian maka lembaga perkreditan itu maka timbul kedua lembaga tersebut Lembaga–lembaga Yang Dibuat KUHPerdata 1. Gadai (Benda bergerak) Pengertian Gadai yaitu barang jaminan dipegang Kreditur , dimana kreditur yang mempunyai hak prefectif C o n t o h Bila Si A meminjam kepada Si B dan Si B juga meminjam kepada Bank maka Si A wajib membayar pinjaman kepada Bank karena mempunyai Hak Hipotek 2. Hipotek (Benda tidak bergerak) Bila pinjaman di bank lebih besar bisanya menggunakan Akta Hipotek yang mana harus disahkan oleh Notaris Badan–Badan Yang Ditunjuk Untuk PPAT 1. Notaris 2. Camat karena ruang lingkup yang menjadi PPAT di kecamatan ditunjuk adalah Kecamatan karena tidak ada seseorang PPAT yang ditunjuk secara Khusus H ip o t e k B e r l a k u A p a b i l a T e r j a d i 1. Perjanjian Kredit Bank (Bentuknya bebas) 2. Mengadakan PPAT 3. Pemasaran Hipotek di BPN Accessoir yaitu perjanjian yang mengikat perjanjian pokok atau tambahan P r o s e d u r P e m b u a t a n H i p o t i k 1. Bank dilakukan secara bebas digunakan perjanjian 2. PPAT diikuti dengan Akta lalu menggunakan Accessoir 3. Badan pertanahan untuk disahkan dibagian pendaftaran tanah untuk dikeluarkan sertifikat 5 Benda Tidak bergerak adalah benda yang tidak dapat berpindahpindah atau dipindahkan karena sifatnya dan tujuan pemakaiannya dan juga Karena Undang-undang yang menetapkan Di Luar Lembaga Yang Dibuat KUHPerdata 1. Credit Verbank 2. Fiducia (Fiducia berkembang berdasarkan yurisprudensi di negara Belanda) Manusia sebagai Subjek Hukum (Recht Person) dimulai sejak lahir tapi dapat dipengecualian yaitu bayi dalam kandungan H I P O T E K P a s a l – P a s a l y a n g m e n g a t u r H i p o t e k 1. Pasal 1162 “ Hipotek adalah hak kebendaan dimana hak kebendaan itu mempunyai sifat Droit De Suite” H a k K e b e n d a a n adalah hak yang mengikuti dimana kebendaan itu berada H a k H i p o t e k tidak berdiri sendiri karena akan mengikuti perjanjian yang terdahulu, maka perjanjian Hipotek mengikuti perjanjian yang pertama atau pokok, Hak hipotek ini bisa juga merugikan pihak ke3 bila perjanjian Hipotek tersebut tidak didaftarkan bila sudah didaftarkan maka keluarlah Hak Hipotek. Dimana pendaftaran itu harus mempunyai sifat spesialisasi maksudnya bahwa yang didaftarkan itu harus ditunjuk secara jelas benda-benda tidak bergerak mana yang menjadi jaminan Setiap Hipotek harus sebutkan jumlah jaminan tersebut yang bertujuan agar Debitur yang meminjamkan uang tidak melibihi nilai yang tercantum didalam Akta Hipotek Bentuk perjanjian dengan Bank bersifat bebas tapi apabila mau dihipotekan harus dihadapan PPAT yang akan dikeluarkan Akta yang mana diikuti dengan Accessoir 2. Pasal 1178 “ Setiap pemegang Hipotek tidak boleh memiliki benda yang menjadi jaminan” 6 M i s a l Debitur tidak sanggup membayar hutangnya dan kreditur tidak boleh mengambil barang tersebut maka harus ada pelelangan melalui Pengadilan 3. Pasal 1185 Dalam Akta Hipotek “Haurbedding artinya yang membatasi kebebasan Debitur” Debitur menyewakan benda yang menjadi jaminannya tidak melewati batas perjanjian hutang M i s a l 4. Pasal 1210 “ Bedding Van Niet Zuivering arting apabila sipemilik benda tadi menjualnya maka pemegang Hipotek pertama dapat menerima pembayaran jadi tidak ada pelanggaran” 5. Pasal 1320 “Asurantie Bedding artinya bila barang yang di Hipotek musnah maka pemiliknya menerima asuransi tersebut” 6. Pasal 1209 “ Hapusnya Hipotek karena hapusnya perikatan pokok artinya hutang sudah lunas P e r b e d a a n P e m a s a n g a n H i p o t e k D e n g a n P e n g a k u a n H u t a ng 1. Memasang Hipotek harus didaftarkan di BPN sehingga keluarlah Akta maka munculah hak kebendaan setelah didaftarkan, Sedangkan pengakuan hutang tidak muncul hak kebandaan dan tidak perlu didaftarkan lagi ke BPN 2. Kuasa memasang Hipotek maka mempunyai hak kebendaan maka pembayaran hutang akan didahulukan 3. Biaya pemasangan hipotek lebih mahal karena harus mendaftar di kantor pendaftaran tanah, Sedangkan pengakuan hutang hanya sampai di Notaris saja 4. Kuasa pemasang Hipotek harus ditulis dengan tegas, Sedangkan pengakuan hutang hanya sepihak saja yaitu Debitur saja 5. Pengakuan hutang untuk kredit-kredit kecil sedangkan pemasangan Hipotek untuk Kredit-kredit yang besar J U A L - B E L I 7 P e r b e d a a n J u a l – B e l i M e n u r u t H u k u m A d a t D a n K U H P 1. Menurut Hukum Perdata ada beberapa tingkatan / fase yaitu 2 tingkatan Menurut Hukum Adat ada tunai dan hutang, dalam jual beli yang mana tidak ada lagi hubungan dengan jual beli lagi bila dalam pembelian tidak lunas dan terang harus dihadapan kepala adat agar dapat pengesahan dari masyarakat. Dalam Jual-Beli Hukum Adat tidak bisa disamakan dengan Pasal 1459 “ Jual beli adalah perjanjian dengan pihak yang satu mengikat dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga-harganya 2. Jual – Beli dihadapan PPAT bila akan didaftarkan di BPN T u j u a n J u a l - B e l i Untuk berpindahnya hak secara tetap M e n u r u t H u k u m P e r d a t a a d a 2 T i n g k a t a n D a l a m J u a l B e l i 1. Pasal 1458 “ Jual beli dapat dilakukan apabila ada kata sepakat, walaupun benda tersebut belum diserahkan atau pun belum dibayar “ C o n t o h Beli sepeda motor orang lain 2. Pasal 1459 (Levering) yaitu adanya penyerahan P e r j a n j i a n J u a l – B e l i (Pasal 1457) 1. Adanya Hak 2. Adanya Kewajiban O b j e k J u a l – B e l i (Pasal 1332) Segala sesuatu yang kekayaan M i s a l Benda tidak bergerak dan benda bergerak H a k e k a t D a r i J u a l - B e l i sepadan/sepantasnya yaitu nilai bernilai harga harta harus R e s i k o J u a l - B e l i 1. Objek Jual beli adalah barang tertentu resiko dalam perdata siapakah yang dipertanggungjawabkan apabila mengalami kerugian, apabila objek barang 8 tertentu yang mengalami resiko adalah maka si pembeli yang bertanggungjawab (pasal 1469) meskipun barang tersebut belum diserahkan 2. Objek terdiri dari barang yang dijual dengan ukuran (Pasal 1641) M a c a m - M a c a m J u a l - B e l i 1. Jual beli percobaan (Pasal 1463 BW) 2. Jual beli dengan contoh (KUHDagang) S y a r a t - S y a r a t J u a l B e l i 1. Adanya kesepakatan 2. Kecakapan kedua belah pihak 3. Suatu sebab yang halal L a r a n g a n J u a l B e l i K e p a d a O r a n g T e r t e n t u M e l i p u t i 1. Larang jual-beli antara Suami-Istri Tujuannya supaya tidak tercampurnya harta perkawinan sesuai dengan perjanjian 2. Larangan bertindak sebagai pembeli adalah Hakim, Jaksa, Notaris, Juru sita bagi objek barang yang akan dibeli yang berhubungan dengan tugas mereka 3. Bagi pegawai yang langsung menyerahkan suatu jual-beli K e w a j i b a n P e n j u a l M e l i p u t i 1. Menyerahkan hak milik yang dijual belikan 2. Menanggung kenikmatan atas barang tersebut 3. Menanggung atas cacat-cacat barang yang tersembunyi Y a n g D i m a k s u d M e n y e r a h k a n (L e v e r i n g) D a l a m J u a l-Be l i 1. Barang bergerak (Pasal 612 Nyata dan Simbolis) 2. Barang