BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum 2.1.1 Public Relations 2.1.1.1 Pengertian Public Relations Menurut Moore dalam Masykuri (2004: 356) Public Relations adalah: “Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik” Sedangkan menurut Scott M Cutlip, Allen H.Center dan Glen M.Broom (2011: 8) mendefinisikan Public Relations sebagai berikut, Public Relations is the management function which evaluate public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest, and plans an excutes a program of action to earn public understanding an acceptances. Dimana dari kedua definisi di atas memberikan gambaran bahwa posisi PR dalam suatu perusahaan atau organisasi semakin jelas. Artinya ia merupakan salah satu divisi perusahaan yang posisinya di Negara maju menjadi salah seorang direktur (director of PR) , di Indonesia sendiri posisi tertinggi jabatan PR adalah senior vice precident diector of corporate communication). Dimana ada juga posisi-posisi lainnya yang setingkat dengan general manager atau manager. Dimana inti dari Public Relations adalah sebuah usaha sengaja (delibrate), terencana (planned), penampilan nyata dan kinerja dalam sebuah perusahaan (perfomanced), berhubungan dengan publik 10 11 (public interest) dan komunikasi nya terjadi secara dua arah (two way communication) dimana semua itu ditujukan untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan public terhadap brand perusahaan tersebut. 2.1.1.2 Strategi Public Relations Menurut Firsan Novan (2011: 25) strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations adalah sebagai berikut: a. Publications (publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan informasi, gagasan, atau ide kepada khayalaknya. b. Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan PR dalam proses penyebaran informasi kepada khayalak c. News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khayalak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. d. Corporate identity (citra perusahaan) adalah cara pandang khayalak kepada suatu perusahaan terhadap segala aktifitas yang dilakukannya. e. Community Involvement (hubungan dengan khalayak) adalah sebuah relasi yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, share holder, media, masyarakat di sekitar perusahaan, dll). f. Lobbying and Negotiation (teknik lobi dan negosiasi) adalah sebuah rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat PR dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan. g. Social Responsibility/ Corporate Social Responsibility (CSR) adalah wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. 12 2.1.1.3 Fungsi Public Relations Menurut Public Relations Society of America (2003: 8-9) dalam buku Integrated Marketing Communication mengungkapkan fungsi humas antara lain: a. Counseling : menyediakan saran untuk manajemen yang berhubungan dengan kebijakan hubungan dan komunikasi. b. Research : melihat tindakan dan perilaku publik dalam rangka merencanakan strategi humas. Research dapat digunakan untuk membangun saling pengertian atau mempengaruhi dan meyakinkan publik. c. Media Relations : bekerjasama dengan media dalam melakukan publisitas d. Publicity : menampilkan pesan terencana melalui media tertentu untuk menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh lagi. e. Employee/Member Relations : memberikan respon terhadap suatu masalah, menginformasikan dan memotivasi karyawan dan anggota organisasi. f. Public Affair : membangun keterlibatan efektif dalam kebijakan publik. g. Issues Management : mengidentifikasi dan mengevaluasi isu yang berkembang pada public yang berakibat pada organisasi. h. Financial Relations : menciptakan dan menjaga kepercayaan penanam modal. i. Industrial Relations : menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain yang berhubungan dengan aktifitas organisasi. j. Development Fund Raising : menciptakan kebutuhan public dan mendorong publik untuk mendukung organisasi, terutama melalui kontribusi financial. k. Multicural Relations / Workplace Diversity : berhubungan dengan individu-individu dari berbagai kelompok dan budaya. 