7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini akan membahas

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang konsep
permasalahan
yang
pengetahuan,
faktor
diangkat,
diantaranya
-
yang
faktor
tentang
mempengaruhi
pengetahuan, tahap tumbuh kembang yang dilewati anak
usia golden age (0 - 5 tahun).
2.1 Pengetahuan
2.1.1
Pengetian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya.
Sebagian
besar
pengetahuan
seseorang
diperoleh melalui indera pendengaran dan indera penglihatan
(Notoatmodjo, 2005)
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan
juga merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang
melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek
(Mubarak, 2007)
7
8
Pengaruh pengetahuan ibu terhadap perkembangan
anak
sangat
pengetahuan
penting,
dan
sebab
ibu
pendidikan
yang
yang
mempunyai
tinggi
akan
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya
(Notoatmodjo, 2005).
2.1.2
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan
yang
tercakup
dalam
kognitif
mempunyai enam aspek :
1. Tahu (Know), tahu merupakan tingkatan paling rendah
dalam domain kognitif. Tahu berarti kemampuan
untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2. Memahami
(comprehension)
Menjelaskan
secara
benar tentang objek yang diketahui serta dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication) merupakan kemampuan untuk
menggunakan rumus-rumus, metode dalam situasi
yang lain.
4. Analisi (analysis) yang merupakan kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu
komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
9
5. Sintesis (sinthesis) yang merupakan kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
ada.
6. Evaluasi (evaluation) yang merupakan terakhir untuk
melakukan evaluasi penilain terhadap suatu materi
(Ngatimin,2000).
2.1.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmojdo, (2010) yaitu :
1. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka dia
akan semakin mudah menerima hal-hal baru sehingga
akan lebih muda juga untuk menyelesaikan hal-hal baru
tersebut
2. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang
lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang
jelas.
3. Budaya
Budaya
sangat
berpengaruh
terhadap
tingkat
pengetahuan seseorang karena informasi-informasi
baru akan disaring kira-kira sesuai dengan tindaknya
kebudayaan yang ada dan agama yang dianut.
10
4. Pengalaman
Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan
pendidikan individu maksudnya pendidikan yang
tinggi, pengalaman yang luas dan umur yang semakin
tua.
5. Sosial Ekonomi
Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada
sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus
dipergunakan semaksimal mungkin.Begitupun dalam
mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada
mereka sesuiakan dengan pendapatan yang ada
(Notoadmojo, 2010).
2.2 Pengertian Pola asuh
Pengasuhan
berasal
dari
kata
asuh
(to
tear)
yang
mempunyai makna menjaga, merawat dan mendidik anak yang
masih kecil. Pada prinsipnya cara pengasuhan anak mengandung
sifat : pengajaran (Instructing), penghargaan (rewarding) dan
pembujukan
(inciting).
Pola
asuh
anak
merupakan
praktek
pengasuhan yang diterapkan kepada anak balita dan pemeliharaan
kesehatan. Pengasuhan adalah suatu tindakan atau interaksi yang
diberikan orang tua kepada anaknya yang berupa melindungi,
11
membimbing, memberikan makan, memberikan kasih sayang dari
bayi anak tumbuh dewasa.
Pada waktu anak belum dapat dilepas sendiri maka semua
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, pakaian, kesehatan dan
lain-lain masih tergantung pada orang lain terkhususnya ibu. Dalam
mengembangkan sumber daya keluarga, peran ibu sebagai
pengasuh
dan
mendidik
anak
di
dalam
keluarga
dapat
mempengaruhi pertumbuhan tumbuh kembang anak. Lingkungan
keluarga terutama ibu atau orang tua bertanggung jawab langsung
terhadap pembinaan kualitas hidup anak sesuai tumbuh kembang
potensinya. Potensi ini menyangkut kesehatan, gizi, maupun
psikososialnya. Untuk dapat melakukan tanggung jawabnya orang
tua di tuntut untuk memelihara kesehatan anak, memberikan
makanan bergizi,
memberikan pendidikan dan mencipatakan
lingkungan psikososial yang kondusif (Kependudukan RI, 2000 &
Sulystryorini,2007).