tidak bergherak (Pasal 616 “Pengumuman” dan Pasal 620 “Balik Nama”) 3. Piutang atas Nama L e v e r i n g Yaitu suatu persetujuan antara penjual dan pembeli yang khusus bertujuan menyerahkan hak milik dari penjual kepada pembeli 9 Karena dalam BW menganut CC bahwa perjanjian Jual-Beli itu hanya Obligator yang artinya perjanjian Jual-Beli baru meletakan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak P e r j a n j i a n T i m b a l B a l i k A n t a r a P e n j u a l D a n P e m b e l i Yaitu penjual harus menyerahkan barang yang telah disepakati kepada pembeli sedangkan pembeli harus membayar sejumlah uang yang telah ditentukan M e n a n g g u n g K e n i k m a t a n D a l a m J u a l B e l i Yaitu tidak menanggung tuntutan hukum dari pihak ke tiga C a c a t S e m b u n y i yaitu cacat yang tidak langsung kita lihat biarpun sipenjual tidak mengetahuinya juga H a k P e n j u a l Menerima pembayaran Y a n g M e n a n g g u n g B i a y a P e n y e r a h a n sipenjual (Pasal 1476) adalah B i a y a P e n y e r a h a n yaitu segala biaya yang diperlukan untuk pengangkutan barang yang siap diangkut kerumah sipembeli S E W A - M E N Y E W A T u j u a n D a r i S e w a – M e n y e w a adalah untuk berpindahnya hak dalam jangka waktu tertentu Y a n g D i m a k s u d D e n g a n J u a l S e w a adalah barang yang sudah dibeli tetapi dalam pembayarannya harus dicicil sesuai dengan batas waktu pembayaran K e w a j i b a n D a r i P e n y e w a adalah menyerahkan barang yang disewakan untuk dinikmati K e w a j i b a n D a r i S i p e n y e w a 10 1. 2. 3. 4. Membayar uang sewa sesuai dengan kesepakatan Memelihara barang yang disewakan Memberikan kenikmatan kepeda penyewa Memperbaiki yang rusak S e w a M e n y e w a (P a s a l 1548) suatu perjanjian dengan salah satu pihak untuk mengikatkan dirinya agar menyerahkan suatu kenikmatan kepada pihak yang satu dengan waktu yang tertentu P e r j a n j i a n S e w a M e n y e w a M e l i p u t i 1. Waktu tertentu 2. Tidak ada waktu tertentu P e m b a y a r a n S e w a D a p a t D i l a k u k a n D e n g a n 1. Jasa 2. Uang 3. Barang K E B E B A S A N H U K U M Demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME kalimat yang selalu diucapkan apabila terjadi Sumpah dan Janji, Dimana Hukum selalu tertinggal dari perkembangan manusia maka perlu kebebasan hakim untuk itu. Hukum ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis, jadi hakim dalam memutuskan suatu perkara tidak hanya berpedoman kepeda hukum yang tertulis karena hukum selalu tertinggal dari perkembangan masyarakat. Dimana Akta Notaris juga berbunyi “ Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan YME “ yaitu dalam membuat a. Akta Hipotek b. Akta Pengakuan Hutang Maka demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME adalah karena ketetapan itu disamakan dengan keputusan hakim mempunyai kedudukan yang istimewa dalam penagihan hutang dan tidak perlu diperkarakan, maka sampaikan saja kepada ketua pengadilan maka ketua pengadilan tanpa ada perkara langsung esekusi yaitu sita jaminan , tapi harus sudah ada peneguran terlebih dahulu maka akan diletakan sita Eksekutorial. Maka apabila Debitur sudah diletakan sita eksekutoir terhadap barangbarangnya tapi masih juga tidak mau melunasi hutang-hutangnya maka kemudian 11 dilakukan lelang eksekusi (penjualan dimuka umum / dilelang yang dilakukan oleh kantor lelang Negara) Hasil dari penjualan itulah diserahkan kepeda kreditur kalau ada sisanya maka akan dikembalikan kepada Debitur, akan tetapi kalau masih kurang maka hartanya yang lain dijual untuk membayar hutang tersebut dan kalau tidak ada lagi hartanya , maka kekurangannya masih dapat ditagih selama 30 tahun P e r i k a t a n L a h i r D a r i 1. Undang-Undang Saja 2. Undang-Undang Perbuatan terbagi atas a. Dilarang (Pasal 1365) b. Dibolehkan (Pasal 1354) M a c a m – M a c a m P e r j a n j i a n 1. Perjanjian bersyarat (pasal 1263- 1271) Perjanjian yang pelaksanaanya digantungkan pada suatu masa yang akan datang yang belum pasti terjadi 2. Kalau syaratnya digantungkan pada sesuatu yang pasti terjadi perjanjian ini disebut dengan perjanjian ketetapan waktu yaitu a. Menunda perjanjian b. Mengakhiri perjanjian C o n t o h Sebuah rumah boleh ditempati akan tetapi bila pemiliknya kembali kamu harus kosongkan (mengakhiri perjanjian) 3. Perjanjian Solider (Pasal 1278-1295) Dalam Pasal 1278 adalah bersumber dari persetujuan atau karena Undang-undang S o l i d e r Bila Kreditur atau Debitur lebih dari 2 orang setiap Kreditur dapat menagih pada Debitur seluruhnya ini disebut aktif Si kreditur dapat menuntut atau menarik seluruh Prestasi pada seluruh Debitur kalau Debitur memenuhi perjanjian maka Debitur – Debitur lainya tidak wajib membayar 4. Perjanjian yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi (Pasal 1296 – 1303) Dalam perjanjian biasanya ada 2 pihak yaitu Debitur dan Kreditur, Bila Debitur terdiri dari beberapa orang .misalnya dalam hukum waris, kalau Debitur dapat bertanggung jawab dapat dibagi Perjanjian yang tidak dapat dibagi dilihat dari maksud dan tujuan perjanjian Misal perjanjian antara si a dan si b si b disuruh membangun rumah 5. Perjanjian Palkulatif Pada perjanjian Palkulatif hanya punya 1 objek prestasi yang harus dilaksanakan dalam hal ini si Debitur berhak mengganti prestasi yang telah ditentuakn dengan Prestasi yang lain Debitur tidak mampu menyerahkan prestasi pertama 12 P r e s t a s i P r i m e r dengan barang utuh P e r j a n j i a n Sidebitur dapat mengganti sesuatu A l t e r n a t i f yaitu perjanjian yang didasarkan pada isi perjanjian dari segi subjek, sidebitur dapat memilih salah satu prestasi yang ditentukan P e r j a n j i a n K o n s e s u a l Apabila ada perjanjian kedua belah pihak maka perjanjian itu sah P e r j a n j i a n B a k u Perjanjian yang isinya disiapkan oleh salah satu pihak yaitu sipenjual S U R A T telah K U A S A T u j u a n d a n K e g u n a a n D a r i S u r a t K u a s a A d a l a h “Untuk memberi kuasa kepada orang lain yang mengetahui, memahami tentang hukum” D i m a n a d i d a l a m K U H P e r d a t a t e n t a n g k u a s a t e r d a p a t d a l a m 1. Pasal 1792 KUHPerdata “ Surat Kuasa adalah merupakan suatu perjanjian yaitu dimana seseorang memberi kuasa pada orang lain yang atas namanya untuk menyelenggarakan suatu urusan” 2. Pasal 1793 yaitu cara pemberian kuasa 3. Pasal 1795 dan Pasal 1796 4. Pasal 1797 a Secara tertulis bisa berbentuk Akta umum / Notaris. b. Bisa tertulis dibawah tangan c. Menyerahkan surat / memohon d. Secara lisan “ Ruang lingkup masalah yang dikuasakan” “ Memberikan batas kewenangan kepada sepenerima kuasa” 13 5. Pasal 1799 “ Memberikan hak kepada pemberi kuasa untuk menggugat penerima kuasa agar memenuhi persetujuanya untuk melaksanakan kuasanya yang telah diberikan kepadanya” P e m b e r i a n K u a s a D a p a t D i b e d a k a n 1. Pemberian kuasa secara tegas 2. Pemberian kuasa secara diam-diam H a k – H a k S i p e n e r i m