BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter (2007) Manajemen adalah Proses koordinasi dan
pengawasan aktivitas kerja supaya tercipta efisiensi dan efektivitas dalam aktivitas kerja
tersebut.
Hasibuan (2007) menyatakan Manajemen adalah ilmu, dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnyasecara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan
Daft dan Marcic (2013) mendefinisikan Manajemen adalah
Pencapaian yang efektif dan efisien dalam tujuan organisasional melalui perencanaan,
pengaturan, kepemimpinan, dan pengawasan sumber organisasional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu yang di dalamnya terdiri dari proses – proses yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang efisien dan
efektif di dalam suatu organisasional melalui perencanaa, pengaturan, kepemimpinan, dan
pengawasan sumber organisasional.
2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Byars dan Rue (2008) mendefenisikan Human resources adalah Peranan dari tugas
dan tanggung jawab manager dalam menentukan kebutuhan organisasi sumber daya
manusia seperti, rekruitmen, seleksi, pengembangan, konseling, dan pemberian reward pada
karyawan.
Menurut Dessler, Gary (2010) Human Resources Management adalah kebijakan
dan pelatihan yang didalamnya terdiri dari orang – orang atau aspek manajemen sumber
daya manusia seperti proses rekruitmen, screening, pelatihan, reward, dan penilaian.
Sedangkan berdasarkan Tua, Efendi Marihot (2007) Sumber daya manusia adalah
faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal,
oleh Karena itu sumber daya manusia harus di kelola dengan baik untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jadi Manajemen Sumber Daya Manusia dapat disimpulkan sebagai Suatu aspek
manajemen sumber daya manusia yang di dalamnya terdiri dari peranan seorang manager di
dalam kebutuhan manajemen sumber daya manusia nya serta terdapat proses – proses
seperti rekrutmen, screening, pelatihan, reward, dan penilaian karyawan yang dikelola untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
2.1.3 Perekrutan
Menurut Mardianto,Adi (2012) perekrutan adalah suatu proses untuk mendapatkan
calon karyawan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan
suatu organisasi/perusahaan.
Byars dan Rue (2008) mendefenisikan Perekrutan adalah Keterlibatan dalam
mencari dan menarik sejumlah orang yang berkualifikasi untuk lowongan pekerjaan yang ada
Jadi dapat di simpulkan bahwa perekrutan bisa di artikan sebagai suatu proses untuk
mendapat karyawan yang memiliki kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan sesuai dengan lowongan pekerjaan yang ada.
2.1.3.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) mendefinisikan perencanaan
merupakan suatu proses untuk memutuskan tujuan – tujuan apa yang akan di kerjakan
selama periode tertentu dan yang akan dilakukan agar mencapai tujuan tersebut, dimana
perencanaan SDM terfokus pada suatu penyusunan seperangkat kebijakan – kebijakan
progam SDM untuk mencapai tujuan perusahaan dan SDM
Sedangkan Mardianto, Adi (2012) menyatakan bahwa rencana rekrutmen merupakan
indormasi mengenai posisi, jumlah dan waktu pemenuhan tenaga kerja, dimana terdiri dari
rangkuman perencanaan yang dibuat oleh masing departemen mengani kebutuhan tenaga
kerja dalm jangka waktu tertentu untuk suatu jabatan.
Dessler, Gary (2010) mengartikan perencanaan sumber daya manusia sebagai suatu
proses dari suatu rencana yang berguna untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di masa
yang akan dating pada suatu perusahaan dengan pertimbangan apalah kebutuhan tersebut
akan diisi dari bagian internal atau eksternal perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu
proses perencanaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada suatu
periode atau waktu di perusahaan yang dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal
perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.1.3.2 Cakupan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) menyatakan bahwa ada dua hal yang
mencakup di dalam perencanaan sumber daya manusia yaitu
•
Perencanaan Sumber daya manusia adalah penentuan kualifikasi sumber
daya
manusia yang dibutuhkan perusahaan baik dalam jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang termasuk jumlah sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan
•
Perencanaan Program adalah penentuan atau pemilihan alat sumber daya
manusia yang paling efektif yang terpusat pada kelebihan atau kekurangan
SDM, penggordinasian program – program untuk memenuhi rencana sumber
daya manusia dalam bidang kegiatan yang berbeda dimana program tersebut
harus dapat membantu manajer dalam mengantisipasi dan memenuhi
kebutuhan perubahan relatif pedayagunaan orang, serta mencakup sistem
berbagai macam personalia, dan aktivitas hubungan karyawan, tindakan dan
hubungan yang cocok satu sama lain
2.1.3.3 Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia
Menurut Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) sistem perencanaan SDM
meliputi prakiraan atau kebutuhan dan penawaran atau penyediaan SDM. Estimasi
permintaan SDM dibagi menjadi dua yaitu
•
Estimasi Suplai Internal
Melakukan penghitungan karyawan yang ada, serta mengaudit untuk
mengevaluasi kemampuan – kemampuan karyawan. Infor masi yang di
dapatkan digunakan untuk menugaskan pada karyawan tertentu untuk
mengisi lowongan pekerjaan di waktu tertentu
•
Estimasi Suplai Ekstenal
Kebutuhan SDM yang harus dipenuhi dari sumber eksternal dapat diperoleh
dengan menganalisis pasar tenaga kerja, serta memperhatikan tren
demografis dan sikap masyarakat terhadap perusahaan.
2.1.3.4 Analisa Pekerjaan
Robbins dan Coulter (2007) mendefenisikan analisa pekerjaan sebagai proses
penyusunan suatu uraian rinci tugas – tugas yang tercakup dalam pekerjaan tertentu yang
menentukan hubungan pekerjaan tertentu dengan pekerjaan lain dan memastikan
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang diperlukan bagi karyawan untuk
melakukan pekerjaan itu dengan sukses.
Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) menyatakan bahwa analisa pekerjaan
sebagai aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan atas aktivitas – aktivitas kerja di dalam
sebuah posisi serta kualifikasi ( keahlian, pengetahuan, kemampuan, serta sifat – sifat
individu lainya ) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas – aktivitasnya.
Jadi, Analisa pekerjaan dapat diartikan sebagai proses menganalisa dan
mengumpulkan informasi mengenai sebuah posisi pekerjaan seperti kualifikasi yang
dibutuhkan dan syarat yang diperlukan agar karyawan dapat melakukan pekerjaan tersebut
dengan baik
2.1.3.5 Metode Analisa Pekerjaan
Menurut
Dessler, Gary (2010) dalam melakukan analisa pekerjaan biasanya
dilakukan pengumpulan informasi sebagai berikut :
•
Aktivitas pekerjaan, yaitu mengumpulkan infromasi mengenai aktivitas
pekerjaan seperti mengumpulkan, mengajar, menjual, membersihkan, atau
mengoperasikan, serta memuat daftar tentang bagaimana, mengapa dan
kapan pemegang jabatan melakukan setiap aktivitasnya
•
Perilaku manusia, mengumpukan informasi mengenai perilaku manusia
seperti merasakan, berkomunikasi, atau memutuskan, serta tuntutan dari
pekerjaan itu sendiri
•
Mesin, perangkat, peralatan, dan alat bantu kerja, informasi mengenai
perangkat kerja yang digunakan, bahan yang diproses, pengetahuan yang
digunakan, dan pelayanan yang diberikan seperti service.
•
Standar prestasi, yaitu informasi mengenai standar prestasi untuk setiap
kewajiban pekerjaan yang digunakan sebagai acuan penilaian kinerja
•
Konteks pekerjaan, informasi mengenai kondisi fisik pekerjaan, jadwal kerja,
insentif, dan konteks organisasi dan social
•
Persyaratan manusia, informasi mengenai kualifikasi, skill, pengetahuan
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan
Menurut Mardianto, Adi (2012) dalam melakukan penyusunan analisa pekerjaan ada
beberapa metode yang digunakan sebagai berikut
•
Interview User merupakan wawancara dengan line manager mengenai posisi
yang dibutuhkan, posisi yang terdekat atau pemegang jabatan bila sudah ada
sebelumnya
•
Sit in Interview user adalah mengikuti proses user interview sehingga dapat
memahami kualifikasi dengan lebih mendalam
•
Observasion job position adalah observasi di lapangan mengenai target yang
dibutuhkan oleh posisi tersebut
•
Plant tour merupakan observasi di lapangan mengenai target yang
dibutuhkan oleh posisi tersebut
•
Catatan harian merupakan pencatatan aktifitas pekerjaanya dan jumlah waktu
yang digunakan kedalam catatan harian
Jadi dapat di simpulkan di dalam metode analisa pekerjaan dilakukan
pengumpulan informasi mengenai aktivitas pekerjaan, instrument atau alat bantu
pekerjaan, standar prestasi, konteks atau isi pekerjaan, kemampuan atau skill
untuk sebuah pekerjaan, melakukan wawancara kepada bagian pengguna
karyawan, mengikuti proses wawancara, melakukan observasi posisi pekerjaan
dan lapangan, serta catatan harian dari aktivitas pekerjaan.
2.1.3.6 Proses Rekrutment
Mardianto, Adi (2012) menjabarkan proses dari sebuah rekrutmen adalah sebagai
berikut
Sourcing
Process
Selection
process
User Process
Gambar 2.1 Kerangka Proses Rekrutmen
1. Sourcing process adalah proses untuk mendapatkan pelamar sesuai dengan
kebutuhan yang ada, melalui sumber – sumber tersedia. Metodenya
menggunakan internal resourcing dan external resourcing. Cara menarik
pelamar cukup beragam yaitu direct mail, job fair/bursa kerja, iklan, head
hunter, asosiasi profesi, dan rekrutmen dari universitas. Proses rekrutmen
dimulai ketika perusahaan mengindentifikasi posisi yang lowong melalui
man power planning / perencanaan tenaga kerja dan permintaan dari
manager. Man power planning disini berfungsi untuk memberikan informasi
mengenai lowongan / kekosongan saat ini dan masa yang akan datang
sehingga bagian rekrutmen dapat membuat perencanaan rekrutmen secara
efektif.
2. Selection process adalah proses untuk menyaring pelamar menjadi kandidat
sesuai dengan criteria ( seleksi) yang ada. Cara yang dilakukan bisa dengan
psikologi tes, wawancara, tes teknis, managerial skill test, dsb.Setelah
mendapatkan gambaran tentang hasil analisis pekerjaan dan rancangan
pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan, maka tugas
departemen HRD adalah mengisi kekosongan jabatan tersebut dengan SDM
yang mempunyai pengetahuan dan keahlian serta sikap mental yang sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan.
3. User Process adalah proses untuk mencari orang yang tepat sesuai dengan
posisi yang tersedia, diperoleh di antara kandidat yang telah lolos dari proses
seleksi yang biasanya dilakukan adalah sepert wawancara, medical check up,
sign contract, dan orientasi karyawan baru.