13 l. Special Events : menarik perhatian publik terhadap organisasi atau produk dan organisasi dengan mengadakan kegiatan khusus. m. Marketing Communication : memadukan aktivitas perusahaan dengan mengadakan kegiatan khusus sekaligus membangun citra baik perusahaan. Sedangkan Menurut Ruslan (2002: 10-11) Fungsi utama Public Relations yaitu: a. Bertindak sebagai communicator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik. Dalam hal ini, di satu pihak melakukan fungsi komunikasi merupakan bentuk penyebaran informasi, di lain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian person dan menciptakan opini publik. b. Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dan baik dengan pihak publik sebagai target sasaran yaitu internal public dan eksternal public c. Peranan back up management, bahwa fungsi public relations melekat pada fungsi manajemen, berarti ia tidak dapat dipisahkan dari manajemen. Fungsi manajemen tersebut melingkupi POAC yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (penggiatan), dan Controlling (pengawasan) d. Menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image) yang merupakan tujuan (goals) akhir dari suatu aktivitas program kerja PR campaign, baik untuk keperluan publikasi maupun promosi. 2.1.1.4 Tugas Public Relations Tugas Public Relations, menurut Rumanti, Maria Assumpta (2002: 39) terbagi dalam lima tugas pokok Public Relations sehari-hari, yaitu : 14 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat 3. Memperbaiki citra organisasi Bagi Public Relations, menyadari citra yang baik terletak pada : a. Bagaimana organisasi dapat mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi b. Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks. 4. Tanggung jawab sosial Public Relations merupakan instrument untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri, publik internal, dan pers. Penting diusahakan bahwa seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan informasi. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab, “pintu terbuka”. 15 5. Komunikasi Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal-balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. 2.1.1.5 Tujuan Public Relations Menurut Frank Jeffkins (2004: 65) mengemukakan bahwa ruang lingkup tujuan PR itu ternyata sangat luas. Melalui serangkaian pembahasan yang mendalam, maka beberapa di antaranya yang pokok adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatankegiatan baru yang dilakukan perusahaan. 2. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. 3. Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai. 4. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. 5. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. 6. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelengaraan suatu acara. 7. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas,serta membuka pasarpasar ekspor baru. 16 8. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang go public. 9. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit setelah krisis. 10. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam rangka menghadapi risiko pengambil alihan. 11. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. 12. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. 13. Untuk memastikan para politisi bener-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan. 14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan. 2.1 Teori-Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Strategi Menurut Richard L.Daft (2002: 307) pengertian strategi adalah ”Rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi.” Sedangan menurut Venus (2007: 152), Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye. Strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama dan pemikiran dibalik program taktis. Sehingga apabila disimpulkan strategi adalah sebuah perencanaan tindakan/prilaku yang menjadi pokok 17 dari sebuah program untuk mencapai tujuan organisasi yaitu keberhasilan dan kesuksesan organisasi. 