a K u a s a 1. Dapat menuntut pengeluaran – pengeluaran yang dikeluarkanya 2. Hak menahan barang sipemberi kuasa sampai melunasi pengeluaran-pengeluaranya sebagai mana seorang tukang tidak dilunasi pembayarannya 2 C a r a Y a n g D a p a t G u n a k a n D a l a m P e m b e r i a n S u r a t K u a s a 1. P e m b e r i a n K u a s a S e c a r a K h u s u s Yaitu kuasa yang diberikan untuk mengurus suatu kepentingan 2. P e m b e r i a n K u a s a S e c a r a U m u m Yaitu kuasa yang diberikan meliputi seluruh kepentingan dari pemberi kuasa yang meliputi pembuatan dan pengurusan B a t a s – B a t a s K e w e n a n g a n S i p e n e r im a K u a s a 1. Penerima kuasa tidak boleh bertindak melebihi kuasa yang diterimanya 2. Kuasa untuk menyelesaikan suatu urusan melalui perdamaian tidak memberikan arti bahwa perkaranya dapat diserahkan kepada keputusan wasit H a k S u b s i t u s i Hak menunjuk orang lain melaksanakan kuasanya S e o r a n g K u a s a (P a s a l K e t e n t u a n 1. Pasal 1799 seorang sebagai juru kuasa penggantinya untuk dalam 1797 BW) yaitu sikuasa tidak diperbolehkan melakukan suatu apapun yang melampaui kuasanya dan menyerahkan kepada perwasitan (Administrasi) M e n g e n a i K u a s a Sepemberi kuasa secara langsung dapat menuntut orang 14 2. Pasal 1800 Kewajiban sikuasa selama ia masih belum dibebaskan dapat dituntut ganti rugi bila kuasanya tidak ditempat 3. Pasal 1801 Sikuasa tidak dapat diberi tuntutan apabila melakukan kelalaian 4. Pasal 1802 Sikuasa wajib memberikan laparan apa yang tidak wajib dibayarkan K u a s a Y a n g D i b e r i k a n U n t u k B e b e r a p a O r a n g e n e r i m a K u a s a 1. Pertanggung jawaban meraka tidak ditanggung rentang 2. Hendaknya ditunjuk satu orang yang bertanggung jawab P D a l a m P e r k a r a P e r d a t a Setiap orang yang mempunyai perkara perdata dapat memberikan kuasa kepada seorang yang dapat menyelesaikan perkara tersebut P e n e r i m a k u a s a d i d e p a n p e r s i d a n g a n d a p a t t e r j a d i d a l a m 2 h a l 1. K u a s a M e n u r u t U U C o n t o h Wali mewakili anak dibawah umur untuk memenuhi kepentingan anak tersebut 2. K u a s a B e r d a s a r k a n P e r j a n j i a n Berarti seseorang dapat menunjuk orang lain dengan memberi kuasa untuk mewakilinya dalam mempertahankan kepentinganya H a p u s n y a P e m b e r i a n K u a s a 1. Pemberitahuan oleh pemberi kuasa 2. Meninggalnya si pemberi kuasa D a l a m P e r k a r a P i d a n a Setiap orang yang mendapat tidak pidana maka akan mendapat haknya untuk mendapat pembelaan hukum 15 P a s a l – P a s a l Y a n g M e n g a t u r T e n t a n g H a l l i p u t i 1. Pasal 69 s/d Pasal 79 KUHPidana 2. Pasal 55 “Dapat menunjuk Penasehat Hukumnya sendiri” i n i M e P e n a s e h a t H u k u m D a p a t D i g o l o n g k a n 1. Mereka yang bergelar Sarjana Hukum (SH) 2. Mereka yang tidak bergelar SH tetapi mempunyai keahlian hukum P e r b e d a a n A n t a r a 1. A d v o c a t Harus seorang Sarjana Hukum (SH) dan (Sebelum Tahun 1974) diangkat oleh Menteri 2. P e n g a c a r a P r a k t e k Pada umumnya bukan Sarjana Hukum mereka tidak diangkat melainkan hanya memperoleh izin praktek dipengadilan setempat 3. P e n a s e h a t H u k u m UU No. 14/70 yang mana istilah penasehat (sesudah Tahun 1974) hukum Pasal 36 – 37 dan Pasal 69 – 74 KUHAP H U K U M A C A R A P E R D A T A Hukum Acara Perdata Nasional hingga saat ini belum diatur dalam UU secara Unifikasi. R U U tentang Hukum Acara Perdata dalam lingkungan peradilan umum ke lembaga pembinaan hukum nasional tahun 1967 sudah sampai sidang fleno badan pekerja, tapi hingga saat ini belum disahkan menjadi UU K a i d a h H u k u m A c a r a P e r d a t a m a s i h t e r s e b a r d i b e b e r a p a p e r a t u r a n p e r u n d a n g – u n d a n g a n a n t a r a l a i n s u m b e r h u k u m a c a r a p e r d a t a 1. H I R (Het Herziene Indonesis Reglement) yang mana berlaku di Jawa dan Madura 2. RBG (Rechtsreglement Bullenge westen) Berlaku dikepulauan – kepulauan yang lainya di Indonesia 3. BW ( Berglijk Wetboek) berlaku di Indonesia 4. UU No.14/1970 (PPKK) Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman 16 5. RV (Reglement Opde Burgelijk Recth Vordering) yaitu tentang penggabungan 6. UU No.14/1985 tentang MA sebagai lembaga yudikatif yang paling tinggi V o g i n g = I n t e r v e n t i e = R e q u e s t C i v i l= Penjaminan Interpensi Rekes Sipil (PK) H u k u m A c a r a P e r d a t a T e r d i r i D a r i 1. Gugatan yaitu sengketa dan konflik 2. Permohonan yaitu mendapatkan hak C o n t o h Pengangkatan anak, Pengakuan Ahli Waris Dalam Buku I dan buku ke IV dan Rechtlement Catatan Sipil memuat peraturanperaturan Hukum Acara Perdata kaidah-kaidah itu khusus berlaku untuk golongan penduduk tertentu yang baginya berlaku Hukum Perdata Barat Dalam perkara perdata hukum Acara Perdata menyebutkan istilah yang disebut dengan gugatan Perdata dimana terdapat pihak penggugat dan tergugat. Pada lain pihak ada perkara yang disebut permohonan yaitu diajukan oleh seseorang pemohon atau lebih secara bersama-sama P e r b e d a a n G u g a t a n D a n P e m o h o n 1. Dalam perkara gugatan ada sengketa atau konflik yang harus diselesaikan dan diputuskan oleh pengadilan Sedangkan dalam permohonan tidak ada sengketa melainkan beberapa orang sebagai Ahli Waris almarhum secara bersama menghadap kepengadilan untuk mendapatkan suatu penetapan mengenai bagian masing-masing dari warisan almarhum 2. Gugatan Perdata ada satu atau lebih orang yang merasa bahwa haknya telah dilanggar dilain pihak orang “dirasa” melanggar haknya dan tidak mau secara suka rela melakukan sesuatu yang diminta disini hakim memutus sengketa dari gugatan Sedangkan permohonan hanya satu pihak yang merasa bahwa haknya perlu untuk mendapatkan penetapan dari pengadilan secara sah. Hakim pengadilan mengeluarkan suatu penetapan yang disebut “Deklarasi” B e n t u k - B e n t u k G u g a t a n 1. Tertulis 118 HIR dan 142 Rbg Gugatan secara tertulis a. Harus menyebut tanggal , nama, penggugat dan tergugat dengan jelas alamat 17 b. Posita adalah suatu gugatan yang memuat gambaran yang jelas mengenai duduk persoalan atau peristiwanya dan kalau bisa sedapat mungkin dasar gugatan harus dikemukakan dengan jelas Posita Terbagi 1. Peristiwa 2. Dasar Hukum. c. Petetum adalah hal-hal apa yang diingini agar diputuskan, ditetapkan dan di perintah 2. Lisan 120 HIR dan 147 Rbg W E W E N A N G 1. K e w e n a n g a n H A K I M O B S O L U T R e l a t i f adalah mengatur pembagian kekuasaan antara pengadilan yang sejenis berdasarkan tempat tinggal tergugat Wewenang Mutlak menyangkut pembagian kekuasaan antara badan-badan pengadilan dilihat dari jenis pengadilan yang berhubungan dengan pemberian kekuasaan untuk mengadili 2. Jika si-tergugat lebih dari satu orang sedangkan tempat tinggal tergugat antara yang satu dengan yang lainnya berbeda wilayah hukum pengadilan yang mengadilinya maka gugatan dtugaskan kepada salah