Pola pengasuhan anak dalam rumah tangga mencakup
beberapa aspek, menurut Eagle dalam Sulystryorini (2007) pola
asuh anak merupakan satu faktor penting dalam terjadinya
gangguan status gizi, yang termasuk pola asuh adalah pemberiaan
ASI, penyedian dan pemberian makanan pada anak, serta
pemberian rasa aman pada anak. Selain itu, perilaku pengasuhan
mencakup empat aspek yaitu (1) Perilaku pengasuhan makanan, (2)
12
perilaku pengasuhan dalam hygiene, (3) Perilaku pengasuhan dalam
psiko sosial, (4) Perilaku pengasuhan dalam kesehatan. Dengan
adanya 4 aspek ini maka kualitas pengasuhan akan berpengaruh
pada tumbuh kembang anak balita.
2.3 Tumbuh Kembang Anak
2.3.1
Pengertian Tumbuh Kembang Anak
Dalam
bukunya
Soejtiningsih
(2002),
tumbuh
kembang berasal dari dua peristiwa yang berbeda yaitu
pertumbuhan dan perkembangan namun keduannya tidak
dapat saling dipisahkan. Pertumbuhan (Growth) berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pounds, kilogram), ukuran
panjang (centimeter, meter). Perkembangan (development)
adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tumbuh kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan,
sebagai
hasil
proses
dari
pematangan.
Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai interaksi dengan lingkungannya (Soejtiningsih,2002).
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi
secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pada semua
dimensi tumbuh kembang terdapat urutan yang jelas dan
dapat diperkirakan tetapi laju perkembangan setiap anak
13
tidak sama. Terdapat variasi yang besar dalam hal usia
pencapaian tahap perkembangannya. Sebagian tumbuh dan
berkembang dengan cepat sedangkan lainnya lambat dalam
mencapai maturasi. Periode usia perkembangan dapat
dimulai dari usia prenatal (konsepsi-lahir), masa bayi (lahir 1 tahun), masa kanak-kanak awal (toddler 1 - 3 tahun dan
prasekolah 3-5 tahun), masa kanak-kanak pertengahan ( 6 12 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (12 - 19 tahun).
Masing-masing periode memiliki tugas perkembangan yang
harus dicapai yaitu serangkaian ketrampilan dan kompetensi
yang harus dikuasai pada tahap perkembangannya, agar
anak
mampu
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungannya (Wong, 2009).
2.3.2
Tahap tumbuh kembang anak
2.3.2.1 Usia infant (0-1 tahun)
Usia infant adalah periode dari kelahiran sampai usia dua
puluh empat bulan. Ini adalah masa ketika anak sangat
tergantung kepada orang tuanya. Banyak aktivitas seperti
perkembangan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor
dan
(Nelson, 2010).
pembelajaran
sosial
baru
mulai
14
2.3.2.2 Usia toddler (1 - 3 tahun)
Masa toddler berada dalam rentang dari masa kanakkanak mulai berjalan sendiri sampai mereka berjalan dan
berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai
36 bulan (Potter & Perry, 2010). Pada masa ini seorang
anak mulai belajar menentukan arah perkembangan
dirinya, suatu fase yang mendasari derajat kesehatan,
perkembangan
kepercayan
emosional,
diri,
derajat
kemampuan
pendidikan,
bersosialisasi,
serta
kemampuan diri seorang anak dimasa mendatang.
2.3.2.3 Usia preschool (3 - 5 tahun)
Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara
tiga sampai lima tahun. Anak usia ini perkembangan lebih
pada
kemandirian
dan
sosialisasi.
Pada
usia
ini
perkembangan motorik, bahasa, kreativitas, sosial, moral
dan emosional mulai terbentuk dan cenderung menetap
sampai usia dewasa (Wong, 2002).
