PKn kelas XI semester 1

advertisement
2
Madrasah aliyah negeri krecek pare-kediri
3.
4
STANDAR KOMPETENSI 1
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsi-kan pengertian budaya politik
PERTEMUAN ke 1
BUDAYA POLITIK
A. Makna Budaya Politik
1.
2.
3.
4.
Pengertian budaya politik
Ciri-ciri budaya politik
Macam-macam budaya politik
Faktor penyebab berkembangnya budaya politik di
suatu daerah
5. Budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
5.
1. Pengertian Budaya Politik
Budaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok masyarakat,
bangsa dan negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
politik kenegaraan.
Pendapat beberapa ahli tentang budaya politik :
Rusadi Sumintapura, budaya politik merupakan pola tingkah laku individu dan orientasinya
terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik
Samuel Beer, budaya politik merupakan nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi
tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang
harus dilakukan oleh pemerintah
Gabriel Almod dan Sidney Verba, budaya politik merupakan suatu sikap orientasi yang khas
warga negara terhadap sistem politik dan sikap warga negara terhadap peranannya dalam sistem
politik
Austin Ranney, budaya politik merupakan seperangkat pandangan-pandangan tentang politik
dan pemerintahan yang dipegang secara bersama, sebuah orientasi terhadap obyek-obyek politik
Allan R. Ball, budaya politik merupakan susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi
dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik
Kay Lawson, budaya politik merupakan suatu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai politik
yang terdapat di seluruh bangsa
Menurut Gabriel Almod dan Sidney Verba, membagi budaya politik menjadi 2 bagian yaitu :
1. orientasi yang khas warga negara terhadap obyek politik
2. sikap warga negara terhadap peranannya dalam sistem politik
6
2. Ciri – Ciri Budaya Politik
1. Adanya kebiasaan berupa nilai yang hidup dan berkembang dalam
asyaraka tpolitik
2. Adanya hubungan timbal balik Vertikal (hubungan rakyat dengan
penguasa)
3. Adanya hubungan horisontal antar lembaga politik dan lembaga negara
4. Adanya partisipasi rakyat dalam dunia politik
5. Adanya kesadaran politik
6. Adanya sosialisasi politik
3. Macam-Macam Budaya Politik
Gabriel Almond dan Sidney Verba mengelompokkan (mengklasifikasikan) macam-macam
budaya politik sebagai berikut :
1. Budaya politik parokial (parochial political culture), pada tingkat budaya politik ini,
tingkat budaya politik masyarakat sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor kognitif
(rendahnya tingkat pendidikan), masih ada pada kehidupan kesukuan
2. Budaya politik kaula (subject political culture), pada tingkat ini budaya politik masyarakat
sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya, tetapi masih bersifat pasif
(menunggu atau diam), masih ada pada kehidupan kerajaan
3. Budaya politik partisipan (participant political culture), pada tingkat ini budaya politik
masyarakatnya sudah sangat tinggi terhadap kesadaran politiknya sendiri, sudah
menjadi negara demokrasi
7
4. Faktor Penyebab Berkembangnya
Budaya Politik Suatu Daerah
Kebudayaan daerah yang bersifat kawula gusti maupun yang bersifat
Partisipan merupakan faktor berkembangnya budaya politik di daerah
1. Budaya Politik Jawa
2. Budaya Politik Minangkabau
3. Budaya Politik Sunda
5. Budaya Politik
Yang Berkembang
Dalam Masyarakat
4. Budaya Politik Bugis-Makassar
5. Budaya Politik Manado
6. Budaya Politik Papua
7. Budaya Politik Batak
8. Budaya Politik Bali
8
DISKUSIKANLAH
1
Dari kenyataan yang ada dalam kehidupan kenegaraan apabila normanorma kenegaraan dalam budaya politik yang berdasarkan konsensus
Nasional (seperti UUD 1945) tidak bisa jalan dengan praktik politik
apakah Langkah yang harus dilakukan ?
2
Dari ciri budaya politik yang ada, yang manakah bersentuhan
langsung dengan kampanye politik yang dilakukan para kontestan
peserta pemilu ?
3
Diantara macam budaya politik yang ada, maka yang manakah
yang berkembang di masyarakat saat sekarang ?
4
Faktor apakah yang menyebabkan berkembangnya budaya politik
yang ada pada daerah-daerah di Indonesia !
JAWABAN
9
1
Apabila tidak bisa jalan dengan praktik politik, langkah yang harus
ditempuh ada 2 yaitu : 1. Praktik politik harus dipaksakan atau
disesuaikan dengan konsensus yang ada, atau 2. Konsensus itu sendiri
sudah saatnya untuk diubah atau diperbaharui
2
Ciri budaya politik yang bersentuhan langsung dengan kampanye
Politik yang dilakukan oleh para kontestan peserta pemilu adalah
sosialisasi politik
3
Dari macam budaya politik yang berkembang dimasyarakat saat
sekarang ini adalah budaya politik partisipatif
4
Faktor penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah
yaitu : 1. adanya faktor kaula gusti (adanya hubungan antara rakyat
dan penguasa dari tingkat desa sampai pusat), 2. adanya faktor
partisipan
10
11
12
STANDAR KOMPETENSI 1
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.2
Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia
PERTEMUAN ke 2
BUDAYA POLITIK
B. Tipe-tipe budaya politik
1. Macam-macam tipologi budaya politik
2. Dampak perkembangan tipe budaya politik sejalan
perkembangan sistem politik yang berlaku
13
Macam-Macam Tipologi Budaya Politik :
1
BU
Macam-Macam tipe budaya politik dapat dibagi menjadi 2 :
1. budaya politik konvensional
2. budaya politik non konvensional
1. Memberikan suara dalam pemilu atau pilkada
DA
YA
2. Terlibat dalam kegiatan kampanye
PO
LI
TIK
3. Membentuk dan bergabung dengan kelompok kepentingan
KON
VEN
4. Melakukan diskusi atau debat politik
SIO
NAL
5. Menjalin komunikasi politik dengan pimpinan politik
Atau elit politik atau pejabat pemerintah
14
1. Demonstrasi
Budaya
Politik
2. Mogok
Non
Konen-
3. Boikot
sional
4. Melakukan pembangkangan sipil
1. DEMONSTRASI
15
D
E
M
O
N
S
T
R
A
S
I
Demonstrasi, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok atau
beberapa kelompok, baik yang memiliki kepentingan yang sama maupun
kepentingan saling bertentangan dengan jalan memperotes tindakan atau
kebijakan pemerintah atau pihak lain yang dianggap merugikan kepentingan
para demonstran atau masayarakat yang diwakili
2
Butuh aktualisasi diri, hak asasi,
demonstrasi
17
Diskuskanlah gambar di atas.
1. Apakah demonstrasi merupakan budaya bangsa
Indonesia ?
2. Jika anda ada yang mengajak berdemonstrasi yang
tidak mengerti duduk persoalannya.
Apakah yang dilakukan terhadap ajakan tersebut ?
3. Pada suatu saat anda dibayar untuk ikut-ikutan
berdemonstrasi selanjutnya fasilitas ditanggung
dapat makan dapat uang saku.
Apa yang harus anda perbuat ?