Sedangkan menurut Dubois dan Rothwell (2004) proses rekrutmen dilakukan
menggunakan empat tahapan yaitu :
1. Mengklarifikasi posisi yang perlu dipenuhi
Manajemen bertidak berdasarkan filosofi rekrutmen yang berbeda dimana
ada yang menyarankan melakukan perekrutan terus menerus tanpa
memperhatikan jumlah yang kosong dan ada juga rekrutmen harus dilakukan
secara selektif dan hanya bila diperlukan untuk mengisi lowongan yang ada
2. Meninjau dan meng-update deskripsi dan spesifikasi jabatan untuk posisi
tersebut
Dengan adanya deskripsi dan spesifikasi jabatan maka manajemen sumber
daya manusia baru dapat melakukan seleksi pelamar dengan cara
membandingkan kualifikasi individu dengan kebutuhan kerja
3. Mengindentifikasi sumber tenaga kerja
Melakukan penentuan sumber tenaga kerja yang akan digunakan
4. Memilih cara yang paling efektif dalam berkomunikasi dan menarik pelamar
Manajemen sumber daya manusia harus bisa mensosialisasikan perusahaanya
seperti open house, kunjungan ke kampus, dan presentasi kepada pelamar
pekerjaan dan membuka program magang agar dapat membangun kesadaran
bahwa perusahaannya tempat yang bagus untuk bekerja
2.1.3.7 Pertimbangan dalam menentukan sumber tenaga kerja
Menurut Mardianto, Adi (2012) dalam menentukan sumber tenaga kerja ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
• Kondisi pasar tenaga kerja
Kondisi pasar tenaga kerja dipengaruhi juga oleh situasi ekonomi. Ketika
ekonomi sedang krisis, kebanyakan tenanga kerja berpengalaman lebih
memilih untuk tetap stay di perusahaan lamanya. Ketika kondisi ekonomi
sedang baik, biasanya tenaga kerja berpengalaman memilih pindah ke
perusahaan yang memberikan kepuasan yang lebih tinggi, sehingga pada
kondisi seperti ini tingkat turn over di pasaran kerja biasanya menjadi tinggi.
• Tuntutan dan perkembangan bisnis di industri yang sejenis dengan perusahaan
Persaingan antara perusahaan sejenis juga menentukan bagaimana kita
mencari tenaga kerja. Ketika permintaan akan tenaga kerja tinggi pada
perusahaan yang sejenis, maka perusahaan akan berlomba – lomba untuk
mendapatkan tenaga kerja baik yang berpengalaman maupun tidak
berpengalaman, persaingan ini membuat kebutuhan akan sumber daya yang
memiliki keahlian khusus sangat dibutuhkan, sedangkan resource yang ada
sangat terbatas jumlahnya
• Ketersediaan waktu, biaya dan sumber daya
Ketersediaan waktu, biaya dan sumber daya
internal perusahaan juga
berpengaruh dalam melakukan resourcing. Perusahaan harus pintar – pintar
mengalokasikan waktu, biaya dan sumber daya untuk mendapatkan resource
yang sesuai bagi perusahaan, karena berkaitan dengan budget, waktu
pemenuhannya
yang
singkat
serta
adanya
jumlah
recruiter
yang
terbatas.Budget yang terbatas bisa disiasati dengan mencari resource yang
baik, namun seleksi bisa dilakukan dengan biaya murah, Misalnya dengan
mencari resource dikampus – kampus atau sekolah yang dekat dengan
perusahaan sehingga bisa diharapkan pengeluaran / biaya bisa ditekan
sehemat mungkin. Waktu pemenuhan yang singakt, biasanya resourcing di
siasati dengan system ijon, yaitu dengan melakukan proses seleksi terlebih
dahulu walaupun permintaan tenaga kerja belum ada. Baru ketika permintaan
dari uses sudah jkelan, maka eksekusi untuk melakukan proses seleksi itupun
dilakukan.
• Hasil evaluasi keberhasilan rekrutmen di masa sebelumnya
Keberhasilan rekrutmen bisa diukur dari proses seleksi yang terakhir yang
dilakukan perusahaan. Keberhasilan rekrutmen ini baisanya menjadi acuan
dalam melakuakan resourcing.Tak jarang sebuah perusahaan melakukan
rekrutmen secara periodic ke sebuah perguruan tinggi tertentu karena setiap
kali melakukan rekrutmen, banyak lulusan perguruan tinggi tersebut yang
tertarik untuk melamar kerja dan banyak pula yang akhirnya bergabung ke
perusahaan tersebut.Banyak perusahaan yang sudah punya peta resourcing
bedasarkan hasil evaluasi ini. Contohnya adalah Telkomsel yang berkerja
sama dengan Universitas UGM dan ITB karena ketika melakukan seleksi ke
kampus ini, tingkat keberhasilannya termasuk tinggi
• Evaluasi data karyawan perusahaan saat ini
Untuk mencari resource yang tepat dalam proses seleksi, sebenarnya dapat
kita pertimbangkan juga data karyawan perusahaan kita saat ini. Evaluasi
dari database karyawan akan menunjukkan darimana saja asal karyawan
perusahaan dan juga bisa memperlihatkan loyalitasnya ke perusahaan dengan
memperhatikan lamanya bekerja. Pertimbangan tersebut bisa kita jadikan
acuan dalam memilih resource yang tepat dalam proses seleksi. Apa lagi
alumni suatu perguruan tinggi atau sekolah merupakan alat sosialisasi yang
baik untuk memperkenalkan perusahaan kepada almameternya.
2.1.3.8 Sumber Tenaga Kerja
Sumber tenaga kerja merupakan sumber yang didapat dipakai di dalam melakukan
proses perekrutan karyawan, di dalam sumber tenaga kerja ini terbagi dua menjadi sumber
yang berasal dari dalam dan yang berasal dari luar perusahaan.
Menurut Dessler, Gary (2010), sumber tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
:
1. Sumber kandidat dari dalam
•
Menemukan kandidat internal
Untuk menjadi efektif, promosi dari dalam membutuhkan penggunaan
publikasi pekerjaan, catatan personel, dan data bank ketrampilan. Publikasi
pekerjaan berarti mempublikasikan pekerjaan yang lowong kepada karyawan
dan menyebutkan atribut pekerjaan itu, seperti kualifikasi, penyelia, jadwal
kerja, dan taraf penggajian.
