Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 01, Nomor 01, Januari-Juni 2015, 1-12 PENTINGNYA PENDIDIKAN JASMANI BAGI SETIAP PESERTA DIDIK Suharjo Staf Pengajar FIK UNIMED [email protected] Abstract Physical education was learning process to move and learning by moving. In addition to study and theacing with the move for get the purpose learning, in physical education, the student must be move and developing. Developing was through couse purpuse wasn’t aspects of the physical who known is psychomotor, but also developing knowlage and understanding was the ability of cognitive and afective as well as the developing with moving skills, healty and perceptual motors and social emocional. Keywords : Physical Education, Cognitive, Afective and Physicomotor Abstrak Pendidikan jasmani merupakan proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani itu anak diajarkan untuk bergerak dan berkembang. Perkembangan yang dimaksud bersifat menyeluruh sebab yang dituju bukan saja aspek jasmaniah yang lajim dicakup dalam istilah psikomotorik, namun juga perkembangan pengetahuan dan penalaran yaitu kemampuan kognitif dan watak serta sifat-sifat kepribadiannya yang disebut afektif. Sedangkan perkembangannya tersebut ditujukan melalui perkembangan keterampilan gerak, kebugaran, perseptual motorik dan sosial emosional. Kata Kunci: Pendidikan Jasmani, Kognitif, Afektif, Psikomotor PENDAHULUAN Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang kita harapkan bersama. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani 1 Suharjo Pentingnya Pendidikan Jasmani Bagi Peserta Didik dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar, sekolah menengah maupun di perguruan tinggi pada umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara kompeten, mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendidik siswa secara sistematik melalui pendidikan jasmani. Tampak sekali bahwasannya pendidikan jasmani belum berhasil mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Hal ini disebabkan oleh adanya pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah dasar kebanyakan diemban atau dilaksanakan bukan oleh guru khusus pendidikan jasmani yang secara moral mempunyai kompetensi dan pengalaman yang terbatas dalam bidang pendidikan jasmani. Mereka adalah kebanyakan guru kelas yang harus mampu mengajar berbagai mata pelajaran yang salah satunya adalah pendidikan jasmani. Kebanyakan guru pendidikan jasmani mempunyai kecenderungan dalam melaksanakan proses pembelajarannya lebih banyak menekankan kepada penguasaan keterampilan cabang olahraga. Pendekatan yang dilakukan cenderung kearah suatu pendekatan pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru pendidikan jasmani menentukan tugas-tugas ajarnya kepada siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti melatih sustu cabang olahraga. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran pendidikan jasmani sebagai media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya. Dalam beberapa tahun belakangan ini, beebagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dengan membuat kebijakan-kebijakan baru guna meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani. Namun pada kenyataannya kebijakan-kebijakan ini kurang diimbangi oleh upaya peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum dan pengadaan fasilitas pendukungnya. Apabila kondisi seperti ini terjadi terus, maka dapat diperkirakan bahwa inovasi2 Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 01, Nomor 01, Januari-Juni 2015, 1-12 inovasi kurikulum yang dilakukan tidak dapat direalisasikan dengan efektif. Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan tidak akan berarti, manakala para guru atau dosen yang melaksanakan kurikulum dalam kondisi yang kurang menguntungkan, baik dalam kemampuan mengajar maupun fasilitas yang mendukung. Mereka para guru akhirnya melaksanakan tugas mengajar pendidikan jasmani cenderung hanya melakukan senagai rutinitas saja. Akibatnya sering berbagai upaya inovasi yang telah dilakukan sering mengalami berbagai kendala dan hambatan.Untuk itu agar implementasi kurikulum pendidikan jasmani dapat berhasil, maka harus ada kemauan dan keinginan yang besar untuk meningkatkan kemampuan guru pendidikan jasmani dan menambah fasilitas yang sesuai. Keefektifan pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dan perguruan tinggi pada beberapa tahun belakangan ini telah menjadi isu nasional yang sangat menarik. Isu-isu tersebut sering dibicarakan secara serius dalam beberapa forum diskusi atau forum seminar tingkat nasional oleh berbagai kalangan termasuk para pakar dan praktisi pendidikan jasmani. Berbagai saran dan rekomendasi sering diajukan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolahsekolah, termasuk di antaranya adalah perbaikan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan sarana dan prasarana. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif sebenarnya tidak hanya sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Namun pengajaran pendidikan jasmani pada hakikatnya lebih merupakan suatu proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. PEMBAHASAN Teori Pendidikan Jasmani Pada awalnya pendidikan jasmani menggunakan pengetahuan umum Pendidikan Jasmani karena pendidikan jasmani dianggap tidak memenuhi syarat sebagai sebuah ilmu yang dapat berdiri sendiri oleh karena proses dan isi pendidikan jasmani pun tidak jelas atau belum dirumuskan. Hal ini dapat terlihat saat guru 3 Suharjo Pentingnya Pendidikan Jasmani Bagi Peserta Didik pendidikan jasmani mengajar di kelas yang isi pelajaran meliputi cabang-cabang olahraga seperti senam, sepakbola, bola voli dan permainan. Sehingga kelihatan bahwa pendidikan jasmani tidak mempunyai dasar tujuan yang jelas. Padahal jika dipahami secara seksama bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani dalam Agenda Berlin adalah proses sosialisasi via aktivitas jasmani, bermain dan/atau olahraga yang bersifat selektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Uraian itu menggambarkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan dimana aktivitas jasmani menjadi sasaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Dari beberapa ungkapan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari pendidikan pada umumnya dan dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasamani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa objek dasar dari teori pendidikan jasmani adalah gerak manusia. Secara sederhana bahwa pendidikan jasmani itu merupakan proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Proses kegiatannya mencakup kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran yang dilakukan secara berulangulang. Dengan demikian anak akan mampu menggunakan tubuhnya secara efisien, bahkan didasarkan pada pemahaman. Sedangkan dampak lebih lanjut adalah anak memiliki kebiasaan dan keterampilan untuk mengisi waktu luangnya dan kelak keterampilan yang dimilikinya diharapkan dapat dilakukan sepanjang hayatnya. Karena itu pula akan timbul kebiasaan hidup aktif dan pada gilirannya pula menyumbang perkembangan gerak dan kebugaran jasmaninya. Pada Agenda Berlin diuraikan bahwa Pendidikan Jasmani adalah: 4 Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 01, Nomor 01, Januari-Juni 2015, 1-12 a) Satu-satunya mata pelajaran disekolah yang fokusnya adalah pada badan, aktivitas jasmani dan perkembangan fisik, b) Membantu anak untuk mengembangkan respek terhadap badannya, baik yang dimilikinya maupun milik orang lain, c) Mengembangkan anak kebiasaan aktif yang penting bagi perkembangan kesehatan dan menjadi landasan bagi gaya hidup sehat setelah dewasa, d) Mengembangkan pemahaman tentang peranan aktivitas jasmani aerobik dan aerobik untuk meningkatkan kesehatan, e) Memberikan sumbangan bagi perkembangan kepercayaan