Hukum Perdata

advertisement
SELEKTA HUKUM PERDATA
Di
Indonesia
BW Berlaku Azas Konkordansi
Azas Konkordansi
Terhadap orang-orang yang berada di Indonesia
diberlakukan Hukum Perdata asalnya yaitu
Hukum Perdata yang berlaku di Belanda tapi ada
pengecualian yaitu disesuaikan dengan yang
terjadi di Indonesia diberlakukannya juga kepada
golongan penduduk lain yang di berikan penduduk
Eropa
BW berlaku bagi orang-orang Eropa, orang Indonesia yang berketurunan
Eropa dan orang-orang yang disamakan dengan orang-orang Eropa (Agama Kristen).
BW tidak berlaku bagi orang Bumi Putra yang mana berlaku hukum Adat baginya
Pasal
131 is
1. Eropa
2. Timur Asing
3. Bumi Putra
(BW)
Golongan
Bangsa
dibagi
atas:
Pada zaman Belanda maka terdapat 2 hukum yang berlaku yaitu Hukum
Perdata (BW) untuk orang-orang Eropa dan Hukum Adat untuk orang Bumi Putra.
Orang Bumi Putra mempunyai Lembaga Penundukan Sukarela terhadap Hukum
Perdata dan Hukum Dagang yang diatur dalam Statblat 1917 No.12.
Yang dimaksud dengan Penundukan Sukarela yaitu penundukan kehendak sendiri
Hukum Perdata dan Hukum
Sukarela ini dibagi atas :
D a g a n g .K e p e n u n d u k a n
1. Kepenundukan untuk seluruhnya
2. Kepenundukan untuk sebagian
3. Kepenundukan untuk tindakan tertentu
Disamping kepenundukan Sukarela ada kepenundukan diam-diam , dimana
kepenundukan diam-diam bukan kehendak dari orang yang bersangkutan tapi
dilakukan atas kehendak pemerintah,
Sampai sekarang kepenundukan sukarela dan kepenundukan diam-diam masih
berlaku bagi warga Indonesia
C o n t o h
1. Pendirian PT maka harus diikuti prosedur pendirian
2. Perjanjian terhadap Notaris
1
Tujuan
ini:
Belanda
Mendirikan
Lembaga
Penundukan
1. Untuk memberi keamanan dan keuntungan bagi orang-orang Eropa
C o n t o h
Orang-orang Eropa yang mengadakan perjanjian dengan orang
Indonesia maka orang-orang Eropa merasa aman untuk
mengadakan perjanjian karena memakai Hukum Perdata yang
mempunyai kepastian hukum
2. Lembaga penundukan ini berlaku untuk orang-orang Indonesia dan orang-orang
Timur Asing yang Hukum Perdata dan Hukum Dagang
Ketentuan Kepenundukan Sukarela Seluruhnya ini
Tidak Boleh Dilakukan Oleh
Golongan Tertentu
Yaitu
:
1. Seorang laki-laki yang kawin lebih dari satu istrinya karena Hukum Perdata
menganut azas monogami (pasal 27 KUHPerdata)
2. Tidak berlaku terhadap seorang istri yang masih bersuami, karena istri
mengikuti Hukum suaminya
3. Anak yang belum cukup umur, karena masih mengikuti status hukum ayahnya
(pasal 330 KUHPerdata)
4. Orang yang dibawah pengampuan
Kepenundukan Sukarela
Sebagian
Dimana berlaku bagi orang-orang Timur Asing selain Orang Thionghua terdapat
dalam buku I Bab IV, XIV dan Buku II Bab XII (waris), Hukum Dagang (Peraturan
Kepailitan). Kepenundukan Sukarela sebagian tidak berlaku Hukum Dagang, Hukum
Orang dan Hukum waris
Yurisprudensi timbul karena banyak masalah Perdata yang dipakai oleh hakim
adalah Hukum Adat sehingga Hukum Perdata (BW) hanya sebagai pondasinya saja
dan Hakim menciptakan Hukum baru
2
Penundukan Hak Dan Kewajiban
Yang Dimaksud Dengan Subjek
1. Seorang / Recht Persoon
Hukum Adalah
2. Badan Hukum / Naturlijk Persoon
Seorang yang mempunyai hak dan kewajiban harus mempunyai kecakapan hukum
C o n t o h
Membuat suatu perjanjian harus cakap dalam hukum
Badan Hukum Yang Menjadi Subjek Hukum
1. Suatu perkumpulan yang mengadakan kerjasama atas dasar kerjasama itu mereka
membentuk suatu kesatuan yang memenuhi syarat hukum yaitu Yayasan ,
Organisasi Agama
2. Y a y a s a n
:
Tiap – tiap kekayaan tidak merupakan kekayaan orang
perorangan bertujuan untuk Sosial dan Pendidikan
Dasar – dasar berdirinya
1. Buku I Hukum Dagang
suatu
PT
t e r d a p a t p a d a:
2. Buku II KUH Perdata (Perikatan)
Macam–Macam Badan Hukum Menurut Bentuk
1. Badan Hukum Publik
:
Hukum Publik adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perundangundangan yang dijalankan oleh pemerintah (Eksekutif)
C o n t o h Badan Hukum Publik
1. Negara RI
2. Bank Indonesia
3. Bank Mandiri
4. Bank Negara Indonesia 46
5. B U M N
2. Badan Hukum Privat (Perdata/Sipil)
Hukum Privat adalah hukum yang mengatur antara orang dengan orang, Badan
Hukum Privat yaitu badan hukum yang menyangkut kepentingan pribadi yang
didirikan orang pribadi dengan orang-orang tertentu untuk mencari keuntungan
Tujuan Hukum Privat :
1. Ada perserikatan dengan tujuan material
M i s a l
Yayasan, Perkumpulan Gereja, dimana pendirinya diserahkan
oleh Akte Notaris
2. Tujuan mencari Laba
3
M i s a l
PT, Koperasi yaitu kumpulan-kumpulan orang untuk mencari
kerjasama atau saling Bantu membantu dimana koperasi
didirikan secara kekeluargaan
3. Partai Politik dimana didirikan oleh para warga negara
M i s a l
Organisasi-organisasi, OSIS, Badan Amal, Badan Wakap
Jenis - Jenis Badan Hukum
1. K o r p o r a s I
Suatu gabungan orang-orang yang dalam pergaulan
hukum bertindak bersama-sama sebagai satu subjek
hukum
Korporasi
Ada
Beberapa Macam
1. Perhimpunan yang dibentuk secara sengaja atas sukarela yang mana
bertujuan untuk memperkuat perekonomian
C o n t o h
Perusahan Terbatas (PT)
2. Pemerintahan Daerah
3. Organisasi dari masyarakat
Teori - Teori
1.
2.
3.
Badan Hukum
Teori Fiksi (Van Savigny)
Badan Hukum dianggap buatan negara hanya orang yang menghidupkannya untuk
menerapkan sesuatu dengan terjadi karena manusia yang membuatnya
berdasarkan hukum
Teori kekayaan tujuan (A.Brinz)
Badan hukum bukan kekayaan orang tapi terjadi pada tujuanya
Teori Organ (Otto Van Gierke) atau teori kenyataan
Badan hukum itu adalah sesuatu yang sungguh-sungguh ada didalam pergaulan
yang mewujudkan kehendaknya dengan perantara alatnya yaitu pajak
pengurusan
4
GROSE
AKTA HIPOTEK DAN GROSE
PENGAKUAN HUTANG
Grose Akta Hipotek
AKTA
adalah suatu perjanjian yang disamakan dengan
kekuatan Hukum tetap
Kedua lembaga ini sejak berkembangnya perekonomian maka lembaga perkreditan
itu maka timbul kedua lembaga tersebut
Lembaga–lembaga Yang Dibuat KUHPerdata
1. Gadai (Benda bergerak)
Pengertian Gadai yaitu barang jaminan dipegang Kreditur , dimana kreditur yang
mempunyai hak prefectif
C o n t o h
Bila Si A meminjam kepada Si B dan Si B juga meminjam kepada
Bank maka Si A wajib membayar pinjaman kepada Bank karena
mempunyai Hak Hipotek
2. Hipotek (Benda tidak bergerak)
Bila pinjaman di bank lebih besar bisanya menggunakan Akta Hipotek yang mana
harus disahkan oleh Notaris
Badan–Badan Yang Ditunjuk Untuk PPAT
1. Notaris
2. Camat karena ruang lingkup yang menjadi PPAT di kecamatan ditunjuk adalah
Kecamatan karena tidak ada seseorang PPAT yang ditunjuk secara Khusus
H ip o t e k B e r l a k u A p a b i l a T e r j a d i
1. Perjanjian Kredit Bank (Bentuknya bebas)
2. Mengadakan PPAT
3. Pemasaran Hipotek di BPN
Accessoir
yaitu perjanjian yang mengikat perjanjian pokok atau tambahan
P r o s e d u r P e m b u a t a n H i p o t i k
1. Bank dilakukan secara bebas digunakan perjanjian
2. PPAT diikuti dengan Akta lalu menggunakan Accessoir
3. Badan pertanahan untuk disahkan dibagian pendaftaran tanah untuk dikeluarkan
sertifikat
5
Benda
Tidak
bergerak
adalah benda yang tidak dapat berpindahpindah atau dipindahkan karena sifatnya
dan tujuan pemakaiannya dan juga Karena
Undang-undang yang menetapkan
Di Luar Lembaga Yang Dibuat KUHPerdata
1. Credit Verbank
2. Fiducia
(Fiducia berkembang berdasarkan yurisprudensi di negara Belanda)
Manusia sebagai Subjek Hukum (Recht Person) dimulai sejak lahir tapi dapat
dipengecualian yaitu bayi dalam kandungan
H I P O T E K
P a s a l – P a s a l y a n g m e n g a t u r H i p o t e k
1. Pasal 1162 “ Hipotek adalah hak kebendaan dimana hak kebendaan itu
mempunyai sifat Droit De Suite”
H a k K e b e n d a a n
adalah hak yang mengikuti dimana kebendaan itu
berada
H a k H i p o t e k tidak berdiri sendiri karena akan mengikuti perjanjian
yang terdahulu, maka perjanjian Hipotek mengikuti perjanjian yang pertama atau
pokok, Hak hipotek ini bisa juga merugikan pihak ke3 bila perjanjian Hipotek
tersebut tidak didaftarkan bila sudah didaftarkan maka keluarlah Hak Hipotek.