•
Mempekerjakan kembali karyawan
Mempekerjakan kembali mantan karyawan memiliki pro kontra sendiri, sisi
baiknya, mantan karyawan adalah kuantitas yang telah dikenal, dan telah
mengenal budaya, gaya, dan cara perusahaan melakukan banyak hal. Di sisi
lain, karyawan yang telah keluar mungkin kembali dengan perilaku yang
kurang-positif.
•
Perencanaan Penggantian
Meramalkan ketersediaan kandidat eksekutif dari dalam adalah sangat penting
dalam perencanaan penggantian proses memastikan pasokan pengganti yang
cocok untuk pekerjaan senior atau pekerjaan kunci pada saat ini dan masa
depan.
2. Sumber kandidat dari luar
•
Periklanan
Semua orang telah mengenal iklan pekerjaan, dan kebanyakan barangkali telah
merespon satu atau lebih iklan tersebut. Sementara rekrutmen berbasis Web
menggantikan iklan lowongan pekerjaan untuk beberapa area, melihat sekilas
ke hampir semua koran atau majalah bisnis profesional akan menegaskan
bentuk iklan tersebut tetap populer.
•
Media
Seleksi dari media dapat di lakukan melalui koran lokal, TV, atau Internet di
mana bergantung pada posisi yang ingin kita rekrut. Teknologi memungkinkan
perusahaan menjadi lebih kreatif dalam hal bagaimana mereka memasang
iklan bagi pelamar pekerjaan.
•
Membuat iklan
Perusahaan harus membuat iklan yang menarik perhatian, atau pembaca akan
melewatkan atau mengabaikannya.
Sedangkan Mardianto, Adi (2012) menyatakan sumber tenaga kerja juga terbagi mejadi dua
yaitu :
1.Sumber tenaga kerja internal
Tenaga kerja di ambil dari karyawan internal perusahaan sendiri melalui program
mutasi, rotasi, promosi, penempatan pekerjaan melalui buletin atau papan
pengumuman dan inventarisasi keahlian
Alokasi sumber – sumber perekrutan internal yang dapat kita prospek untuk mengisi
posisi yang lowongan adalah
1. Promosi jabatan
pemindahan pegawai dari suatu jabatan yang lebh rendah ke jabatan
yang lebih tinggi
2. Transfer atau rotasi jabatan
Pemindahan bidang pekerjaan pegawai pada bidang pekerjaan yang
lainnya tanpa mengubah jabatannya
3. Demosi jabatan
Penurunan jabatan pegawai dari satu tingkat jabatan yang lebih rendah
atas dasar kondite dan prestasi kerjanya atau akibat terjadinya
penyederhanaan struktur organisasi
4. Merekrut mantan karyawan dan mantan pelamar
Mantan tenaga kerja dan mantan pelamar juga merupakan sumber
internal yang baik untuk perekrutan. Untuk kedua hal ini ada
keuntungan penghematan waktu karena tenaga kerja tersebut sudah
dikenal
5. Mantan tenaga kerja
Mantan tenaga kerja dianggap sebagai sumber internal karena mereka
memiliki ikatan dengan perusahaan. Beberapa tenaga kerja yang telah
pensiun kemungkinan bersedia bekerja kembali sebagai paruh waktu
atau merekomendasikan seseorang yang tertarik untuk bekerja
diperusahaan itu
6. Mantan pelamar dan pernah diwawancarai
Sumber potensial lainnya untuk mencari pelamar dapat ditemukan di
dalam berkas – berkas organisasi. Meskipun tidak sepenuhnya
merupakan sumber internal mereka yang dahulu pernah melamar
pekerjaan dapat dikontak kembali dengan surat atau dengan cara
komunikasi yang lain
7. Kenalan tenaga kerja lama
Sumber yang andal untuk mengisi lowongan pekerjaan terdiri dari
teman – teman atau anggota keluarga dari tenaga kerja yang lama. Para
tenaga kerja dapat memberitahukan pelamar – pelamar potensial
tentang adanya lowongan pekerjaan di dalam perusahaan dan
mendorong mereka untuk melamar, Ini adalah pelamar – pelamar
eksternal yang direkrut dengan sumber informasi internal
8. Data base perekrutan internal
Bank data internal yang terkomputerisasi atau system penelusuran
pelamar digunakan untuk mencari daftar pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan yang tersedia untuk organisasi. Keuntungan data base
yang terkomputerisasi ini adalah memungkinkan para petugas perekrut
untuk mengindentifikasi calon yang potensial dengan lebih cepat
daripada dilakukan secara manual
2.
Sumber Tenaga kerja eksternal
Tenaga kerja diambil dari luar perusahaan, setelah mempertimbangkan
rekrutmen internal.Jika sumber – sumber internal tidak dapat menghasilkan
sejumlah calon yang cukup untuk lowongan pekerjaan yang tersedia maka
perusahaan harus mencari sumber tenaga kerja dari luar organisasi. Sumber –
sumber tersebut dapat berasal dari :
1. Perekrutan sekolah
Sekolah menengah atau sekolah kejuruan bisa menjadi sumber yang
baik untuk mencari tenaga kerja yang baru.Sekolah memang
dikembangkan untuk mencetak tenaga kerja siap pakai dari berbagai
jurusan seperti teknik mesin industry, teknik mesin otomotif, teknik
bangunan, akuntansi, sekretaris, dan sebagainya.
2. Perekrutan Akademi atau Institusi pendidikan
Pada tingkat akademi atau universitas perekrutan pada lulusan
merupakan kegiatan besar bagi banyak organisasi.Dasar pemilihan
insitusi pendidikan baisanya berdasarkan insititusi pendidikan yang
sesuai dengan lowongan pekerjaan yang ada dan institusi dikenal baik
oleh masyarakan dan memiliki lulusan yang potensial.
3. Serikat –serikat tenaga kerja
Serikat – serikat tenaga kerja adalah sumber tenaga kerja tertentu di
beberapa industri seperti konstruksi serikat tenaga kerja biasanya
mensuplai para tenaga kerja pada perusahaan.