diri dan self esteem pada anak f) Mendorong perkembangan kognitif dan sosial, memberikan sumbangan bagi pengembangan keterampilan pendidikan yang fundamental seperti baca, tulis, dan prestasi akademik Meskipun orientasi pembinaan tertuju pada aspek jasmani, namun demikian seluruh skenario adegan pergaulan yang bersifat mendidik juga tertuju pada aspek pengembangan kognitif dan afektif sehingga pendidikan jasmani merupakan intervensi sistematik yang bersifat total, mecakup pengembangan aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan moral-spiritual. Nuansa-nuansa yang bersifat mendidik itu terjadi pada anak-anak melalui pendekatan pedagogi dan juga pada orang dewasa melalui pendekatan andragogi sehingga proses pendidikan dan sekaligus pembentukan itu bedangsung melalui pendekatan agogik. Tujuan Pendidikan Jasmani Belajar melalui pengalaman gerak, untuk mencapai tujuan pengajaran, merupakan salah satu ciri dari pendidikan jasmani. Dalam pengertian mendalam, proses pendidikan berlangsung melalui pelaksanaan aktivitas jasmani, bermain dan kegiatan olahraga. Melalui proses belajar tersebut pendidikan jasmani ingin mewujutkan sumbangannya terhadap perkembangan anak, sebuah perkembangan yang tidak berat sebelah. Perkembangan yang dimaksud bersifat menyeluruh sebab 5 Suharjo Pentingnya Pendidikan Jasmani Bagi Peserta Didik yang dituju bukan saja aspek jasmaniah yang lajim dicakup dalam istilah psikomotorik. Namun juga perkembangan pengetahuan dan penalaran yang dicakup dalam istilah kemampuan kognitif. Selain itu dicapai perkembangan watak serta sifat-sifat kepribadiannya yang tercakup dalam istilah afektif. Ketiga aspek tersebut yang mencakup psikomotorik, kognitif dan afektif merupakan satu kesatuan. Oleh sebab itu maka seorang guru pendidikan jasmani harus dapat memahami model dari pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri. Sukintaka (2004) menggambarkan model pendidikan jasmani sebagai berikut; Gerak ANAK DIKJAS Sikap Perilaku - Bahan / Metode - - GURU JASMANI - Kekuatan otot - Daya tahan otot - Daya tahan cardiovas - Kelentukan PSIKOMOTORIK Persepsi gerak Gerak dasar Keterampilan Olahraga & tari KOGNITIF Pengetahuan Keterampilan intelektual Kemampuan intelektual AFEKTIF Sehat, respek gerak Aktualisasi diri Menghargai diri Konsep diri MANUSIA INDONESIA SEUTUH-NYA INPUT Sedangkan kemajuan yang akan dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilihat melalui penguasaan keterampilan, melalui pendidikan jasmani 6 Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 01, Nomor 01, Januari-Juni 2015, 1-12 diharapkan tersedia sebuah lingkungan belajar yang memungkinkan siswa banyak terlibat dalam tugas-tugas penting untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Sehubungan dengan pembelajaran pendidikan jasmani, Lutan (2001) mengelompokkan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani sebagai berikut: Perkembangan keterampilan gerak merupakan inti dari program pendidikan jasmani. Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak pendidikan dasar diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan gerak yang berhubungan dengan olahraga. Ketika anak telah memiliki keterampilan gerak dasar yang matang selanjutnya dapat menerapkan kedalam berbagai permainan, olahraga dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum mencapai pada keterampilan gerak yang diinginkan, tentunya melalui tahapan-tahapan. Gabbard, LeBlanc, dan Lowy (1987) mengutarakan tahapan kerja motorik sebagi berikut; Terminal Tahapan gerak 0-2 th, masa kanak- Gerak tak sempurna kanan 2-7 th, masa anak-anak Gerak dasar dan awal pemahaman efisien 8-12 th, masa anak-anak Khusus (khas) 2- dewasa, masa remaja dan dewasa masa Spesialisasi Aktivitas karakteristik Berguling, duduk, meratap, merangkak, berdiri, berjalan dan memegang Kesadaran gerak lokomotor, nirlokomotor dan manipulasif Penghalusan keterampilan dan penyadaran