Dimana pendaftaran itu harus mempunyai sifat spesialisasi maksudnya bahwa
yang didaftarkan itu harus ditunjuk secara jelas benda-benda tidak bergerak
mana yang menjadi jaminan
Setiap Hipotek harus sebutkan jumlah jaminan tersebut yang bertujuan agar
Debitur yang meminjamkan uang tidak melibihi nilai yang tercantum didalam Akta
Hipotek
Bentuk perjanjian dengan Bank bersifat bebas tapi apabila mau dihipotekan
harus dihadapan PPAT yang akan dikeluarkan Akta yang mana diikuti dengan
Accessoir
2. Pasal 1178
“ Setiap pemegang Hipotek tidak boleh memiliki benda yang
menjadi jaminan”
6
M i s a l
Debitur tidak sanggup membayar hutangnya dan kreditur tidak
boleh mengambil barang tersebut maka harus ada pelelangan
melalui Pengadilan
3. Pasal 1185
Dalam Akta Hipotek “Haurbedding artinya yang membatasi
kebebasan Debitur”
Debitur menyewakan benda yang menjadi jaminannya tidak
melewati batas perjanjian hutang
M i s a l
4. Pasal 1210
“ Bedding Van Niet Zuivering arting apabila sipemilik benda tadi
menjualnya maka pemegang Hipotek pertama dapat menerima
pembayaran jadi tidak ada pelanggaran”
5. Pasal 1320
“Asurantie Bedding artinya bila barang yang di Hipotek musnah
maka pemiliknya menerima asuransi tersebut”
6. Pasal 1209
“ Hapusnya Hipotek karena hapusnya perikatan pokok artinya
hutang sudah lunas
P e r b e d a a n P e m a s a n g a n H i p o t e k D e n g a n P e n g a k
u a n
H u t a ng
1. Memasang Hipotek harus didaftarkan di BPN sehingga keluarlah Akta maka
munculah hak kebendaan setelah didaftarkan, Sedangkan pengakuan hutang tidak
muncul hak kebandaan dan tidak perlu didaftarkan lagi ke BPN
2. Kuasa memasang Hipotek maka mempunyai hak kebendaan maka pembayaran
hutang akan didahulukan
3. Biaya pemasangan hipotek lebih mahal karena harus mendaftar di kantor
pendaftaran tanah, Sedangkan pengakuan hutang hanya sampai di Notaris saja
4. Kuasa pemasang Hipotek harus ditulis dengan tegas, Sedangkan pengakuan
hutang hanya sepihak saja yaitu Debitur saja
5. Pengakuan hutang untuk kredit-kredit kecil sedangkan pemasangan Hipotek
untuk Kredit-kredit yang besar
J U A L - B E L I
7
P e r b e d a a n J u a l – B e l i M e n u r u t H u k u m A d a t D a n
K U H P
1. Menurut Hukum Perdata ada beberapa tingkatan / fase yaitu 2 tingkatan
Menurut Hukum Adat ada tunai dan hutang, dalam jual beli yang mana tidak ada
lagi hubungan dengan jual beli lagi bila dalam pembelian tidak lunas dan terang
harus dihadapan kepala adat agar dapat pengesahan dari masyarakat.
Dalam Jual-Beli Hukum Adat tidak bisa disamakan dengan Pasal 1459 “ Jual beli
adalah perjanjian dengan pihak yang satu mengikat dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga-harganya
2. Jual – Beli dihadapan PPAT bila akan didaftarkan di BPN
T u j u a n
J u a l - B e l i
Untuk berpindahnya hak secara tetap
M e n u r u t H u k u m P e r d a t a a d a 2 T i n g k a t a n D a l a
m J u a l B e l i
1. Pasal 1458
“ Jual beli dapat dilakukan apabila ada kata sepakat, walaupun
benda tersebut belum diserahkan atau pun belum dibayar “
C o n t o h
Beli sepeda motor orang lain
2. Pasal 1459 (Levering) yaitu adanya penyerahan
P e r j a n j i a n
J u a l – B e l i (Pasal 1457)
1. Adanya Hak
2. Adanya Kewajiban
O b j e k J u a l – B e l i (Pasal 1332) Segala sesuatu yang
kekayaan
M i s a l
Benda tidak bergerak dan benda bergerak
H a k e k a t D a r i J u a l - B e l i
sepadan/sepantasnya
yaitu
nilai
bernilai
harga
harta
harus
R e s i k o J u a l - B e l i
1. Objek Jual beli adalah barang tertentu resiko dalam perdata siapakah yang
dipertanggungjawabkan apabila mengalami kerugian, apabila objek barang
8
tertentu yang mengalami resiko adalah maka si pembeli yang bertanggungjawab
(pasal 1469) meskipun barang tersebut belum diserahkan
2. Objek terdiri dari barang yang dijual dengan ukuran (Pasal 1641)
M a c a m - M a c a m J u a l - B e l i
1. Jual beli percobaan (Pasal 1463 BW)
2. Jual beli dengan contoh (KUHDagang)
S y a r a t - S y a r a t J u a l B e l i
1. Adanya kesepakatan
2. Kecakapan kedua belah pihak
3. Suatu sebab yang halal
L a r a n g a n J u a l B e l i K e p a d a O r a n g T e r t e n t u M e l
i p u t i
1. Larang jual-beli antara Suami-Istri
Tujuannya supaya tidak tercampurnya harta perkawinan sesuai dengan perjanjian
2. Larangan bertindak sebagai pembeli adalah Hakim, Jaksa, Notaris, Juru sita bagi
objek barang yang akan dibeli yang berhubungan dengan tugas mereka
3. Bagi pegawai yang langsung menyerahkan suatu jual-beli
K e w a j i b a n P e n j u a l M e l i p u t i
1. Menyerahkan hak milik yang dijual belikan
2. Menanggung kenikmatan atas barang tersebut
3. Menanggung atas cacat-cacat barang yang tersembunyi
Y a n g D i m a k s u d M e n y e r a h k a n (L e v e r i n g) D a l a m J
u a l-Be l i
1. Barang bergerak
(Pasal 612 Nyata dan Simbolis)
2. Barang tidak bergherak (Pasal 616 “Pengumuman” dan Pasal 620 “Balik Nama”)
3. Piutang atas Nama
L e v e r i n g Yaitu suatu persetujuan antara penjual dan pembeli yang khusus
bertujuan menyerahkan hak milik dari penjual kepada pembeli
9
Karena dalam BW menganut CC bahwa perjanjian Jual-Beli itu hanya Obligator yang
artinya perjanjian Jual-Beli baru meletakan hak dan kewajiban antara kedua belah
pihak
P e r j a n j i a n T i m b a l B a l i k A n t a r a P e n j u a l D a n P e
m b e l i
Yaitu penjual harus menyerahkan barang yang telah disepakati kepada pembeli
sedangkan pembeli harus membayar sejumlah uang yang telah ditentukan
M e n a n g g u n g K e n i k m a t a n D a l a m J u a l B e l i
Yaitu tidak menanggung tuntutan hukum dari pihak ke tiga
C a c a t S e m b u n y i yaitu cacat yang tidak langsung kita lihat biarpun
sipenjual tidak mengetahuinya juga
H a k P e n j u a l
Menerima pembayaran
Y a n g M e n a n g g u n g B i a y a P e n y e r a h a n
sipenjual (Pasal 1476)
adalah
B i a y a P e n y e r a h a n yaitu segala
biaya yang diperlukan untuk
pengangkutan barang yang siap diangkut kerumah
sipembeli
S E W A - M E N Y E W A
T u j u a n D a r i S e w a – M e n y e w a
adalah untuk berpindahnya
hak dalam jangka waktu tertentu
Y a n g D i m a k s u d D e n g a n J u a l S e w a
adalah barang yang
sudah
dibeli
tetapi
dalam
pembayarannya
harus
dicicil
sesuai dengan batas waktu
pembayaran
K e w a j i b a n D a r i P e n y e w a
adalah menyerahkan barang yang
disewakan untuk dinikmati
K e w a j i b a n
D a r i S i p e n y e w a
10
1.
2.
3.
4.
