tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada anak usia

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN
GIZI PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)
DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI
PAPAHAN TASIKMADU
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III
Kebidanan
Disusun Oleh :
GEJORA INAYA MUNTARINA
NIM. B10 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN
GIZI PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI
KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI
PAPAHAN TASIKMADU
TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
GEJORA INAYA MUNTARINA
NIM B10 022
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Karya Tulis Ilmiah Program D III Kebidanan
Pada tanggal : 18 Juli 2013
PENGUJI I
(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT., M.Kes)
NIK. 200580012
PENGUJI II
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada
Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan
Tasikmadu”.Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Ibu Sumini, S.Pd, selaku pengelola Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan
Tasikmadu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data.
4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv4
5
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, April 2013
Penulis
v
6
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Gejora Inaya Muntarina
B10 022
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA
ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI KELOMPOK BERMAIN
SEKAR MELATI PAPAHAN TASIKMADU
TAHUN 2013
xiv + 54 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Target utama MDGs dalam hal menurunkan angka kematian
anak adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara
tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian balita
pemerintah mempunyai target menurunkan prevalensi gizi buruk menjadi <3,5%
dan gizi kurang <15% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu pada tanggal 17 Oktober
2012 terhadap 5 orang Ibu didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan Ibu
tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan, Tasikmadu masih kurang.
Tujuan : adalah untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada
Anak Usia Toddler (1-3 tahun) pada tingkatan baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis Penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi
penelitian diambil di Kelompok Bermain Sekar Melati pada bulan Maret 2013.
Jumlah populasi sebanyak 30 ibu dan sampel sebanyak 30 responden, dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data menggunakan
analisisunivariat.
Hasil Penelitian : Dari penelitian didapatkan hasil 6 ibu (20,0%) termasuk dalam
tingkat pengetahuan baik, Sebagian besar ibu yaitu 21 ibu (70,0%) termasuk
dalam tingkat pengetahuan cukup, dan sejumlah 3 ibu (10,0%) termasuk dalam
tingkat pengetahuan kurang.
Kesimpulan : Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas tingkat
pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun)
pada tingkat cukup yang berjumlah 21 ibu (70,0%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Anak Usia Toddler, Kebutuhan Gizi pada Anak
Usia Toddler
Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2003 s/d 2012)
vi
vi
7
MOTTO
v Kebenaran itu adalah dari Tuhan, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang ragu ( Al-Baqarah : 147).
v Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak
seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah
SWT maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah
itu. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Fatir : 2).
v Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan
seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya
(Albert Einstein).
v Jangan jadikan suatu kegagalan sebagai alasan untuk takut mengalaminya
kembali sehingga tak mau mencoba lagi, tapi lihatlah kegagalan sebagai
kesuksesan mengetahui cara yang salah.
v Jangan pernah berhenti belajar dan ingin tahu, jadikan ilmu sebagai penerang
dalam mengejar impianmu. Awali setiap langkahmu dengan senyum dan
do’a.
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis
ilmiah ini penulis persembahan :
v Bapak dan ibu tercinta, yang telah menjadi
inspirasi utama, terima kasih atas doa restu
dan cinta kasih yang selalu membimbing
disetiap waktu.
v Adikku tercinta yang telah memberikan
support.
v Keluarga besar yang telah banyak
memberikan
dukungan
dan
kasih
sayangnya selama ini.
v Ibu Dheny Rohmatika, S. ST, terimakasih
atas kritik, saran dan bimbingannya demi
kemajuan Karya Tulis Ilmiah ini.
v Sahabat–sahabatku tercinta, terimakasih
atas kebersamaan dan dukungan selama ini.
v Teman-teman seperjuangan yang telah
memberi support.
v Almamater tercinta STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
vii
8
CURICULUM VITAE
Nama
: Gejora Inaya Muntarina
Tempat / Tanggal Lahir
: Karanganyar, 26 Mei 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Pokoh Rt. 02/VII, Ngijo, Tasikmadu, Karanganyar,
Jawa Tengah
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 03 Papahan, Tasikmadu
LULUS TAHUN 2004
2. SMP N 1 Karanganyar, Karanganyar
LULUS TAHUN 2007
3. SMA N 1 Karanganyar, Karanganyar
LULUS TAHUN 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta ANGKATAN 2010/2011
viii
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 5
F. Sistematika Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ....................................................................................... 8
1. Pengetahuan ..................................................................................... 8
ix
10
a. Pengertian Pengetahuan ............................................................. 8
b. Tingkatan Pengetahuan .............................................................. 8
c. Sumber-sumber Pengetahuan ..................................................... 9
d. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................. 9
e. Cara Memperoleh Pengetahuan ............................................... 13
f. Pengukuran Pengetahuan ......................................................... 16
2. Anak Usia Toddler .......................................................................... 16
a. Pengertian Anak Usia Toddler .................................................. 16
b. Batasan Anak Usia Toddler ...................................................... 17
c. Tahap Perkembangan Anak Usia Toddler ................................ 17
d. Karakteristik Umum Perkembangan Anak Usia Toddler ......... 18
e. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Toddler ... 19
3. Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler ...................................... 20
a. Pengertian Gizi ......................................................................... 20
b. Tujuan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Usia Toddler .......... 21
c. Manfaat Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Usia Toddler ........ 21
d. Kebutuhan Gizi Anak Usia Toddler.......................................... 22
e. Penyiapan menu Anak Usia Toddler ........................................ 29
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 31
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33
x
11
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 34
D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
F. Variabel Penelitian ............................................................................... 40
G. Definisi Operasional ............................................................................. 41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 42
I. Etika Penelitian .................................................................................... 45
J. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ................................................................................. 47
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 48
C. Pembahasan .......................................................................................... 49
D. Keterbatasan ......................................................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 53
B. Saran ..................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 31
Gamber 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 32
xii
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................... 37
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 41
Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi ......................... 48
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia
Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati .................................. 48
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5
Surat Jawaban Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6
Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8
Surat Permohonan Responden
Lampiran 9
Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10
Kuesioner Penelitian
Lampiran 11
Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
Lampiran 12
Uji Validitas
Lampiran 13
Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14
Hasil Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 15
Uji Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 16
Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 17
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa dapat dikatakan semakin maju jika tingkat pendidikan
penduduknya tinggi, derajat kesehatannya tinggi, usia harapan hidupnya
panjang, dan pertumbuhan fisiknya optimal. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan berkelanjutan merupakan tujuan pembangunan
nasional. Tujuan utama pembangunan nasional kemudian direalisasikan
dalam tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals
(MDGs). Target utama MDGs dalam hal menurunkan angka kematian anak
adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara
tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian balita
pemerintah mempunyai target menurunkan prevalensi gizi buruk menjadi
<3,5% dan gizi kurang <15% (Depkes RI, 2010).