4. Iklan
Pemasangan iklan untuk menarik karyawan baru merupakan jalur
rekrutmen yang paling banyak digunakan, biasanya di dalam iklan
berisi kualifiaksi yang dibutuhkan perusahaan untuk membatasi jumlah
pelamar
5. Asosiasi Profesi
Sumber – sumber lain untuk perekrutan adalah asosiasi profesi dan
bisnis. Sebuah perusahan bisa menemukan pelamar yang potensial
yang sekarang sedang dipekerjakan oleh pesaing di asosiasi – asoisasi
profesi dan pertemuan – pertemuan industri.
6. Perekrutan melalui internet
Perusahaan – perusahaan mulai menggunakan internet sebagai alat
perekrutan dengan mengiklankan lowongan pekerjaan melalui
perekrutanonline.
7. Job Search Provider
Sumber tenaga kerja juga bisa diperoleh dari job search provider,
seperti
jobsdb,
perusahaan
yang
jobstreet,
karir.com
berlangganan
dan
dan
sebagainya.Banyak
mengiklankan
lowongan
pekerjaannya menggunakan media ini.
8. Bursa Tenaga Kerja / Job Fair
Fungsi bursa tenaga kerja / job fair biasanya adalah untuk
mengenalkan perusahaan-perusahaan kepada para pencari kerja.
Media ini cukup efektif untuk mencari tenaga kerja fresh
graduate.Biasanya forum ini diadakan menjelang kelulusan suatu
perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi yang sudah secara
periodik melakukan bursa kerja dengan tujuan para alumninya yang
baru daja lulus dapat tersalurkan dalam dunia kerjanya.
9. Siswa Magang
Siswa magang merupakan sumber tenaga kerja yang potensial bila
mau disumberdayakan.Biasanya siswa mengajukan proposalnya
terlebih dulu untuk melakukan praktek kerja lapangan ke perusahaan
dalam kurun waktu 2-3bulan.
Jadi berdasarkan jabaran diatas dapat disimpulkan bahwa sumber tenaga kerja terdiri
dari dua bagian yaitu sumber tenaga kerja internal dan sumber tenaga kerja eksternal
2.1.3.9 Prinsip – Prinsip Rekrutmen
Rivai, Veithzal dan sayala Jauvani, Ella (2011) menjelaskan bahwa di dalam
perekrutan terdapat prinsip – prinsip sebagai berikut :
1.
Mutu karyawan yang direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan,
untuk mendapatkan mutu yang sesuai sehingga perlu dibuat
• Analisis pekerjaan
• Deskripsi pekerjaan
• Spesifikasi pekerjaan
2.
Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia, untuk
mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan:
•
Peramalan kebutuhan tenaga kerja
•
Analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja
3.
Meminimalkan biaya
4.
Perencanaan dan keputusan – keputusan strategis tentang perekrutan
5.
Fleksibilitas
6.
Pertimbangan – pertimbangan hukum
2.1.4 Seleksi
Menurut Byars dan Rue (2008) Seleksi adalah Proses memilih dari sejumlah
pelamar yang ada dimana yang sesuai dan bisa melakukan performa baik dalam pekerjaan.
Bedasarkan Dessler, Gary (2010) seleksi merupakan tahap dalam memilih calon
terbaik untuk pekerjaan, biasanya seleksi berarti mengurangi jumlah pelamar dengan
menggunakan perangkat penyaringan seperti ujian, pusat penilaian, dan pemeriksaaan latar
belakang.
Sedangkan Defenisi dari Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) seleksi
adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutment selesai
dilaksanakan, kemudian baru ditentukan diterima atau tidaknya pelamar tersebut sebagai
karyawan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa seleksi merupakan tahap proses memilih calon
karyawan dari sejumlah pelamar kemudian melakukan penyaringan yang baru dapat
diketahui apakah pelamar tersebut diterima atau ditolak serta seleksi memiliki arti
mengurangi sejumlah pelamar dengan melakukan penyaringan seperti ujian, pusat penilaian,
dll
2.1.4.1 Proses Seleksi
Menurut Rivai, Veithzal dan sayala Jauvani, Ella (2011) proses seleksi merupakan
rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan
diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan
keputusan penerimaan.
Menurut Budianto, Eko (2012) dalam seleksi pada umumnya dilakukan
pemerikasaan atau tes terhadap syarat kelengkapan administrasi serta tes – tes kecakapan
yang dapat digunakan sebagai parameter untuk meramal apakah pelamar atau calon pegawai
atau calon pejabat merupakan individu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Dubois dan Rothwell (2004) menyatakan acuan dasar dari proses rekrutmen dan
seleksi ada dua yaitu :
1. Deskripsi pekerjaan dapat didefinisikan sebagai pernyataan tertulis mengenai
apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana melakukannya, dan
bagaimana kondisi kerjanya
2. Spesifikasi pekerjaan menggambarkan mengenai kualifikasi – kualifikasi
spesifik yang harus dipenuhi oleh calon karyawan agar dapat melaksanakan
pekerjaan
Mardianto, Adi (2012) menjabarkan Tahapan proses seleksi sebagai berikut ini :
1. Mengklarifikasi proses seleksi
Penentuan keputusan seleksi akan dibuat berdasarkan atas apa, dan siapa yang
akan membuat keputusannya
2. Mengklarifikasi metode seleksi
Pemilihan metode yang tepat untuk mengindentifikasi individu yang paling
berkualifikasi atau memenuhi syarat
3.