seorang alamat tergugat 3. Jika tidak diketahui tempat tinggalnya maka gugatan diajukan kepengadilan negeri yang termasuk didalam wilayah hukum tempat tinggal tergugat dengan tambahan redaksi tempat tinggal tergugat tidak diketahui lagi 4. Jika tempat tinggal tergugat tidak diketahui akan tetapi tergugat mempunyai harta benda tidak bergerak misalnya tanah maka gugatan ditunjukan kepada alamatnya benda tidak bergerak itu 5. Apabila para pihak dalam suatu perjanjian yang telah mengadakan pilihan yang telah mengadakan pilihan hukum tempat tinggal maka gugatan itu ditujukan kepada Pengadilan Negeri dalam wilayah hukum tempat tinggalnya yang diperjanjikan 18 6. Jika tergugat berada di Luar negeri maka gugatan ditujukan ke Pengadilan Negeri tempat tinggal (Pasal 118 HIR / 142 Rbg) Hukum Acara Perdata pada azasnya memperbolehkan setiap orang memperkarakan dipengadilan akan tetapi ada pengecualiannya yaitu a. Orang yang belum dewasa b. Orang yang sakit ingatan Kepada orang yang belum dewasa atau sakit ingatan tidak boleh berpekara sendiri akan tetapi harus diwakili oleh orang tuanya atau orang yang sakit ingatan diwakili oleh Pengampuannya. P i h a k - P i h a k Y a n g B e r p e r k a r a Da l a m H u k u m A c a r a P e r d a t a 1. O r a n g yaitu orang itu sendiri yang merasa haknya dilanggar oleh orang lain atau oleh Badan Hukum (Swasta/Negara) 2. B a d a n H u k u m yaitu Badan Hukum dapat menjadi pihak dalam berpekara misal Yang bertindak untuk atau dan atas nama Badan Hukum adalah Direkturnya 3. N e g a r a yaitu negara diajukan perkara gugatan kepada Pemerintah RI Untuk menentukan domisili atau tempat tinggal sebagai wakil Negara adalah Depertemen yang membawai persoalan permasalahan bawahannya Dalam mengajukan surat gugatan bila memakai wakil yang dikuasakan maka harus diperhatikan benar-benar bahwa orang yang mewakilinya dalam berperkara memenuhi syarat-syarat sebagai penguasa artinya mampu tampil secara sah sebagai kuasa mewakili pemilik kuasa Kedudukan seseorang yang mewakili salah satu pihak berpekara, wakil kuasanya harus mempunyai surat kuasa khusus, Isi suart kuasa harus jelas yaitu surat kuasa menyebut No.Perkara, Pengadilan yang mana dan dimana kemudian prihal apa dan untuk apa surat kuasa itu diberikan. Surat kuasa untuk mewakili penggugat diatur dalam Pasal 106 Rv kemudian untuk mewakili tergugat diatur dalam Pasal 109 Rv. Surat kuasa khusus dapat dibuat dibawah tangan dan dapat juga secara otentik dihadapan seorang Notaries (Sema 1.19.59 No, 2.1959 Tanggal 30-7-1960 dan No. 19 5/1963 Tanggal 23-1-1971). Surat kuasa khusus digunakan hanya untuk satu permasalahan khusus masalah yaitu jual-beli B e b e r a p a B e n t u k S u r a t K u a s a 1. S u r a t K u a s a S u b s i t u s i Boleh memberi kuasa kepada orang lain dan hanya satu macam perkara 2. K u a s a I s d e t e n t i l Kuasa yang diberikan secara lisan didepan sidang 3. S u r a t K u a s a K h u s u s Surat yang diberikan kepada orang yang tahu tentang hukum dan hanya menyelesaikan satu perkara saja Kelemahan Surat Kuasa di bawah tangan yaitu bisa dibatalkan sepihak sedangkan keungggulan surat kuasa dibawah tangan Otentik didepan Hakim Barang-barang yang sudah menjadi jaminan tidak dapat lagi dialihkan kepada orang lain hal tersebut dapat melanggar Hukum Pidana yang mana diatur dalam Pasal 231 – 233 KUHPidana. C a r a – C a r a M e n g a j u k a n S u r a t G u g a t a n 1. Identitas → 1. P enggugat 2. Tergugat 3. Pengadilan 2. Petendi → 1. Uraian Peristiwa 3. Posita → 1. Alasan Hal 4. Petetum → 1. Apa yang dituntut G u g u r n y a S u r a t G u g a t a n V e r s t e k D a n V e r s t e k Tergugat tidak hadir tapi keputusan telah diambil oleh hakim setelah tergugat dipanggil sesuai dengan UU tetapi tidak hadir dan tidak diwakilkan 20 V e r z e t Dapat dilakukan 14 hari untuk perlawanan E k s e p s i Tangkisan atau Bantahan ( Pasal 113 Kv), dimana bantahan harus disertai dengan alasan – alasan, dimana ketentuan ini tidak diatur dalam HIR dan Rbg akan tetapi selayaknya harus mempedomani Pasal 113 Kv tersebut oleh karena dengan dihubungkannya alasan-alasan duduk perkara dan inti permasalahan menjadi jelas O b s o l u t Badan peradilan yang berbeda R e l a t i f Sama peradilan tapi tidak berwenang untuk mengadili K o n v e n s i yaitu gugatan asal artinya tergugat mengajukan gugatan kepada penggugat yang digugat dalam gugatan tersebut, maka penggugat menyusun surat gugatan yang terdiri dari Identitas tergugat dan penggugat . R e n k o n v e n s i yaitu gugatan yang diajukan oleh pihak tergugat kepada pengugat Dalam hal ini Renkonvensi gugatan harus mencantumkan 1. Identitas pihak-pihak yang bersengketa biasanya pada identitas gugatan semula yaitu gugatan asal diambil alih oleh tergugat dalam Rekonvensinya yang dirubah hanyalah kedudukan dan statusnya saja 2. Penggugat dalam renkonvensinya harus memuat posita 3. Penggugat dalam renkonvensinya harus memuat potetum Menurut pasal 132 A dan B HIR / 157 dan 158 Rbg menyebutkan gugatan Renkonvensi diajukan bersama-sama pokok perkara. Pasal – pasal tersebut menyebutkan kata-kata “dapat diajukan” bersama-sama dengan jawaban pokok perkara, hal ini mengakibatkan adanya 2 pengertian pendapat gugatan Rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan jawaban sekaligus dan tidak harus pertama diajukan pada Renkonvensi akan tetapi dapat diajukan pada jawaban ke 2 atau ke 3 alasanya HIR dan Rbg tidak ada melawanya Gugatan dapat diperbaiki sepanjang sitergugat belum mengajukan gugatan dan harus persetujuan Majelis Hakim dan tidak boleh merubah isi materi gugatan. 21 P e r s a n g k a a n ( 172 HIR/310 Rbg) adalah alat bukti yang secara tidak langsung Alat bukti persangkaan ini apakah termasuk persangkaan atau bukan terletak pada persoalan yaitu alat bukti tersebut memberikan kepastian yang langsung mengenai peristiwa yang diajukan dan ada hubunganya yang berkaitan dengan peristiwa yang diajukan untuk pembuktian C o n t o h Keterangan 2 orang saksi bahwa seseorang ada ditempat sedangkan yang harus dibuktikan adalah bahwa orang tersebut tidak ada ditempat N a t o i r Hakim dapat menggunakan Natoir sebagai persangkaan peristiwa umum yang tidak boleh lagi di buktikan C o n t o h Perselingkuhan P U T U S A N bahwa H A K I M / V O N I S Setelah pemeriksaan perkara selesai dan pihak – pihak yang berpekara sudah tidak ada lagi mengemukakan hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang disengketakan maka hakim pada giliranya akan mengajukan putusan terhadap perkara yang diadilinya. Putusan Pengadilan merupakan suatu yang diingikan oleh pihak-pihak yang berpekara untuk menyelesaikan perkara yang disengketakan oleh karena itu keputusan pengadilan merupakan kepastian hukum terhadap perkara yang mereka hadapi. Putusan pengadilan ini untuk memberi kepastian yang benar untuk menciptakan keadilan hukum dan mencerminkan rasa keadilan maka hakim haruslah mengetahui duduk perkara yang sebenarnya dan disamping itu juga harus