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal mana merupakan faktor
kunci dalam keberhasilan pembangunan suatu bangsa (Almatsier, 2009).
Secara nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi (berat
badan menurut umur) pada balita dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9%
tahun 2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4%
pada tahun 2007 menjadi 4,9% tahun 2010. Tidak terjadi penurunan pada
1
2
prevalensi gizi kurang, yaitu tetap 13,0%. Prevalensi pendek pada balita
adalah 35,7%, menurun dari 36,7% pada tahun 2007. Penurunan terutama
terjadi pada prevalensi balita pendek yaitu dari 18,0% tahun 2007 menjadi
17,1% tahun 2010. Sedangkan prevalensi balita sangat pendek hanya sedikit
menurun yaitu dari 18,8% tahun 2007 menjadi 18,5% tahun 2010. Penurunan
juga terjadi pada prevalensi anak kurus, dimana prevalensi balita sangat kurus
menurun
dari
13,6%
tahun
2007
menjadi
13,3%
tahun
2010
(Depkes RI, 2010). Menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan.
Terbagi dalam usia 0-3 tahun (infancy toddlerhood), usia 3-6 tahun (early
childhood) dan usia 6-12 tahun (middle childhood).
Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan inteligensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
(Adriani dan Wirjatmadi, 2012)
Terdapat beberapa masalah gizi terutama pada anak yang dapat
mengganggu perkembangan optimal fisik dan mental anak (Arisman, 2004).
Sementara orang tua terkadang tidak tahu mengapa anaknya yang sehat harus
ditimbang setiap bulan. Oleh karena itu, pendidikan orang tua merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat pengetahuan seseorang.
Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pemberian gizi yang baik,
3
bagaimana menjadi kesehatan anaknya. Pendidikan ibu sangat berperan
penting karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan gizi anaknya,
karena dengan mengetahui gizi maka diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui
pertambahan berat badan/gizi balita setiap bulan (Almatsier, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan ibu
tentang kebutuhan gizi pada anak usia toddler (1-3 tahun) yang dilaksanakan
pada tanggal 17 Oktober 2012 di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan
Tasikmadu didapatkan hasil secara keseluruhan murid Kelompok Bermain
Sekar Melati Papahan Tasikmadu berjumlah 30 murid. Dari 10 ibu dari 10
murid yang berhasil diwawancarai, ibu yang memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 5 ibu (50%), ibu yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 ibu
(30%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (20%). Hal ini
menunjukkan masih kurangnya pengetahuan ibu.
Berdasarkan latar belakang diatas, dengan diketahuinya beberapa ibu
yang masih belum paham tentang kebutuhan gizi pada anak usia 1-3 tahun,
diharapkan dapat lebih mempelajari tentang kebutuhan gizi pada anak usia 13 tahun agar dapat memberikan asupan nutrisi yang tepat bagi anak. Dan
apabila ibu kurang paham tentang kebutuhan gizi pada anak usia 1-3 tahun,
pelaksanaannya dapat mengganggu perkembangan optimal fisik dan mental
anak sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3
Tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu Tahun 2013.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka perumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Kelompok Bermain
Sekar Melati Papahan Tasikmadu Tahun 2013 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada
Anak Usia Toddler 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan
Tasikmadu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya.
2. Bagi penulis
a. Mendapatkan pengalaman nyata dari kegiatan penelitian dan dalam
membuat karya tulis.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah
dengan di lapangan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
khususnya Gizi pada Balita bagi pembaca dan juga menjadi masukan
untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan survei yang telah penulis lakukan belum ada penelitian yang
dilakukan oleh peneliti tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan
Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) sehingga ini merupakan penelitian
yang pertama.