18
Jawaban
1. Tidak, karena ini merupakan budaya barat, sedangkan
budaya Indonesia kekeluargaan dan gotong royong
2. Menolaknya,
Alasannya: karena sebagai pelajar sebaiknya belajar
dengan baik dan bila terjadi permasalahan sebaiknya
di selesaikan dengan kepala dingin dan rasa kekeluargaan
bukannya dengan unjuk kekuatan atau demonstrasi
3. Menolaknya,
Alasannya: karena sebagai pelajar sebaiknya belajar
dengan baik dan bila terjadi permasalahan sebaiknya
di selesaikan dengan kepala dingin dan rasa kekeluargaan
bukannya dengan unjuk kekuatan atau demonstrasi
19
2. M O G O K
Mogok, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara pasip atau berhenti
melakukan kegiatan atau aktivitas secara bersama-sama oleh sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu, entah politis atau non politis
3. B O I K O T
Boikot, merupakan bentuk penolakan terbuka oleh sekelompok warga masyarakat
terhadap tindakan, kebijakan, atau produk tertentu untuk bernegosiasi dengan
kelompok lain atau badan pemerintah guna memenuhi kepentingan ekonomi atau
politik tertentu
4. PEMBANGKANGAN SIPIL
Pembangkangan sipil, merupakan perlawanan warga masyarakat tanpa kekerasan
terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan
20
Dampak Perkembangan Budaya Politik
2
Dalam perkembangan politik yang terjadi sekarang ini di
Indonesia, yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama
diantaranya :
1. stabilitas spolitik,
2. partai politik dan penyusunan kebijakan umum
1. Stabilitas Politik
Stabilitas politik, merupakan suatu keadaan, di mana proses pembentukan
kebijakan-kebijakan pemerintahan dapat berjalan secara tetap, teratur
tanpa menimbulkan kekacauan politik.
2. Partai Politik dan Penyusunan Kebijakan Umum
Menurut Ramlan Surbakti, dari segi isinya kebijakan umum dapat dibedakan
menjadi kebijakan umum yang bersifat ;
1. ekstratif,
2. distributif dan alokatif,
3. regulatif
21
Dampak dari perkembangan budaya politik
Perkembangan politik yang terjadi sekarang ini di
Indonesia, yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama
diantaranya :
1. Adanya kebebasan berpolitik yang terlalu bebas sehingga
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa,
2. Jumlah partai politik yang terlalu banyak, sehingga
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa
3. Sering terjadi politik uang dalam setiap pemilihan kepala daerah
atau
pemilihan umum
4. Pencalonan atau pemilihan calon DPRD dan DPR
sepertinya terjadi gambler (pertaruhan),
contoh calon harus mengeluarkan uang banyak
Bila berhasil akan menang
Dabn bila kalah akan bangkrut
22
23
24
STANDAR KOMPETENSI 1
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.3
Mendeskripsi-kan pentingnya sosialisasi pengembangan
budaya politik
PERTEMUAN ke 3
BUDAYA POLITIK
C. Sosialisasi budaya politik
1. Makna sosialisasi kesadaran politik
2. Mekanisme sosialisasi budaya politik
3. Fungsi dan peranan partai politik
25
1. Makna Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan
orientasi politik anggota masyarakat
Ada dua alasan yang melatarbelakangi sosialisasi politik menjadi
kajian yang menarik dalam kehidupan kenegaraan :
1. Sosialisasi politik dapat berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem
berjalan dengan baik dan positif sehingga budaya politik dapat berkembang
dengan baik
2. Sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik
dan data mengenai orientasi anak-anak terhadap kultur politik orang dewasa
dan pelaksanaannya dimasa mendatang mengenai sistem politik
2. Mekanisme Sosialisasi Budaya
Politik
Mekanisme melalui tiga pilar sosialisasi budaya politik :
pilar In Formal (keluarga), pilar Non Formal (Masyarakat) dan
pilar Formal (Pendidikan, Lembaga negara dan Lembaga politik).
26
Sosialisasi Politik → Kampanye Pemilu
27
3. Fungsi dan Peranan Partai Politik
1. Fungsi Partai politik
Menurut Sigmund Neumann, mengemukakan fungsi partai politik
di negara demokrasi dan dinegara komunis sebagai berikut :
1. fungsi partai politik di negara demokrasi : untuk mengatur keinginan dan
aspirasi golongan-golongan di dalam masyarakat
2. fungsi partai politik di negara komunis : untuk mengendalikan semua
aspek kehidupan secara monolitik dan rakyat dipaksa untuk menyesuaikan
diri dengan cara hidup yang sejalan dengan kepentingan partai
Fungsi Utama dan Fungsi Tambahan Partai Politik
1. Fungsi utama partai politik, merupakan suatu usaha untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan dalam rangka mewujudkan program-program
yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.
2. Fungsi tambahan dari partai politik : sosialisasi politik, rekrutmen politik,
partisipasi politik, memadukan kepentingan, komunikasi politik,
pengendalian konflik, dan kontrol politik.
28
2. Peranan Partai Politik
Partai politik memeiliki peran sebagai berikut :
1. Mengawasi jalannya pemerintahan
2. Menguji kebijakan pemerintah dengan memperhatikan
titik-titik kelemahannya
3. Mengajukan alternatif-alternatif kebijakan
4. Mendidik kader yang belum terikat oleh kepentingan pemerintahan
DISKUSIKANLAH
1
2
Bagaimanakah menurut anda, Apakah pendidikan yang diikuti
di sekolah sekarang ini, Bisakah digolongkan dalam sosialisasi
politik ?
Dalam bentuk apakah partisifasi politik anda dapat dilaksanakan
di sekolah saat sekarang ini ?
29
JAWABAN
1. Pendidikan di sekolah dapat digolongkan dalam sosialisasi
politik karena di sekolah mendapat pelajaran tentang
politik melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
2. Partisifasi politik yang dapat dilaksanakan di sekolah adalah :
menjadi pengurus Kelas, pengurus osis yang dilaksanakan
melalui pemilihan selain itu adanya metode berdiskusi
dalam proses pembelajaran
30
31
32
STANDAR KOMPETENSI 1
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.4 Menampilkan peranserta budaya politik partisipan
PERTEMUAN ke 4
BUDAYA POLITIK
D. Budaya politik partisipan
1. Pengertian partisifasi politik
2. Bentuk-bentuk partisifasi politik
3. Sebab-sebab timbulnya partisifasi politik
4. Faktor pendukung partisifasi politik
33
1. Pengertian Budaya Politik Partisipan
(Partisipasi Politik)
Ramlan Subakti, mengemukakan Partisipasi Politik, merupakan kegiatan warga
negara biasa untuk mempengaruhi proses pembuatan atau pelaksanaan
kebijakan umum serta ikut menentukan pemimpin pemerintahan
Hutington, mengemukakan Partisipasi politik, merupakan kegiatan
warga negara pribadi (private citizen) yang bertujuan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Prof. Miriam Budiardjo, dalam Dasar-Dasar Ilmu Politik. Menyebutkan:
Partisipasi Politik, merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik.
Herbert Mc. Closky, Dalam International Encyclopedia of the Social Science.
Menyebutkan : Partisipasi Politik, kegiatan-kegiatan sukarela dari warga
masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa dan secara langsung terlibat dalam proses pembentukan kebijakan
umum.
Norman H. Nie dan Sidney Verba, dalam Handbook of Political Science.