mengentahui persoalan hukum yang hendak ditetapkan hal tersebut timbul karena “ hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali mengikuti memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat ketentuan ini sesuai pasal 27 UU No.14/1970” Menurut Sudikno Kerto Kusumo P u t u s a n H a k i m adalah suatu pernyataan yang oleh hakim sebagai pejabat Negara yang diberi wewenang untuk itu diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa para pihak 22 R e c h t V i n d i n g Penemuan hukum yang mana hakim harus mencari hukum yang berkembang dalam masyarakat Y u r i s p r u d e n s i Putusan hakim yang diikuti dan dijadikan pedoman oleh hakim lain D o k t r i n Pengangkatan para ahli S u s u n a n D a n I s i P u t u s a n P u t u s a n P e n g a d i l a n d a l a m p e r k a r a p e r d a t a t e r d i r i d a r i b e b e r a pa ba g i a n y a i t u 1. K e p a l a P u t u s a n Dalam suatu keputusan dapat dilihat berupa kalimat “ Keadilan berdasarkan ketuhanan YME” 2. Identitas pihak yang berperkara 3. Pertimbangan atau alasan-alasan yang menjadi dasar bagi hakim dalam mengambil suatu keputusan P e r t i m b a n g a n i n i t e r d i r i d a r i a. Pertimbangan berdasarkan fakta-fakta dipersidangan b. Pertimbangan berdasarkan hukum 4. Amar (dictum) putusan M a c a m – M a c a m P u t u s a n Pasal 185 ayat (1) HIR / 196 Ayat (1) Rbg Membedakan putusan pengadilan ada 2 macam yaitu 1. P u t u s a n s l a h adalah putusan yang dijatuhkan sebelum putusan akhir yang diadakan dengan tujuan untuk memungkinkan atau mempermudah kelanjutan pemeriksaan perkara C o n t o h Pengadilan negeri terhadap eksepsi tidak berwenangnya pengadilan untuk mengadili suatu perkara Dalam Hukum Acara Perdata dikenal beberapa macam Putusan Slah 23 a. b. c. d. Putusan Prepakatoir yaitu putusan persidangan mengenai jalannya persidangan untuk melancarkan segala sesuatu guna mengadakan putusan akhir M i s a l Putusan untuk menolak pengunduran pemeriksaan saksi Putusan Interlocutoir yaitu putusan yang isinya memerintahkan pembuktian M i s a l Putusan untuk memeriksa saksi atau pemeriksaan setempat Putusan Insidentiel yaitu putusan yang berhubungan dengan incident (peristiwa) yang menghentikan prosedur peradilan biasa M i s a l Putusan yang membolehkan seseorang ikut serta dalam suatu perkara Putusan Provicioniel yaitu putusan yang menjawab tuntutan provisi (permintaan pihak yang berperkara) agar dilakukan tindakan pendahuluan guna kepentingan salah satu pihak sebelum putusan akhir dijatuhkan M i s a l Gugatan cerai sebelum perkara pokok diputus istri minta dibebaskan dari kewajiban untuk tinggal bersama suaminya lagi 2. P u t u s a n a k h i r adalah putusan yang mengakhiri putusan perdata pada tingkat pemeriksaan tertentu Putusan akhir menurut diktumnya dapat dibedakan atas 3 macam a. Putusan Condenatoir yaitu putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi didalam putusan condenatoir hukum perdata tergugat yang dituntut terhadap gugatan hakim mengucapkan “ Menghukum ……….dst “ b. Putusan Constitutif yaitu putusan yang menciptakan suatu keadaan hukum yang baru M i s a l 1. Keputusan antara penggugat dan tergugat sah menurut hukum 2. Memutuskan suatu ikatan perkawinan c. Putusan Deklaratoir yaitu putusan yang menyatakan suatu keadaan yang sah menurut hukum M i s a l 1. Perjanjian antara penggugat dan tergugat yang sah menurut hukum 2. Penggugat dinyatakan sebagai ahli waris yang sah menurut hukum “Menyatahan ……syah menurut hukum” 24 U P A Y A D i l i h a t d a r i H U K U M s i f a t n y a u i d a r i 1. U p a y a H u k u m B i a s a a. b. c. p a y a h h u k u m t e r d i r Verzet Banding Kasasi 2. U p a y a H u k u m L u a r B i a s a b. a. PK Kasasi kepentingan hukum Verstek dapat terjadi karena tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan meskipun sudah ada surat pemberitahuan dimana disini tergugat dapat mengajukan verzet atau perlawanan menurut ketentuan pasal 1256 ayat (3) HIR dan 149 ayat (3) Rbg upaya hukum verzet dapat dilakukan dalam waktu 14 hari setelah putusan disampaikan P e r b e d a a n S i d a n g B i a s a D e n g a n S i d a n g V e r z e t 1. Sidang biasa tergugat dan penggugat hadir pada sidang pertama 2. Sidang Verzet penggugat hadir sedangkan tergugat tidak hadir meskipun sudah mengetahui gugatan tersebut B a n d i n g Memori banding tidak wajib digelar sesuai dengan UU No.20.1947 K a s a s i K a s a s i yaitu pembatalan putusan atas penetapan-penetapan keputusan dari pengadilan atau semua lingkungan peradilan dalam tingkat peradilan terakhir A l a s a n - A l a s a n D i l a k u k a n n y a K a s a s i 1. P a s a l 3 0 U U N o . 1 4 / 1 9 8 5 a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang baru 25 c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan dengan bersangkutan P e n i n j a u a n K e m b a l i Peninjauan Kembali adalah peninjauan kembali terhadap keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Ketentuan yang mengatur tentang PK sekarang adalah UU No.14/1985 tentang MA yaitu dalam pasal 66 s/d pasal 75 Permohonan peninjauan kembali keputusan perkara perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dapat diajukan berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut : 1. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada buktibukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu 2. Apabila setelah perkara diputus ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan 3. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih pada yang dituntut 4. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya 5. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama atas dasar yang sama oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatanya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain 6. Apabila dalam suatu putusan dapat suatu kekhilapan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata H U K U M P E R D A T A P e n g e r t i a n D a n R u a n g L i n g k u p H u k u m P e r d a t a Soe Dewi Maksum Sofwan H u k u m P e r d a t a Hukum yang mengatur antara warga perseorangan yang satu dengan warga perseorangan yang lain negara negara 26 Wirjono rodjo Dikoro H u k u m P e r d a t a Suatu rangkaian hukum antara orang-orang atau badan hukum yang satu sama lain membicarakan tentang hak dan kewajiban Prof . Dr. RM. Sudikno Mertokusumo Admojo H u k u m P e r d a t a Hukum antara perseorangan yang mengatur kewajiban perseorangan yang satu terhadap yang lain didalam hubungan keluarga dan didalam pergaulan masyarakat pelaksanaan diserahkan kepada masing-masing pihak Azis Said Faudin H u k u m P e r d a t a Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan hukum yang meliputi hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lain atau antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain didalam masyarakat dengan menitik beratkan kepada kepentingan seseoran Volimar H u k u m P e r d a t a Aturan-aturan hukum atau norma-norma yang memberikan