6
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Karya Tulis ini terdiri dari V BAB yang secara
berurutan meliputi:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, keaslian dan sistematika
penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori tentang pengetahuan (pengertian,
tingkatan perkembangan pengetahuan, sumber pengetahuan, faktor
yang mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
dan cara pengukuran pengetahuan), anak usia Toddler (pengertian,
anak usia Toddler, batasan anak usia Toddler, tahap perkembangan
anak usia Toddler, karakteristik umum anak usia Toddler, tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak usia Toddler), Kebutuhan
Gizi pada anak usia Toddler (pengertian gizi, tujuan pemenuhan
kebutuhan gizi pada anak usia Toddler, manfaat pemenuhan
kebutuhan gizi anak usia Toddler, kebutuhan gizi pada anak usia
Toddler, penyiapan menu pada anak usia toddler), kerangka teori
dan kerangka konsep.
7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika
penelitian.
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan
dan keterbatasan dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dari
menusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa
air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan lain sebagainya) (Taufik, 2007).
b. Tingkatan Perkembangan Pengetahuan
Menurut August Comte 1798-1857 dalam Notoatmodjo (2010),
membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan ke dalam
tahap religius, metafisik, dan ilmiah.
1) Tahap Religius
Tahap ini dimaksudkan dalam tahap pertama maka asas
religilah yang dijadikan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu
merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto).
2) Tahap Metafisik
Dalam tahap kedua ini orang mulai berspekulasi berasumsi,
atau membuat hipotesis-hipotesis tentang metafisik (keberadaan)
8
9
wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma
religi, dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasarkan
postulat metafisika tersebut (hipotetico).
3) Tahap Ilmiah
Tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah, dimana asasasas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi
yang objektif (verifikatif).
c. Sumber-Sumber Pengetahuan
Sumber dari pengetahuan didapat dari penginderaan. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).
d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
10
didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan
pendidikan
dimana
diharapkan
seseorang
dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek
juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek
yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap
objek tersebut.
2) Media Massa/informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non
formal
dapat
memberikan
pengaruh
jangka
pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
11
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga
status
sosial
ekonomi
ini
akan
mempengaruhi
pengetahuan.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk
memperoleh
mengulang
kembali
kebenaran
pengetahuan
pengetahuan
yang
dengan
diperoleh
cara
dalam
12
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman
belajar
dalam
bekerja
yang
dikembangkan
memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman
belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil
keputusan
yang
merupakan
manifestasi
dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak menggunakan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :
a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya.
13
b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang
sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan
dengan
bertambahnya
usia,
khususnya
pada
beberapa
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan
pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ
seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan
bertambahnya usia.
e. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh pengetahuan
adalah :
1) Cara tradisional atau nonilmiah
Cara tradisional yaitu tanpa melalui penelitian ilmiah. Caracara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a) Cara coba salah (trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba kemungkinan ketiga dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
14
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah)
atau metode coba salah (coba-coba).
b) Secara kebetulan
Penemuan kebetulan secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh yang bersangkutan.
c) Cara kebetulan atau otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokok
agama, maupun para ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya
mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan
pengetahuan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang terbaik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan
suatu
cara
untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima
dan
diyakini
oleh
pengikut-pengikut
agama
yang
15
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional
atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran atau berfikir.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sinilah manusia
telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan.
i) Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi
adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus.
2) Cara modern atau cara ilmiah
Cara modern yakni melalui proses penelitian. Cara baru atau
cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
16
penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian
(research methodology).
f. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
Menurut
Riwidikdo
(2010),
pengetahuan
seseorang
dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif,
yaitu :
1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Anak Usia Toddler
a. Pengertian anak usia toddler
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja
(Hidayat, 2005). Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak yang dimaksud dengan anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU tahun 2002).
17
Pengertian toddler menurut National Association For The
Education Of Young Children (NAEYC) ialah anak yang mulai
berjalan sendiri sampai dengan usia tiga tahun.
b. Batasan anak usia toddler
Menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Terbagi
dalam usia 0-3 tahun (infancy toddlerhood), usia 3-6 tahun (early
childhood) dan usia 6-12 tahun (middle childhood). Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari
bayi (0-1 tahun), usia bermain/ toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,55 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun)
(Hidayat, 2005).
c. Tahap perkembangan anak usia toddler
Menurut
Whalley
dan
Wong
dalam
Hidayat
(2005),
perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh
yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Secara
umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah terjadi
peningkatan beberapa organ fisik/ biologis. Sedangkan perkembangan
adaptasi
sosial
dimulai
kemampuan
untuk
bertepuk
tangan,
menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir,
menirukan kegiatan orang, main-main bola atau lainnya dengan orang.
Perkembangan pada tahun kedua pada anak akan mengalami
beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada perkembangan
18
adaptasi sosial mulai membantu keggiatan di rumah, menyuapi
boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba memakai baju.
d. Karakteristik umum perkembangan anak usia toddler
Menurut
teori
perkembangan
psikoseksual
anak
yang
dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam Hidayat (2005), tahap anal
terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan sebagai berikut:
1) Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.
2) Anak akan menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat
narsistik yaitu cinta terhadap diri sendiri dan sagat egoistik.
3) Mulai memperlajari struktur tubuhnya.
Menurut teori perkembangan psikososial anak yang dikemukakan
oleh Erikson dalam Hidayat (2005), tahap kemandirian, rasa malu dan
ragu terjadi pada umur 1-3 tahun (toddler) dengan perkembangan
sebagai berikut:
1) Anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh kembang
seperti motorik dan bahasa.