gerak, menggunakan gerak dasar, dalam tari, permainan/olahraga, senam dan olahraga air Bersifat kompetisi dan rekreasi Dengan demikian dapat dilihat pada umur berapakah anak dimulai masuk Sekolah dasar, jenis kemampuan motorik apakah yang telah dikuasai anak, dan jenis 7 Suharjo Pentingnya Pendidikan Jasmani Bagi Peserta Didik kemampuan motorik apakah yang harus dikembangkan oleh guru pendidikan jasmani? Oleh sebab itu maka harus terlebih dahulu mengetahui tipe gerak dasar yang berhubungan dengan keterampilan gerak menurut Lutan (2001) sebagai berikut: Keterampilan Gerak Lokomotor Manipulasi lokomotor) 1. Dasar (satu elemen) 1. Melempar/meluncur - Jalan, kan objek: - Lari, - melempar - Jingkat - menendang - Loncat - memukul - memantul 2. Kombinasi (lebih dari - memvoli Satu elemen) - menggelundung - meluncur - memanjat 2. Menyerap daya - merangkap Stabilitas (non 1. Bergerak dalam poros - membungkuk - meregang - memutar - melintir - mengayun 2. Poros tubuh statis & dinamis - keseimbangan tegak - keseimbangan sikaptubuh sungsang - berkelok-kelok - berguling - berhenti - bergerak cepat Keterangan: a. Gerak lokomotor merupakan aktivitas jasmani dimapa keadaan tubuh berpindah dariposisinya kjearah mendatar (horizontal) atau ke atas (vertikal) dari satu titik ketitik lainnya dalam sebuah ruang. b. Gerak manipulatif merupakan aktivitas jasmani yang melibatkan upaya pengerahan pada suatu objek, dan upaya menerima daya dari objek. c. Gerak stabilitas (non lokomotor) merupakan aktivitas jasmani yang berupaya untuk menahan keseimbangan titik berat badan tetap jatuh pada bidang tumpu. 8 Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 01, Nomor 01, Januari-Juni 2015, 1-12 Perkembangan Kebugaran Perkembangan kebugaran jasmani merupakan tujuan penting dalam program pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Istilah kebugaran disini mencakup bukan hanya kebugaran jasmani yang mendukung kesehatan, tetapi juga kebugaran yang mendukung peforma. Lutan (2001) membagi perkembangan kebugaran jasmani sebagai berikut: a. Kebugaran terkait dengan kesehatan (Physical fitness) 1) kekuatan otot 2) Daya tahan otot 3) Daya tahan aerobik 4) Fleksibility b. Kebugaran terkait dengan peforma (motor fitness) 1) Kecepatan 2) Koordinasi 3) Agilitas 4) Power 5) Keseimbangan Sehubungan dengan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dimaksudkan bahwa penting untuk mendukung kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan sehingga masih memiliki energi untuk melakukan tugas berikutnya. Sedangkan kebugaran yang berhubungan dengan performa disebut juga dengan istilah kebugaran motorik (motoric fitness) ditujukan pada kebugaran untuk melakukan tugas gerak dimana seseorang mampu melaksanakan tugas yang memerlukan keterampilan gerak. Perkembangan Perseptual-motorik Gerak perseptual menunjukkan kepada proses gerak yang dihasilkan melalui penerimaan dan pemilihan ransang. Proses penerimaan dan seleksi rangsang, hingga menghasilkan jawaban berupa gerak yang disebut persepsi. Pengalaman belajar yang 9 Suharjo Pentingnya Pendidikan Jasmani Bagi Peserta Didik terdiri atas pelaksanaan tugas gerak itu diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan seseorang. Pelaksanaan tugas gerak itu dapat merangsang simpul-simpul syaraf. Dengan kata lain rangsang untuk melaksanakan gerak itu memacu pertautan antara sinap dengan simpul syaraf, atau rangsangan dari lingkungan itu memperkuat kaitan antara sel-sel saraf dalam otak. Perkembangan gerak perseptual berurusan dengan perkembangan dan penghalusan kepekaan kinestetik yang mencakup dunia ruang dan dunia waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan (2001) terteng perkembangan gerak perseptuan sebagai berikut: a. Kemampuan yang berkaitan dengan ruang 1) Kesadaran tubuh 2) Kesadaran ruang 3) Kesadaran arah b. Kemampuan yang berkaitan dengan waktu (tempo) 1) Sinkronisasi 2) Irama 3) Urutan rangkaian gerak Dunia ruang dan waktu dimaksudkan bahwa semua gerak berlangsung dalam ruang dan terkait dengan waktu. Bagi anak-anak, untuk lebih mengenal ruang disekitarnya, mereka harus memperoleh kesempatan yang banyak untujk menjelajahi lingkungan sekitarnya. Pengalaman belajar harus banyak merangkan kesadarannya tentang tubuhnya, arah dan ruang tempat bergerak itu sendiri. Dunia temporal berkaitan dengan tempo pelaksanaan aktivitas jasmani yang ditujukan pada keselarasan (sinkronisasi), irama dan tata urut (sekuen). 