2.2.2 Electronic Public Relations (E-PR) 2.2.2.1 Pengertian Electronic Public Relations (E-PR) Divisi Public Relations di sebuah perusahaan adalah sebuah divisi yang sangat penting di dalam membangun brand awareness sebuah perusahaan, apalagi apabila perusahaan tersebut merupakan perusahan baru yang belum familiar di publiknya. Di sinilah peran Public Relations sangat dibutuhkan untuk membuat strategi-strategi dalam meningkatkan brand awareness di publik. Dan di dukung menurut Kertajaya (2006) yang mengatakan dibanding dengan iklan, aktivitas publisitas akan masuk ke pikiran target tanpa mengalami proses seleksi. Awareness yang dibangun melalui publisitas seringkali akan lebih mudah mencapai target sasaran karena biasanya kemudian di endorse oleh pihak ke tiga yang cukup independen dan kredibel. Divisi E-PR yang diteliti di dalam penelitian ini merupakan bagian dari divisi Public Relations itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh Profesor Marketing UK Peter Doyle (2002: 274), E-PR yang mana adalah bagian dari humas/ PR merupakan kunci dari kemampuan Humas dalam mengembangkan hubungan dengan publik. Sedangkan menurut Zainal Muttaqin (2012: 4 dalam Jurnal TEKNOLOGI, prodi Sistem Informasi Unipdu Jombang, Edisi 3 Vol 1), E-PR merupakan akronim dari Electronic Public Relation, Awalan “E” sendiri memiliki arti electronic yang menunjukkan pemanfaatan media elektronik internet seperti e-commerce, e-banking, e-mail, dan lain sebagainya. Sedangkan PR adalah Public Relations atau aktivitas Public Relations. EPR sendiri adalah sebuah inisiatif Public Relations (PR) yang menggunakan media 18 internet sebagai sarana publisitasnya. Di mana E-PR merupakan bentuk dari Public Relations konvensional yang beradaptasi sesuai perkembangan teknologi di era 2.0 yang membuat media offline berubah menjadi media online, sehingga Public Relations harus beradaptasi dan menjadi E-PR. Dimana semua kegiatan Public Relations konvensional yang dilakukan secara offline, E-PR melakukan semua kegiatannya di internet dengan menggunakan perangkat-perangkat komputer. E-PR merupakan bagian dari Public Relations yang fungsi dan tujuannya sama dengan Public Relations yaitu sama-sama untuk meningkatkan brand awareness perusahaan tersebut. Menurut Bob Julius Onggo (2004: 1) E-PR, jika diuraikan, E-PR dapat diartikan sebagai berikut: a. E adalah Elektronik “E” didalam E-PR adalah sama halnya dengan “E” sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para pelaku PR untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust). b. P adalah public “Public” disini mengacu bukan hanya pada public, namun pasar konsumen. Public juga tidak hanya mengacu pada satu jenis pasar konsumen, namun pada berbagai pasar atau public audience. Media internet bisa memudahkan kita untuk menjangkau mereka dengan lebih cepat atau sebaliknya. c. R adalah relations “Relations” merupakan hubungan yang harus di pupuk antara pasar dan bisnis Anda. Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil. Menariknya, melalui media internet hubungan yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena sifat internet yang interaktif. Hal ini berbeda dengan public convensional. 19 Dalam publik konvensional kita harus menjangkau mereka dengan sifat one-to-many. Itulah sebabnya internet merupakan media yang paling ampuh dan cepat serta luas hingga saat ini. Pada akhir abad ke-20 saat komunikasi interaktif mulai digalakkan di banyak negara maju didunia, Internet kemudian muncul sebagai sebuah fenomena media yang efektif. Karena munculnya New Media ini setiap bentuk kegiatan PR semakin membutuhkan satu atau lebih unsur ICT. Hal ini berarti bahwa setiap praktisi PR memerlukan memiliki perangkat ICT dan tidak hanya memiliki tetapi juga harus terampil dalam menggunakannya. E-PR sendiri lebih dari pengertian di atas, mengingat pengetahuan ICT tersebut harus dapat dimanfaatkan oleh seorang E-PR secara tepat waktu, tempat dan target sasaran yang sesuai dengan tujuan PR dalam mencapai tujuan organisasi. Praktisi E-PR harus pandai dalam mencari, menganalisis, meneliti, serta menyebarkan pengetahuan atau berita dari media internet untuk memproses komunikasi. Dimana sifat komunikasi di media internet adalah media interaktif. Dimana ciri-ciri komunikasi interaktif dapat dilihat dalam pola interaksi yang leluasa, regulasi umpan balik yang sangat segera, menggunakan media interaktif, dan dapat menggunakan sarana audio visual Abrar (2002: 19). Dimana komunikasi interaktif akan menghasilkan umpan balik (feedback), feedback positif atau negatif tergantung bagaimana praktisi E-PR dalam sebuah perusahaan tersebut. Praktisi E-PR harus seseorang yang handal bermain di dunia maya dalam membangun brand. 