batasan-batasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingankepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan lain dari orang-orang didalam suatu masyarakat tertentu terutama mengenai hubungan keluarga, hubungan kualitas hukum perdata disebut juga Hukum Sipil (Privat) D a r i K e s i m p u l a n Y a n g b i s a D i a m b i l T e n t a n g H u k u m P e r d a t a A d a l a h 27 “ Hukum yang mengatur hubungan hukum yang satu dengan orang/badan hukum (person) orang yang badan hukum satu dengan yang lain didalam masyarakat dengan meniti beratkan (pribadi/badan hukum) “ Hukum Perdata mengatur dan menentukan agar didalam pergaulan masyarakat orang dapat saling mengetahui dan menghormati hak dan kewajiban-kewajiban antar sesamanya sehingga kepentingan tiap-tiap orang dapat terjamin dan terpelihara sebaik-baiknya H u k u m P e r d a t a P u b l i k Soedikno Beberapa tolak ukur dari hukum perdata terutama dalam hal membedakan dengan hukum public (menurut pembagian klasik yang hingga kini masih digunakan) 1. H u k u m P u b l i k Salah satu pihak adalah penguasa H u k u m P e r d a t a Kedua belah pihak adalah perseorangan tanpa menutup kemungkinan bahwa dalam hukum perdata pun penguasa dapat menjadi pihak juga 2. H u k u m P u b l i k H u k u m P e r d a t a Sifatnya memaksa mau tidak mau harus dipatuhi Bersifat melengkapi atau tambahan meskipun ada juga yang bersifat memaksa 3. H u k u m P u b l i k H u k u m P e r d a t a Bertujuan melindungi kepentingan umum Bertujuan melindungi individu atau perseorangan 4. H u k u m P u b l i k H u k u m P e r d a t a Mengatur hubungan antara negara dengan individu Mengatur hubungan hukum antar individu H u k u m P e r d a t a D a l a m A r t i L u a s D a n D a l a m A r t i S e m p i t 28 H u k u m P e r d a t a d a l a m a r t i l u a s a d a l a h bahan sebagai mana yang tertera didalam kitab Undang-undang hukum perdata (BW), KUH Dagang, Beserta sejumlah Undang-undang yang disebut tambahan lainnya atau undang-undang tambahan lainnya yaitu undang-undang koperasi, undang-undang perniagaan dan undang-undang tentang yayasan tahun 2001 H u k u m P e r d a t a d a l a m a r t i s e m p i t a d a l a h ia tidak tergantung dalam Undang-undang Hukum Dagang Hukum Perdata dalam arti luas meliputi semua Hukum Privat (isi), isi dari kitab Hukum Perdata yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan (person Recht) Hukum Perdata adakalanya dipakai dalam arti sempit lawan hukum dagang dengan kata lain Hukum perdata dalam arti luas mengikuti semua peraturan-peraturan Hukum perdata baik yang tercantum didalam KUHPerdata (BW) maupun didalam KUHDagang dan undang-undang lainnya Hukum perdata mempunyai hubungan yang erat dan hukum Dagang ini nampak jelas dari isi Pasal 1 KUHDagang adanya “Adatium Lakes Spesial Doriogat Legi Generali “ artinya hukum yang khusus (Hukum Dagang) mengenyampingkan hukum yang umum (KUHPerdata) H u k u m P e r d a t a o r m i l M a t e r i a l D a n H u k u m P e r d a t a F H u k u m P e r d a t a M a t e r i a l Aturan-aturan yang mengatur hak-hak dan kewajiban – kewajiban perdata itu sendiri atau mengatur kepentingan - kepentingan perdata setiap Subjek Hukum (Recht Person/Privat) H u k u m P e r d a t a F o r m i l Cara menurut mana memenuhi hak-hak material tersebut dapat dijamin atau bagaimana tata cara seseorang menurut haknya apabila dirugikan oleh orang lain 29 Hukum Perdata Formil mempertahankan Hukum perdata Material karena itu Perdata Formil menerapkan Hukum Perdata Material apabila ada yang melanggarnya Hukum Perdata Formil disebut juga Hukum Acara Perdata S i s t e m H u k u m P e r d a t a I n d o n e s i a Hukum perdata di Indonesia sampai saat ini masih beraneka ragam (Peruralistis) dimana masing-masing golongan penduduk mempunyai Hukum Perdata sendiri-sendiri (Timur Asing, Bumi Putra, Eropa) penduduk mempunyai Hukum Perdata Indonesia kecuali Belanda. Bidang-bidang tertentu yang ada sudah ada univikasi Misal Bidang Hukum Perkawinan, Hukum Agraria Tetapi apabila ditinjau lebih mendalam tampaklah univikasi dibidang hukum tersebut belumlah mencampai 100%, dengan kata lain bahwa belumlah tercapai dengan sesungguhnya (Recht Vakum = Kekosongan Hukum) kondisi keaneka ragaman tersebut telah berlangsung lebih lanjut dalam Pasal 131 dan 163 Es P e n d a p a t S a r j a n a T e n t a n g H u k u m P e r d a t a D i I n d o n e s i a R . A b d o e l D j a m a l i Berpendapat Hukum perdata di Indonesia terdiri dari 1. H u k u m P e r d a t a A d a t Ini umumnya tidak tertulis dan berlaku dalam kehidupan masyarakat, Hukum Adat secara turun menurun serta ditaati, juga mengatur hubungan antar individu dalam masyarakat, Hukum Adat juga berkaitan dengan kepentingan perseorangan masyarakat, Hukum Adat yang dimaksud disini adalah kelompok sosial bangsa Indonesia (Bumi Putra) 2. H u k u m P e r d a t a E r o p a Bentuknya tertulis dan berlakunya (untuk saat ini didasarkan pada peraturan peralihan Pasal 2 UUD 1945) isinya mengatur tentang hubungan hukum yang menyangkut kepentingan-kepentingan orang eropa, dan bukan orang eropa yang tunduk atau menunduki diri pada ketentuan tersebut 30 3. H u k u m P e r d a t a B e r s i f a t N a s i o n a l Merupakan produk nasional yang mengatur tentang kepentingan perseorangan yang dibuat berlaku untuk semua warga Negara Indonesia yaitu No.1/74 (perkawinan) No.1/60 (agraria) tetapi tidak termasuk didalamnya PP No.10/2001 (PNS) A z a s - A z a s H u k u m P e r d a t a H u k u m P e r d a t a Y a n g T e r d a p a t D i d a l a m K i t a b - k i t a b U n d a n g-U n d a n g P e r d a t a Y a n g B e r l a k u D i I n d o n e s i a Adalah KUHPerdata Belanda walaupun di Belanda kitab tersebut sudah terdapat perubahan disana-sini dan berdasarkan atas azas konkondansi (keselarasan) diperlakukan untuk golongan tertentu di Indonesia, tetapi sebetulnya KUHPerdata Prancis atau yang dikenal dengan sebutan code civil dimasukan dalam system KUHPerdata Belanda (BW) selanjutnya ke KUHPerdata di Indonesia Ada beberapa undang-undang dibidang Perdata serta dikeluarkanya SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung) No.3 tahun 1963, besarnya pengaruh dalam hukum perdata khususnya mengenai azas tersebut pada waktu sekarang B e b e r a p a A z a s Y a n g T e r p e n t i n g 1. A n g a p a n I n d i v i d u a l i s t i s ( P r i v a t) Terdapat hak Eigendom tentang hak milik Pasal 570 KUHPerdata, isi pasal tersebut dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan lainnya hal ini mengandung pengertian bahwa yang berhak itu dapat menikmatinya dengan sepenuhnya dan menguasainya dengan sebebas-bebasnya a. Menguasai benda dengan sebebas-sebebasnya mengandung pengertian subjek dapat melakukan perbuatan hukum , bagaimanapun juga terdapat suatu benda M i s a l Peralihan kepada orang lain memakainya sebagai jaminan hutang, menyewakan kepada orang lain dan lain-lain b. Selain pada itu si subjek dapat juga melakukan perbuatan-perbuatan material