Membayar uang sewa sesuai dengan kesepakatan
Memelihara barang yang disewakan
Memberikan kenikmatan kepeda penyewa
Memperbaiki yang rusak
S e w a M e n y e w a (P a s a l 1548)
suatu perjanjian dengan salah satu
pihak untuk mengikatkan dirinya
agar
menyerahkan
suatu
kenikmatan kepada pihak yang satu
dengan waktu yang tertentu
P e r j a n j i a n S e w a M e n y e w a M e l i p u t i
1. Waktu tertentu
2. Tidak ada waktu tertentu
P e m b a y a r a n S e w a D a p a t D i l a k u k a n D e n g a n
1. Jasa
2. Uang
3. Barang
K E B E B A S A N
H U K U M
Demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME kalimat yang selalu diucapkan apabila
terjadi Sumpah dan Janji, Dimana Hukum selalu tertinggal dari perkembangan
manusia maka perlu kebebasan hakim untuk itu.
Hukum ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis, jadi hakim dalam memutuskan
suatu perkara tidak hanya berpedoman kepeda hukum yang tertulis karena hukum
selalu tertinggal dari perkembangan masyarakat.
Dimana Akta Notaris juga berbunyi “ Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan YME “
yaitu dalam membuat
a. Akta Hipotek
b. Akta Pengakuan Hutang
Maka demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME adalah karena ketetapan itu
disamakan dengan keputusan hakim mempunyai kedudukan yang istimewa dalam
penagihan hutang dan tidak perlu diperkarakan, maka sampaikan saja kepada ketua
pengadilan maka ketua pengadilan tanpa ada perkara langsung esekusi yaitu sita
jaminan , tapi harus sudah ada peneguran terlebih dahulu maka akan diletakan sita
Eksekutorial.
Maka apabila Debitur sudah diletakan sita eksekutoir terhadap barangbarangnya tapi masih juga tidak mau melunasi hutang-hutangnya maka kemudian
11
dilakukan lelang eksekusi (penjualan dimuka umum / dilelang yang dilakukan oleh
kantor lelang Negara)
Hasil dari penjualan itulah diserahkan kepeda kreditur kalau ada sisanya maka
akan dikembalikan kepada Debitur, akan tetapi kalau masih kurang maka hartanya
yang lain dijual untuk membayar hutang tersebut dan kalau tidak ada lagi hartanya ,
maka kekurangannya masih dapat ditagih selama 30 tahun
P e r i k a t a n L a h i r D a r i
1. Undang-Undang Saja
2. Undang-Undang Perbuatan terbagi atas
a. Dilarang (Pasal 1365)
b. Dibolehkan (Pasal 1354)
M a c a m – M a c a m P e r j a n j i a n
1. Perjanjian bersyarat (pasal 1263- 1271)
Perjanjian yang pelaksanaanya digantungkan pada suatu masa yang akan datang
yang belum pasti terjadi
2. Kalau syaratnya digantungkan pada sesuatu yang pasti terjadi perjanjian ini
disebut dengan perjanjian ketetapan waktu yaitu
a.
Menunda perjanjian
b. Mengakhiri perjanjian
C o n t o h Sebuah rumah boleh ditempati akan tetapi bila pemiliknya kembali
kamu harus kosongkan (mengakhiri perjanjian)
3. Perjanjian Solider (Pasal 1278-1295)
Dalam Pasal 1278 adalah bersumber dari persetujuan atau karena Undang-undang
S o l i d e r Bila Kreditur atau Debitur lebih dari 2 orang setiap Kreditur dapat
menagih pada Debitur seluruhnya ini disebut aktif
Si kreditur dapat menuntut atau menarik seluruh Prestasi pada seluruh Debitur
kalau Debitur memenuhi perjanjian maka Debitur – Debitur lainya tidak wajib
membayar
4. Perjanjian yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi (Pasal 1296 – 1303)
Dalam perjanjian biasanya ada 2 pihak yaitu Debitur dan Kreditur, Bila Debitur
terdiri dari beberapa orang .misalnya dalam hukum waris, kalau Debitur dapat
bertanggung jawab dapat dibagi
Perjanjian yang tidak dapat dibagi dilihat dari maksud dan tujuan perjanjian
Misal perjanjian antara si a dan si b si b disuruh membangun rumah
5. Perjanjian Palkulatif
Pada perjanjian Palkulatif hanya punya 1 objek prestasi yang harus dilaksanakan
dalam hal ini si Debitur berhak mengganti prestasi yang telah ditentuakn dengan
Prestasi yang lain Debitur tidak mampu menyerahkan prestasi pertama
12
P r e s t a s i P r i m e r
dengan barang utuh
P e r j a n j i a n
Sidebitur dapat mengganti sesuatu
A l t e r n a t i f
yaitu perjanjian yang didasarkan pada
isi perjanjian dari segi subjek, sidebitur dapat
memilih salah satu prestasi yang ditentukan
P e r j a n j i a n K o n s e s u a l
Apabila ada perjanjian kedua belah
pihak maka perjanjian itu sah
P e r j a n j i a n B a k u
Perjanjian
yang
isinya
disiapkan oleh salah satu pihak yaitu sipenjual
S U R A T
telah
K U A S A
T u j u a n d a n K e g u n a a n D a r i S u r a t K u a s a
A d a l a
h
“Untuk memberi kuasa kepada orang lain yang mengetahui, memahami tentang
hukum”
D i m a n a d i d a l a m K U H P e r d a t a t e n t a n g k u a s a t e
r d a p a t
d a l a m
1. Pasal 1792 KUHPerdata “ Surat Kuasa adalah merupakan suatu perjanjian yaitu
dimana seseorang memberi kuasa pada orang lain yang atas namanya untuk
menyelenggarakan suatu urusan”
2. Pasal 1793 yaitu cara pemberian kuasa
3. Pasal 1795 dan Pasal 1796
4. Pasal 1797
a
Secara tertulis bisa berbentuk
Akta umum / Notaris.
b. Bisa tertulis dibawah tangan
c. Menyerahkan surat / memohon
d. Secara lisan
“ Ruang lingkup masalah yang dikuasakan”
“ Memberikan batas kewenangan kepada sepenerima kuasa”
13
5. Pasal 1799
“ Memberikan hak kepada pemberi kuasa untuk menggugat
penerima kuasa agar memenuhi persetujuanya untuk
melaksanakan kuasanya yang telah diberikan kepadanya”
P e m b e r i a n K u a s a D a p a t D i b e d a k a n
1. Pemberian kuasa secara tegas
2. Pemberian kuasa secara diam-diam
H a k – H a k S i p e n e r i m a K u a s a
1. Dapat menuntut pengeluaran – pengeluaran yang dikeluarkanya
2. Hak menahan barang sipemberi kuasa sampai melunasi pengeluaran-pengeluaranya
sebagai mana seorang tukang tidak dilunasi pembayarannya
2 C a r a Y a n g D a p a t G u n a k a n D a l a m P e m b e r i a n S
u r a t
K u a s a
1. P e m b e r i a n K u a s a S e c a r a K h u s u s
Yaitu kuasa yang
diberikan untuk mengurus
suatu kepentingan
2. P e m b e r i a n K u a s a S e c a r a U m u m
Yaitu
kuasa
yang
diberikan
meliputi
seluruh
kepentingan
dari
pemberi kuasa yang meliputi
pembuatan dan pengurusan
B a t a s – B a t a s K e w e n a n g a n S i p e n e r im a K u a s a
1. Penerima kuasa tidak boleh bertindak melebihi kuasa yang diterimanya
2. Kuasa untuk menyelesaikan suatu urusan melalui perdamaian tidak memberikan
arti bahwa perkaranya dapat diserahkan kepada keputusan wasit
H a k S u b s i t u s i
Hak
menunjuk orang lain
melaksanakan kuasanya
S e o r a n g K u a s a (P a s a l
K e t e n t u a n
1. Pasal 1799
seorang
sebagai
juru kuasa
penggantinya
untuk
dalam
1797 BW) yaitu sikuasa tidak diperbolehkan
melakukan
suatu
apapun
yang
melampaui kuasanya dan menyerahkan
kepada perwasitan (Administrasi)
M e n g e n a i K u a s a
Sepemberi kuasa secara langsung dapat menuntut orang
14
2. Pasal 1800
Kewajiban sikuasa selama ia masih belum dibebaskan dapat
dituntut ganti rugi bila kuasanya tidak ditempat
3. Pasal 1801
Sikuasa tidak dapat diberi tuntutan apabila melakukan kelalaian
4. Pasal 1802
Sikuasa wajib memberikan laparan apa yang tidak wajib
dibayarkan
K u a s a Y a n g D i b e r i k a n U n t u k B e b e r a p a O r a n g
e n e r i m a
K u a s a
1. Pertanggung jawaban meraka tidak ditanggung rentang
2. Hendaknya ditunjuk satu orang yang bertanggung jawab
P
D a l a m P e r k a r a P e r d a t a
Setiap orang yang mempunyai perkara perdata dapat memberikan kuasa kepada
seorang yang dapat menyelesaikan perkara tersebut
P e n e r i m a k u a s a d i d e p a n p e r s i d a n g a n d a p a t
t e r j a d i
d a l a m 2 h a l
1. K u a s a M e n u r u t U U
C o n t o h
Wali mewakili anak dibawah umur untuk memenuhi kepentingan
anak tersebut
2. K u a s a B e r d a s a r k a n P e r j a n j i a n
Berarti seseorang dapat menunjuk orang lain dengan memberi kuasa untuk
mewakilinya dalam mempertahankan kepentinganya
H a p u s n y a P e m b e r i a n K u a s a
1. Pemberitahuan oleh pemberi kuasa
2. Meninggalnya si pemberi kuasa
D a l a m
P e r k a r a
P i d a n a
Setiap orang yang mendapat tidak pidana maka akan mendapat haknya untuk