20 2.2.2.2 Peranan E-PR Menurut Bob Julius Onggo (2004: 4-5) PR di media elektronik (E-PR) mempunyai peranan yang lebih besar dan luas dibandingkan dengan PR di dunia fisik, karena apabila PR offline akan bergantung kepada seorang perantara dalam menyampaikan pesan korporat untuk ditayangkan di media cetak demi membangun citra perusahaan. Dan dengan E-PR, E-PR dapat melewati batas penghalang ini dan langsung dapat menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada target audience perusahaan. Dan beberapa peranan E-PR bagi sebuah perusahaan di dalam aktivitasnya di media internet lainnya adalah: 1. Biaya efisien Biaya E-PR yang dibutuhkan dalam aktivitas-aktivitasnya akan jauh lebih efisien daripada aktivitas PR konvensional. Dimana dari media internet E-PR dapat mengakses semua informasi dan mempublikasikan sangat efektif dan efiisien. 2. Memelihara hubungan E-PR dapat melakukan kegiatan bertukar informasi dengan publiknya, dan menjalin hubungan dengan media (press relations). Karena sifat media internet yang menjadi media E-PR bersifsat interaktif dan mendapat feedback yang cepat sehingga akan jauh lebih efisien daripada PR konvensional. 3. Mendukung Program Pemasaran Website perusahaan juga bisa diisi dengan pesan-pesan pemasaran, misalnya webvertising. Keuntungan yang didapat adalah bagi sebuah organisasi adalah mendapatkan pendapatan baru dari konsumen baru, karena dari online media ini akan memperluas pasar sebuah perusahaan. 21 4. Membentuk kelompok diskusi atau bisnis bagi siapapun Mengutip Onggo (2004: 2) komunikasi Internet dianggap efektif dalam praktik PR, karena menciptakan hubungan one to one, daripada media massa lain yang bersifat one to many. Melalui online media ini lah E-PR bertukar informasi dengan publiknya, sehingga sebagaimana dalam masyarakat layaknya yang terdapat kelompok yang terbentuk karena kesamaan profesi, kesamaan agama, dll maka terbentuk pula kelompok diskusi atau bisnis bagi tujuan perusahaan di tempat E-PR itu bekerja. Sehingga dari kelompok diskusi tersebut E-PR dapat melakukan media monotoring dan meningkatkan brand awereness perusahaan tersebut di kelompok diskusi. 2.2.2.3 Strategi E-PR Menurut Bob Julius Onggo (2004) dalam bukunya Cyber Public Relations) strategi Cyber Public Relations untuk meningkatkan brand di publik meliputi: 1. Website Perusahaan Website resmi (Official Site) dibangun sendiri oleh perusahaan dan disesuaikan dengan kebutuhan publikasi informasi perusahaan. Dengan website resmi, perusahaan dapat menyajikan informasi-informasi terkait dengan perusahaan secara keseluruhan, baik berupa profil perusahaan, berita terkini, katalog produk/jasa, dan lain-lain. Sehingga brand awereness konsumen dapat meningkat. 2. Publisitas Situs Pencari (Google/ Yahoo) Search Engine (media pencari) adalah perangkat yang paling umum digunakan oleh para PR, apalagi seorang E-PR dalam kaitannya untuk membangun dan mempertahankan merek yang diembannya. 22 3. Press Release Online Press Release atau siaran pers merupakan media yg byk digunakan dlm kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita dimana press release online disebarkan di media online dengan langsung mengirimkan via email kepada e-mail perusahaan atau menampilkan langsung di website corporate tersebut. 4. Autoresponder pada e-mail Autoresponder merupakan perangkat dari E-PR yang berfungsi sebagai publikasi. Dimana autoresponder itu sendiri adalah suatu program penjawab e-mail secara otomatis dan cepat. Program ini meringankan tugas Electronic Public Relations dalam menjawab pertanyaan yang berulang-ulang tanpa harus selalu di depan komputer. Dimana brand dari sebuah perusahaan pun akan baik di mata publik. 