Menyebutkan : Partisipasi politik merupakan kegiatan pribadi warga negara
yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi
seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang mereka ambil
34
2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
Berbagai bentuk partisipasi politik dapat kita lihat dari berbagai
Kegiatan warga negara yang mencakup hal-hal berikut :
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi
masyarakat sebagai bagian dari kegiatan sosial, sekaligus
sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijakan
negara
2. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol
sosial maupun pemberi input terhadap kebijakan negara
3. Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada
warga negara untuk dipilih atau memilih, misalnya :
berkampanye, menjadi pemilih aktif, menjadi anggota Lembaga
Perwakilan Rakyat, menjadi anggota parpol (dengan memiliki
kartu anggota parpol), menjadi pengurus partai dan sebagainya
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna
pada sistem input dan output kepada pemerintah, misalnya :
melalui unjuk rasa, petisi, protes, demonstrasi, mogok, konfrontasi
dan sebagainya
35
Menurut Gabriel Almond mengemukakan bentuk-bentuk
partisipasi politik I meliputi :
Pemberian suara
Diskusi kelompok
K
O
N
V
E
N
S
I
O
N
A
L
Debat publik
Kegiatan kampanye
Membentuk dan bergabung dgn kelompok kepentingan
Komunikasi individu dengan pejabat politik / organisasi
Pengajuan petisi
36
Menurut Gabriel Almond mengemukakan bentuk-bentuk
partisipasi politik II meliputi :
N
O
N
K
O
N
V
E
N
S
I
O
N
A
l
Berdemonstrasi
Konfrontasi
Mogok
Tindak kekerasan politik terhadap harta benda,
Perusakan, pembakaran, tindak kekerasan politik
Terhadap manusia ( penculikan aktivis), pembunuhan,
Perang gerilya, revolusi, teror, dan fitnah)
Tindak kekerasan politik terhadap harta benda,
Perusakan, pembakaran, tindak kekerasan politik
Terhadap manusia ( penculikan aktivis), pembunuhan,
Perang gerilya, revolusi, teror, dan fitnah)
37
38
3. Sebab-Sebab Timbulnya Gerakan Partisipasi Politik
Menurut Myron Weiner, sedikitnya ada lima hal yang dapat menyebabkan timbulnya
gerakan ke arah partisipasi politik yang lebih luas dalam proses politik :
1. Modernisasi
Sejalan dengan berkembangnya industrialisasi, perbaikan pendidikan dan media
komunikasi massa, maka pada sebagian penduduk yang merasakan terjadinya
perubahan nasib akan menuntut untuk berperan dalam kekuasaan politik
2. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial
Salah satu dampak modernisasi, dimana munculnya kelas pekerja baru dan
kelas menengah yang semakin meluas, sehingga mereka merasa berkepentingan untuk berpartisipasi secara politis dalam pembuatan keputusan politik
3. Pengaruh kaum intlektual dan komunikasi massa modern
Kaum intlektual (sarjana, pengarang, wartawan) melalui ide-idenya kepada masy.
umum dapat membangkitkan tuntutan akan partisipasi massa dalam pembuatan
keputusan politik. Demikian juga perkembangannya sarana transportasi dan
komunikasi modern mampu mempercepat penyebaran ide-ide baru
4. Konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin politik
Para pemimpin politik berkompetisi memperebutkan kekuasaan. Sesungguhnya
apa yang mereka lakukan adalah dalam rangka mencari dukungan rakyat.
Berbagai upaya yang mereka lakukan untuk memperjuangkan ide-ide partisipasi
massa dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang mengarah kepada konflik
5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan
Perluasan kegiatan pemerintah dalam berbagai bidang membawa konsekuensi adanya
tindakan-tindakan yang semakin menyusup ke segala segi kehidupan rakyat.
Ruang lingkup aktivitas atau tindakan pemerintah yang semakin luas
mendorong timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisir untuk ikut serta dalam
pembuatan keputusan politik
39
4. Faktor-Faktor Pendukung Partisifasi Politik
Pendidikan politik
Kesadaran politik
Faktor-Faktor
Pendukung
Partisipasi Politik
Budaya Politik
Sosialisasi politik
40
41
STANDAR KOMPETENSI 2
42
Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
PERTEMUAN ke 5
Budaya demokrasi
A. Sistem Pemerintahan Demokrasi
1. Pengertian demokrasi
2. Bentuk demokrasi
3. Macam-macam demokrasi
4. Prinsip-prinsip demokrasi
43
1. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, secara etimologi demokrasi berasal dari kata
demos dan kratein yaitu demos artinya rakyat dan kratein berarti pemerintah.
Ini berarti kekuasaan pemerintahan tertinggi berada ditangan rakyat,
atau pemerintahan rakyat.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari, oleh dan
untuk rakyat
1. Dalam arti yang sempit
Pengetian
Demokrasi
2. Dalam arti yang luas
demokrasi dalam arti sempit yang hanya meliputi bidang politik saja, dimana dalam sistem
pemerintahannya hanya membicarakan sistem pemerintahan yang mencakup tentang
pengertian pengakuan hak azasi manusia.
demokrasi dalam arti luas meliputi pengertian dalam arti sempit yaitu bidang politik yang
ditambah dalam bidang ekonomi dan sosial
44
2. Bentuk Demokrasi
Bentuk
Demokrasi
Demokrasi Langsung
Demokrasi Tidak Langsung
Demokrasi langsung yaitu suatu sistem pemerintahan dimana rakyat secara langsung
terlibat di dalam menentukan jalannya pemerintahan
Demokrasi tidak langsung yaitu suatu sistem pemerintahan dimana rakyat tidak secara
langsung ikut serta terlibat di dalam menentukan jalannya pemerintahan melainkan dengan
jalan memilih wakil-wakilnya melalui pemilu.
Dan bentuk ini sering juga disebut dengan demokrasi perwakilan
45
3. Macam - Macam Demokrasi
Sistem Pemerintahan Demokrasi
Libral Parlementer
Macam-Macam
SISTEM
Demokrasi
Sistem Pemerintahan Demokrasi
Liberal Presidensial
Sistem Pemerintahan
Demokrasi Rakyat
Sistem Pemerintahan
Demokrasi Refrendum
Sistem Pemerintahan
Demokrasi Pancasila
46
Asas negara
demokrasi
1. Adanya perlindungan harkat dan martabat
manusia yaitu perlindungan hak azasi manusia
2. Adanya partisipasi rakyatnya di dalam
pemerintahan, baik langsung maupun
tidak langsung
1. Memiliki lembaga perwakilan rakyat atau dewan perwakilan rakyat
2. Untuk mengangkat dan menetapkan anggota badan atau majelis
dilaksanakan pemilu untuk jangka waktu tertentu
Ciri-Ciri
Negara
Demokrasi
3. Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau
majelis yang bertugas mengawasi pemerintah
4. Susunan kekuasaan badan atau majelis ditetapkan dalam
undang-undang dasar
47
4. Prinsip – Prinsip Budaya Demokrasi
Keterlibatan warga negara dalam
Pembuatan keputusan politik
Prinsip
Budaya
Demokrasi
Persamaan atau kesetaraan
Diantara warga negara
Kebebasan atau kemerdekaan
yg diakui & dipakai warga negara
Secara
Universal
Supremasi hukum
Pemilihan umum berkala
48
49
50
STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.2 Mengidentifikasi masyarakat madani
PERTEMUAN ke 6
Budaya demokrasi
1. Pengertian masyarakat madani
B. Masyarakat
Madani
2. Ciri-ciri masyarakat madani
3. Proses menuju masyarakat madani
4. Kendala yang dihadapi dan upaya
mengatasi dalam mewujudkan
masyarakat madani
51
1. Pengertian Masyarakat Madani
Menurut A. S Hikam : Masyarakat madani (Civil Society) adalah suatu kehidupan sosial
yang terorganisir dan bercirikan antara lain : kesukarelaan, keswasembadaan, dan
keswadayaan yang memiliki kemandirian tinggi berhadapan dengan negara dan
keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya
2. Ciri – Ciri Masyarakat Madani
1. Mandiri dalam hal pendanaan
2. Swadaya dalam hal kegiatan
3. Bersifat memberdayakan masyarakat dan bergerak dalam bidang sosial
4. Tidak terlibat dalam persaingan politik atau dalam perebutan kekuasaan
5. Bersifat inklusif (melingkupi beragam kelompok) dan menghargai keragaman
52
3. Proses Menuju Masyarakat Madani ( Civil Sosiety)
Peroses Menuju Masyarakat Madani
Terwujud dari adanya lembaga-lembaga atau badan atau organisasi
kemasyarakatan formal maupun non formal yg dalam pembentukannya
tidak hanya untuk kepentingan dilingkungannya sendiri secara intern
tetapi dapat pula mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh
pemerintah termasuk di dalamnya ikut mencampuri dalam urusan
pembangunan sehingga menjadi budaya politik masyarakat
4. Kendala Dalam Menuju Masyarakat Madani
Kendala dalam menuju masyarakat madani :
1. dlm bidang birokrasi (kendalanya : adanya birokrasi tidak transparan dan tidak bersih),
2. dalam bidang hubungan dengan penggunaan kekuasaan oleh pemerintah (kendalanya:
adanya kekerasan militer atau POLIRI untuk melindungi kekuasaan),
3. dalam hubungan negara dan masyarakat (kendalanya: pemerintah sulit dikritik dan
diberi saran)
53
DISKUSIKANLAH
1
Dalam kedudukan anda sekarang ini
sebagai pelajar, dan jika di Desa atau
di Kelurahan, anda ikut bergabung
dalam organisasi muda mudi.