2.3.2.4 Perkembangan motorik kasar dan halus
Perkembangan motorik kasar dan halus usia infant,
toddler, dan prasekolah yaitu sebagai berikut :
1) Usia infant :
Perkembangan motorik halus pada usia
infant
meliputi penggunaan tangan dan jari-jari dalam tindakan
15
(menggenggam) suatu benda. Penggenggaman terjadi
selama 2-3 bulan pertamasebagai refleks dan secara
bertahap menjadi volunteer. Pada usia 1 bulan, tanggan
secara dominan dalam keadaan tertutup, dan pada 3
bulan lebih banyak terbuka. Mulai usia ini bayi,
memperlihatkan keinginan menggenggam setiap benda,
namun mereka “menggenggam” benda tersebut lebih
dengan mata dibandingkan dengan tangan. Pada usia 4
bulan bayi memperlihatkan
pellet kecil dan tangan,
kemudian melihat dari benda ketangan dan dari tangan
ke benda. Pada usia 5 bulan bayi sudah mampu
menggenggam benda secara volunter.
Pada
usia
ketrampilan
6
bulan,
bayi
manipulativ,
telah
bayi
mengembangkan
memegang
botol,
menggengam kaki dan menariknya ke mulut. Pada usia 7
bulan, bayi dapat memindahkan benda dari tangan satu
ke tangan yang lain, menggunakan satu tangan untuk
menggenggam, dan memegangi kubus pada masingmasing tangan secara bersamaan. Pada usia 8 sampai 9
bulan bayi menggunakan genggaman cubit kasar, pada
usia 10 bulan genggaman cubit telah cukup terbentuk
sehingga memungkinkan bayi mengambil kismis dan
benda kecil lainnya. Pada usia 11 bulan mereka dapat
16
memasukan benda ke dalam wadah dan senang
memindahkannya. Pada usia 1 tahun, bayi berusaha
membangun menara dari dua balok (Wong, 2009).
Perkembangan motorik kasar yaitu :
-
Kontrol kepala : bayi baru lahir cukup bulan secara
sementara dapat mempertahankan kepalanya di garis
tengah dan pararel ketika ketika badannya digantung
secar
ventral
dan
dapat
mengangkat
serta
menegakkan kepala dari satu sisi ke sisi lainya ketika
dalam posisi prone (tengkurap). Kepala bayi yang
terkulai jelas terlihat ketika bayi ditarik dari posisi
berbaring ke posisi duduk. Pada usia 3 bulan bayi
dapat mempertahankan kepalanya dengan baik di
atas permukaan tubuhnya. Pada usia 4 bulan, bayi
dapat mengangkat kepala dan bagian depan dadanya
sekitar 90 derajat dan menahan berat badanya pada
lengan bawah, pada usia 4 sampai 6 bulan kontrol
kepala bayi telah terbentuk dengan baik.
-
Berguling : bayi baru lahir dapat berguling secara
tidak
sengaja karena punggungnnya
membulat.
Kemampuan berguling secara sengaja dari posisi
punggung ke perut terjadi pada usia 5 bulan, dan
kemampuan untuk berpindah dari punggung ke
17
abdomen terjadi pada usia 6 bulan. Bayi yang
diletakan untuk tidur pada posisi miring dapat dengan
mudah berguling ke posisi tengkurap. Ketika bayi
terjaga,
posisi
tengkurap
bisa
diterima
untuk
meninggkatkan pencapaian perkembangan seperti
kontrol kepala, meranggkak, bergerak maju secar
perlahan-lahan dan berguling.
-
Duduk : bayi sudah memiliki punggung membulat
secara
sempurna,
dan
bayi
tidak
memiliki
kemampuan untuk duduk tegak pada usia 1 bulan.
Pada usia 2 bulan, bayi memperlihatkan kontrol yang
lebih besar, punggung tetap bulat, namun bayi dapat
berupaya untuk menarik punggungnya ke atas
dengan sedikit kontrol kepala. Punggung membulat
hanya diarea lumbal, dan bayi mampu duduk tegak
dangan kontol kepala yang baik pada usia 4 sampai 6
bulan. Pada usia 7 bulan, bayi dapat duduk sendiri
dengan bersandar pada tangan untuk sokongan, dan
pada usia 8 bulan bayi duduk tanpa di sokong dan
mulai mengeksplorasi
area sekitar mereka dalam
posisi ini dari pada posisi dalam posisi berbaring.