mendapat pembelaan hukum
15
P a s a l – P a s a l Y a n g M e n g a t u r T e n t a n g H a l
l i p u t i
1. Pasal 69 s/d Pasal 79 KUHPidana
2. Pasal 55 “Dapat menunjuk Penasehat Hukumnya sendiri”
i n i M e
P e n a s e h a t H u k u m D a p a t D i g o l o n g k a n
1. Mereka yang bergelar Sarjana Hukum (SH)
2. Mereka yang tidak bergelar SH tetapi mempunyai keahlian hukum
P e r b e d a a n A n t a r a
1. A d v o c a t
Harus seorang Sarjana Hukum (SH) dan
(Sebelum Tahun 1974)
diangkat oleh Menteri
2. P e n g a c a r a P r a k t e k Pada umumnya bukan Sarjana Hukum mereka
tidak diangkat melainkan hanya memperoleh
izin praktek dipengadilan setempat
3. P e n a s e h a t H u k u m
UU No. 14/70 yang mana istilah
penasehat (sesudah Tahun 1974)
hukum Pasal 36 – 37 dan Pasal 69
– 74 KUHAP
H U K U M
A C A R A
P E R D A T A
Hukum Acara Perdata Nasional hingga saat ini belum diatur dalam UU secara
Unifikasi. R U U tentang Hukum Acara Perdata dalam lingkungan peradilan umum ke
lembaga pembinaan hukum nasional tahun 1967 sudah sampai sidang fleno badan
pekerja, tapi hingga saat ini belum disahkan menjadi UU
K a i d a h H u k u m A c a r a P e r d a t a m a s i h t e r s e b a
r
d i b e b e r a p a p e r a t u r a n p e r u n d a
n g – u n d a n g a n a n t a r a
l a i n s u m b e r h u k u m a c
a r a p e r d a t a
1. H I R (Het Herziene Indonesis Reglement) yang mana berlaku di Jawa dan
Madura
2. RBG (Rechtsreglement Bullenge westen) Berlaku dikepulauan – kepulauan yang
lainya di Indonesia
3. BW ( Berglijk Wetboek) berlaku di Indonesia
4. UU No.14/1970 (PPKK) Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman
16
5. RV (Reglement Opde Burgelijk Recth Vordering) yaitu tentang penggabungan
6. UU No.14/1985 tentang MA sebagai lembaga yudikatif yang paling tinggi
V o g i n g
=
I n t e r v e n t i e
=
R e q u e s t C i v i l=
Penjaminan
Interpensi
Rekes Sipil (PK)
H u k u m A c a r a P e r d a t a T e r d i r i D a r i
1. Gugatan yaitu sengketa dan konflik
2. Permohonan yaitu mendapatkan hak
C o n t o h
Pengangkatan anak, Pengakuan Ahli Waris
Dalam Buku I dan buku ke IV dan Rechtlement Catatan Sipil memuat peraturanperaturan Hukum Acara Perdata kaidah-kaidah itu khusus berlaku untuk golongan
penduduk tertentu yang baginya berlaku Hukum Perdata Barat
Dalam perkara perdata hukum Acara Perdata menyebutkan istilah yang disebut
dengan gugatan Perdata dimana terdapat pihak penggugat dan tergugat. Pada lain
pihak ada perkara yang disebut permohonan yaitu diajukan oleh seseorang pemohon
atau lebih secara bersama-sama
P e r b e d a a n G u g a t a n D a n P e m o h o n
1. Dalam perkara gugatan ada sengketa atau konflik yang harus diselesaikan dan
diputuskan oleh pengadilan
Sedangkan dalam permohonan tidak ada sengketa melainkan beberapa orang
sebagai Ahli Waris almarhum secara bersama menghadap kepengadilan untuk
mendapatkan suatu penetapan mengenai bagian masing-masing dari warisan
almarhum
2. Gugatan Perdata ada satu atau lebih orang yang merasa bahwa haknya telah
dilanggar dilain pihak orang “dirasa” melanggar haknya dan tidak mau secara suka
rela melakukan sesuatu yang diminta disini hakim memutus sengketa dari gugatan
Sedangkan permohonan hanya satu pihak yang merasa bahwa haknya perlu untuk
mendapatkan penetapan dari pengadilan secara sah. Hakim pengadilan
mengeluarkan suatu penetapan yang disebut “Deklarasi”
B e n t u k - B e n t u k G u g a t a n
1. Tertulis
118 HIR dan 142 Rbg
Gugatan secara tertulis
a. Harus menyebut tanggal , nama,
penggugat dan tergugat dengan jelas
alamat
17
b. Posita adalah suatu gugatan yang memuat
gambaran yang jelas mengenai duduk persoalan
atau peristiwanya dan kalau bisa sedapat mungkin
dasar gugatan harus dikemukakan dengan jelas
Posita Terbagi
1. Peristiwa
2. Dasar Hukum.
c. Petetum adalah hal-hal apa yang diingini agar
diputuskan, ditetapkan dan di perintah
2. Lisan
120 HIR dan 147 Rbg
W E W E N A N G
1. K e w e n a n g a n
H A K I M
O B S O L U T
R e l a t i f
adalah mengatur pembagian kekuasaan
antara pengadilan yang sejenis berdasarkan
tempat tinggal tergugat
Wewenang Mutlak menyangkut pembagian kekuasaan antara badan-badan
pengadilan dilihat dari jenis pengadilan yang berhubungan dengan pemberian
kekuasaan untuk mengadili
2. Jika si-tergugat lebih dari satu orang sedangkan tempat tinggal tergugat antara
yang satu dengan yang lainnya berbeda wilayah hukum pengadilan yang
mengadilinya maka gugatan dtugaskan kepada salah seorang alamat tergugat
3. Jika tidak diketahui tempat tinggalnya maka gugatan diajukan kepengadilan
negeri yang termasuk didalam wilayah hukum tempat tinggal tergugat dengan
tambahan redaksi tempat tinggal tergugat tidak diketahui lagi
4. Jika tempat tinggal tergugat tidak diketahui akan tetapi tergugat mempunyai
harta benda tidak bergerak misalnya tanah maka gugatan ditunjukan kepada
alamatnya benda tidak bergerak itu
5. Apabila para pihak dalam suatu perjanjian yang telah mengadakan pilihan yang
telah mengadakan pilihan hukum tempat tinggal maka gugatan itu ditujukan
kepada Pengadilan Negeri dalam wilayah hukum tempat tinggalnya yang
diperjanjikan
18
6. Jika tergugat berada di Luar negeri maka gugatan ditujukan ke Pengadilan
Negeri tempat tinggal (Pasal 118 HIR / 142 Rbg)
Hukum Acara Perdata pada azasnya memperbolehkan setiap orang
memperkarakan dipengadilan akan tetapi ada pengecualiannya yaitu
a.
Orang
yang belum dewasa
b. Orang yang sakit ingatan
Kepada orang yang belum dewasa atau sakit ingatan tidak boleh berpekara
sendiri akan tetapi harus diwakili oleh orang tuanya atau orang yang sakit ingatan
diwakili oleh Pengampuannya.
P i h a k - P i h a k Y a n g B e r p e r k a r a Da l a m H u k u m A c a
r a
P e r d a t a
1. O r a n g
yaitu orang itu sendiri yang merasa haknya dilanggar oleh
orang lain atau oleh Badan Hukum (Swasta/Negara)
2. B a d a n H u k u m
yaitu Badan Hukum dapat menjadi pihak dalam
berpekara
misal
Yang bertindak untuk atau dan atas nama
Badan Hukum adalah Direkturnya
3. N e g a r a
yaitu
negara diajukan perkara gugatan kepada
Pemerintah RI
Untuk menentukan domisili atau tempat tinggal sebagai
wakil Negara adalah Depertemen yang membawai persoalan
permasalahan bawahannya
Dalam mengajukan surat gugatan bila memakai wakil yang dikuasakan maka harus
diperhatikan benar-benar bahwa orang yang mewakilinya dalam berperkara
memenuhi syarat-syarat sebagai penguasa artinya mampu tampil secara sah sebagai
kuasa mewakili pemilik kuasa
Kedudukan seseorang yang mewakili salah satu pihak berpekara, wakil kuasanya
harus mempunyai surat kuasa khusus, Isi suart kuasa harus jelas yaitu surat kuasa
menyebut No.Perkara, Pengadilan yang mana dan dimana kemudian prihal apa dan
untuk apa surat kuasa itu diberikan. Surat kuasa untuk mewakili penggugat diatur
dalam Pasal 106 Rv kemudian untuk mewakili tergugat diatur dalam Pasal 109 Rv.
Surat kuasa khusus dapat dibuat dibawah tangan dan dapat juga secara otentik
dihadapan seorang Notaries (Sema 1.19.59 No, 2.1959 Tanggal 30-7-1960 dan No.
19
5/1963 Tanggal 23-1-1971). Surat kuasa khusus digunakan hanya untuk satu
permasalahan khusus masalah yaitu jual-beli
B e b e r a p a B e n t u k S u r a t K u a s a
1. S u r a t K u a s a S u b s i t u s i Boleh memberi kuasa kepada orang
lain dan hanya satu macam perkara
2. K u a s a I s d e t e n t i l
Kuasa yang diberikan secara lisan
didepan sidang
3. S u r a t K u a s a K h u s u s
Surat yang diberikan kepada orang
yang tahu tentang hukum dan hanya
menyelesaikan satu perkara saja
Kelemahan Surat Kuasa di bawah tangan yaitu bisa dibatalkan sepihak sedangkan
keungggulan surat kuasa dibawah tangan Otentik didepan Hakim
Barang-barang yang sudah menjadi jaminan tidak dapat lagi dialihkan kepada orang
lain hal tersebut dapat melanggar Hukum Pidana yang mana diatur dalam Pasal 231 –
233 KUHPidana.
C a r a – C a r a M e n g a j u k a n S u r a t G u g a t a n
1. Identitas →
1. P enggugat
2. Tergugat
3. Pengadilan
2. Petendi
→
1.