Apakah organisasi muda mudi
tersebut termasuk dalam pengertian
masyarakat madani seperti yang
dikemukakan oleh A. S Hikam ?
Berilah argumentasimu !
54
Jawab
Ya.
Alasannya :
1. merupakan organisasi sosial,
1
2. adanya unsur kesukarelaan,
3. adanya keswasembadaan,
4. adanya keswadayaan dalam pendanaan, adanya keterikat norma
atau aturan yang dibuat oleh organisasi tersebut
55
56
57
STANDAR KOMPETENSI 2
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.3 Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orla, orba
dan reformasi
PERTEMUAN ke 7
BUDAYA DEMOKRASI
1. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
sejak Orla, Orba dan Reformasi
2. Pengertian demokrasi Pancasila
C. Demokrasi di
Indonesia
3. Dasar hukum demokrasi Pancasila
4. Prinsip demokrasi Pancasila
5. Ciri – ciri demokrasi Pancasila
6. Pemilihan Umum
58
Demokrasi
Masa
Orla
Paham demokrasi berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
berporoskan nasakom (nasional agama komunis, justru
penekanannya ada pada keterpimpinannya bukan pada
musyawarahnya
1. Adanya rasa gotong royong
Ciri – ciri
2. Tidak mencari kemenangan atas golongan lain
Demokrasi
Masa Orla
3. Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan
Amanat Penderitaan Rakyat (ampera)
4. Melarang Propaganda anti Nasakom dan
menghendaki konsultasi sesama aliran
progresif revolusioner
Demokrasi
Masa
Orba
Paham demokrasi berdasarkan atas kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta dengan
menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab, dan
selalu memelihara persatuan Indonesia untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengutamakan musyawarah mufakat
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
Ciri – ciri
Demokrasi
Masa Oba
3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
4. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
hasil keputusan musyawarah
5. Mussyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hatinurani yang luhur
59
6. Keputusan dpt dipertanggung jawabkan secara moral kpd
Tuhan Y M E, berdasarkan nilai-nilai kebenaran & keadilan
Demokrasi
Masa
Reformasi
paham demokrasi berdasar atas kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta dengan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
selalu memelihara persatuan Indonesia dan untuk mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengutamakan musyawarah mufakat
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan hasil kep musy
Ciri – ciri
Demokrasi
Masa
Reformasi
6. Mussyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hatinurani yang luhur
7. Keputusan dpt dipertanggung jawabkan secara moral kpd
Tuhan Y M E, berdasarkan nilai-nilai kebenaran & keadilan
8. Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan
sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masy
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga legeslatif,
ekskutif dan yudikatif
10. Penghormatan kepada beragaman azas, ciri, aspirasi dan program
parpol yang multy partai
60
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sbg aplikasi dari pelaksanaan HAM
61
2. Pengertian Demokrasi Pancasila
Pembukaan alenia ke IV UUD 1945 : “… Negara Republik Indonesia yang
Berkedaulatan rakyat dengan berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia “.
Penger
Tian
Demo
Krasi
Panca
sila
Prof. Dr. Drs. Notonagoro, SH :
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab,
yang mempersatukan Indonesia dan
Yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
prof. Dardji Darmodihardjo, SH :
Paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsapah hidup
Bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan
dalam Pembukaan UUD 1945
62
3. Dasar Hukum Demokrasi Pancasila
1. Idiil : Pancasila, sila IV
Dasar
hukum
Demo
Krasi
Panca
sila
2. Landasan Konstitusional :
a. Pembukaan Alinea IV
b. Bab dan Pasal :
Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan,
Pasal 1 ayat 2 Kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
Bab II tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat pasal 2 ayat 1
Bab VII tentang Dewan Perwakilan Rakyat, pasal 19 – pasal 22 D
Bab VII B tentang Pemilihan Umum pasal 22 E.