Melakukan seleksi pelamar dengan cara membandingkan kemampuan yang
dimiliki pelamar dengan criteria seleksi
4. Menyusun daftar kandidat atau pelamar yang lolos
5. Melakukan pemeriksaan secara lebih terperinci pada kandidat yang lolos
6. Membuat keputusan, pengecekan terakir sebelum menentukan pemilihan
7. Melakukan negosiasi gaji dan benefit yang akan diberikan kepada para
kandidat yang lolos seleksi
8. Membuat kesepakatan kerja
9. Melengkapi semua persyaratan
10. Melakukan program uji coba
Jadi dapat di simpulkan bahwa proses seleksi merupakan serangkaian tahapan atau proses
yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak serta merupakan
sebagai parameter untuk menunjukkan apakah pelamar tersebut merupakan calon karyawan
yang cocok dengan perusahaan.
2.1.5.2 Jenis Seleksi
Menurut Rivai, Veithzal dan sayala Jauvani, Ella (2011) Seleksi merupakan proses
untuk mencocokkan orang-orang dengan kualifikasi yang mereka miliki. Adapun Jenis-jenis
seleksi terdiri dari :
1. Seleksi Administrasi
Yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimiliki pelamar untuk menentukan
apakah sudah sesuai dengan persyarataan yang diminta organisasi
perusahaan, antara lain :
• Ijazah
• Riwayat hidup
• Domisili/keberadaan status yang bersangkutan
• Surat lamaran
• Sertifikat keahlian misalnya : computer
• Pas poto
• Copy identitas (KTP, passport, SIM, dan lain-lain)
• Pengalaman kerja
• Umur
• Jenis kelamin
• Status Perkawinan
• Surat Keterangan Kesehatan dari dokter
• Akte Kelahiran
2. Seleksi secara tertulis, terdiri dari :
• Tes kecerdasan (Inteligensi test)
• Tes kepribadiaan (Personal test)
• Tes bakat (Aptitude test)
• Tes minat ( Interest test)
• Tes prestasi (Achievement test)
3. Seleksi tidak tertulis, terdiri dari :
• Wawancara
• Praktik
• Kesehatan/Medis
Mardianto, Adi (2012) menjabarkan ada beberapa alat ukur di dalam
melakukan seleksi diantaranya yaitu :
1.
Administrasi data pelamar, merupakan seleksi yang dilakukan untuk
mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan
perusahaan terhadap deskripsi pekerjaan tertentu
2.
Tes Psikologi merupakan alat ukur yang objektif dan dibakukan atas
sampel atau perilaku tertentu, serta untuk memperoleh gambaran mengenai
calon karyawan yang akan diseleksi, dimana akan diukur apakah calon
karyawan mempunyai kecakapan, ketrampilan, sikap dan cirri yang
diperlukan di dalam pekerjaan
3.
Wawancara merupakan proses pertukaran informasi dua arah melalui
komunikasi yang dirancang untuk membantu pewawancara menilai
pelamar
Jadi berdasarkan jabaran mengenai jenis seleksi diatas dapat disimpulkan bahwa jenis
– jenis seleksi terdiri dari seleksi administrasi, seleksi tertulis, seleksi tidak tertulis, dan tes
piskologi
2.1.5.3 Sistem Seleksi yang efektif
Dalam hal ini perlu disadari bahwa proses seleksi karyawan baru merupakan kegiatan
penting bagi perusahaan maupun bagi calon karyawan itu sendiri. Mempertahankan ataupun
mengembangkan suatu system seleksi yang menghasilkan karyawan produktif dan mencari
peluang untuk meningkatkan cara kerjanya sangat penting untuk kerberhasilan perusahaan.
Menurut Mardianto, Adi (2012) Sistem seleksi yang efektif pada dasarnya memiliki tiga
sasaranyaitu :
• Keakuratan, artinya kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat
memprediksikan kinerja pelamar.
• Keadilan, artinya memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi
persyaratan diberikan kesempatan yang sama di dalam system seleksi. Sistem
seleksi yang adil bila :
1. Didasarkan pada persyaratan-persyaratan yang dijalankan secara konsisten
2. Menggunakan standar penerimaan yang sama untuk semua pelamar
3. Menyaring pelamar berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang hanya
berkaitan dengan pekerjaan saja.
• Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan
manfaat yang diperoleh. Pewawancara dan calon “meyakini” akan suatu sistem
seleksi apabila :
1. Selama proses seleksi pelamar dan pewawancara menggunakan waktu
dengan efektif dan baik.
2. Setiap orang memperoleh manfaat dengan mengikuti proses seleksi terlepas
dari keputusan penerimaan karyawan yang diambil
3. Citra perusahaan dan harga diri para pelamar tetap terjaga
2.1.6 Kompetensi
Sudarmanto (2009), menyatakan kompetensi merupakan kemampuan untuk
menjalankan aktivitas dalam pekerjaan atau fungsi sesuai dengan standar kerja yang
diharapkan.
Menurut Christine Manopo (2011) kompetensi adalah sejumlah karakteristik
individu yang berhubungan dengan acuan kriteria perilaku yang diharapkan dan kinerja
terbaik dalam sebuah pekerjaan atau situasi yang diharapkan untuk dipenuhi.
Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) mendefenisikan kompetensi
adalah teristik yang mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung
terhadap, atau dapat memprediksikan , kinerja yang sangat baik
Mengacu dari pengertian di atas dapat dikemukakan kompetensi adalah
karakteristik dasar setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang memungkinkan seorang memberikan kinerja unggul.
2.1.6.1 Karakteristik Kompetensi
Sudamanto (2009), menyatakan bahwa kompetensi individu merupakan karakter
sikap dan perilaku, atau kemampuan individual yang relative bersifat stabil ketika
menghadapi suatu situasi di tempat kerja yang terbentuk dari sinergi antar watak, konsep
diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan kontekstual. Ada lima karakteristik
utama dari kompetensi yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja individu
karyawan, yaitu :
• Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki
seseorang
yang
menyebabkan
tindakan
motif
menggerakkan,
mengarahkan, dan menyeleksi perilaku terhadap kegiatan atau tujuan
tertentu dan menjauh dari yang lain.