Pada usia 10 bulan ke atas, bayi dapat melakukan
maneuver dari posisi tengkurap ke posisi duduk.
18
-
Lokomosi
:
pengenalan
pada
bayi
lokomosi
kemampuan
melibatkan
menahan
beban,
mendorong kedepan pada ke empat ekstremitas,
berdiri tegak dengan sokongan, dan pada akhirnya
berjalan sendiri. Lokomosi awal terjadi ketika bayi
mendorong diri mereka sendiri ke belakang dengan
mendorong memakai lengannya.
-
Merangkak : Bayi bergerak secara perlahan-lahan
pada tangan dan lutut pada usia 9 bulan. Pada usia
ini, bayi dapat berdiri sambil memegangi furniture dan
dapat menarik dirinya sendiri keposisi berdiri, namun
mereka tak mampu melakukan manuver kebelakang
dan bawah kecuali ketika jatuh. Pada usia 11 bulan
bayi dapat berjalan sambil memegangi furnitur atau
dengan kedua tangan dipegangi, dan usia 1 tahun
mereka
mampu
berjalan
dengan
satu
tangan
dipegangi.
2) Usia toddler :
Toddler mampu berjalan sendiri dengan jarak kaki
yang melebar pada jarak tertentu. Selanjutnya toddler
mulai berlari akan tetapi masih mudah jatuh pada usia
18 bulan
19
3) Usia Preschool :
Seorang anak akan bergerak cepat pada usia 3- 5
tahun, sebagian besar anak-anak akan mampu bejalan,
berlari,
memanjat
dan
melompat
diusia
ini.
Prediktabilitas perkembangan motorik awal menunjukan
hubungan dengan kondisi genetik. Meskipun hal ini
benar
dalam
lingkungan
motorik.
kondisi
dapat
Pada
tertentu
ada
mempengaruhi
motorik
halus
bukti
bahwa
perkembangan
anak
sudah
mulai
berkembang sehingga sudah dapat menggambar dan
menulis. Kreativitas sangat jelas dalam menggambar,
melukis, dan kegiatan seni lainnya. Tema dan emosi
muncul dalam gambar anak sering mencerminkan isuisu
emosional
terbesar
yang
penting
bagi
akan
(Wong,2009)
2.3.2.5 Perkembangn psikoseksual
Freud dalam Wong (2009) menjelaskan bahwa tahapan
psikoseksual anak dibagi dalam beberapa tahap :
-
Tahap perkembangan oral :
Selama
masa
bayi,
sumber
utama
mencari
kesenangan berpusat pada aktivitas oral, seperti
menghisap, menggigit, mengunyah, dan berbicara.
20
Anak boleh memilih salah satu dari yang disebutkan
ini, dan metode pemuasan kebutuhan oral yang di
pilih dapat memberikan beberapa indikasi kepribadian
yang sedang mereka bentuk.
-
Tahap perkembangan anal :
Pada anak usia toddler (1-3 tahun), terjadi tahap anal,
dimana kepuasan pada fase ini adalah pengeluaran
tinja, anak akan menunjukan kelakuannya, sikap
sangat narsistik yatu cinta terhadap diri sendiri dan
egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada
fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak dapat
latihan kebersihan. Menurut freud keberhasilan pada
tahap ini tergantung pada cara dimana orang tua
melakukan pendekatan toilet training. Orang tua yang
memanfaatkan
pujian
dan
penghargaan
untuk
menggunkan toilet pada saat yang tepat mendorong
hasil positif dan membantu anak-anak merasa
mampu dan produktif. Pengalaman positif selama
tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk
menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan
kreatif.
21
-
Tahap perkembangan falik :
Anak prasekolah membentuk kelekatan yang kuat
dengan orang tua yang berlawan jenis kelamin sambil
mengidentifikasi orang tua yang berjenis kelamin
sama. Saat identitas seksual berkembang melebihi
pengenalan gender, maka kerendahan hati menjadi
perhatian, begitu juga ketakutanadanya mutilasi.