5. Kartu nama elektronik pada e-mail Kartu nama elektronik yaitu kartu nama yang diterima di seluruh dunia (business card/signature file). Dimana tukar menukar kartu nama adalah sebagai alat identitas mengenalkan merek perusahaan kepada publik, dan Public Relations dapat memasukkan kartu nama elektronik di bagian akhir e-mail. 6. E-Newsletter Yaitu versi online dari majalah atau publikasi online dimana e-newsletter ini memudahkan customer untuk mengetahui berita terbaru tanpa perlu pergi ke website perusahaan tersebut. 7. Mailing list/ Forum pada website perusahaan Publisitas electronic public relations dalam meningkatkan brand awereness konsumen dan non konsumennya adalah dengan mengirim e-mail dengan bahasa dan 23 struktur yang benar atau membuat publikasi melalui forum yang terdapat pada website perusahaan. 8. Forum Publisitas E-PR dalam meningkatkan brand awereness melalui komunitas online atau di sebut online forum, newsgroup, webrings, atau discussions group dimana ini adalah kumpulan orang-orang yang mengobrol di suatu situs atau di forward tertentu lewat e-mail sehingga terjadi diskusi tanpa perlu masuk ke suatu web tertentu. E-PR dapat mengidentifikasi pesaing, tren terbaru, tip dan info dari para pakar dan meriset pasar untuk masukan bagi divisi pemasaran. Termasuk di dalamnya jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog dimana dibuat perusahaan untuk meningkatkan citra dan brand perusahaan tersebut. 2.2.3 Brand 2.2.3.1 Pengertian Brand Menurut Duncan (2011: 20), mendefinisikan Brand sebagai a perception of an integrated bundle of information and experiences that distinguishes a company and/or its product offerings from the competition. Dimana merek merupakan persepsi yang ada dibenak pelanggan berdasarkan bagian dari merek itu sendiri, seperti asosiasi merek, pengalaman terhadap merek atau pesan merek yang telah dirasakan. 24 2.2.3.2 Manfaat Brand Menurut Vacques, del Rio dan Iglesias (2011: 43), Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen merek berperan penting sebagai: 1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan dan pelacakan produk bagi perusahaan 2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang. Sedang bagi konsumen , merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. 2.2.4 Brand Awareness 2.2.4.1 Pengertian Brand Awareness Menurut Durianto, et all (2004: 54) mendefinisikan kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Sedangkan menurut Uyung Sulaksana (2003: 58) Awareness itu sendiri adalah bagaimana membuat khalayak sadar terhadap produk tersebut, dimana menurut Uyung tugas seorang komunikatorlah untuk membuat konsumen paham dan aware akan keberadaan 25 sebuah produk. Karena apabila konsumen aware pada produk tersebut maka akan membentuk sikap positif dari konsumen dan akan berlanjut kepada proses mengkonsumsi produk tersebut. Brand Awareness sendiri sering didengar oleh telinga publik, asal mula brand awereness sendiri adalah dari persaingan yang ketat, merek-merek yang kuat dari kompetitor menimbulkan sebuah merek harus mempunyai kekuatan merek (Brand Equity). Dimana menurut Freddy Rangkuty (2004: 68) Brand equity diukur dengan brand awareness, perceived quality, brand association, brand loyalty yang merupakan unsur-unsur dari brand equity Freddy Rangkuty (2004). Dan dapat terlihat dari gambar di bawah ini: Gambar 2.1 Unsur-Unsur Brand Equity Sumber: Freddy Rangkuty (2004: 68) Sehingga apabila disimpulkan brand awareness adalah salah satu strategi untuk mencapai brand equity menurut Kottler (2003: 461) brand equity adalah perangkat aset yang melekat pada merek yaitu nama dan symbol, yang menambah atau 26 mengurangi nilai suatu produk atau jasa bagi perusahaan atau pelanggan yang sangat berkaitan dengan merk yang diyakini, asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta aktiva lain seperti hak paten, merek dagang dan hubungan saluran distribusi. Sehingga brand equity memiliki wujud secara emosional dan kekuatan jaringan yang dimiliki oleh sebuah merk), dimana brand awereness sendiri adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali sebuah merek. 