• Watak adalah karakteristik-karakteristik fisik dan respon-respon konsisten
terhadap rangsangan tekanan berbagai situasi atau informasi.
• Konsep diri adalah sikap, nilai, dan citra diri seseorang, konsep diri adalah
gambaran yang dimiliki seorang mengenai dirinya sendiri dan hal yang
mencerminkan identitas dirinya.
• Pengetahuan adalah informasi seorang dalam bidang spesifik tertentu.
• Keterampilan adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu
atau tugas mental tertentu, aspek perilaku yang bisa dipelajari melalui
latihan yang digunakan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan.
Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) menjabarkan komponen dalam kompetensi
terdiri dari :
•
Keterampilan : keahlian/kecakapan melakukan seuatu dengan baik. Contoh :
kemampuan mengemudi
•
Pengetahuan: informasi yang dimiliki/dikuasai seseorang dalam bidang
tertentu. Contoh : mengerti ilmu menejemen keuangan
•
Peran sosial: citra yang diproyeksikan seseorang kepada orang lain. Contoh:
melihat/memosisikan dirinya sebagai seorang pemimpin.
•
Trait: karakteristik yang relative konstan pada tingkah laku seseorang. Contoh:
seorang pendengar yang baik
•
Motif: pemikiran atau niat dasar yang konstan yang mendorong individu untuk
bertindak atau berprilaku. Contoh: ingin selalu dihargai dorongan untuk
memengaruhi orang lain.
Dari komponen-komponen tersebut, ketrampilan dan pengetahuan sifatnya dapat
dilihat (visible) dan mudah dikembangkan dalam program pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia, sedangkan citra dini, watak, motif sifatnya tidak nampak (hidden)
dan lebih sulit untuk dikembangkan melalui program pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia.
Jadi dapat disimpulkan karakteristik dari kompetensi terdiri dari lima kunci
utama yaitu motif, watak, konsep diri, pengetahuan, dan ketrampilan
2.1.6.2 Jenis Kompetensi
Menurut
Marliana
Budhiningtias,Winanti
(2011)
dalam
jumlahnya,
mengklasifikasikan dimensi dan komponen kompetensi individual menjadi tiga yaitu :
• Kompetensi Intelektual
Kompetensi intelektual yaitu karakter sikap dan perilaku atau kemajuan
dan kemampuan intelektual individu (dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, pemahaman professional, pemahaman kontekstual, dan
lain-lai n) yang bersifat relatuf stabil ketika menghadapi permasalahan di
tempat kerja, yang dibentuk dari sinergi antara watak, konsep diri,
motivasi internal, serta kapasitas pengertahuan.
• Kompetensi Emosional
Kompetensi emosional adalah karakteristik adalah karakter sikap dan
perilaku atau kemauan dan kemampuan untuk menguasai diri dan
memahami lingkungan secara objekstif dan moralis sehingga pola
emosinya relative stabil ketika menghadapi berbagai permasalahan di
tempat kerja yang terbentuk melalui sinergi antara watak, konsep diri,
motivasi internal serta kapasitas pengetahuan mental/emosional.
• Kompetensi Sosial
Kompetensi social adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan
kemampuan untuk membangun simpul-simpul kerja sama dengan orang
lain yang relative bersifat stabil ketika menghadapi permasalahan
ditempat kerja yang terbentuk melalui sinergi antara watak, konsep diri,
motivasi internal serta kapasitas pengetahuan social.
Menurut Mardianto, Adi (2010) terdapat adannya kompetensi berdasarkan
perekrutan karyawan dan seleksi, dimana harus dilakukan pertama kali adalah
menemukan kompetensi – kompetensi yang digali dari organisasi terlebih dahulu.
Berdasarkan kompetensi tersebut dapat di bagi menjadi :
• Kompetensi mencari informasi
Merupakan kemampuan, keinginan, dan tekan di dalam menciptakan
keseimbangan dan kesesuaian serta kontribusi dari beberapa orang di
dalam satu tim dalam suatu organisasi untuk menjaga hubungan kerja
dengan baik, efektif dalam menyelesaikan masalah, mengambil
keputusan, mengambil tindakan dan mencapai sasaran bisnis
Dimana kompetensi mencari informasi ini terdiri dari :
1. Keterlibatan dalam kelompok
2. Terbuka terhadap masukan, mengungkapkan sikap dan harapan yang
positif
3. Mendayagunakan dan menghargai kontribusi kelompok
4. Membangun semangat dan keberlangsungan tim melalui komitmen
dan perannya yang tinggi dalam mensukseskan kinerja tim
• Kompetensi orientasi berprestasi
Merupakan kemampuan, keinginan dan tekad dalam bekerja dengan cara
dan hasil kerja yang baik atau tuntas atau melampaui standar prestasi
Dimana kompetensi orientasi berprestasi ini terdiri dari
1. Bekerja dengan baik untuk memenuhi standar kerja
2. Menetapkan standar prestasi yang ingin dicapai
3. Menetapkan target kerja yang menantang
4. Mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan analisis manfaat
biaya
Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis – jenis kompetensi terdiri dari kompetensi
intelektual, emosional, social, kompetensi mencari informasi dan orientasi berprestasi.
2.1.7 Kinerja
Rivai, Veithzal dan Sayala Jauvani, Ella (2011) mendefinisikan kinerja adalah sebagai
fungsi dari kemampuan maupun motivasi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan dengan tingkat kemampuan tertentu
Menurut Malayu SP. Hasibuan (2007) kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kecakapan pengalaman, kesungguhan serta waktu.