M i s a l Memiliki hasilnya , memakainya , merusaknya, memeliharanya Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa yaitu yang tidak dapat diganggu gugat (Droit In Vio Labie Et Sacre) tetapi pandangan yang demikian didalam 31 perkembangan hukum tentunya tidak dapat dipertahankan lagi karena banyaknya tindakan-tindakan peraturan yang bersifat membatasi M i s a l a. HTU (Petun) ternyata semakin banyak campur tangan dari penguasa dari hak milik b. Pembatasan oleh ketentuan-ketentuan hukum tetangga c. Penggunaan hak milik tidak boleh menimbulkan gangguan bagi orang lain d. Penggunaan tidak boleh penyalagunaan hak 2. A z a s K e b e b a s a n K o n t r a k Yang mengandung pengertian bahwa setiap orang bisa mengadakan perjanjian apapun juga baik yang telah diatur dalam undang-undang maupun yang belum diatur dalam undang-undang didalam pasal 12 KUHPerdata Demikian kepada setiap orang diberikan kebebasan untuk menuntut sendiri mengenai isi dan bentuk perjanjian yang dibuatnya dengan pihak lainnya Dari azas ini terlihat adanya perlindungan hak dan kewajiban terhadap kebebasan yang diberikan kepada manusia. Hukum juga memberikan pembatasanpembatasan dalam kaitan dengan pelaksanaan/penggunaan hak tersebut yaitu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan kesusialaan (pasal 1338 dan 1320) 3. A z a z K e b e b a s a n D a l a m H u k u m P e r k a w i n a n a t a u H u k u m K e l u a r g a Kecakapan perempuan Pasal 105-108-110-300-ayat (1) KUHPerdata, tetapi didalam perkembangan azas tersebut mengalami perubahan atau pergeseran yang disebabkan oleh perubahan keadaan masyarakat, kemajuan masyarakat berlakulah SEMA No.3/1963 membawa pengaruh besar terhadap berlakunya azas tersebut, seorang istri tidak lagi dinyatakan tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum 4. A z a s P e r k a w i n a n S e s u a i U U N o. 1 / 7 4 B e r l a k u l a h A z a s M o n o g a m i Azas monogami yang berarti dalam waktu yang sama seorang laki-laki hanya boleh mempunyai seorang wanita sebagai istrinya dan sebaliknya (Pasal 27 KUHPerdata) Azas Monogami juga diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) UU No.1 /74 dan juga ayat (2) UU No.1/74 membuka peluang untuk berpoligami asalkan dipenuhi isi ketentuan UU No.1/74 Pasal 3 , 4 dan Pasal 5 Dengan membaca isi ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa seorang boleh menyimpang dari azas monogami tetapi syarat-syarat yang harus dipenuhi tidaklah ringan, yang mana bagi seorang istri maka dengan adanya syarat-syarat 32 tersebut sebetulnya juga dimaksud untuk melindungi dirinya terhadap perlakuan dari suami yang merugikannya S u b j e k H u k u m Pembawa hak dan kewajiban atau subjek hukum yaitu orang (Person) yang memperoleh hak dan kewajiban S o e d i k n o S u b j e k H u k u m adalah manusia pendukung hak dan kewajiban Manusia maupun Badan Hukum semuanya merupakan kewenangan menyandang hak dan kewajiban atau disebut juga mempunyai kewenangan hukum tetapi didalam halhal tertentu, Adakalanya kewenangan dalam kata tanya dengan hak-hak yang lahir dari hukum orang, hukum kewargaan yang disandang oleh subjek hukum, bahkan ada hal-hal tertentu juga membatasi kewenangan hukum dari orang Hal itu dapat berubah tempat tinggal, umur, status dan perbuatan seseorang terdapat dalam a. Pasal 10 Ayat (2) b. Pasal 21 Ayat (1) UU Pokok Agraria c. Pasal 7 UU No.1/74 d. Pasal 9 UU No.4/75 e. Pasal 49 dan 53 UU No.1/74 O r a n g S e b a g a i S u b j e k H u k u m Dilihat dalam pasal 2 KUHPerdata manusia mengandung status / diakui sebagai subjek hukum semenjak ia lahir sampai meninggal dunia didalam pasal 2 dikenal dengan Recht Ficfic N a m a K e l u a r g a , K e n e g a r a a n D a n ( S t a t u s /I d e n t i t a s) D o m i s i l i Buku I KUHPerdata sampai Pasal 5 dan 12 mengatur : 33 1. Nama 2. Perubahan nama-nama 3. Perubahan nama depan Ini berlaku untuk golongan eropa selanjutnya mereka disamakan juga di UU No.4/1961 K e w a r g a n e g a r a a n Kewarganegaraan merupakan faktor yang mempengaruhi Pasal 21 UU/BPU (Agraria). Hanya warga Negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik. Semua KUHPerdata mengenai kewenangan kewarganegaraan pasal 5 – pasal 21 KUHPerdata berhubungan dengan hukum public tetapi semenjak tahun 1950 terdapat pengaturan tersendiri bagi hukum public sehingga ada 2 jenis “Nenderland Scahap” yang dua-duanya satu sama lain agak berlainan UU tentang kewarganegaraan Belanda dalam memberikan kewarganegaraan seseorang memakai kreteria Azas keturunan (Hukum antar Hukum dan Hukum antar golongan) sedangkan cara memperolehnya selain karena keturunan dapat pula dengan azas “Naturalistis” dengan jalan perkawinan dengan seorang warga Negara Belanda Pasal 45 dan pasal 4 ayat (2), pasal 3 Kewarganegaraan dapat hilang disebabkan karena kewarganegaraan dengan warga negara lain pasal 7 sub . Namun apabila yang bersangkutan telah terlebih dahulu memberitahukan keinginan terlebih dahulu keinginanya tetap menjadi warga negara belanda, maka ia tidak akan kehilangan kewarganegaraannya, setelah Indonesia merdeka dikeluarkanlah UU No.3/1946 yang mengatur tentang kewarganegaraan RI kemudian dipersamakan dengan UU No.62/1958 K e s i m p u l a n Dari UU diatas dapatlah diketahui adanya perbedaan antara lain mengenai siapa yang masih warga negara dan siapa yang tidak, cara memperoleh kewarganegaraan hak dan kewajiban warga negara mengenai kewarganegaraan 34 K e w e n a n g a n H a k D a n K e c a k a p a n B e r b u a t (P a s a l 1 s / d 3 K U H P e r d a t a ) Yang mengatur mengenai menikmati dan kehilangan hak-hak keperdataan Isi dari Pasal 1 dan 3 KUHPerdata “Bahawa Hukum Perdata mengakui bahwa manusia sebagai orang yang diakui sebagai subjek dan pendukung hak dan kewajiban” Kewarganegaraan berhak ada pada manusia dan pada hukum Menurut Prof.Sudikno Setiap subjek hukum baik orang maupun badan hukum pada umumnya mempunyai hak dan kewajiban, dikatakan pada umumnya sebab ada hak dan kewajiban tertentu hanya disandang pada orang itu yang berkaitan dengan hukum (tentang hukum orang dan tentang hukum keluarga) Dalam Pasal 2 yang membatasi kewenangan berhak 1. Kewarganegaraan pasal 21 ayat (1) UUPA yaitu hanya WNI yang mempunyai hak milik 2. Tempat tinggal (Domisili) Pasal 10 ayat (2) UUPA hanya orang yang bertempat tinggal di kecamatan yang sama dengan letak tanah pertanian itulah menjadi hak milik 3. Kedudukan (Jabatan seseorang hakim) dan pejabat hukum lainnya yang tidak boleh memperoleh barang-barang yang masih dalam perkara 4. Tingkah laku atau perbuatan pasal 49 dan 53 UU No.1/74 kekuasaan orang tua dan wali dapat dicabut dengan putusan pengadilan yang melakukan kelalaian atau perbuatan tidak baik P e r n g e t i a n C a k a p B e r b u a t Pengertian istilah cakap atau kecakapan didalam teori atau tingkah laku ternyata tidak terdapat keseragaman untuk istilah kecakapan atau yang menggunakan istilah kewenangan sedangkan istilah berbuat ada yang menyebut bertindak. Dengan