Uraian Peristiwa
3. Posita
→
1.
Alasan Hal
4. Petetum
→
1.
Apa yang dituntut
G u g u r n y a S u r a t G u g a t a n
V e r s t e k
D a n V e r s t e k
Tergugat tidak hadir tapi keputusan telah diambil oleh hakim
setelah tergugat dipanggil sesuai dengan UU tetapi tidak hadir
dan tidak diwakilkan
20
V e r z e t
Dapat dilakukan 14 hari untuk perlawanan
E k s e p s i
Tangkisan atau Bantahan ( Pasal 113 Kv), dimana bantahan
harus disertai dengan alasan – alasan, dimana ketentuan ini
tidak diatur dalam HIR dan Rbg akan tetapi selayaknya harus
mempedomani Pasal 113 Kv tersebut oleh karena dengan
dihubungkannya alasan-alasan duduk perkara dan inti
permasalahan menjadi jelas
O b s o l u t
Badan peradilan yang berbeda
R e l a t i f
Sama peradilan tapi tidak berwenang untuk mengadili
K o n v e n s i
yaitu gugatan asal artinya tergugat mengajukan
gugatan kepada penggugat yang digugat dalam gugatan
tersebut, maka penggugat menyusun surat gugatan yang terdiri
dari Identitas tergugat dan penggugat .
R e n k o n v e n s i
yaitu gugatan yang diajukan oleh pihak tergugat
kepada pengugat
Dalam hal ini Renkonvensi gugatan harus mencantumkan
1. Identitas pihak-pihak yang bersengketa biasanya pada
identitas gugatan semula yaitu gugatan asal diambil alih
oleh tergugat dalam Rekonvensinya yang dirubah hanyalah
kedudukan dan statusnya saja
2. Penggugat dalam renkonvensinya harus memuat posita
3. Penggugat dalam renkonvensinya harus memuat potetum
Menurut pasal 132 A dan B HIR / 157 dan 158 Rbg menyebutkan gugatan
Renkonvensi diajukan bersama-sama pokok perkara. Pasal – pasal tersebut
menyebutkan kata-kata “dapat diajukan” bersama-sama dengan jawaban pokok
perkara, hal ini mengakibatkan adanya 2 pengertian pendapat gugatan Rekonvensi
harus diajukan bersama-sama dengan jawaban sekaligus dan tidak harus pertama
diajukan pada Renkonvensi akan tetapi dapat diajukan pada jawaban ke 2 atau ke 3
alasanya HIR dan Rbg tidak ada melawanya
Gugatan dapat diperbaiki sepanjang sitergugat belum mengajukan gugatan dan
harus persetujuan Majelis Hakim dan tidak boleh merubah isi materi gugatan.
21
P e r s a n g k a a n ( 172 HIR/310 Rbg) adalah alat bukti yang secara tidak
langsung
Alat bukti persangkaan ini apakah termasuk persangkaan atau bukan terletak
pada persoalan yaitu alat bukti tersebut memberikan kepastian yang langsung
mengenai peristiwa yang diajukan dan ada hubunganya yang berkaitan dengan
peristiwa yang diajukan untuk pembuktian
C o n t o h Keterangan 2 orang saksi bahwa seseorang ada ditempat sedangkan
yang harus dibuktikan adalah bahwa orang tersebut tidak ada
ditempat
N a t o i r
Hakim dapat menggunakan Natoir sebagai persangkaan
peristiwa umum yang tidak boleh lagi di buktikan
C o n t o h
Perselingkuhan
P U T U S A N
bahwa
H A K I M / V O N I S
Setelah pemeriksaan perkara selesai dan pihak – pihak yang berpekara sudah
tidak ada lagi mengemukakan hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang
disengketakan maka hakim pada giliranya akan mengajukan putusan terhadap perkara
yang diadilinya.
Putusan Pengadilan merupakan suatu yang diingikan oleh pihak-pihak yang
berpekara untuk menyelesaikan perkara yang disengketakan oleh karena itu
keputusan pengadilan merupakan kepastian hukum terhadap perkara yang mereka
hadapi.
Putusan pengadilan ini untuk memberi kepastian yang benar untuk menciptakan
keadilan hukum dan mencerminkan rasa keadilan maka hakim haruslah mengetahui
duduk perkara yang sebenarnya dan disamping itu juga harus mengentahui persoalan
hukum yang hendak ditetapkan hal tersebut timbul karena “ hakim sebagai penegak
hukum dan keadilan wajib menggali mengikuti memahami nilai-nilai hukum yang hidup
dalam masyarakat ketentuan ini sesuai pasal 27 UU No.14/1970”
Menurut Sudikno Kerto Kusumo
P u t u s a n H a k i m
adalah suatu pernyataan yang oleh hakim sebagai
pejabat Negara yang diberi wewenang untuk itu diucapkan
dipersidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara atau sengketa para pihak
22
R e c h t V i n d i n g Penemuan hukum yang mana hakim harus mencari hukum
yang berkembang dalam masyarakat
Y u r i s p r u d e n s i Putusan hakim yang diikuti dan dijadikan pedoman oleh
hakim lain
D o k t r i n
Pengangkatan para ahli
S u s u n a n D a n I s i P u t u s a n
P u t u s a n P e n g a d i l a n d a l a m p e r k a r a p e r d a t a t e
r d i r i d a r i
b e b e r a pa
ba g i a n y a i t u
1. K e p a l a P u t u s a n
Dalam suatu keputusan dapat dilihat berupa kalimat “ Keadilan berdasarkan
ketuhanan YME”
2. Identitas pihak yang berperkara
3. Pertimbangan atau alasan-alasan yang menjadi dasar bagi hakim dalam mengambil
suatu keputusan
P e r t i m b a n g a n i n i t e r d i r i d a r i
a. Pertimbangan berdasarkan fakta-fakta dipersidangan
b. Pertimbangan berdasarkan hukum
4. Amar (dictum) putusan
M a c a m – M a c a m P u t u s a n
Pasal 185 ayat (1) HIR / 196 Ayat (1) Rbg Membedakan putusan pengadilan ada 2
macam yaitu
1. P u t u s a n
s l a h
adalah putusan yang dijatuhkan sebelum putusan
akhir yang diadakan dengan tujuan untuk
memungkinkan atau mempermudah kelanjutan
pemeriksaan perkara
C o n t o h
Pengadilan
negeri
terhadap
eksepsi
tidak
berwenangnya pengadilan untuk mengadili suatu
perkara
Dalam Hukum Acara Perdata dikenal beberapa macam Putusan Slah
23
a.
b.
c.
d.
Putusan Prepakatoir
yaitu putusan persidangan mengenai jalannya
persidangan untuk melancarkan segala sesuatu guna
mengadakan putusan akhir
M i s a l
Putusan untuk menolak pengunduran pemeriksaan
saksi
Putusan Interlocutoir yaitu putusan yang isinya memerintahkan pembuktian
M i s a l
Putusan untuk memeriksa saksi atau pemeriksaan
setempat
Putusan Insidentiel yaitu putusan yang berhubungan dengan incident
(peristiwa) yang menghentikan prosedur peradilan
biasa
M i s a l
Putusan yang membolehkan seseorang ikut serta
dalam suatu perkara
Putusan Provicioniel yaitu putusan yang menjawab tuntutan provisi
(permintaan pihak yang berperkara) agar dilakukan
tindakan pendahuluan guna kepentingan salah satu
pihak sebelum putusan akhir dijatuhkan
M i s a l
Gugatan cerai sebelum perkara pokok diputus istri
minta dibebaskan dari kewajiban untuk tinggal
bersama suaminya lagi
2. P u t u s a n a k h i r
adalah putusan yang mengakhiri putusan perdata
pada tingkat pemeriksaan tertentu
Putusan akhir menurut diktumnya dapat dibedakan atas 3 macam
a. Putusan Condenatoir yaitu putusan yang bersifat menghukum pihak yang
dikalahkan untuk memenuhi prestasi didalam putusan
condenatoir hukum perdata tergugat yang dituntut
terhadap gugatan hakim mengucapkan “ Menghukum
……….dst “
b. Putusan Constitutif yaitu putusan yang menciptakan suatu keadaan
hukum yang baru
M i s a l
1. Keputusan antara penggugat dan tergugat sah
menurut hukum
2. Memutuskan suatu ikatan perkawinan
c.
Putusan Deklaratoir yaitu putusan yang menyatakan suatu keadaan yang
sah menurut hukum
M i s a l
1. Perjanjian antara penggugat dan tergugat yang
sah menurut hukum
2. Penggugat dinyatakan sebagai ahli waris yang sah
menurut hukum “Menyatahan ……syah menurut
hukum”
24
U P A Y A
D i l i h a t
d a r i
H U K U M
s i f a t n y a u
i d a r i
1. U p a y a H u k u m B i a s a
a.
b.
c.
p a y a h
h u k u m
t e r d i r
Verzet
Banding
Kasasi
2. U p a y a H u k u m L u a r B i a s a
b.
a.