Mathis dan Jackson (2006) berpendapat bahwa kinerja pada dasarnya adalah
mengenai apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang
umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen yaitu kuantitas dari hasil, kualitas dari
hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran dan kemampuan bekerja sama
Berdasarkan pengertian di atas dapat kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam mencapai hasil kerja yang diinginkan dengan kemampuan
yang miliki oleh individu sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing masing
dalam rangka mencapai tujuan
2.1.7.1 Aspek – Aspek Penilaian kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006), kinerja karyawan adalah awal dari suatu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuaanya
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu :
1. Kemampuan individual
Kemampuan individual ini mencakup bakat, minat dan faktor kepribadian,
Tingkat ketrampilan, yang merupakan bahan yang dimiliki seorang
karyawan berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, kecakapan
interpersonal dan kecakapan teknis. Karyawan akan memiliki kinerja yang
baik, jika karyawan memiliki tingkat ketrampilan yang baik juga sehingga
hasil kinerja yang dihasilkan akan baik
2. Usaha yang dicurahkan
Usaha yang dicurahkan oleh karyawan bagi perusahaan adalah etika kerja,
kehadiran, dan motivasinya.Usaha merupakan gambaran motivasi yang
diperlihatkan karyawan unutk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
3. Dukungan organisasional
Di dalam dukungan organisasional perusahaan menyediakan fasilitas bagi
karyawan meliputi pelatihan dan pengembangan, standar kinerja, peralatan
dan teknologi dan manajemen dan kerja.
2.1.7.2 Pengukuran Kinerja Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2006) kinerja pada dasarnya kinerja meliputi elemen –
elemen sebagai beriktu :
1. Kuantitas dari hasil
Pencapaian sasaran atau target dalam kuantitas dapat diukur secara absolute, dalam
presentase atau indeks
2. Kualitas dari hasil
Kualitas bersifat relatif, sehingga tidak mudah diukur, dan sangat tergantung pada
selera individu. Kualtias dapat dilihat dengan dirasakan, dilihat, atau diraba
3. Ketepatan waktu dari hasil
Dalam melakukan pekerjaan selalu membutuhkan waktu sebagai masukan. Waktu
merupakan sumber daya yang berharga dan terbatas sehingga tidak dapat disimpan
dan ditunda sehingga waktu harus digunakan secepat mungkin dan secara optimal
4. Kehadiran atau absensi
5. Kemampuan bekerja sama
Dalam bekerja, setiap karyawan harus memiliki kemampuan bekerja sama dan
mampu bekerja di dalam tim atau kelompok.
2.1.8 Penelitian Terdahulu
2.1.8.1 Hubungan antara Variabel Proses Perekrutan dengan Kinerja Karyawan
Djabatey, Edward Nartey (2012) di dalam penelitiannya menemukan bahwa praktek
rekrutmen dan seleksi meningkatkan kinerja karyawan dan bank, 64 % responden
menyatakan bahwa proses seleksi dan rekrutmen membantu dalam meningkatkan kinerja
mereka di bank dan dalam pekerjaan mereka. Perusahaan hanya bisa sukses dalam jangka
waktu yang panjang apabila mereka melakukan perekrutan dan memotivasi karyawan yang
dapat merespon dan bersatu untuk menghadapi tantangan yang ada di masa depan. Kunci
utama dari perencanaan sumber daya manusia adalah untuk mendapatkan jumlah orang yang
tepat dengan kemampuan yang tepat, serta pengalaman dan kompentensi di dalam pekerjaan
yang tepat pada waktu dan biaya yang tepat, informasi mengenai pasar tenaga kerja sangat
penting di dalam perekrutan dan pengembangan karyawan pada waktu yang tepat.
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut dan indentifikasi masalah yang ada maka
dapat di buat hipotesis :
H1 :Proses perekrutan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
2.1.8.2 Hubungan antara Variabel ProsesSeleksi dengan Kinerja Karyawan
Masood, Tahir yang ( 2011) menyatakan dari hasil penelitiannya bahwa Rekrutmen
dan seleksi yang merupakan bagian dari praktek manajemen sumber daya manusia di
indentifikasikan mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja perusahaan dan kinerja
karyawan
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mahmood, Fahad (2014) menemukan bahwa
faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah perekrutan dan seleksi yang
memiliki efek besar di dalam kinerja karyawan yang mencakup hampir 80%. Proses Seleksi
sangat penting di dalam sebuah perusahaan, bagian manajemen sumber daya manusia harus
membantu dan bisa mencari sumber daya manusia yang cocok dan sesuai yang dapat
membantu manajer di dalam menjalankan perusahaan dengan baik.
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut dan indentifikasi masalah yang ada maka
dapat di buat hipotesis :
H2 :Proses seleksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
2.1.8.3 Hubungan antara Variabel Kompetensi dengan Kinerja Karyawan
Rahmah Ismail, Syahida Zainal Abidin (2010) menerangkan
bahwa dari
hasil
penelitian yang di lakukan menunjukkan kompetensi dari pekerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja mereka, disamping itu human capital dan karakteristik pekerja seperti latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan komponen pelatihan juga menentukan kinerja
dari karayawan, dan juga untuk memastikan bahwa kompetensi dan skill sesuai dengan
kriterian pekerjaan dan kebutuhan yang ada, maka pelatihan juga dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja dari karyawan
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut dan indentifikasi masalah yang ada maka
dapat dibuat hipotesis :
H3: Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2.1.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian dalam penelitian ini tediri dari Variabel independen atau
variabel bebas yaitu Proses Perekrutan, Proses Seleksi, dan Kompetensi. Variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri.
Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja
Karyawan. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh beberapa variabel
lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.
Proses
Perekrutan
(X1)
Kinerja
Karyawan
Proses Seleksi
(X2)
(Y)
Kompetensi
(X3)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
2.1.10 Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk T-1 :
Ho : Proses Perekrutan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
H1 : Proses Perekrutan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Untuk T-2 :
Ho : Proses Seleksi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
H2 : Proses Seleksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Untuk T-3 :
Ho : Kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
H3 : Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Untuk T-4 :
Ho :Proses Perekrutan, Proses Seleksi, dan Kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan
H4 :Proses Perekrutan, Proses Seleksi, dan Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
Download