2.2.4.2 Peranan Brand Awereness Menurut Durianto, et all (2004: 8-9) peran brand awareness dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana brand awereness menciptakan suatu nilai. Penciptaan nilai ini dapat dilakukan dengan empat cara yaitu : 1. Anchor to which other associations can be attached Brand Awareness akan menyebabkan timbulnya asosiasi sebuah merek. Dimana sebuah merek seperti sebuah jangkar yang membentuk sebuah rantai dan kesatuan. Dimana dengan brand awereness yang tinggi akan menimbulkan asosiasi yang tinggi pula terhadap produk dari merek tersebut. 2. Familiarity /Liking Secara umum seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar. Artinya orang-orang akan memilih sebuah merek karena mengenal merek tersebut dan membuat menjadi sebuah kebiasaan. Salah satu penjelasan akan hal ini adalah orang lebih membeli produk-produk yang terkategorikan Low-involvement product seperti kertas tisu, permen karena mereka sudah familiar dengan merek tersebut. Sehingga dari kebiasaan itulah dapat menjadi pendorong meenggunakan sebuah merek. 27 3. Substance/ commitment: semakin tinggi awareness atas suatu nama produk menunjukkan semakin tinggi commitment dari brand tersebut. Alasan yang dapat timbul mengapa seseorang dapat mengenali sebuah brand adalah : a. Perusahaan telah melakukan promosi secara terus-menerus dan perusahaan telah bergerak untuk waktu pada bidang tersebut. b. Perusahaan telah melakukan distribusi secara luas. c. Brand tersebut adalah Brand yang sukses, orang lain juga menggunakan Brand tersebut. 4. Brand to consider Pada proses pembelian, langkah pertama yang dilakukan adalah pemilihan alternatif. Pada proses ini, ketersedian informasi menjadi sumber dari pemilihan tersebut. Proses Recall menjadi penting, karena biasanya tidak banyak nama brand yang muncul pada proses ini. Brand pertama yang muncul dalam benak seseorang, akan mendapatkan keuntungan yang lebih, dibandingkan dengan Brand yang memiliki tingkat Recall yang rendah. 2.2.4.3 Tingkatan dalam pengukuran Brand Awareness Menurut David Aaker yang dikutip oleh Durianto, et all (2004: 57-59) peran brand awareness dalam keseluruhan ekuitas merek bergantung pada sejauh mana tingkatan awareness yang dicapai oleh suatu merek. Dimana terdapat tingkatantingkatan dalam pengukuran brand awereness yaitu: 1. Puncak pikiran (Top of Mind) Top of mind/ Puncak pikiran adalah dimana apabila responden ditanya tentang suatu produk/jasa tertentu, responden akan mengingat merek yang pertama kali terlintas 28 di benaknya. Top of Mind menggunakan single respond question yang artinya responden hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan mengenai hal ini. 2. Pengingatan kembali merek (Brand Recall) Brand recall adalah dimana apabila seeorang responden menyebut merek lain setelah merek pertama yang di ingat oleh responden. Brand recall menggunakan multi respond questions yang artinya memberikan jawaban tanpa dibantu. 3. Pengenalan merek (Brand recognition) Brand recognition adalah pengenalan merek yaitu tingkat kesadaran responden terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan seperti ciri-ciri suatu produk. 4. Tidak menyadari merek (Unware of brand) Merupakan tingkat yang paling rendah dari piramida brand awareness dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. Gambar 2.2 Piramida Kesadaran Sumber : Durianto, et all (2004: 55) 29 2.2.4.4 Cara Mencapai Brand Awereness Menurut Rhenald kasali (2006: 202) untuk lebih memperjelas tentang langkahlangkah yang harus dilalui suatu produk untuk sampai pada suatu tujuan yang dikehendaki, yaitu berupa tindakan yang diperpertegas dalam sebuah metode DAGMAR yang di perkenalkan oleh Russel H.Colley. Metode DAGMAR itu sendiri dapat dilihat di bawah ini. Ketidak Sadaran (Unaware) Kesadaran (Aware) Pemahaman dan Citra (Comperehensive and Image) Sikap (Attitude) Tindakan (Action) Gambar 2.3 Metode DAGMAR