Terjadi imitasi peran seks, dan “berdandan seperti ibu
atau
ayah”
meruapak
aktivitas
yang
penting.
Eksplorasi seksual mungkin kini lebih menonjol dari
sebelumnya, terutama dalam hal ekplorasi dan
manipulasi genital.
2.3.2.6 Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif dikembangkan oleh jean Piaget
dalam wong (2009) berdasarkan perkembangan dalam
rentang usianya, maka perkembangan kognitif akan
berkembang sebagai berikut :
-
Tahap sensorimotorik (antara lahir sampai dau
tahun), kemampuan intelektual berkembang dan bayi
memperoleh pengetahuan tentang lingkungan melalui
indra. Perkembangan mengalami kemajuan dari
aktivitas refleksif ke tindakan yang memiliki tujuan
22
yang ditandai dengan penggunaan reflex yang
dibawah sejak lahir dan dapat diduga untuk bertahan
hidup (misalnya menghisap dan menggenggam).
Reaksi sirkular primer ditandai dengan pengulangan
yang stereotip dan bayi fokus pada tubuhnya sendiri
sebagai pusat perhatian (mislnya bayi menemukan
tubuhnya
sendiri).
Reaksi
sirkular
sekunder
dikarakteristikan dengan adaptasi yang diperoleh dan
mengalihkan perhatian pada objek dan lingkungan
(misalnya bayi mencari objek yang jatuh). Pola yang
disengaja dan konsilidasi serta koordinasi menandai
koordinasi pada pola sekunder (bayi secara aktif
mencari objek yang tersembunyi (Wong,2009).
-
Tahap preoprasional
Pada usia ini anak menggunakan pikirannya untuk
mengingat
kembali,
menggambarkan
keadaan
sekarang, dan mengantisipasi keadaan yang akan
datang. Selama fase ini toddler membentuk konsep
yang lengkap atau berlogika seperti orang dewasa.
Membuat
klasifikasi
yang
sederhana,
menggabungkan suatu kejadian dengan kejadian
yang
bersamaan,
menunjukan
pemikiran
yang
egosentrik (Wong, 2009). Tugas yang berhubungan
23
dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk
sekolah dan pelajaran sekolah. Banyak proses berfikir
pada periode ini sangat penting dalam mencapai
kesiapan tersebut. Teori kognitif piaget sebernanya
tidak meliputi periode yang khusus untuk anak uia 3
sampai 5 tahun. Pada periode ini terjadi Fase
praoperasionalmeliputi anak dalam rentang usia 2
sampai 7 tahun dibagi menjadi 2 tahap : fase
prakonseptual ( usia 2 - 4 tahun) dan fase intuitif (usia
4 - 7 tahun). Salah satu transisi utama selama kedua
fase
tersebut
egosentris
kemampuan
adalah
total
perpindahan
menjadi
untuk
kesadaran
dari
pikiran
sosial
mempertimbangkan
dan
sudut
pandang orang lain (Wong, 2009)
2.3.2.7 Perkembangan psikososial
Menurut
teori
Erikson
yang
dikemukakan
dalam
perkembangan psikososial dalam fase tumbuh kembang
psikososial anak adalah sebagai berikut :
-
trust vs mistrust
Pada tahap ini bayi mengalami konflik antara percaya
dan tidak percaya. Rasa percaya menuntut perasaan
nyaman secara fisik. Pada saat itu, hubungan bayi
24
dengan ibu menjadi sangat penting. Kalau ibu
memberi bayi makan, memeluk dan mengajaknya
bicara, maka bayi akan memperoleh kesan bahwa
lingkungannya dapat menerima kehadirannya secara
hangat dan bersahabat. Ini yang menjadi landasan
rasa percaya. Sebaliknya, jika ibu tidak dapat
memenuhi kebutuhan bayi, maka dalam diri bayi akan
timbul
rasa
ketidakpercayaan
terhadap
lingkungannya.
-
Autonomi vs malu dan ragu
Perkembangan autonomi selama periode toddler
berpusat pada peningkatan kemampuan anak untuk
mengendalikan
tubuh
mereka.