2) Anak sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan pada tahap
ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua terlalu
melindungi atau tidak memberikan kemandirian atau kebebasan
anak dan menuntut tinggi harapan anak.
19
e. Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler
Tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
menurut
Marmi dan Rahardjo (2012), sebagai berikut:
1) Umur 12-18 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpengangan.
b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.
c) Berjalan mundur 5 langkah.
d) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan
kata “mama”.
e) Menumpuk 2 kubus.
f) Memasukkan kubus di kotak.
g) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau
merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan
atau menarik tangan ibu.
2) Umur 18-24 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
c) Bertepuk tangan, melambai-lambai.
d) Menumpuk 4 buah kubus.
e) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
f) Menggelindingkan bola ke arah sasaran.
g) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
h) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga.
20
i) Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri.
3) Umur 24-36 bulan
a) Jalan naik tangga sendiri.
b) Dapat bermain dan menendang bola kecil.
c) Mencoret-coret pensil pada kertas.
d) Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
e) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
f) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2
benda atau lebih.
g) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta.
h) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
i) Melepas pakaiannya sendiri.
3. Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler
a. Pengertian Gizi
Gizi
adalah
makanan
yang
dapat
memenuhi
kesehatan
(Waryana, 2010). Zat Gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur prosesproses kehidupan (Almatsier, 2009).
21
b. Tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler
Di Indonesia, faktor gizi di samping faktor-faktor lain dianggap
penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan
dengan
pengembangan
sumber
daya
manusia
berkualitas
(Almatsier, 2009). Makanan memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Marmi dan Rahardjo, 2012).
Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2012), untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal maka pemenuhan gizi disesuaikan
dengan usianya.
c. Manfaat pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Todller
Menurut Almatsier (2009), makanan sehari-hari yang dipilih
dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi
dalam tubuh yaitu:
1) Memberi energi
Zat-zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak
dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh
karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara
dan menggantikan sel-sel yang rusak.
22
3) Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur
proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel.
Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam prosesproses oksidasi. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di
dalam tubuh.
d. Kebutuhan gizi pada anak usia Toddler
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia toddler sebaiknya
penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosanan, berikan
susu dan makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran
dan buah-buahan. Pada anak usia toddler juga perlu makanan padat
sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat (Hidayat, 2005).
Menurut Almatsier (2009), kebutuhan gizi pada batita diantaranya
energi, protein, lemak, air, hidrat arang, dan vitamin mineral.
1) Energi
Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein,
lemak, dan karbohidrat. Dianjurkan agar jumlah energi yang
diperlukan didapat dari 50-60% karbohidrat, 25-35% lemak,
sedangkan selebihnya 10-15% berasal dari protein.
2) Protein
Angka kecukupan protein yang dianjurkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 25 g/kg
BB. Semua protein hewani kecuali gelatin, merupakan protein
23
komplit dengan nilai biologi tinggi dan bermutu tinggi. Sebagian
besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacangan
lain merupakan protein tidak komplit. Campuran dua jenis protein
nabati dan penambahan sedikit protein hewani ke protein nabati
akan menghasilkan protein bermutu tinggi dengan harga relatif
rendah.
3) Air
Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak
karena bagian terbesar dari tubuh terdiri atas air, kehilangan air
melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak lebih besar daripada
orang dewasa. Kebutuhan air sehari pada anak usia 12 bulan
adalah 120-135 ml/kg BB dan pada anak usia 2-3 tahun adalah
115-125 ml/kg BB. Di samping sumber air yang nyata berupa air
dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung air.
Sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air,
sedangkan daging, ayam dan ikan sampai 70-80%.
4) Lemak
Asam lemak esensial atau asam lemak yang dubutuhkan tubuh
diperlukan untuk pertumbuhan janin dan bayi, karena pada periode
inilah terjadi pertumbuhan paling cepat sel-sel tubuh. Kebutuhan
lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20%
energi total berasal dari lemak. Masukan lemak setelah umur 6
24
bulan sebanyak 30-35% dari jumlah energi seluruhnya masih
dianggap normal, akan tetapi seharusnya tidak lebih rendah.
5) Hidrat Arang
Pada ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40-50%
kandungan kalori berasal dari hidrat arang terutama laktosa.
Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tumbuh sebagai
sumber energi, dan tidak ada ketentuan tentang kebutuhan
minimal karbohidrat, karena glukosa dalam sirkulasi dapat
dibentuk dari protein dan gliserol. Gula yang terdapat dalam
minuman manis, selai, kue, gula-gula dan cokelat harus dibatasi
dan tidak melebihi 10% dari jumlah energi. Monosakarida dan
disakarida lainnya terdapat dalam buah-buahan dan susu serta
produk susu. Buah, susu dan produk susu merupakan sumber
vitamin dan trace element untuk anak yang sedang tumbuh.
6) Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin untuk batita digunakan untuk :
a) Vitamin A berfungsi bagi pembentukan dan pemeliharaan selsel epitel, membantu pertumbuhan, pembentukan tulang dan
gigi, memelihara kekebalan. Angka kecukupan vitamin A
menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk
anak usia 1-3 tahun adalah 400 RE/kg BB. Untuk mencegah
kekurangan vitamin A pada anak usia bawah lima tahun
dianjurkan pemberian vitamin A takaran tinggi 200.000 SI
25
selama 4-6 bulan sekali. Sumber vitamin A adalah hati, kuning
telur, susu (di dalam lemkanya) dan mentega.
b) Vitamin
B1
berfungsi
untuk
metabolisme karbohidrat,
pertumbuhan, nafsu makan normal, pencernaan dan fungsi
saraf. Angka kecukupan vitamin B1 menurut Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun
adalah 0,5 mg/kg BB. Sumber utama vitamin B1 di dalam
makanan adalah serealia tumbuk/ setengah giling, di Indonesia
serealia yang dimakan sebagai makanan pokok adalah beras.