Sumber: Rhenald kasali (2006: 202) Bagian pertama dalam metode DAGMAR di atas menjelaskan bahwa ketidak sadaran konsumen terhadap sebuah produk membuat fungsi E-PR sangatlah penting dalam melakukan strategi-strategi nya agar pasar menjadi sadar dengan kebaradaan produk terkait (awareness). Dan dari kesadaran/ awareness inilah akan muncul pemahaman tentang keberadaan produk tersebut dan muncullah opini publik yang membentuk citra produk tersebut di masyarakat apakah positif atau negatif, dan setelah itu barulah muncul dari publik apakah suka atau tidak suka (sikap/ attitude) yang berlanjut ke tindakan untuk secara sadar atau tidak sadar mengingat merek tersebut dan secara sadar atau tidak sadar pula 30 menggunakan produk tersebut atau tidak dan berlanjut ke tindakan untuk merekomendasikan merek tersebut ke sekelilingnya karena merek tersebut sudah terpaku di pikirannya. 2.2.4.5 Proses Membangun Brand Awereness Menurut Darmadi D.Sugianto, Tony Sijintak (2004: 55), brand awereness dapat ditempuh dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Pesan yang disampaikan harus mudah dingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya. b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk meningkatkan merek c. Jika produk memiliki symbol, hendaknya symbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya d. Perluasan nama merek dapat dipakai dengan memakai suatu isyarat sesuai kategori produk, merek atau keduanya e. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan lebih susah dibandingkan melakukan pengenalan 2.2.5 Pengaruh E-PR Terhadap Brand Awareness E-PR adalah satu-satunya cara untuk membangun brand di dunia maya, mengingat internet telah menghadirkan dunia maya disamping dunia nyata, demikian yang dikatakan oleh David Philips dan Philip Young dalam mendefinisikan E-PR dalam buku Online Public Relations. Begitu juga didukung oleh Watson & Noble (2007: 198) dalam buku Etika PR dan E-PR yang berpendapat bahwa PR online sebagai suatu cara 31 untuk mempersuasi publik untuk memiliki pendapat positif tentang organisasi dengan merubah awareness dan sikap publik. Dan didukung dengan pendapat menurut Bob Julius Onggo dalam bukunya Cyber Public Relations yang mengungkapkan strategistrategi E-PR/ Cyber Public Relations (kata-kata E-PR yang dipakai oleh Bob Julius Onggo) dalam meningkatkan brand di publik. Sehingga dari teori-teori yang diungkapkan oleh para ahli penulis menyimpulkan adanya pengaruh strategi E-PR terhadap peningkatan brand awereness yang akan diteliti dalam penelitian ini. 2.3 Kerangka Pikir Menurut J.C Seidel, 2011: hal 7 Public Relations adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (itikad baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas, ke dalam mengadakan analisis, sedangkan ke luar memberikan pernyataan-pernyataan. E-PR yang mana adalah bagian dari Brand humas/ kesanggupan PR merupakan kunci kemampuan Humas mengembangkan hubungan dari dalam dengan awareness pembeli adalah seorang untuk calon mengenali, mengingat kembali suatu merek publik (Menurut Profesor Marketing UK sebagai bagian dari Peter Doyle, 2002: hal 274) kategori produk tertentu. suatu E-PR adalah satu-satunya cara untuk membangun brand di dunia maya, mengingat internet telah menghadirkan dunia maya disamping dunia nyata, demikian yang dikatakan oleh David Philips and Philip Young dalam mendefinisikan E-PR dalam buku Online Public Relations. 32 Indikator keberhasilan untuk mengetahui Pengaruh Strategi E-PR Terhadap Peningkatan Brand Awareness VibizNews 1. Website Resmi 1. Unaware 2. Publisitas Situs Pencari (Google/ 2. Aware Yahoo 3. Press Release Online 3. Pemahaman dan Citra (Comperehensive and Image) 4. Kartu Nama Elektronik 4. Sikap (Attitude) 5. Mailing list 5. Tindakan (Action) 6. Forum Riset Kuantitatif Dengan Metode Survei Setuju Sangat Kurang Setuju Netral Tidak Setuju Setuju Kurang/ Tidak Efektif Efektif Strategi E-PR berpengaruh terhadap Strategi E-PR tidak berpengaruh peningkatan brand awereness terhadap peningkatan brand awereness Gambar 2.4 Kerangka Pikir Sumber: Data Primer yang diolah