1. Perkembangan Sosial Emosional Salah satu dampak pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan penilaian positif terhadap kemampuan diri. Kesan ini sangat penting untuk ditumbuhan pada anak untuk menguasai tugas belajar, 10 Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 01, Nomor 01, Januari-Juni 2015, 1-12 membangkitkan motivasi disamping efek psikologis lainnya yang mendorong keadaan sehat secara mental pada diri seseorang atau sejahtera secara mental atau batiniah. Didalamnya tercakup: a. perasaan positif mengenai citra diri dan keadaan badan, peningkatan penilaian diri yang merasa makin mampu menyelesaikan tugas serta berprestasi, b. Pengalaman sukses, c. Peningkatan rasa percaya diri. Manfaat dari segi sosial sangat banyak diperoleh dari program pendidikan jasmani. Melalui aktivitas jasmani atau kegiatan olahraga, seseorang memperoleh kesempatan untuk bergaul dan berinteraksi antara satu dengan lainnya. Sikap dan perilaku yang direstui mesyarakat dapat dibina melalui lingkungan olahraga. Demikian juga tentang nilai, sesuatu yang dianggap paling luhur dan menjadi rujukan atau pedoman perilaku. Dalam olahraga banyak nilai yang dapat ditanamkan kepada anak, misalnya toleransi antara sesama, gotong royong, menghargai kerja keras, mengutamakan mutu dan lain-lain. PENUTUP Dari uraian diatan dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan keseluruhan skenario adegan pergaulan yang bersifat mendidik juga tertuju pada aspek pengembangan kognitif dan afektif sehingga pendidikan jasmani merupakan intervensi sistematik yang bersifat total, mecakup pengembangan aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan moral-spiritual Jika dilihat uraian tentang konsepsi muatan pembelajaran pendidikan jasmani dapat dinyatakan bahwa pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan salah satu cabang pendidikan yang dalam mencapai tujuannya melalui aktivitas jasmani. Melalui gerakan jasmani, ditanamkan nilai-nilai pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani itu anak diajarkan untuk bergerak dan 11 Suharjo Pentingnya Pendidikan Jasmani Bagi Peserta Didik berkembang. Perkembangan yang dimaksud bersifat menyeluruh sebab yang dituju bukan saja aspek jasmaniah yang lajim dicakup dalam istilah psikomotorik, namun juga perkembangan pengetahuan dan penalaran yaitu kemampuan kognitif dan watak serta sifat-sifat kepribadiannya yang disebut afektif. Sedangkan perkembangannya tersebut ditujukan melalui perkembangan keterampilan gerak, kebugaran, perseptual motorik dan sosial emosional. DAFTAR PUSTAKA Annarino, A.A., Copwell, CC, dan Hazelton, H.W, Curriculum Theory and Design in Physical Education, ST Louis : CV. Mosby Co. 1980. Bucher, C.A, Fundation of Physical Education, ST Louis : CV. Mosby Co. 1960 Gabbard, C, LeBlanc, E., dan Lowy, S. Physical Education for Children, Building the Foundation. New Jerse : Prentice Hall Inc. Engliwood,1987. Lutan, Rusli. Masalah, Tantangan dan Arah Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta : Makalah. Direktorat Jendral Oelahraga pelajar dan Mahasiswa. 2001. Sindentop, Daryl. Introduction to Physical Education, Fitness and Sport. London & Toronto: Mayfiled Publishing Company. 1994. Sukintaka, Filisophi, Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani, Bandung: Nuansa, 2004. -------------. Proceeding World Summiton Physical education. Berlin 3-5th.1999. 12