Sumber vitamin B1 lain adalah kacang-kacangan, termasuk
sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa
lemak, unggas, ikan dan kuning telur.
c) Vitamin B2 berperan dalam metabolisme energi, pernafasan,
pertumbuhan, penglihatan dan kesehatan kulit. Angka
kecukupan vitamin B2 menurut Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 0,5 mg/kg
BB. Vitamin B2 terdapat luas di dalam makanan hewani dan
nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati, daging dan sayuran
berwarna hijau.
d) Vitamin B6 berfungsi dalam pembentukan sel-sel darah merah
dan dalam proses pertumbuhan. Angka kecukupan vitamin B6
menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk
anak usia 1-3 tahun adalah 0,5 mg/kg BB. Sumber vitamin B6
26
paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum,
hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang dan
pisang. Susu, telur, sayur dan buah mengandung sedikit
vitamin B6.
e) Vitamin C berperan dalam peyembuhan luka, kekebalan,
pembentukan tulang dan mencegah reaksi alergis. Vitamin C
juga membantu absorbsi kalsium, meningkatkan daya tahan
terhadap infeksi dan dapat mencegah serta menyembuhkan
kanker. Angka kecukupan vitamin C menurut Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun
adalah 40 mg/kg BB. Vitamin C pada umumnya hanya
terdapat di dalam pangan nabati yaitu sayur dan buah terutama
yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria,
dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran
daun-daunan dan jenis kol.
f) Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi
vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Makanan
hewani merupakan sumber utama vitamin D yaitu kuning
telur, hati, krim, mentega dan minyak hati-ikan. Vitamin D
berfungsi
mengatur
kadar
kapur
dan
fosfor,
untuk
pertumbuhan serta perkembangan ttulang dan gigi. Angka
kecukupan vitamin D menurut Widyakarya Nasional Pangan
27
dan Gizi (2004), untuk anak umur 1-3 tahun adalah 5µg/kg
BB.
g) Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil
serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang
membelah. Angka kecukupan vitamin E menurut Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun
adalah 6 mg/kg BB. Sumber utama vitamin E adalah minyak
tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan
biji-bijian. Sayuran, buah-buahan, daging, unggas, ikan dan
kacang-kacangan merupakan sumber vitamin E yang baik.
h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protombin yang
berarti penting dalam proses pembekuan darah. Angka
kecukupan vitamin K menurut Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 15 µg/kg
BB. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna
hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin
hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya.
Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam
jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buahbuahan, dan sayuran lain.
28
i) Vitamin digolongkan sebagai vitamin larut dalam lemak
(ADEK) dan vitamin larut dalam air yaitu vitamin B
Kompleks (B1, B2, B6, asam folat, dan B12) dan vitamin C.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Adapun
kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan saat usia
batita adalah :
a) Zat besi sebagai transportasi oksigen dalam darah. Besi juga
terlibat dalam proliferasi sel, produksi dan pembuangan
radikal bebas oksigen, kegiatan hormon sistemik dan beberapa
aaspek kekebalan tubuh. Angka kecukupan besi menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia
1-3 tahun adalah 8 mg/kg BB. Sumber baik besi adalah
makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik
lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
b) Iodium ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk
mensintesis
triiodotironin.
hormon
tiroksin,
Hormon-hormon
tetraiodotironin
ini
diperlukan
dan
untuk
pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental manusia.
Angka kecukupan iodium yang dianjurkan oleh Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun
29
adalah 120 mg/kg BB. Laut merupakan sumber utama iodium.
Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, dan kerang
serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik.
c) Seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan
ikat dan penyembuhan luka. Angka kecukupan seng menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia
1-3 tahun adalah 8,3 mg/kg BB. Sumber paling baik adalah
sumber protein hewani terutama daging, hati, kerang dan telur.
Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber
yang baik.
e. Penyiapan menu pada anak usia toddler
Setelah anak berumur satu tahun, menu makanannya harus
bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia
(bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Anak
berumur 1½-2 tahun biasanya telah mempunyai geraham sehingga
dapat diberikan makanan biasa seperti pada orang dewasa. Untuk anak
1-3 tahun, jadwal pemberian makanan tidak berbeda, kecuali masih
diperlukan waktu khusus untuk pemberian makan, terpisah dari waktu
makan keluarga (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
30
Menurut Sulistyoningsih (2012), anjuran makanan satu hari untuk
golongan umur 1-3 tahun sebagai berikut:
1) Nasi 450 gram atau padanannya (225 gram beras)
2) Ikan 25 gram atau padanannya (setengah potong sedang)
3) Tempe 50 gram atau padanannya (2 potong sedang)
4) Sayur 100 gram atau padanannya (1 gelas setelah dimasak dan
ditiriskan)
5) Buah 100 gram atau padanannya (3 buah sedang pisang ambon)
6) Susu 200 cc (1 gelas)
31
B. Kerangka Teori
Sumber
Pengetahuan
Penginderaan :
Anak Usia Toddler :
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Penciuman
4. Rasa dan raba
Pengetahuan
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Media massa
1. Pengertian anak
usia Toddler
2. Batasan anak
usia Toddler
3. Tahap
perkembangan
anak usia
Toddler
4. Karekteristik
umum anak usia
Toddler
5. Tahap
pertumbuhan dan
perkembangan
anak usia
Toddler
3. Sosial budaya
dan ekonomi
Kebutuhan Gizi pada
anak usia Toddler :
1. Pengertian gizi
2. Tujuan
pemenuhan
kebutuhan gizi
pada anak usia
Toddler
3. Manfaat
pemenuhan
kebutuhan gizi
pada anak usia
Toddler
4. Kebutuhan gizi
pada anak usia
Toddler
5. Penyiapan menu
pada anak usia
toddler
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Menurut Notoatmodjo (2010)
32
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Kebutuhan Gizi Pada
Cukup
Anak Usia Toddler
Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif.