3. Landasan Operasional
Landasan Operasional pelaksanaan Demokrasi Pancasila meliputi :
Ketetapan MPR yaitu
1. Tap MPRS No. XXXVII/MPRS/1968 tentang Pelaksanaan D. Pancasila
2. Tap MPR No. I/MPR/1973, 1978, 1983, 1988, 1993, 1998, 1999
dan 2004 tentang Tata Tertib MPR di dalam Bab dan Pasalnya memuat
mekanisme dan syarat sahnya pengambilan keputusan sesuai dengan
pelaksanaan Demokrasi Pancasila yaitu musyawarah mufakat
63
4. Prinsip Demokrasi Pancasila
Prinsip persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban
Prinsip
Demo
Krasi
Panca
sila
Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab, secara moral
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain dan pemerintah
Prinsip mewujudkan keadilan sosial
Prinsip pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
Prinsip mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
Prinsip menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
64
5. Ciri – Ciri Demokrasi Pancasila
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Dengan musyawarah setiap mengambil keputusan
Mengusahakan keputusan dengan mufakat
Ciri
Demo
Krasi
Panca
sila
Bermusyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur
Menjujung tinggi setiap keputusan musyawarah
Menerima dan melaksanakan setiap keputusan dengan itikad baik
dan rasa tanggung jawab
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat, agar mereka dapat
bekerja dengan tenang
Menghormati Badan Permusyawaratan Rakyat, Perwakilan Rakyat
dan Perwakilan Daerah
65
P
e
M
i
L
i
H
a
n
1. Pengertian Pemilu
2. Landasan Hukum Pemilu
3. Asas dan Tujuan
U
M
U
m
4. Partisipasi Rakyat
66
1. Pengertian Pemilu
Bab 1 Ketentuan umum, pasal 1 ayat 1 UU RI No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu
menyebutkan : pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara R I tahun 1945
2. Landasan Hukum Pemilu
Landasan idiil : Pancasila sebagai landasan idiil,
Landasan Konstitusional : UUD 1945 baik pada Pembukaan dan Pasal-pasalnya
- Pebukaan UUD 1945 pada alenia ke empat
- Pasal- pasalnya pada :
Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan pada pasal 1 ayat 2 ,
Bab VII B tentang Pemilihan Umum pada pasal 22 E
Landasan Operasional
- Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum anggota Legeslatif
- Undang-Undang No. 22 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Azas dan Tujuan
- Azas Pemilu : Luberjurdil
- Tujuan Pemilu 2009 : 1. Melaksanakan kedaulatan rakyat,
2. Sebagai perwujudan hak azasi politik rakyat,
3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat seperti DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
4. Untuk memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden
5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional
4. Partisipasi Rakyat
1. Hak azasi berorganisasi : mendirikan parpol
2. Hak Pilih : Memilih dan dipilih
67
68
STANDAR KOMPETENSI 3
69
Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan
keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
PERTEMUAN ke 9
KETERBUKAAN DAN KEADILAN
1. Makna keterbukaan
A. KETERBUKAAN
2. Pengertian keterbukaan
3. Ciri-ciri keterbukaan
4. Landasan keterbukaan
5. Azas umum keterbukaan
70
1. Makna Keterbukaan :
Tuntutan reformasi satu diantaranya harus didakan transparansi dan
adanya jaminan keadilan disegala bidang kehidupan kalau ingin mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa Indonesia
2. Pengertian Keterbukaan :
Menurut UU. No. 28 tahun 1999 : siap membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak azasi pribadi, golongan
dan rahasia negara
3. Ciri – Ciri Keterbukaan :
- adanya hubungan yang harmonis atau sikap toleransi
- adanya ketertiban dan keteraturan
- adanya rasa penuh tanggung jawab pada tugas dan pada Tuh
- bersedia jadi saksi
- bersedia diperiksa apabila ada indikasi penyimpangan
- adanya akuntabilitas (pertanggungjawaban)
4. Landasan Keterbukaan :
a. Undang-Undang Dasar tahun 1945 Pasal 7 A UUD 1945
b. Ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelengara Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
c. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
5. Azas Umum Keterbukaan : Azas Kepastian Hukum , Azas Tertib Penyelenggaraan Negara
Azas Kepentingan Umum , Azas Keterbukaan , Azas proporsionalitas , Azas Profesionalitas ,
Azas Akuntabilitas
71
72
73
STANDAR KOMPETENSI 3
Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan
keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
PERTEMUAN ke 10
KETERBUKAAN DAN KEADILAN
74
A. Pengertian
Keadilan
B. KEADILAN
B. Macam – Macam
Keadilan
C. Badan Penegak
Keadilan
D. Bantuan Hukum
75
1. Pengertian Keadilan :suatu tindakan yang tidak berdasarkan
kesewenang-wenangan dan dapat pula diartikan sebagai suatu tindakan yang
didasarkan kepada norma-norma yang di dalamnya termasuk norma hukum
2. Macam-Macam
Keadilan
a. MacamMacam
Keadilan
Menurut
Aristoteles
1. Keadilan Distributif
2. Keadilan Komutatif
3. Keadilan Kodrat Alam
4. Keadilan Konvensional
5. Keadilan Perbaikan
76
–
Keadilan distributif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan
distribusi jasa menurut kerja dan kemampuan. Contohnya
perbedaan pendapatan yang diterima karena perbedaan jabatan
yang dimilikinya. Misalnya antara Presiden dengan Gubernur,
gajihnya berbeda
–
Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan
persamaan yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasajasa perseorangan. Contohnya menumpang bemo jauh dekat
ada dalam kota membayarnya sama
–
Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada
kodrat alam. Contohnya kelahiran, kehidupan dan kematian.
Begitu pula kalau kita merusak lingkungan dengan merusak
alam (hutan) maka akibatnya sumber air menjadi kering dan
pada musim hujan akan terjadi banjir yang menghancurkan apa
saja yang diterjangnya.
–
Keadilan Konvensional, yaitu keadilan yang mengikat warga
negara, Penyelenggara Negara sebab sudah ditetapkan dengan
peraturan perundang undangan. Contohnya seorang
pengendara sepeda motor tanpa helm atau tidak membawa SIM
akhirnya ditilang atau seorang pejabat negara karena melakukan
Korupsi, Kolusi dan nepotisme akhirnya dijatuhi sanksi
hukuman sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Keadilan Perbaikan, yaitu jika seseorang telah berusaha
memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar
–
1. Keadilan Moral,
77
b. MacamMacam
Keadilan
Menurut
Plato
suatu perbuatan dikatakan
adil secara moral apabila telah mampu
memberikan perlakuan yang seimbang
(selaras) antara hak dan kewajiban
2. Keadilan Prosedural,
suatu perbuatan dikatakan adil secara
prosedural jika seseorang telah mampu
melaksanakan perbuatan adil berdasarkan
tata cara yang telah ditetapkan
(Polisi, Jaksa dan Hakim telah melaksanak
tugas sesuai aturan yang berlaku)
c. Keadilan menurut Thomas Hobbes, :
suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian-perjanjian
tetentu. artinya, seseorang yang berbuat berdasarkan perjanjian yang disepakatinya bisa
dikatakan adil, seperti perjanjian jual beli
d. Keadilan menurut Prof. Dr. Drs. Noto Negoro, SH,
menambahkan satu keadilan lagi dari ke lima keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles
yaitu keadilan legalitas yaitu keadilan hukum yang artinya siapa yang salah dijatuhi
hukuman dan yang benar akan mendapat perlindungan hukum
78
3. Badan Penegak Keadilan
1. Kepolisian
2. Kejaksaan
3. Kehakiman
KEPOLISIAN
UU. No. 2 Tahun 2002 tentang : Kepolisian Negara Republik Indonesia
a. Fungsi :
Fungsi Kepolisian adalah satu fungsi pemerintahan negara di bidang Kamtibmas, penegak
hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat
Di dalam melaksanakan fungsinya Polri dituntut untuk terus memperhatikan penegakkan
HAM, Hukum dan Keadilan.
b. Tujuan :
Tujuan Kepolisian adalah mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya Kamtibmas, tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman
serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjujung tinggi HAM
c. Tugas :
1. Memelihara Kamtibmas
2. Menegakkan Hukum
3. Memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
79
d. Wewenang :
–
–
Kewenangan Umum :
•
Menerima laporan
•
Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang
dapat mengganggu ketertiban masyarakat
•
Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.
