BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari
suatu
perubahan
pembangunan
bangsa.
Peranan
penting
tersebut
membutuhkan suatu keadaan yang mendukung kesehatan fisik masyarakat
untuk dapat meningkatkan peran serta dalam pembangunan bangsa.
Keberhasilan pembangunan akan tercapai jika didukung dengan masyarakat
yang memiliki kebugaran fisik.
Kebugaran fisik merupakan salah satu tolak ukur dalam menentukan
derajat kesehatan. Kehidupan yang sehat merupakan faktor penting agar
setiap individu dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk mencapai
kehidupan yang sehat dan produktif, setiap individu memerlukan kondisi
fisik yang optimal. Kondisi fisik yang optimal bagi setiap individu salah
satunya dipengaruhi oleh daya tahan kardiorespirasi yang merupakan
kemampuan untuk melakukan latihan pada otot besar, dinamik dengan
intensitas sedang sampai tinggi dalam waktu yang singkat. Dengan
kebugaran maka seseorang mampu melakukan aktivitas fisik dalam pekerjaan
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan dan masih
dapat melakukan kegiatan lainnya.
Kebugaran fisik dapat dicapai sebagai suatu akibat dari faktor input
dan processing. Sebagai produk dari aktifitas fisik, tingkat kebugaran fisik
1
dari sudut ilmu faal dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Sistem
respirasi sebagai organ penyedia oksigen, (2) Sistem cardiovascular dengan
isinya (darah, dalam hal ini hemoglobin), sebagai pengangkut oksigen, (3)
sistem otot sebagai pengguna oksigen, (4) sistem metabolisme energi sebagai
penyedia energi (5) status gizi (indeks masa tubuh), serta (6) tergantung pada
umur, jenis kelamin, program aktivitas fisik dan latihan. Keenam faktor
tersebut secara fisiologis dan biologis harus berfungsi normal dan
ditingkatkan secara simultan ( Sarwono, 2008).
Individu yang memiliki kebugaran fisik yang baik dapat dilihat dari
kesehatan kerja dari jantung dan paru-parunya. Kerja jantung dan paru-paru
dapat diukur dari denyut nadi dan hembusan nafas. Pengukuran denyut nadi
dan frekuensi nafas ini dapat memperlihatkan kondisi fisik individu yang
sehat atau tidak, terlatih atau tidak. Pada saat bergerak, otot yang bekerja
memerlukan pasokan oksigen untuk mengolah energi yang didapat dari
makanan. Udara yang dihirup oleh paru, dihantarkan darah menuju jantung,
kemudian oleh jantung dipompakan ke seluruh tubuh, terutama pada otot
yang bekerja. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen
perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen yang diperlukan
menjadi meningkat hingga10 hingga 15 kali lipat.
Kebugaran fisik dapat diukur salah satunya dengan mengukur daya
tahan kardiorespirasi. Daya tahan kardiorespirasi merupakan kemampuan
untuk melakukan latihan dinamis menggunakan otot tubuh dengan intensitas
sedang hingga tinggi pada jangka waktu yang cukup lama yang berhubungan
dengan respon jantung, pembuluh darah, serta paru untuk mengangkut
oksigen ke otot (Purnawati, 2013).
Daya tahan kardiovaskuler merupakan komponen terpenting dari
kesegaran jasmani atau kebugaran fisik. Daya tahan kardiovaskuler
menunjukkan kemampuan kerja jantung untuk menyediakan zat makanan dan
oksigen untuk bagian-bagian tubuh yang sedang melakukan aktivitas.
Kemampuan ini diperlukan dalam waktu yang lama dan intensitas rendah
sehingga disebut sebagai kapasitas latihan submaksimal (Adiatmika, 2002).
Daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dari
kebugaran fisik. Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem
jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada
keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya
ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme
tubuh. Daya tahan kardiorespiasi yang tinggi menunjukkan kemampuan
untuk bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk mengeluarkan
sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu yang lama.
Salah satu tes yang digunakan sebagai tes daya tahan kardiorespirasi
yaitu Harvard Step Test. Harvard Step Test adalah salah satu jenis tes stress
jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini
juga baik digunakan dalam penilaian kebugaran, dan kemampuan untuk pulih
dari kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali normal), semakin
baik kebugaran tubuh (Hasanah, 2012).
Harvard step test adalah sebuah metode penilaian yang secara akurat
mengidentifikasi tingkat kardiorespirasi. Hal ini dikarenakan hasil tes
didasarkan pada detak jantung yang akurat pada waktu istirahat dan latihan,
(Greenberg 2004). Harvard Step Test merupakan test daya tahan
kardiorespirasi dengan mengukur Indeks Kesanggupan Badan (IKB) dalam
melakukan tes naik turun bangku selama 5 menit. Pada saat seseorang
melakukan tes ini jumlah denyut nadi saat 30 detik pertama, kedua dan ketiga
menjadi acuan untuk menetukan indeks kesanggupan individu. Semakin
besar nilai dari IKB seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik.
Nilai IKB dapat diukur sesuai dengan latihan fisik yang mampu dilakukan
individu dan menunjukkan kondisi kebugaran fisik.