Metode
penelitian
deskriptif
adalah
penelitian
yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka-angka
(Arikunto, 2010).
Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan
terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu
populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi
penelitian
adalah
lokasi
dilakukan
penilitian
(Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Sekar Melati
Papahan Tasikmadu.
33
34
2. Waktu
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian.
Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah seluruh ibu dari murid
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu yang berjumlah 30
ibu.
2. Sampel
Sampel
adalah
sebagian
atau
wakil
populasi
yang
diteliti
(Arikunto, 2010). Menurut Arikunto (2006), besarnya sampel yang harus
diambil, apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik di ambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika
jumlah subjeknya lebih dari 100 bisa di ambil 10-15% atau 20-25% atau
lebih tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
35
c. Besar kecilnya resiko yang diambil peneliti.
Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh ibu dari murid
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu serjumlah 30 ibu.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011).
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
sampling jenuh.
Teknik pengambilan sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua
anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010).
a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010).
Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah kuesioner. Dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
36
b. Bentuk Kuesioner
Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu.
Kuesioner ini menggunakan pilihan “Ya” atau “Tidak”. Pertanyaan
dalam kuesioner ini menggunakan pertanyaan favorabel atau
pertanyaan positif yang berjumlah 21 soal dan pertanyaan unfavorabel
atau pertanyaan negatif yang berjumlah 9 soal, sehingga apabila
responden menjawab dengan benar maka mendapat skor 1, dan jika
menjawab dengan salah mendapat skor 0 (Notoatmodjo, 2003).
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini valid atau
reliabel, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian. Uji validitas dan
reliabilitas kuesioner Karya Tulis Ilmiah telah dilakukan di PAUD
‘Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh, Ngijo Tasikmadu kepada 30 orang ibu.
c. Kisi-Kisi Soal Kuesioner
Dalam instrumen penelitian ini ada 30 soal tentang pengertian gizi,
tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia Toddler, manfaat
pemenuhan kebutuhan gizi anak usia Toddler, kebutuhan gizi pada
anak usia Toddler, dan penyiapan menu pada anak usia toddler.
37
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak
Usia Toddler (1-3 tahun)
Variabel
Sub Variabel
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Tentang
Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia
Toddler (1-3 tahun)
1. Pengertian
2. Tujuan
pemenuhan gizi
pada anak usia
toddler
3. Manfaat
pemenuhan gizi
pada anak usia
toddler
4. Kebutuhan gizi
pada anak usia
toddler
5. Penyiapan menu
pada anak usia
toddler
No.Item
Favorabel
1, 4, 14
12, 16, 22, 24
No.Item
Unfavorabel
11
7
Jumlah
Soal
4
5
6, 10, 18, 21
23
5
2, 8, 9, 19, 20,
26
13
7
3, 5, 25
15, 17
5
Jumlah
26
2. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Suatu
instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus
product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel.
Rumus product moment adalah:
38
rxy
N . XY - X. Y
{N X 2
2
X }{N Y 2 -
2
Y }
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah suatu item pertanyaan valid, maka angka
korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pertanyaan
dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dengan taraf signifikansi 0,05 dan rtabel
0,361 (Arikunto, 2010).
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di PAUD
‘Aisyiyah Mutiara Hati Pokoh, Tasikmadu, kepada 30 ibu dari murid
yang berusia 1-3 tahun, didapatkan hasil dari 30 pertanyaan diperoleh 26
pertanyaan yang valid sedangkan yang tidak valid berjumlah 4
pertanyaan, yaitu pertanyaan no 2, 14, 19 dan 23 sehingga harus
dihilangkan. Dengan demikian alat yang digunakan ini valid dengan hasil
rhitung > rtabel.
3. Uji Reliabilitas
39
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,
2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus
Spearman Brown (Hidayat, 2011). Adapun rumus Spearman Brown
adalah sebagai berikut:
r11
2.rb
1 rb
Keterangan:
r11
: Koefisien Reliabilitas Internal seluruh item
rb
: Korelasi product moment antara belahan
Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel product moment. Jadi
apabila r11 > rtabel berarti reliabel, dan apabila r11 > rtabel tidak reliabel,
dengan taraf signifikasi 0,05, rtabel 0,364 dan dk: n-2 (Hidayat, 2011).