PK
Kasasi kepentingan hukum
Verstek dapat terjadi karena tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan
meskipun sudah ada surat pemberitahuan dimana disini tergugat dapat mengajukan
verzet atau perlawanan menurut ketentuan pasal 1256 ayat (3) HIR dan 149 ayat
(3) Rbg upaya hukum verzet dapat dilakukan dalam waktu 14 hari setelah putusan
disampaikan
P e r b e d a a n S i d a n g B i a s a D e n g a n S i d a n g V e r z e
t
1. Sidang biasa tergugat dan penggugat hadir pada sidang pertama
2. Sidang Verzet penggugat hadir sedangkan tergugat tidak hadir meskipun sudah
mengetahui gugatan tersebut
B a n d i n g
Memori banding tidak wajib digelar sesuai dengan UU No.20.1947
K a s a s i
K a s a s i
yaitu pembatalan putusan atas penetapan-penetapan keputusan dari
pengadilan atau semua lingkungan peradilan dalam tingkat peradilan
terakhir
A l a s a n - A l a s a n D i l a k u k a n n y a K a s a s i
1. P a s a l 3 0 U U N o . 1 4 / 1 9 8 5
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang baru
25
c.
Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan dengan
bersangkutan
P e n i n j a u a n K e m b a l i
Peninjauan Kembali adalah peninjauan kembali terhadap keputusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Ketentuan yang mengatur tentang PK
sekarang adalah UU No.14/1985 tentang MA yaitu dalam pasal 66 s/d pasal 75
Permohonan peninjauan kembali keputusan perkara perdata yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dapat diajukan berdasarkan alasan-alasan
sebagai berikut :
1. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak
lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada buktibukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu
2. Apabila setelah perkara diputus ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan
3. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih pada yang
dituntut
4. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya
5. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama atas dasar
yang sama oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatanya telah diberikan
putusan yang bertentangan satu dengan yang lain
6. Apabila dalam suatu putusan dapat suatu kekhilapan hakim atau suatu kekeliruan
yang nyata
H U K U M
P E R D A T A
P e n g e r t i a n D a n R u a n g L i n g k u p H u k u m P e r d a t a
Soe Dewi Maksum Sofwan
H u k u m P e r d a t a
Hukum yang mengatur antara warga
perseorangan yang satu dengan warga
perseorangan yang lain
negara
negara
26
Wirjono rodjo Dikoro
H u k u m P e r d a t a
Suatu rangkaian hukum antara orang-orang atau
badan hukum yang satu sama lain membicarakan
tentang hak dan kewajiban
Prof . Dr. RM. Sudikno Mertokusumo Admojo
H u k u m P e r d a t a
Hukum antara perseorangan yang mengatur
kewajiban perseorangan yang satu terhadap yang
lain didalam hubungan keluarga dan didalam
pergaulan masyarakat pelaksanaan diserahkan
kepada masing-masing pihak
Azis Said Faudin
H u k u m P e r d a t a
Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan hukum
yang meliputi hubungan hukum antara orang yang
satu dengan orang lain atau antara subjek hukum
yang satu dengan subjek hukum yang lain didalam
masyarakat dengan menitik beratkan kepada
kepentingan seseoran
Volimar
H u k u m P e r d a t a
Aturan-aturan hukum atau norma-norma yang
memberikan batasan-batasan dan oleh karenanya
memberikan
perlindungan
pada
kepentingankepentingan perseorangan dalam perbandingan yang
tepat antara kepentingan yang satu dengan lain dari
orang-orang didalam suatu masyarakat tertentu
terutama mengenai hubungan keluarga, hubungan
kualitas hukum perdata disebut juga Hukum Sipil
(Privat)
D a r i K e s i m p u l a n Y a n g b i s a D i a m b i l T e n t a n g H u
k u m
P e r d a t a A d a l a h
27
“ Hukum yang mengatur hubungan hukum yang satu dengan orang/badan hukum
(person) orang yang badan hukum satu dengan yang lain didalam masyarakat dengan
meniti beratkan (pribadi/badan hukum) “
Hukum Perdata mengatur dan menentukan agar didalam pergaulan masyarakat
orang dapat saling mengetahui dan menghormati hak dan kewajiban-kewajiban antar
sesamanya sehingga kepentingan tiap-tiap orang dapat terjamin dan terpelihara
sebaik-baiknya
H u k u m P e r d a t a P u b l i k
Soedikno
Beberapa tolak ukur dari hukum perdata terutama dalam hal membedakan dengan
hukum public (menurut pembagian klasik yang hingga kini masih digunakan)
1. H u k u m P u b l i k
Salah satu pihak adalah penguasa
H u k u m P e r d a t a Kedua belah pihak adalah perseorangan tanpa
menutup kemungkinan bahwa dalam hukum perdata
pun penguasa dapat menjadi pihak juga
2. H u k u m P u b l i k
H u k u m P e r d a t a
Sifatnya memaksa mau tidak mau harus dipatuhi
Bersifat melengkapi atau tambahan meskipun ada
juga yang bersifat memaksa
3. H u k u m P u b l i k
H u k u m P e r d a t a
Bertujuan melindungi kepentingan umum
Bertujuan melindungi individu atau perseorangan
4. H u k u m P u b l i k
H u k u m P e r d a t a
Mengatur hubungan antara negara dengan individu
Mengatur hubungan hukum antar individu
H u k u m
P e r d a t a D a l a m A r t i L u a s D a n D a l a m A r t i
S e m p i t
28
H u k u m P e r d a t a d a l a m a r t i l u a s a d a l a h bahan
sebagai mana yang tertera didalam kitab Undang-undang hukum perdata (BW), KUH
Dagang, Beserta sejumlah Undang-undang yang disebut tambahan lainnya atau
undang-undang tambahan lainnya yaitu undang-undang koperasi, undang-undang
perniagaan dan undang-undang tentang yayasan tahun 2001
H u k u m P e r d a t a d a l a m a r t i s e m p i t a d a l a h ia
tidak tergantung dalam Undang-undang Hukum Dagang
Hukum Perdata dalam arti luas meliputi semua Hukum Privat (isi), isi dari kitab
Hukum Perdata yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan
(person Recht)
Hukum Perdata adakalanya dipakai dalam arti sempit lawan hukum dagang dengan
kata lain Hukum perdata dalam arti luas mengikuti semua peraturan-peraturan
Hukum perdata baik yang tercantum didalam KUHPerdata (BW) maupun didalam
KUHDagang dan undang-undang lainnya
Hukum perdata mempunyai hubungan yang erat dan hukum Dagang ini nampak
jelas dari isi Pasal 1 KUHDagang adanya “Adatium Lakes Spesial Doriogat Legi
Generali “ artinya hukum yang khusus (Hukum Dagang) mengenyampingkan hukum
yang umum (KUHPerdata)
H u k u m P e r d a t a
o r m i l
M a t e r i a l
D a n H u k u m P e r d a t a F
H u k u m P e r d a t a M a t e r i a l
Aturan-aturan yang mengatur
hak-hak dan kewajiban – kewajiban
perdata itu sendiri atau mengatur
kepentingan - kepentingan perdata setiap
Subjek Hukum (Recht Person/Privat)
H u k u m P e r d a t a
F o r m i l
Cara menurut mana memenuhi
hak-hak material tersebut dapat dijamin
atau bagaimana tata cara seseorang
menurut haknya apabila dirugikan oleh
orang lain
29
Hukum Perdata Formil mempertahankan Hukum perdata Material karena itu
Perdata Formil menerapkan Hukum Perdata Material apabila ada yang melanggarnya
Hukum Perdata Formil disebut juga Hukum Acara Perdata
S i s t e m H u k u m P e r d a t a
I n d o n e s i a
Hukum perdata di Indonesia sampai saat ini masih beraneka ragam (Peruralistis)
dimana masing-masing golongan penduduk mempunyai Hukum Perdata sendiri-sendiri
(Timur Asing, Bumi Putra, Eropa) penduduk mempunyai Hukum Perdata Indonesia
kecuali Belanda. Bidang-bidang tertentu yang ada sudah ada univikasi
Misal
Bidang Hukum Perkawinan, Hukum Agraria
Tetapi apabila ditinjau lebih mendalam tampaklah univikasi dibidang hukum
tersebut belumlah mencampai 100%, dengan kata lain bahwa belumlah tercapai
dengan sesungguhnya (Recht Vakum = Kekosongan Hukum) kondisi keaneka ragaman
tersebut telah berlangsung lebih lanjut dalam Pasal 131 dan 163 Es
P e n d a p a t S a r j a n a T e n t a n g H u k u m P e r d a t a D i I n
d o n e s i a
R . A b d o e l D j a m a l i
Berpendapat Hukum perdata di Indonesia terdiri dari
1. H u k u m P e r d a t a A d a t
Ini umumnya tidak tertulis dan berlaku dalam kehidupan masyarakat, Hukum
Adat secara turun menurun serta ditaati, juga mengatur hubungan antar individu
dalam masyarakat, Hukum Adat juga
berkaitan dengan kepentingan
perseorangan masyarakat, Hukum Adat yang dimaksud disini adalah kelompok
sosial bangsa Indonesia (Bumi Putra)
2. H u k u m P e r d a t a E r o p a
Bentuknya tertulis dan berlakunya (untuk saat ini didasarkan pada peraturan
peralihan Pasal 2 UUD 1945) isinya mengatur tentang hubungan hukum yang
menyangkut kepentingan-kepentingan orang eropa, dan bukan orang eropa yang
tunduk atau menunduki diri pada ketentuan tersebut
30
3. H u k u m P e r d a t a B e r s i f a t N a s i o n a l
Merupakan produk nasional yang mengatur tentang kepentingan perseorangan