Latihan fisik yang teratur dengan dosis yang tepat dapat meningkatkan
kondisi fisik yang bugar. Untuk mendapatkan latihan fisik yang sesuai dengan
tubuh maka dibutuhkan usaha-usaha dibidang kesehatan gerak dan fungsi
tubuh. Fisioterapi merupakan bagian dari integral pelayanan kesehatan yang
berhubungan erat dengan gerak dan fungsi tubuh. Menurut Ikatan fisioterapi
Indonesia (IFI) pada tahun 2014 dalam Buku Standar Kompetensi Fisioterapi
Indonesi menyatakan bahwa Fisioterapi merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan yang
memiliki otonomi profesional yaitu kebebasan dalam
melakukan upaya-upaya promotif, preventif, restoratif, pemeliharnaan dan
wellness dalam batas pengetahuan yang didapat sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya. Salah satu dari kewenangan Fisioterapi yaitu dapat
memberikan latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran fisik. Latihan
fisik tersebut yaitu latihan yang dapat meningkatkan daya tahan
kardiorespirasi seperti pelatihan interval intensitas tinggi dan senam aerobik
high impact.
Pelatihan interval intensitas tinggi adalah sebuah konsep latihan yang
menggunakan kombinasi antara latihan intensitas tinggi dan diselingi dengan
latihan intensitas sedang atau rendah. Pelatihan ini dilakukan dalam selang
waktu tertentu yang dapat memacu kerja jantung dengan lebih keras sehingga
dapat menigkatkan konsumsi oksigen dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Smith dkk, (2013) tentang pelatihan intensitas
tinggi berbasis crossfit untuk meningkatkan kebugaran aerobik maksimal dan
komposisi tubuh pada 43 orang selama 10 minggu didapatkan hasil signifikan
terhadap perbaikan VO2maks dan penurunan persentase lemak tubuh. Latihan
yang dilakukan oleh Oiliveira dkk, (2013) tentang efek Pelatihan Interval
Intensitas Tinggi selama 2 minggu pada pria dewasa dengan nilai Body Mass
Index (BMI) tinggi menunjukkan peningkatan VO2maks.
Senam aerobik merupakan serangkaian gerak yang dipadukan dengan
irama musik yang telah dipilih dengan durasi tertentu yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen di dalam jaringan tubuh yang
ditentukan oleh kapasitas maksimal paru saat menghirup udara. Latihan
aerobik dilakukan secara teratur dengan durasi yang cukup akan memperbaiki
kerja jantung dan paru dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi.
Latihan aerobik memberi pengaruh dalam metabolisme tubuh antara lain
perubahan sel darah merah, nilai hematokrit darah dan viskositas darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Alex dkk (2011) tentang pengaruh
senam aerobik low impact dan high impact terhadap kebugaran fisik terhadap
20 orang didapatkan hasil yang signifikan terhadap latihan senam aerobik low
impact dan high impact terhadap hasil kesegaran jasmani. Berdasarkan
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa latihan senam aerobik high impact
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan low impact terhadap hasil
kebugaran fisik.
Sama seperti latihan aerobik lainnya, latihan interval intensitas tinggi
meningkatkan fungsi sel otot, membakar lemak dan meningkatkan kapasitas
paru. Latihan interval intensitas tinggi selama 30 menit sama dengan 90
menit latihan intensitas rendah (Hoeger, 2014).
Penelitian yang dilakukan Mukti (2014), menyatakan bahwa
pengukuran indeks keberhasilan olahraga nasional, didapatkan hasil tingkat
kebugaran jasmani adalah 4,07% untuk kategori baik. Ini berarti lebih dari
95% kondisi kebugaran jasmani masyarakat Indonesia kurang baik atau
bahkan sangat buruk.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya angka rekapitulasi
absensi kehadiran mahasiswa pada tahun 2013 di Program Studi D-III
Fisioterapi Universitas Abdurrab dengan rata-rata ketidakhadiran mahasiswa
karena sakit meningkat sebesar 75%. Ketidak hadiran mahasiswa
dikarenakan sakit ini dicurigai disebabkan oleh karena kebugaran fisik yang
rendah. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang Pelatihan Interval Intensitas Tinggi Lebih Meningkatkan Kebugaran
Fisik daripada Senam Aerobik High Impact pada Mahasiswa Program Studi
D-III Fisioterapi Universitas Abdurrab.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini yaitu : Apakah pelatihan interval intensitas tinggi lebih
meningkatkan kebugaran fisik daripada senam aerobik high impact pada
Mahasiswa Program Studi D-III Fisioterapi Universitas Abdurrab?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pelatihan
interval intensitas tinggi lebih meningkatkan kebugaran fisik daripada senam
aerobik high impact pada Mahasiswa Program Studi D-III Fisioterapi
Universitas Abdurrab.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memperoleh data yang empirik tentang efek pelatihan interval
intensitas tinggi dan senam aerobik high impact untuk meningkatkan
kebugaran fisik pada mahasiswa program studi D-III Fisioterapi
Universitas Abdurrab.
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai pedoman bagi mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya tentang efek pelatihan interval intensitas tinggi dan senam
aerobik high impact untuk meningkatkan kebugaran fisik.
Download