istilah kewenangan dan kecakapan bertindak berbeda, ketidak wenangan berbuat terjadi jika orang yang pada umumnya berwenang untuk melakukan 35 perbuatan-perbuatan hukum tertentu tanpa bantuan dari pihak ketiga sedangkan kewenangan dan kecakapan bertindak ada bilamana seseorang pada umumnya melakukan perbuatan hukum sendiri dengan akibat hukum yang lengkap seperti yang belum cukup umur C a r a n d u s Orang yang diletakan dalam pengampuan apabila kita membaca pada KUH Perdata sendiri tampak bahwa dipakai sendirisendiri tanpa campur aduk untuk hukum perdata Indonesia kita memakai satu istilah saja yaitu berwenang berbuat, dari uraian diatas dapat ditarik satu kesimpulan mengenai kecakapan kewenangan berbuat yaitu kewenangan untuk melakukan hukum sendiri sedangkan orang yang tidak kecakapan, kewenangan yaitu orang yang tidak dapat melakukan Orang-orang yang menurut UU tidak cakap, tidak berwenang melakukan hukum adalah 1. Orang yang belum dewasa, anak dibawah umur atau belum pernah melakukan perkawinan Pasal 1330 KUHPerdata Jo Pasal 47 UU No.1/74 2. Orang-orang dibawah pengampuan, orang-orang dewasa tetapi dalam keadaan dungu, gila, gelap mata, pemboros Pasal 1330 KUHPerdata Pasal 433 KUHPerdata 3. Orang ynag dilarang UU untuk melakukan perbuatan hukum tertentu M i s a l n y a orang yang dinyatakan patut (UU Kepailitan) Pasal 1131 – 1132 KUHPerdata C a t a t a n S i p i l Pengertian catatan sipil (Burgerlijk Stand) yang mempunyai arti yang penting untuk menentukan kedudukan seseorang C a t a t a n S i p i l Suatu lembaga yang diadakan suatu penguasa dimaksudkan untuk membukukan selengkap mungkin dan memberikan kepastian hukum yang sebesar-besarnya tentang semua peristiwa penting bagi status keperdataan seseorang, kelahiran, pengakuan cerai, perceraian dan kematian 36 Semua itu dicatat agar bagi pihak-pihak bersangkutan atau orang lain setiap waktu ada buktinya atau menjadi alat bukti atas terjadinya peristiwa-peristiwa serta halhal yang bersangkut paut dimana diatur dalam Buku I Bab 2 KUHPerdata Pasal 4 s/d 16 tidak ada satu pasal yang memberikan depenisi pengertian tentang catatan sipil oleh karena itu defenisinya diambil dari ilmu pengetahuan atau ahlinya (Doktrin) P e n d a p a t L i e D e n H o c k C a t a t a n S i p i l adalah lembaga yang melakukan catatan selengkap-lengakapnya dan memberikan kepastian yang sebesar-besarnya tentang peristiwa – peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian Oleh karenanya pihak ketiga mempunyai keinginan untuk mengetahui tentang peristiwa-peristiwa tersebut maka daftar dalam peristiwa itu dibukukan dan terbuka untuk umum F u n g s i C a t a t a n S i p i l sebagai lembaga yang melakukan pencatatan dan membuat akta Akta merupakan suatu bukti tertulis atas peristiwa yang mempunyai arti penting bagi manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum Dalam Pasal 2 s/d 5 KepRes No. 12 tahun 83 tentang penata dan peningkatan pembinaan catatan sipil tentang organisasi khususnya mengenai pencatatan perkawinan, dilakukan oleh pegawai pencatatan sipil namun dalam pelaksanaannya dibantu pegawai penataan perkawinan P3N, dimana pegawai pencatat sipil mempunyai tanggung jawab bahwa daftar-daftar dan akta yang dibuatnya baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan pokok yang berlaku B a g i G o l o n g a n E r o p a P e r i s t i w a Y a n g H a r u s D i c a t a t d i C a t a t a n S i p i l M e n u r u t P a s a l 4 K U H P e r d a t a 1. Kelahiran didaftar dalam daftar Akta Kelahiran 2. Perkawinan didaftar dalam Akta Perkawinan 3. Izin Menikah didaftar dalam daftar atau Akta Izin Menikah 4. Perceraian didaftar didalam daftar Akta Perkawinan dari Perceraian 5. Kematian didaftar dalam Akta Kematian 37 O b j e k H u k u m ( R e c h t P e n g e r t i a n B e n d a Z o e k ) adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki atau yang dapat menjadi objek hak milik Ketentuan tersebut memberikan gambaran bahwa segala yang dapat dimiliki manusia adalah benda, dan tidak dapat dimiliki oleh manusia adalah laut, bulan, bintang dan sebagainya. Pada ketentuan pasal 580 dan 511 benda disini bukan barang berujud saja tapi bunga, peruntungan, penagihan, hak pakai hasil-hasil, hak pakai atas benda bergerak, sero (andil), Obligasi, saham, surat-surat berharga, Zat disini dalam arti bagian harta kekayaan hak cipta dan hak paten Dalam system hukum perdata mempunyai dua arti berujud dan bagian dari harta kekayaan ialah barang-barang berwujud dan beberapa hak tertentu sebagai barang tidak berwujud. Z a t B u k a n B e n d a M e m p u n y a i 3 A r t i 1. Punya kepentingan Pasal 1354 KUHPerdata mengenai mengatur mengenai kepentingan pengurusan orang lain (Zat White Wearning) dan juga orang dengan rela tanpa mendapat perasaan untuk itu menyelenggarakan zat dengan orang lain dengan atau tanpa diketahui orang lain dan sebagainya 2. Perbuatan hukum (Recht Sending) Pasal 1793 KUHPerdata mengatur mengenai pemberian surat kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang memberikan kekuasaan pada seseorang dan orang ini menerimanya untuk melakukan suatu perbuatan hukum 3. Kenyataan Hukum Pasal 1263 KUHPerdata tentang Perhutangan dengan syarat menunda ialah perhutangan yang tergantung atas kejadian yang akan datang dan tidak pasti atau dari suatu kenyataan hukum yang sudah terjadi tetapi belum diketahui oleh para pihak B e b e r a p a M a c a m Y a n g D i k e t a h u i T e n t a n g B e n d a 1. Benda bergerak dan benda tidak bergerak 2. Barang berujud dan tidak berujud 3. Barang yang dapat dipakai habis dan yang tidak dapat dipakai habis 4. Barang yang didalam pedagangan dan barang yang diluar perdagangan 5. Barang yang dapat dibagi dan barang yang tidak dapat dibagi 38 6. Barang yang ada dan dapat dibedakan a. Barang – barang yang pada suatu saat pada sama sekali tidak ada misal panen yang akan datang b. Barang-barang yang akan relative yaitu barang-barang yang pada saat itu sudah ada tetapi barang-barang itu belum ada misal Dekrit (barang yang sudah dibeli tetapi belum diserahkan) M e n u r u t S o e b e k Dari pembagian-pembagian tersebut diatas yang paling pembedaan benda menjadi benda bergerak dan tidak bergerak penting adalah P e n j e l a s a n D a r i P e n y e r a h a n , P e n y i t a a n , D a l u a r s a, Da n P e m b e b a n a n 1. Penyerahan untuk benda tetap dengan cara balik nama Untuk benda bergerak dengan penyerahan nyata bergerak tak berwujud surat piutang atas nama dan surat piutang atas pengganti 2. Penyitaan barang bergerak dengan sita barang tetap ,sita barang tetap dengan sita dan barang tetap yang milik debitur sita gade 3. Daluarsa tenggang waktu untuk benda bergerak berlainan dengan benda bergerak untuk benda bergerak tidak mengenai kadaluarsa sebab terhadap barang tersebut sama dengan hak milik sedangkan bagi benda tidak bergerak berlaku lambang kalduarsa Benda dilakukan dengan Pand (gadai) Benda tidak bergerak dilakukan dengan hipotek (hak tanggungan) 39