BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005). Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah (Zulhaida, 2005). 1 Universitas Sumatera Utara 2 Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM. Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain faktor pengetahuan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang harus diperoleh, misalnya pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat janin terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan (Muliarini, 2010). Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zatzat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Karyadi, 2001). Berdasarkan penelitian (Rahayuningsih, 2007) dijelaskan bahwa kurangnya pengetahuan ibu yang sedang hamil di trimester pertama tentang makanan bergizi disebabkan karena di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, adanya tradisi turun temurun dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan makanan yang harus dipantang yang mengakibatkan tidak terpenuhi makanan bergizi saat hamil Berdasarkan penelitian (Muliarini, 2010) trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilannya. Karena pertumbuhan janin masih lambat, maka penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil, bahkan boleh dikatakan pada periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama Universitas Sumatera Utara 3 dengan wanita dewasa biasa. Namun nilai gizi harus tetap diperhatikan, mengingat semakin menjamurnya makanan siap saji dan pola makan yang cenderung kurang asupan dan variasi gizi serta digunakannya zat aditif. Trimester pertama kehamilan merupakan saat yang penting karena terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak, syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. WHO melaporkan bahwa setengah ibu hamil mengalami anemia, secara global 55% dimana secara bermakna trimester pertama lebih tinggi mengalami anemia. Masalah ini disebabkan kurangnya defesiensi zat besi dengan defisiensi zat gizi lainnya (Mc Carthy dan Maine, 1992). Di negara yang berkembang termasuk Indonesia masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian wanita. Tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya bagi wanita dalam hidupnya (Nurn, 2002). Di Indonesia prevalensi anemia tahun 1970-an, wanita hamil sekitar 46,5-70% pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 dengan angka anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT turun menjadi 50,9%. Pada tahun 1999 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil sebesar 39,5%, tahun 2001, didapatkan anemia zat gizi pada ibu hamil mencapai 40,1%, banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status sosial ekonomi, serta perolehan tablet zat besi (Fe) (Pasaribu, 2006). Universitas Sumatera Utara 4 Di Sumatera Utara tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia (Amiruddin, 2007). Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%. Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan. Jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002). Dari data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tobasamosir tahun 2009 yang mengalami KEK dan Anemia sebanyak 61,7%.Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Habinsaran tahun 2012 terdapat 102 ibu hamil dengan jumlah ibu hamil yang mengalami KEK dan anemia sebanyak 77 orang (75,4%), di kecamatan Nassau tahun 2012 jumlah ibu hamil 40 orang yang mengalami KEK sebanyak 12 orang (30%) dan yang mengalami anemia 10 orang (25%). Dari hasil survey yang diakukan dengan metode wawancara terhadap 5 ibu hamil yang melakukan ANC di Puskesmas memperlihatkan bahwa terdapat 3 ibu hamil yang tidak mengetahui bagaimana pola makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan trimester pertama (usia kehamilan 0- 12 minggu) sedangkan 2 orang ibu hamil mengetahui pola makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik untuk kehamilannya. Universitas Sumatera Utara 5 Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Gambaran Pengetahuan Gizi ibu hamil trimester pertama dan Pola makan dalam Pemenuhan Gizi di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kabupaten Toba Samosir”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian itu adalah bagaimana “Gambaran Pengetahuan Gizi ibu hamil trimester pertama dan Pola makan dalam Pemenuhan Gizi di Wiayah kerja Puskesmas Parsoburan Kabupaten Toba Samosir”. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui“Gambaran Pengetahuan Gizi dan Pola makan dalam Pemenuhan Gizi pada Ibu Hamil Trimester Pertama (0 – 12 minggu) di Puskesmas Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir”. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengetahuan gizi ibu hamil trimester pertama mengenai makanan sehat dan bergizi 2. Untuk mengetahui konsumsi energi dan protein dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil trimester pertama. Universitas Sumatera Utara 6 1.4 Manfaat Penelitian Sebagai tambahan atau masukan bagi pihak terkait tentang pengetahuan gizi dan pola makan dalam pemenuhan gizi pada usia kehamilan Trimester Pertama (0-12 minggu) dan juga sebagai referensi dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil tentang pola makan dalam pemenuhan gizi. Universitas Sumatera Utara