Mereka
ingin
melakukan hal-hal untuk diri sendiri, menggunakan
ketrampilan motorik yang baru mereka peroleh seperti,
berjalan,
memanjat
dan
memanipulasi,
serta
menggunakan kekuatan mental mereka dalam memilih
dan membuat keputusan. Jika bayi terlalu banyak
dilarang atau dihukum terlalu keras, maka mereka
cenderung akan mengembangkan perasaan malu dan
ragu - ragu (Wong, 2009).
-
Insiatif vs Guild
25
Dimasa ini anak sedang dalam stadium belajar
energik.
Mereka
bermain,
bekerja,
dan
hidup
sepenuhnya serta merasakan rasa pencapaian dan
kepuasaan yang sebernanya dalam aktivitas mereka.
Anak akan mengalami rasa bersalah ketika anak
telah melampaui batas kemampuan, karena tidak
berprilaku atau bertindak dengan benar. Perasaan
bersalah, ansietas, dan takut juga bisa diakibatkan
oleh pikiran yang berbeda dengan perilaku yang
diharapkan.
2.3.2.8 Perkembangan Bahasa dan berbicara
1) Usia infant
Perkembangan bahasa anak terlihat dari
perubahan dari tangisan hingga akhirnya anak mampu
membuat kata dan kalimat. Pada umumnya bayi sering
menangis pada minggu- minggu pertama kehidupan,
baik siang maupun malam. Ini karena bayi yang baru
lahir masih berada dalam fase penyesuaian dari dalam
kandungan ke dunia luar. Banyak dan sedikitnya
tangisan, menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya
“Perkembangan Anak II”, berbeda- beda menurut
cepat dan memadainya pemenuhan kebutuhan dan
26
keinginan mereka. Jika dipenuhi dengan segera, bayi
kemudian hanya akan menangis karena merasa sakit
dan tertekan. Setelah umur dua minggu, ada sebagian
bayi yang menangis berlebihan (Soetjiningsih,2010)
2) Usia toddler
Pada perkembangan bahasa untuk anak usia
toddler sudah memiliki perbendaharaan kata sekitar
300 kata, termasuk nama, menanyakan sesuatu
dengan menunjuk, memahami perintah sederhana,
dapat
menggunakan
gelengan
kepala
untuk
mengatakan “tidak” menggunakan “tidak” meskipun
setuju terhadap permintaan. Mengatakan kebutuhan
untuk pergi ke toilet, makan ataupun minum, berbicara
berulang-ulang.
3) Usia preschool
Tugas perkembangan bahasa merupakan
serangkaian
harus
dengan
dicapai
ketrampilan
dan
dankompetensi
dikuasai
oleh
anak
yang
sesuai
tahapperkembangan usia anak. Menurut
Wong (2009) pada usia prasekolah perkembangan
bahasa yang harus dicapai adalah :
27
-
Usia
3 tahun : Anak Mempunyai perbendaharaan
kata sekitar 900 kata, Menggunakan percakapan
telegrafik, Menggunakan kalimat lengkap terdiri dari 3
atau
4
kata,
memperhatikan
berbicara
ada
terus-menerus
tidaknya
tanpa
orang
yang
memperhatikan, mengulang-ulang kalimat dengan 6
suku kata, bertanya dengan banyak pertanyaan.
-
Usia 4 tahun : Mempunyai perbendaharaan 1500 kata
atau lebih, menggunakan kalimat yang terdiri atas
1500 kata atau lebih, kesukaan bertanya pada
puncaknya, menceritakan cerita secara berlebihan,
mengetahui lagu sederhana, mematuhi empat frase
preposisional seperti di bawah,di atas, disamping,
di depan atau di belakang, menyebutkan nama satu
warna, memahami analogi seperti : jika es dingin
maka api panas.