(Penyakit Masyarakat adalah pengemis dan gelandangan, pelacuran,
perjudian, penyalahgunaan narkoba, pemabukan, perdagangan
manusia, penghisapan/lintah darat dan pungutan liar)
•
Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa
•
Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian
•
Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
•
Mencari keterangan dan barang bukti dan lain-lainnya
Kewenangan dalam proses pidana :
•
Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan
•
Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki TKP untuk
kepentingan penyidikan
•
Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka
penyidikan
•
Menyuruh berhenti orang yang mencurigakan, menanyakan dan
memeriksa tanda pengenal
•
Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
•
Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi
•
Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum
•
Meminta kepada petugas Imigrasi untuk melakukan Cekal dan lainlainnya
KEJAKSAAN
80
Kejaksaan Republik Indonesia diataur dalam UU. No. 5 Th 1991
TUGAS:
•
•
•
Di bidang Pidana
–
Melakukan penuntutan dalam perkara pidana (kejahatan)
–
Melaksanakan ketetapan hakim dan putusan pengadilan
–
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat
–
Melengkapi berkas perkara tertentu dan dapat melakukan pemeriksaan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordininasikan dengan penyidik (Polisi)
Di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara
atau pemerintah
Di bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan :
–
Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
–
Pengamanan kebijakan penegak hukum
–
Pengamanan peredaran barang cetakan
–
Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat
dan negara
–
Mencegah penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
–
Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal
81
Wewenangnya Kejaksaan :
–
–
–
–
–
–
–
Menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakkan hukum
dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang
kejaksaan
Mengoordinasikan penanganan perkara pidana tertentu dengan
instansi terkait berdasarkan undang-undang yang pelaksanaan
koordinasinya ditetapkan oleh Presiden
Menyampingkan perkara demi kepentingan umum
Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada
Mahkamah Agung dalam perkara pidana, perdata dan tata
usaha negara
Mengajukan pertimbangan tehnis hukum kepada Mahkamah
Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana
Menyampaikan pertimbangan kepada Presiden mengenai
permohonan Grasi dalam hal pidana mati
Mencegah dan menangkal (cekal) orang-orang tertentu untuk
masuk ke dalam atau meninggalkan wilayah kekuasaan negara
Republik Indonesia karena keterlibatannya dalam perkara
pidana
82
Kehakiman
Berdasarkan UUD 1945 kekuasaan
kehakiman diatur dalam Bab IX, pasal
24 dan 25 UUD 1945
Kekuasaan Kehakiman adalah Kekuasaan Negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia
Keputusan Pengadilam dalam hal perkara Pidana
dilakukan oleh Hakim.
Dan keputusan Pengadilan dalam perkara Perdata
pelaksanaan keputusannya dilakukan oleh Panitra dan
Juru sita dipimpin oleh Ketua Pengadilan
83
4. Bantuan Hukum
Tujuan bantuan hukum dalam rangka memperoleh jaminan
keadilan adalah :
1. Mewujudkan pola hubungan sosial yang adil, tempat
peraturan
hukum dan pelaksanaannya menjamin kesamaan kedudukan
dalam kelompok sosial dan/atau individu baik dalam bidang
politik maupun ekonomi
2. Mewujudkan sebuah sistem hukum dan administrasi yang
mampu menyediakan prosedur-prosedur hukum yang benar
T. Mulya Lubis juga berpendapat tentang sifat bantuan hukum
struktural sebagai berikut :
a. mengubah orientasi bantuan hukum dari urban menjadi
rural,
b. bantuan hukum bersifat aktif,
c. menggunakan upaya ekstra legal,
d. memfungsikan gerakan bantuan hukum yang melibatkan
partisifasi rakyat banyak
e. kerja sama dengan pekerja-pekerja sosial lainnya dalam
rangka penegakkan hukum.
84
Diskusikanlah
1. Dari 5 keadilan yang di kemukakan oleh Aristoteles,
yang manakah paling dominan berlaku dalam keluarga ?
2. Diantara ketiga badan penegak keadilan, semua badan
keadilan berjasa menciptakan keadilan bagi masyarakat,
karena setiap badan keadilan telah memiliki tugas dan
kewenangannya masing-masing.
3. Diantara ketiga badan penegak keadilan, badan keadilan
yang manakah paling disorot oleh masyarakat, sehubungan
dengan dugaan adanya mafia peradilan ?
85
J a w a b a n
1. Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada
kodrat alam.
Contohnya kelahiran, kehidupan dan kematian , setiap keluarga
pasti akan mendapatkan keadilan ini seadil-adilnya, terutama
akan kematian karena setiap orang pasti akan mati
2. Diantara ketiga badan penegak keadilan, semua badan
keadilan berjasa menciptakan keadilan bagi masyarakat,
karena setiap badan keadilan telah memiliki tugas dan
kewenangannya masing-masing.
3. Diantara ketiga badan penegak keadilan, badan keadilan
yang paling disorot oleh masyarakat, sehubungan
dengan dugaan adanya mafia peradilan adalah ketiganya
karena perkara bisa tidak dilanjutkan atau diperingan jika
ada sejumlah dana/uang sebagai jaminannya (ingat jaksa Urip
Trigunawan yang ditangkap KPK)
86
87
STANDAR KOMPETENSI 3
88
Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan
yang tidak transparan
PERTEMUAN ke 11
KETERBUKAAN DAN KEADILAN
C. Penyelenggaraan pemerintahan yg tidak trasparan
1. faktor penyebab dari tidak adanya keterbukaan dan
jaminan keadilan
2. Akibat atau dampak penyelenggaraan pemerintahan
yang tidak transparan
3. Upaya dalam memberantas pemerintahan yang tidak transparan
89
•
•
1. Faktor Penyebab dari Tidak Adanya Keterbukaan dan
Jaminan Keadilan
•
Berikut ini beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya penyelenggaraan
pemerintah yang tidak transparan :
•
Nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya bangsa dan budaya politik tidak dijadikan sumber
etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat. Hal itu kemudiaan
melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum,
menyimpang dari tata kepemerintahan dan pelanggaran hak azasi manusia
Pancasila sebagai idiologi negara ditafsirkan secara sepihak oleh penguasa dan sudah
disalahgunakan untuk mempertahankan kekuasaan
Konflik sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan sara (suku, agama, ras dan
antar golongan) yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah dan
masyarakat
Hukum telah menjadi alat kekuasaan dan pelaksanaannya telah diselewengkan
sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan, yaitu hak warga
negara di hadapan hukum
Pelaku ekonomi menerapkan prinsip jalan pintas dengan korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar (kolongmerat)
Sistem politik yang otoriter tidak dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang mampu
menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat
Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, perusakan
dan ancaman oleh mereka yang berkepentingan
Berlangsungnya pemerintahan yang telah mengabaikan proses demokrasi
menyebabkan rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasi politiknya sehingga terjadi
gejolak politik dalam wujud demonstrasi.
Ketidakpuasan daerah terhadap pemerintah pusat mengenai sumber daya alam dan
potensi daerah lainnya yang kurang dirasa keadilannya
Penyalahgunaan wewenang sebagai akibat lemahnya fungsi pengawasan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
90
• 2. Akibat atau Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan
•
yang Tidak Transparan
–
–
–
–
–
Korupsi, Kolusi, Nepotisme akan meraja lela
Penguasa akan menjadi raja-raja yang bertindak semaunya
Rakyat menjadi tidak percaya pada pemerintah
Akan timbul keributan
Akan terjadi demonstrasi dan berujung anarkhisme
3. Upaya Memberantas Pemerintahan Yang Tidak Transparan
1. partisiasi dalam bentuk pengawasan,
2. peranan masyarakat sipil dalam memberantas KKN,
3. ditetapkannya UU. No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)
91
1. Partisipasi dalam bentuk pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi organik manajemen, proses untuk
memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran serta tugas organisasi
dapat terwujud atau tercapai. Pengawasan merupakan tanggung jawab dari
pimpinan suatu organisasi atau unit kerja
Hakekat pengawasan adalah untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan,
dan kegagalan dalam pencapaian tujuan.
Sasaran pengawasan adalah mewujudkan dan meningkatkan efisiensi,
efektivitas, rasionalitas dan ketertiban dalam pencapaian tujuan pelaksanaan
tugas-tugas organisasi
Tujuan pengawasan adalah untuk mendukung kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan tugas atau program kerja suatu organisasi atau unit kerja.