yang dibuat berlaku untuk semua warga Negara Indonesia yaitu No.1/74
(perkawinan) No.1/60 (agraria) tetapi tidak termasuk didalamnya PP No.10/2001
(PNS)
A z a s - A z a s H u k u m P e r d a t a
H u k u m P e r d a t a Y a n g T e r d a p a t D i d a l a m K i t a b - k
i t a b
U n d a n g-U n d a n g P e r d a t a Y a n g
B e r l a k u D i I n d o n e s i a
Adalah KUHPerdata Belanda walaupun di Belanda kitab tersebut sudah terdapat
perubahan disana-sini dan berdasarkan atas azas konkondansi (keselarasan)
diperlakukan untuk golongan tertentu di Indonesia, tetapi sebetulnya KUHPerdata
Prancis atau yang dikenal dengan sebutan code civil dimasukan dalam system
KUHPerdata Belanda (BW) selanjutnya ke KUHPerdata di Indonesia
Ada beberapa undang-undang dibidang Perdata serta dikeluarkanya SEMA
(Surat Edaran Mahkamah Agung) No.3 tahun 1963, besarnya pengaruh dalam hukum
perdata khususnya mengenai azas tersebut pada waktu sekarang
B e b e r a p a A z a s Y a n g T e r p e n t i n g
1. A n g a p a n I n d i v i d u a l i s t i s ( P r i v a t)
Terdapat hak Eigendom tentang hak milik Pasal 570 KUHPerdata, isi pasal
tersebut dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan
lainnya hal ini mengandung pengertian bahwa yang berhak itu dapat menikmatinya
dengan sepenuhnya dan menguasainya dengan sebebas-bebasnya
a. Menguasai benda dengan sebebas-sebebasnya mengandung pengertian
subjek dapat melakukan perbuatan hukum , bagaimanapun juga terdapat
suatu benda
M i s a l
Peralihan kepada orang lain memakainya sebagai jaminan
hutang, menyewakan kepada orang lain dan lain-lain
b. Selain pada itu si subjek dapat juga melakukan perbuatan-perbuatan
material
M i s a l
Memiliki
hasilnya
,
memakainya
,
merusaknya,
memeliharanya
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa yaitu yang tidak dapat diganggu
gugat (Droit In Vio Labie Et Sacre) tetapi pandangan yang demikian didalam
31
perkembangan hukum tentunya tidak dapat dipertahankan lagi karena banyaknya
tindakan-tindakan peraturan yang bersifat membatasi
M i s a l
a. HTU (Petun) ternyata semakin banyak campur tangan dari
penguasa dari hak milik
b. Pembatasan oleh ketentuan-ketentuan hukum tetangga
c. Penggunaan hak milik tidak boleh menimbulkan gangguan bagi
orang lain
d. Penggunaan tidak boleh penyalagunaan hak
2. A z a s K e b e b a s a n K o n t r a k
Yang mengandung pengertian bahwa setiap orang bisa mengadakan
perjanjian apapun juga baik yang telah diatur dalam undang-undang maupun yang
belum diatur dalam undang-undang didalam pasal 12 KUHPerdata
Demikian kepada setiap orang diberikan kebebasan untuk menuntut sendiri
mengenai isi dan bentuk perjanjian yang dibuatnya dengan pihak lainnya
Dari azas ini terlihat adanya perlindungan hak dan kewajiban terhadap
kebebasan yang diberikan kepada manusia. Hukum juga memberikan pembatasanpembatasan dalam kaitan dengan pelaksanaan/penggunaan hak tersebut yaitu
tidak boleh bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan
kesusialaan (pasal 1338 dan 1320)
3. A z a z K e b e b a s a n D a l a m H u k u m P e r k a w i n a n a t a
u H u k u m
K e l u a r g a
Kecakapan perempuan Pasal 105-108-110-300-ayat (1) KUHPerdata, tetapi
didalam perkembangan azas tersebut mengalami perubahan atau pergeseran yang
disebabkan oleh perubahan keadaan masyarakat, kemajuan masyarakat
berlakulah SEMA No.3/1963 membawa pengaruh besar terhadap berlakunya
azas tersebut, seorang istri tidak lagi dinyatakan tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum
4. A z a s P e r k a w i n a n S e s u a i U U N o. 1 / 7 4 B e r l a k u l
a h A z a s
M o n o g a m i
Azas monogami yang berarti dalam waktu yang sama seorang laki-laki hanya
boleh mempunyai seorang wanita sebagai istrinya dan sebaliknya (Pasal 27
KUHPerdata)
Azas Monogami juga diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) UU No.1 /74 dan juga
ayat (2) UU No.1/74 membuka peluang untuk berpoligami asalkan dipenuhi isi
ketentuan UU No.1/74 Pasal 3 , 4 dan Pasal 5
Dengan membaca isi ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa seorang
boleh menyimpang dari azas monogami tetapi syarat-syarat yang harus dipenuhi
tidaklah ringan, yang mana bagi seorang istri maka dengan adanya syarat-syarat
32
tersebut sebetulnya juga dimaksud untuk melindungi dirinya terhadap perlakuan
dari suami yang merugikannya
S u b j e k
H u k u m
Pembawa hak dan kewajiban atau subjek hukum yaitu
orang (Person) yang memperoleh hak dan kewajiban
S o e d i k n o
S u b j e k
H u k u m
adalah manusia pendukung hak dan kewajiban
Manusia maupun Badan Hukum semuanya merupakan kewenangan menyandang hak
dan kewajiban atau disebut juga mempunyai kewenangan hukum tetapi didalam halhal tertentu, Adakalanya kewenangan dalam kata tanya dengan hak-hak yang lahir
dari hukum orang, hukum kewargaan yang disandang oleh subjek hukum, bahkan ada
hal-hal tertentu juga membatasi kewenangan hukum dari orang
Hal itu dapat berubah tempat tinggal, umur, status dan perbuatan seseorang
terdapat dalam a. Pasal 10 Ayat (2)
b. Pasal 21 Ayat (1) UU Pokok Agraria
c. Pasal 7 UU No.1/74
d. Pasal 9 UU No.4/75
e. Pasal 49 dan 53 UU No.1/74
O r a n g S e b a g a i S u b j e k H u k u m
Dilihat dalam pasal 2 KUHPerdata manusia mengandung status / diakui sebagai
subjek hukum semenjak ia lahir sampai meninggal dunia didalam pasal 2 dikenal
dengan Recht Ficfic
N a m a
K e l u a r g a , K e n e g a r a a n D a n
( S t a t u s /I d e n t i t a s)
D o m i s i l i
Buku I KUHPerdata sampai Pasal 5 dan 12 mengatur :
33
1. Nama
2. Perubahan nama-nama
3. Perubahan nama depan
Ini berlaku untuk golongan eropa selanjutnya mereka disamakan juga di UU
No.4/1961
K e w a r g a n e g a r a a n
Kewarganegaraan merupakan faktor yang mempengaruhi Pasal 21 UU/BPU
(Agraria). Hanya warga Negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik. Semua
KUHPerdata mengenai kewenangan kewarganegaraan pasal 5 – pasal 21 KUHPerdata
berhubungan dengan hukum public tetapi semenjak tahun 1950 terdapat pengaturan
tersendiri bagi hukum public sehingga ada 2 jenis “Nenderland Scahap”
yang
dua-duanya satu sama lain agak berlainan
UU tentang kewarganegaraan Belanda dalam memberikan kewarganegaraan
seseorang memakai kreteria Azas keturunan (Hukum antar Hukum dan Hukum antar
golongan) sedangkan cara memperolehnya selain karena keturunan dapat pula dengan
azas “Naturalistis” dengan jalan perkawinan dengan seorang warga Negara Belanda
Pasal 45 dan pasal 4 ayat (2), pasal 3
Kewarganegaraan dapat hilang disebabkan karena kewarganegaraan dengan warga
negara lain pasal 7 sub . Namun apabila yang bersangkutan telah terlebih dahulu
memberitahukan keinginan terlebih dahulu keinginanya tetap menjadi warga negara
belanda, maka ia tidak akan kehilangan kewarganegaraannya, setelah Indonesia
merdeka dikeluarkanlah UU No.3/1946 yang mengatur tentang kewarganegaraan RI
kemudian dipersamakan dengan UU No.62/1958
K e s i m p u l a n
Dari UU diatas dapatlah diketahui adanya perbedaan antara lain mengenai siapa
yang masih warga negara dan siapa yang tidak, cara memperoleh kewarganegaraan
hak dan kewajiban warga negara mengenai kewarganegaraan
34
K e w e n a n g a n H a k D a n K e c a k a p a n B e r b u a t
(P a s a l 1 s / d 3 K U H P e r d a t a )
Yang mengatur mengenai menikmati dan kehilangan hak-hak keperdataan
Isi dari Pasal 1 dan 3 KUHPerdata
“Bahawa Hukum Perdata mengakui bahwa manusia sebagai orang yang diakui sebagai
subjek dan pendukung hak dan kewajiban”
Kewarganegaraan berhak ada pada manusia dan pada hukum
Menurut Prof.Sudikno
Setiap subjek hukum baik orang maupun badan hukum pada umumnya mempunyai hak
dan kewajiban, dikatakan pada umumnya sebab ada hak dan kewajiban tertentu
hanya disandang pada orang itu yang berkaitan dengan hukum (tentang hukum orang
dan tentang hukum keluarga)
Dalam Pasal 2 yang membatasi kewenangan berhak
1. Kewarganegaraan pasal 21 ayat (1) UUPA yaitu hanya WNI yang mempunyai hak
milik
2. Tempat tinggal (Domisili) Pasal 10 ayat (2) UUPA hanya orang yang bertempat
tinggal di kecamatan yang sama dengan letak tanah pertanian itulah menjadi hak
milik
3. Kedudukan (Jabatan seseorang hakim) dan pejabat hukum lainnya yang tidak
boleh memperoleh barang-barang yang masih dalam perkara
4. Tingkah laku atau perbuatan pasal 49 dan 53 UU No.1/74 kekuasaan orang tua
dan wali dapat dicabut dengan putusan pengadilan yang melakukan kelalaian atau
perbuatan tidak baik
P e r n g e t i a n C a k a p B e r b u a t
Pengertian istilah cakap atau kecakapan didalam teori atau tingkah laku ternyata
tidak terdapat keseragaman untuk istilah kecakapan atau yang menggunakan istilah
kewenangan sedangkan istilah berbuat ada yang menyebut bertindak.