-
Usia 5 tahun : Memiliki perbendaharaan sekitar 2100
kata, menggunakan kalimat yang terdiri atas 6 sampai
8 kata, menamakan 4 warna atau lebih, menerangkan
gambar atau lukisan dengan banyak komentar
dan menyebutkannya satu per satu, mengetahui
nama-nama hari , bulan dan keterangan waktu,
mengetahui
komposisi
benda
misalnya
sendok
28
terbuat dari logam, dapat mengikuti tiga perintah
secara berturut-turut.
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tahap
pertumbuhan anak adalah faktor keturunan dan lingkungan.
Faktor keturunan adalah faktor yang tidak dapat dirubah.
Sukarmin (2009), menambahkan yang termasuk faktor
keturunan adalah jenis kelamin dan suku bangsa atau ras.
Faktor lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor lingkungan secara garis besar dibedakan
menjadi dua yaitu faktor lingkungan pranatal dan faktor
lingkungan postnatal. Lingkungan pranatal adalah faktor
lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu di dalam
kandungan. Faktor lingkungan pranatal antara lain, gizi ibu
pada waktu hamil, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stres,
imunitas
dan
anoksia
embrio.
Sedangkan
lingkungan
postnatal adalah yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
setelah lahir. Faktor postnatal terdiri dari lingkungan biologis,
faktor fisik dan faktor psikososial, faktor keluarga dan adat
istiadat. Yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah
ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan
terhadap
penyakit,
penyakit
kronis,
fungsi
29
metabolisme dan hormon. Faktor fisik yang mempengaruhi
pertumbuhan anak antara lain cuaca, musim, sanitasi,
keadaan rumah dan radiasi. Sedangkan yang termasuk
kedalam faktor psikososial antara lain stimulasi, motivasi
belajar,
hukuman
yang
wajar,
kelompok
sebaya,
sekolah,cinta dan kasih sayang, serta kualitas interaksi anak
dengan orang tua (Surjadi, 2004)
Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain pekerjaan
atau pendapatan, pendidikan ibu dan ayah, jumlah saudara,
jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga,
kepribadan ayah atau ibu, adat istiadat, agama, urbanisasi
dan kehidupan politik. Tingkat pendidikan khususnya tingkat
pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena
unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh terhadap kualitas
pengasuhan anak. Menurut Depkes RI (2004), menyatakan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
seseorang untuk menyerap informasi dan menerapkannya
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Tahap
tumbuh kembang dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang yang sudah dibahas diatas
merupakan tahapan-tahapan penting yang dilalui anak usia
Golden age (0 - 5 tahun). Periode penting dalam proses
tumbuh kembang anak adalah masa lima tahun pertama
30
(Center on the Developing Child Harvard University, 2009),
yang merupakan masa emas kehidupan individu. Golden
period merupakan masa dimana kemampuan otak anak
untuk menyerap segala bentuk informasi sangatlah tinggi,
karena sekitar 80% otak anak berkembang pada periode
emas tersebut (Ambarwati & Handoko, 2011). Masa ini juga
merupakan
jendela
memungkinkan
anak
kesempatan
untuk
bagi
mengasah
anak,
yang
seluruh
aspek
perkembangan motorik, penglihatan, kemampuan berpikir,
kemampuan
bahasa,
perkembangan
sosial,
serta
kecerdasan emosional. Masa emas ini sekaligus merupakan
periode kritis bagi anak karena pada masa ini lingkungan
memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan anak,
khususnya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan
gizi yang tidak adekuat, tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai, serta kurangnya stimulasi, akan
berdampak buruk pada perkembangan anak (Kemenkes RI,
2011).
31
2.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan
teori
di
atas,
maka
kerangka
konsep
darigambaran tingkat pengetahuan pola asuh Ibu dalam proses
tumbuh kembang anak usia Golden Agedapat dilihat pada kerangka
dibawah ini :
Tingkat Pengetahuan Pola
Asuh Ibu pada proses
Tumbuh Kembang Anak Usia
Golden Age
Baik
Kategori
Kurang
Cukup
Faktor – faktor yang
mempengaruhi :
1. Informasi
2. Pendidikan
3. Pengalaman
4. Sosial ekonomi
5. Budaya
Keterangan :
: Diteliti
: Acuan untuk penentuan tingkat pengetahuan pola
asuh.
Download