92
b. Peranan Masyarakat Sipil dalam Memberantas KKN
Masyarakat sipil mempunyai kepentingan dalam menuntut aparatur pemerintahan
yang bersih dan berwibawa, dengan terwujudnya pemerintahan yang bersih dan
berwibawa akan dapat mewujudkan ketenangan berusaha, berkreativitas dalam
kehidupan sehari-hari.
Partisipasi masyarakat melalui Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) telah
berjasa besar di dalam mengungkap kasus-kasus korupsi yang ada di tanah air dan
bahkan berbagai peristiwa yang berindikasi korupsi sudah banyak dapat terungkap
dan bahkan sudah banyak pula yang dijatuhi hikuman.
Pemerintahan di bawah duet Susilo Bambang Yudoyono dan Boediono yang terpilih
Dalam pemilu presiden 2009 sangat konsen dengan pemberantasan korupsi dan
bahkan dalam masa 100 hari pemerintahannya sudah banyak pejabat negara atau
masyarakat pelaku bisnis dapat terjerat hukum karena melakukan tindak pidana
korupsi yang merugikan negara dan masyarakat
93
c. UU RI Nomor 30 Tahun 2002 tentang :
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)
Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah
dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan
peranserta masyarakat berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Komisi Pembrantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi
Dasar pelaksanaan tugas dari KPK adalah kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,
kepentingan umum dan proporsionalitas
94
95
96
STANDAR KOMPETENSI 3
Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kompetensi Dasar : 3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
PERTEMUAN ke 12
KETERBUKAAN DAN KEADILAN
97
1. Sikap positif terhadap keterbukaan dan keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Pemerintahan yang menunjukkan sikap
keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
D. Sikap
keterbukaan
dan
keadilan
3. Ajaran keadilan dalam perilaku positif
4. Asas etika administrasi pemerintahan dalam
mewujudkan peningkatan jaminan keterbukaan
dan keadilan
5. Asas-asas pemerintah yang baik dan menjamin
keadilan
6. Good Govermence (Kepemerintahan yang baik)
98
Indikator sikap positif keterbukaan dan keadilan oleh bangsa
1. Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai budaya bangsa sebagai sumber etika dan moral
untuk perilaku berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, bertentangan dengan
hukum dan melanggar hak azasi manusia
2. Terwujudnya sila Persatuan Indonesia sebagai landasan mempersatukan bangsa
3. Terwujudnya penyelenggara negara yang mampu memahami dan mengelola kehidupan
bangsa yang majemuk
4. Terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan kewajiban warga negara
5. Terselenggaranya otonomi daerah secara adil
6. Pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara negara
7. Peningkatan profesionalisme dan pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap TNI dan
POLRI demi rasa aman dan ketertiban masyarakat
8. Terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan memiliki
kemampuan daya saing di dunia global
99
Indikator sikap positif keterbukaan dan keadilan yang
dilakukan oleh pemerintah
1. Menjadikan nilai-nilai agama dan nilai budaya bangsa sebagai sumber etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka memperkuat akhlak
dan moral penyelenggara negara dan masyarakat
2. Menjadikan Pancasila sebagai idiologi terbuka untuk dijadikan landasan dalam
memberi kesempatan kepada setiap komponen bangsa untuk menyampaikan
gagasan dan wacananya dalam rangka memajukan bangsa dan negara
3. Selalu meningkatkan kerukunan dan toleransi antar sara (suku, agama, ras dan
antar golongan), melalui dialog terbuka dan berkeadilan
4. Menegakkan supremasi hukum dan perundangan secara konsisten dan bertanggung
jawab
5. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan sosial
6. Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang demokratis
sehingga dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas, bertanggung jawab, menjadi
panutan masyarakat dan mampu mempersatukan bangsa dan negara
7. Menyelenggarakan pemilihan umum secara luberjurdil dan terbuka
8. Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai dan demokratis sesuai dengan
hukum dan perundangan yang berlaku
9. Menata kehidupan politik agar distribusi kekuasaan dalam berbagai tingkat struktur
politik dan hubungan kekuasaan dapat berlangsung dengan seimbang
10.Memberlakukan kebijakan otonomi daerah
11.Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan negara serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan
kontrol sosial secara konstruktif dan effektif
12.Menjadikan TNI yang profesional
13.Meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas sehingga menjadi
aset bangsa
100
Ajaran Keadilan dalam Perilaku Positif
Ajaran berbuat baik (doing good)
1. Dalam rangka ini, bertindak adil berarti berbuat baik. Suatu tindakan adil
dalam hubungannya dengan orang lain adalah hal yang baik dari perbuatan
(the good of doing). Keadilan merupakan suatu hal baik yang tak terbatas.
2. Ajaran tidak berbuat salah (doing wrong) dengan menimbulkan kerugian
pada orang lain
3. Tidak berbuat salah dengan mengingkari keuntungan orang lain yang menjadi
kewajiban seseorang untuk memenuhinya
4. Berpedoman pada ajaran Tatwamasi (jangalah berbuat kepada orang lain apa
yang kamu tidak mau orang lain berbuat terhadap dirimu atau sayangi orang
lain kalau orang lain mau menyayangi dirimu atau hormati orang lain kalau
dirimu mau dihormati orang lain)
5. Kaidah moral yang memerintahkan agar setiap orang tidak melanggar hak-hak
orang lain, sehingga orang lain dapat hidup tenang
6. Kaidah moral yang memerintahkan setiap orang memberikan perlakuan
yang layak (fair treatment) kepada semua orang
7. Bertindak untuk kebaikan bersama atau kesejahteraan umum dari masyarakat.
Tindakan itu mencerminkan keadilan distributif
Asas etis administrasi pemerintahan dalam mewujudkan jaminan keadilan
1. Pertanggungjawaban (responsibility)
101
Asas etis ini menyangkut hasrat seseorang sebagai petugas untuk merasa memikul
kewajiban penuh dan ikatan kuat. Pertanggungjawaban tersebut ditujukan kepada rakyat,
instansi pemerintah, dan atasannya langsung. Kecendrungan untuk lepas dari tanggung jawab
atau melempar tanggung jawab kepada pihak lain harus dilenyapkan dari diri seorang petugas.
Setiap administrator pemerintahan harus siap untuk memikul pertanggungjawaban mengenai
apa saja yang dilakukannya. Petugas administrasi tidak boleh terjebak pada alasan bahwa
ia hanya menjalankan petunjuk atau hanya melaksanakan perintah
2. Pengabdian (dedication)
Pengabdian kadang berbaur dengan asas etis pertanggungjawaban. Pengabdian, merupakan
hasrat keras untuk menjalankan tugas-tugas pekerjaan dengan semua tenaga (otot dan
otak atau tenaga dan pikiran), seluruh semangat kegairahan, penuh perhatian, dan tanpa
pamerih. Dengan motto : sebagai pelayan masyarakat dan bukannya untuk dilayani oleh masy.
3. Kesetiaan (loyality)
Asas etis pertangungjawaban dan pengabdian sangat berkaitan erat dengan kesetiaan,
karena merupakan kebajikan moral. Kesetiaan, merupakan kesadaran seorang petugas untuk
setulusnya patuh kepada tujuan bangsa, konstitusi negara, perundangang-undangan,
badan instansi, tugas, jabatan, & atasannya demi tercapainya cita-cita bersama yg ditetapkan.