Setelah dilakukan uji reliabilitas di PAUD ‘Aisyiyah Mutiara Hati
Pokoh, Tasikmadu diperoleh nilai Spearman Brown sebesar 0,879
sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.
40
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu dari
murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu, kemudian
menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi
kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh
peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian (Hidayat, 2007).
Data primer pada penelitian yang dilakukan adalah data dari hasil
pemberian kuesioner kepada ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar
Melati Papahan Tasikmadu sehingga didapatkan hasil berupa identitas
responden dan diketahui tingkat pengetahuan responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang
atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang
digunakan berasal dari studi pendahuluan.
Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh berupa
data jumlah ibu, umur, pendidikan, pekerjaan ibu dari anak di Kelompok
Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu.
41
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
penelitian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapat, penyakit dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3
tahun).
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2011). Definisi operasional pada penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:
42
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian
Nama Variabel
1.
Tingkat
pengetahuan
Ibu tentang
Kebutuhan
Gizi Pada
Anak Usia
Toddler (1-3
tahun)
Pengertian
Hasil Ukur
Alat
Ukur
Segala sesuatu
1. Baik
: Bila nilai Kuesioner
yang diketahui
responden
yang
ibu tentang
diperoleh (x) > mean + 1
Kebutuhan Gizi
SD
: Bila nilai
Pada Anak Usia 2. Cukup
Toddler (1-3
responden mean -1 SD ≤
x ≤ mean + 1 SD
tahun)
3. Kurang : Bila nilai
responden
yang
diperoleh (x) < mean – 1
SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahaptahap antara lain:
a. Penyuntingan (Editing)
Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
penyuntingan
ini
adalah
memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dilakukan responden, dengan
memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu:
1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.
2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.
3) Mengecek macam isian data.
b. Pengkodean (Coding)
Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang
dilakukan memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika
Skala
Ordinal
43
akan menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (Data Entry)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu
kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersih Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Perhitungan dalam
penelitian ini menggunakan teknik komputerisasi dengan program SPSS
for windows.
Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu ditunjukkan dengan prosentase dengan keterangan
sebagai berikut:
44
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean -1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean -1 SD
Nilai rata-rata (mean) diperoleh dari menjumlahkan semua data yang
ada kemudian membagi dengan jumlah data yang ada sehingga notasi
statistik untuk mencari mean adalah:
xi
n
X
Keterangan:
X
: Rata-rata (mean)
xi
: Besaran/nilai dari data
n
: Jumlah data
Standar Deviasi adalah simpangan baku, artinya seberapa data tersebut
menyimpang dari rata-ratanya. Rumus simpangan baku adalah sebagai
berikut:
SD =
(X i X )2
( n 1)
Keterangan:
SD
: Simpangan baku
xi
: Besaran/nilai data
n
: Jumlah data
Skor prosentase sering digunakan untuk merubah skor mentah menjadi
kategori misalnya dalam kategori baik, cukup dan kurang. Prosentase ini
45
sering digunakan dalam analisis deskriptif tingkat pengetahuan. Adapun
rumus untuk memperoleh skor prosentase adalah:
SkorPr osentase
I.
Skor yang diperolehresponden
1000 0
10
Total skor m aksim umyang seharusnyadiperoleh
Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011), etika penelitian merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang
harus diperhatikan antara lain:
1. Informed Concent
Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2. Anonymity (tanpa nama)
Merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
46
3. Kerahasiaan hasil (confidentiality)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Kegiatan
Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ini terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan,
Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu adalah
sebuah lembaga pendidikan non formal yang berada di desa Papahan
kecamatan Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati merupakan PAUD
terpadu yang didalamnya ada lembaga TK, yaitu TK Papahan 03 yang terdiri
dari kelompok A yang didalamnya anak didik yang berumur 4-5 tahun,
kelompok B anak didik berumur 5-6 tahun. Jumlah anak didiknya untuk
tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 30 dan jumlah pengajar sebanyak 5 guru.
Kelompok Bermain Sekar Melati terdiri dari 1 ruang pengelola,1 ruang
kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang bermain didalam, 3
ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) dan 1 ruang sebagai area
(area balok, area musik, area keluarga, area masak, area olah raga dan area
baca tulis), Selain itu ruang bermain berada diluar dan alat bermainnya
bermacam-macam. Sehingga
di sekolah tercipta suasana bermain sambil
belajar dan belajar seraya bermain karena dalam belajar anak didampingi oleh
guru yang sudah berpengalaman dan dengan latar pendidikan di bidang
PAUD.
47
48
B. Hasil Penelitian
Berikut ini tabel hasil analisis Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati
Papahan, Tasikmadu.
1. Tabel Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.1
Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi berdasarkan SPSS
Variabel Penelitian
Mean ( X )
Standar Deviasi (SD)
Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Tentang Kebutuhan Gizi Pada
Anak Usia Toddler
Sumber : Data Primer
22,833
1,510
2. Tabel Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia
Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Toddler di
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu.
No
Tingkat Pengetahuan
1
2
3
Jumlah
Sumber : Data Primer
Baik
Cukup
Kurang
Frekuensi
Prosentase (%)
6
21
3
30
20,0
70,0
10,0
100,0
Dengan demikian, tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi pada
Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu,
yang berpengetahuan baik sebanyak 6 ibu (20,0%), yang berpengetahuan
cukup sebanyak 21 ibu (70,0%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu
49
(10,0%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat
pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan,
Tasikmadu pada tingkat cukup, yaitu sebanyak 21 ibu (70,0%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papapahan,
Tasikmadu yang berpengetahuan baik sebanyak 6 ibu (20,0%), yang
berpengetahuan cukup sebanyak 21 ibu (70,0%), yang berpengetahuan
kurang sebanyak 3 ibu (10,0%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar
Melati Papapahan, Tasikmadu pada tingkat cukup yaitu sebanyak 21 ibu
(70,0%).
Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa
alam
dan
sebagainya
(Notoatmodjo,
2010).
Adapun
faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain : pendidikan, media
massa/informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, usia
(Notoatmodjo, 2007).
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan (Waryana, 2010).
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak (Marmi dan Rahardjo, 2012).
50
Menurut Almatsier (2009), makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik
akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberi
energi, sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, dan mengatur
proses tubuh.
Menurut Almatsier (2009), kebutuhan gizi pada batita diantaranya energi,
protein, lemak, air, hidrat arang, dan vitamin mineral. Kebutuhan vitamin
untuk batita berupa vitamin larut dalam lemak (ADEK) vitamin A, vitamin D,
vitamin E, vitamin K dan vitamin B kompleks (vitamin B1, vitamin B2,
vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12) dan vitamin C. Mineral merupakan
bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi
tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Adapun kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan
saat usia batita yaitu zat besi, iodium, dan seng.
Setelah anak berumur satu tahun, menu makanannya harus bervariasi
untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia
(bubur beras, roti),
daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Anak berumur 1½-2 tahun biasanya
telah mempunyai geraham sehingga dapat diberikan makanan biasa seperti
pada orang dewasa. Untuk anak 1-3 tahun, jadwal pemberian makanan tidak
berbeda, kecuali masih diperlukan waktu khusus untuk pemberian makan,
terpisah dari waktu makan keluarga (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
51
Kategori tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada anak usia
toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu pada tingkat
cukup yaitu sebanyak 21 ibu (70,0%). Dilihat dari kuesioner, sebagian besar
kesalahan responden dalam pengertian gizi, penyiapan menu pada anak usia
toddler, tujuan pemenuhan gizi pada anak usia todller, dan kebutuhan air
untuk anak usia toddler. Kategori tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan
gizi pada anak usia toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan
Tasikmadu pada tingkat cukup kemungkinan dipengaruhi oleh informasi dan
pengalaman responden. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
didapatkan responden tentang pemenuhan gizi anak usia toddler. Dan
kurangnya pengalaman dari setiap responden yaitu pengalaman responden
yang sudah pernah memiliki anak berbeda dengan yang baru pertama kali
mendapatkan pengalaman dalam memberikan asupan nutrisi pada anak. Bila
seseorang banyak memperoleh informasi maka orang tersebut memiliki
pengetahuan baik dan berwawasan lebih luas. Sedangkan semakin banyak
pengalaman seseorang maka pengetahuannya semakin luas.
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Kendala
dalam
penelitian
ini
adalah
peneliti
tidak
dapat
mengumpulkan responden secara bersama-sama sehingga peneliti harus
mencari waktu untuk menemui setiap responden.
52
2. Kelemahan Penelitian
a. Dalam penelitian ini ada kelemahan pada alat (kuesioner) yang
menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal
yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia
Toddler.
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di
Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu maka peneliti mengambil
sampel 30 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan
Tasikmadu dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia
Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu
termasuk dalam kategori baik yaitu 6 ibu (20,0 %).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia
Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu
termasuk dalam kategori cukup yaitu 21 ibu (70,0%).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia
Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu
termasuk dalam kategori kurang yaitu 3 ibu (10,0%).
53
54
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang
Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler di Kelompok Bermain Sekar Melati
Papahan Tasikmadu, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Bagi Responden
Diharapkan dapat lebih mendalami dan menambah informasinya tentang
Kebutuhan Gizi Pada Anak usia toddler (1-3 tahun) agar dapat
memberikan asupan nutrisi yang tepat bagi anak.
2. Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Diharapkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat menambah
literatur ataupun bahan bacaan tentang kebutuhan Gizi pada Anak Usia
Toddler, sehingga dapat memberikan informasi tentang kebutuhan gizi
bagi anak pada orang tua wali murid.
3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan dapat menambah literatur ataupun bahan bacaan tentang
Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Balita dan lebih mengembangkan
penelitian yang lebih lanjut tentang Kebutuhan Gizi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan
variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
55
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M, Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmi Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Available : http : //
www.kesehatananak.depkes.go.id 16 Okt, 2012.
. 2011. Pengertian Anak Usia Toddler. Available : http : //
www.repositori.usu.ac.id 13 Nov, 2012.
Depkumham RI. 2011. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Available : http : // www.depkumham.go.id 13
Nov, 2012.
Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis.
Jakarta : Salemba Medika.
Marmi, Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
NAEYC. 2005. Developmentally Appropriate Practice (DAP). Available : //
www.naeyc.org/DAP 15 Nov, 2012.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
. 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
56
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Taufik, M, 2007. Prinsip-Prinsip Promosi
Keperawatan. Jakarta : CV.Infomedika.
Kesehatan
Dalam
Bidang
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
World Health Organization. 2012. Child Growth Standards And The
Identification Of Severe Acute Malnutrition In Infants And Children.
Available : http : // www.who.int/childgrowth/en/ 13 Nov, 2012.
Download