Dengan istilah kewenangan dan kecakapan bertindak berbeda, ketidak wenangan
berbuat terjadi jika orang yang pada umumnya berwenang untuk melakukan
35
perbuatan-perbuatan hukum tertentu tanpa bantuan dari pihak ketiga sedangkan
kewenangan dan kecakapan bertindak ada bilamana seseorang pada umumnya
melakukan perbuatan hukum sendiri dengan akibat hukum yang lengkap seperti yang
belum cukup umur
C a r a n d u s
Orang yang diletakan dalam pengampuan
apabila kita membaca pada KUH Perdata sendiri tampak bahwa dipakai sendirisendiri tanpa campur aduk untuk hukum perdata Indonesia kita memakai satu istilah
saja yaitu berwenang berbuat, dari uraian diatas dapat ditarik satu kesimpulan
mengenai kecakapan kewenangan berbuat yaitu kewenangan untuk melakukan hukum
sendiri sedangkan orang yang tidak kecakapan, kewenangan yaitu orang yang tidak
dapat melakukan
Orang-orang yang menurut UU tidak cakap, tidak berwenang melakukan hukum
adalah
1. Orang yang belum dewasa, anak dibawah umur atau belum pernah melakukan
perkawinan Pasal 1330 KUHPerdata Jo Pasal 47 UU No.1/74
2. Orang-orang dibawah pengampuan, orang-orang dewasa tetapi dalam keadaan
dungu, gila, gelap mata, pemboros Pasal 1330 KUHPerdata
Pasal 433
KUHPerdata
3. Orang ynag dilarang UU untuk melakukan perbuatan hukum tertentu
M i s a l n y a orang yang dinyatakan patut (UU Kepailitan) Pasal 1131 – 1132
KUHPerdata
C a t a t a n S i p i l
Pengertian catatan sipil (Burgerlijk Stand) yang mempunyai arti yang penting untuk
menentukan kedudukan seseorang
C a t a t a n S i p i l
Suatu lembaga yang diadakan suatu penguasa
dimaksudkan untuk membukukan selengkap mungkin dan
memberikan kepastian hukum yang sebesar-besarnya
tentang semua peristiwa penting bagi status
keperdataan seseorang, kelahiran, pengakuan cerai,
perceraian dan kematian
36
Semua itu dicatat agar bagi pihak-pihak bersangkutan atau orang lain setiap waktu
ada buktinya atau menjadi alat bukti atas terjadinya peristiwa-peristiwa serta halhal yang bersangkut paut dimana diatur dalam Buku I Bab 2 KUHPerdata Pasal 4 s/d
16 tidak ada satu pasal yang memberikan depenisi pengertian tentang catatan sipil
oleh karena itu defenisinya diambil dari ilmu pengetahuan atau ahlinya (Doktrin)
P e n d a p a t L i e D e n H o c k
C a t a t a n S i p i l
adalah lembaga yang melakukan catatan
selengkap-lengakapnya dan memberikan kepastian yang
sebesar-besarnya tentang peristiwa – peristiwa
kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian
Oleh karenanya pihak ketiga mempunyai keinginan untuk mengetahui tentang
peristiwa-peristiwa tersebut maka daftar dalam peristiwa itu dibukukan dan
terbuka untuk umum
F u n g s i C a t a t a n S i p i l sebagai lembaga yang melakukan pencatatan
dan membuat akta
Akta merupakan suatu bukti tertulis atas peristiwa yang mempunyai arti penting
bagi manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum
Dalam Pasal 2 s/d 5 KepRes No. 12 tahun 83 tentang penata dan peningkatan
pembinaan catatan sipil tentang organisasi khususnya mengenai pencatatan
perkawinan, dilakukan oleh pegawai pencatatan sipil namun dalam pelaksanaannya
dibantu pegawai penataan perkawinan P3N, dimana pegawai pencatat sipil mempunyai
tanggung jawab bahwa daftar-daftar dan akta yang dibuatnya baik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan pokok yang berlaku
B a g i G o l o n g a n E r o p a P e r i s t i w a Y a n g H a r u s D i c
a t a t
d i C a t a t a n S i p i l M e n u r u t P a s
a l 4
K U H P e r d a t a
1. Kelahiran didaftar dalam daftar Akta Kelahiran
2. Perkawinan didaftar dalam Akta Perkawinan
3. Izin Menikah didaftar dalam daftar atau Akta Izin Menikah
4. Perceraian didaftar didalam daftar Akta Perkawinan dari Perceraian
5. Kematian didaftar dalam Akta Kematian
37
O b j e k H u k u m ( R e c h t
P e n g e r t i a n B e n d a
Z o e k )
adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki atau
yang dapat menjadi objek hak milik
Ketentuan tersebut memberikan gambaran bahwa segala yang dapat dimiliki
manusia adalah benda, dan tidak dapat dimiliki oleh manusia adalah laut, bulan,
bintang dan sebagainya.
Pada ketentuan pasal 580 dan 511 benda disini bukan barang berujud saja tapi
bunga, peruntungan, penagihan, hak pakai hasil-hasil, hak pakai atas benda bergerak,
sero (andil), Obligasi, saham, surat-surat berharga, Zat disini dalam arti bagian
harta kekayaan hak cipta dan hak paten
Dalam system hukum perdata mempunyai dua arti berujud dan bagian dari harta
kekayaan ialah barang-barang berwujud dan beberapa hak tertentu sebagai barang
tidak berwujud.
Z a t B u k a n B e n d a M e m p u n y a i 3 A r t i
1. Punya kepentingan Pasal 1354 KUHPerdata mengenai mengatur mengenai
kepentingan pengurusan orang lain (Zat White Wearning) dan juga orang dengan
rela tanpa mendapat perasaan untuk itu menyelenggarakan zat dengan orang lain
dengan atau tanpa diketahui orang lain dan sebagainya
2. Perbuatan hukum (Recht Sending) Pasal 1793 KUHPerdata mengatur mengenai
pemberian surat kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang
memberikan kekuasaan pada seseorang dan orang ini menerimanya untuk
melakukan suatu perbuatan hukum
3. Kenyataan Hukum Pasal 1263 KUHPerdata tentang Perhutangan dengan syarat
menunda ialah perhutangan yang tergantung atas kejadian yang akan datang dan
tidak pasti atau dari suatu kenyataan hukum yang sudah terjadi tetapi belum
diketahui oleh para pihak
B e b e r a p a M a c a m Y a n g D i k e t a h u i T e n t a n g B e n d a
1. Benda bergerak dan benda tidak bergerak
2. Barang berujud dan tidak berujud
3. Barang yang dapat dipakai habis dan yang tidak dapat dipakai habis
4. Barang yang didalam pedagangan dan barang yang diluar perdagangan
5. Barang yang dapat dibagi dan barang yang tidak dapat dibagi
38
6. Barang yang ada dan dapat dibedakan
a. Barang – barang yang pada suatu saat pada sama sekali tidak ada misal panen
yang akan datang
b. Barang-barang yang akan relative yaitu barang-barang yang pada saat itu
sudah ada tetapi barang-barang itu belum ada misal Dekrit (barang yang
sudah dibeli tetapi belum diserahkan)
M e n u r u t
S o e b e k
Dari pembagian-pembagian tersebut diatas yang paling
pembedaan benda menjadi benda bergerak dan tidak bergerak
penting
adalah
P e n j e l a s a n D a r i P e n y e r a h a n , P e n y i t a a n , D a l u a r
s a,
Da n P e m b e b a n a n
1. Penyerahan untuk benda tetap dengan cara balik nama
Untuk benda bergerak dengan penyerahan nyata bergerak tak berwujud surat
piutang atas nama dan surat piutang atas pengganti
2. Penyitaan barang bergerak dengan sita barang tetap ,sita barang tetap dengan
sita dan barang tetap yang milik debitur sita gade
3. Daluarsa tenggang waktu untuk benda bergerak berlainan dengan benda
bergerak untuk benda bergerak tidak mengenai kadaluarsa sebab terhadap
barang tersebut sama dengan hak milik sedangkan bagi benda tidak bergerak
berlaku lambang kalduarsa
Benda dilakukan dengan Pand (gadai)
Benda tidak bergerak dilakukan dengan hipotek (hak tanggungan)
39
Download