4. Kepekaan (sensitivity)
Asas etis ini mencerminkan kemampuan dan kemauan seorang petugas untuk
memperhatikan serta siaga terhadap berbagai perkembangan yang baru, situasi yang
berubah, dan kebutuhan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.
5. Persamaan (equality)
Salah satu kewajiban pokok dari pegawai pemerintahan yang bertujuan mengabdi untuk
kepentingan bangsa dan negara dan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
menerapkan asas keadilan atau semua diperlakukan sama.
6. Kepantasan(equity)
Persamaan perlakuan terhadap semua pihak sebagai suatu asas etis tidak selalu mencapai keadilan
dan kelayakan. Persoalan dan kebutuhan dalam masyarakat sangat beraneka ragam sehingga
memerlukan perbedaan perlakuan asalkan berdasarkan pertimbangan yang adil atau alasan yang
102
Asas-Asas Pemerintahan yang Baik dan Menjamin Keadilan
Asas-asas umum dalam pemerintahan yang baik, sebagai berikut :
1. Asas Kepastian hukum (principle of legal security)
Asas ini menghendaki agar sikap dan keputusan pejabat administrasi negara yang manapun
tidak boleh menimbulkan keguncangan hukum.
2. Asas Kesamaan
asas ini menghendaki adanya persamaan perlakuan terhadap semua warga negara oleh
pengambil dan pelaksana peraturan administrasi negara. Pejabat administrasi negara
tidak boleh melakukan diskriminasi dalam menetapkan dan melaksanakan keputusan
3. Asas Keseimbangan
Asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan kepada pegawai administrasi
oleh pejabat administrasi negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya.
4. Asas Larangan Kesewenang-Wenangan
Sikap kesewenang-wenangan pejabat pemerintah dalam memutuskan dan melaksanakan
suatu keputusan dengan menolak meninjau kembali walaupun sangat merugikan
masyarakat luas
5. Asas Larangan penyalahgunaan Wewenang
Penyalahgunaan wewenang, bilamana suatu wewenang oleh pejabat yang bersangkutan
dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau menyimpang dari apa yang telah
ditetapkan semula oleh undang-undang
6. Asas Bertindak Cermat
Setiap pejabat yang berwenang supaya bertindak cermat dalam melaksanakan tugasnya
berdasarkan perundangan yang berlaku
103
Ajaran Keadilan dalam Perilaku Positif *lanjutan*
7. Asas Motivasi
Asas ini mendorong setiap administrator negara, agar dalam melaksanakan tugasnya
termotivasi atau terdorong untuk selalu melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
8. Asas Perlakuan yang Jujur
Asas ini menghendaki adanya pemberian kebebasan yang seluas-luasnya kepada warga
masyarakat untuk mencari kebenaran. Dalam hal peradilan jika warga masyarakat merasa
tidak puas dengan putusan peradilan tingkat bawah supaya diberi kebebasan untuk mencari
keadilan pada peradilan tingkat atas (banding)
9. Asas Menanggapi Pengharapan yang Wajar
Asas ini menghendaki agar tindakan-tindakan pemerintah dapat menimbulkan pengharapan
bagi masyarakat dan harapan tersebut dapat terealisasi. Jadi suatu aturan yang dibuat
pemerintah supaya terlaksana di masyarakat
10. Asas Perlindungan atas Pandangan Hidup
Asas ini menghendaki agar pejabat administrasi negara menghargai hak atas kehidupan
pribadi pegawai negeri. Menurut Muchsan, dalam asas ini perlu adanya pembatasanpembatasan di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai pegawai negeri tindakannya harus
mencerminkan dirinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang setia dan taat pada
Pancasila dan UUD 1945
104
Ajaran Keadilan dalam Perilaku Positif *lanjutan*
11. Asas Kebijakan
Asas ini berhubungan dengan tugas administrasi negara pada umumnya, yakni
penyelenggaraan kepentingan umum dalam melaksanakan peraturan perundangan.
Oleh karena itu, agar dapat memperoleh hasil yang semaksimal dan seeffektif mungkin,
kebijakan yang diambil oleh pejabat administrasi negara tersebut harus mendapat dukungan
masyarakat
12. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang Batal
Berdasarkan pasal 9 ayat 1 UU. No. 14 Tahun 1970, menyebutkan : ‘Seorang yang
ditangkap, ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan
undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan
berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi”.
13. Asas penyelenggaraan Kepentingan Umum
Tindakan positif dan aktif dari pejabat adminstrasi negara adalah penyelenggraan
kepentingan umum. Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional.
Berdasarkan asas ini, kepentingan umum harus lebih didahulukan dari pada kepentingan
pribadi, golongan atau daerah. Hal ini tidak mengabaikan asas “ Jus Suum Cuique Tribuere “
yaitu memberi hak mutlak pada hak-hak pribadi.
105
Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)
Pemerintahan yang baik didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan
terjadinya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan negara yang effisien dengan
menjaga sinergi yang konstruktif diantara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat
Tuntutan masyarakat tentang keperintahan yang baik diantaranya :
1. penyelenggaraan pemerintahan yang menjamin kepastian hukum,
keterbukaan, profesional, dan akuntabel
2. pemerintahan yang menghormati hak azasi manusia dan pelaksanaan
demokrasi
3. pemerintahan yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan
mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat tanpa diskriminasi
4. pemerintahan yang mengakomodasikan kontrol sosial masyarakat
106
1. prinsip kepastian hukum
2. prinsip keterbukaan
Prinsip
Pemerintahan
Yang
Baik
3. prinsip akuntabilitas
4 prinsip profesionalisme
107
1.
sistem hukum yang benar dan adil, yang meliputi :
hukum nasional, hukum adat dan etika kemasyarakatan
2. pemberdayaan pranata hukum, yang meliputi : kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, advokasi (pengacara) dan
lembaga kemasyarakatan
Prinsip
Kepastian
Hukum
3. desentralisasi dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan, pengambilan keputusan publik,
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat luas
4.
pengawasan masyarakat yang dilakukan oleh DPR, dunia pers,
dan masyarakat umum secara transparan, adil dan dapat
dipertanggingjawabkan
108
1.
penciptaan iklim yang kondusif bagi
terlaksananya asas
desentralisasi dan tyransparansi
2. pelaksanaan hak azasi manusia, seperti hak untuk
Prinsip
Keter
bukaan
hidup layak, hak akan rasa aman dan nyaman,
persamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan
3. pemberinian informasi yang benar, jujur dan
tidak diskriminatif
109
1.
prosedur dan mekanisme kerja yang jelas, tepat
dan benar yang diatur dalam peraturan perundangundangan dengan mengutamakan pelayanan kepada
masyarakat
2. mampu mempertanggungjawabkan hasil kerja,
Prinsip
Akunta
bilitas
terutama yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat umum
3. memberikan sanksi yang tegas bagi aparat
yang melanggar hukum
110
1.
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki
profesionalitas dan kapabilitas yang memadai,
netral serta didukung dengan etika dan moral
sesuai dengan budaya bangsa Indonesia
2. kemampuan kompetensi dan kode etik sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Prinsip
Profesi
onalisme
3. penerapan prinsip merit system di lingkungan
birokrasi
4.
modernisasi administrasi negara dengan
mengaplikasikan teknologi telekomunikasi dan
informatika yang tepat guna
111
PENUTUP
AKU KENAL NEGERIKU
TERIMA KASIH
Semoga Pembelajaran ini dapat memberikan
pengetahuan dan manfaat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Download