c c ? ! ³philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice´. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual. " #$% ! ³Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan) & '%( ³That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.) ) *%+ ³The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods´. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubunganhubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.) , +%- ! ³Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.´ (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan ± landasan ilmu. . c'# ³Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan. r ³As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics´. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika). Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti : * Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis) * Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis) * Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982) MAKALAH FILSAFAT ILMU BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Apakah kriteria kebenaran? Apakah kriteria bahwa suatu pernyataan adalah benar?; Suatu pernyataan adalah benar jika sesuai dengan fakta; A criterion of truth is ³correspondence with reality.´; Ini adalah teori korespondensi. Menurut teori ini, ³suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut´ (Jujun, 1984: 57). Dalam proses pembuktian secara empiris (pengumpulan fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatu pernyataan Apakah kriteria kebenaran?: Suatu pernyataan adalah benar jika berhubungan secara logis dengan pernyataan yang lain; Ini adalah teori koherensi. Menurut teori ini, ³suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar´ (Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalam teori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth) dan logika deduktif (Scruton, 1996: 239) 1.2. RUMUSAN MASALAH Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud teori tentang kebenaran 2. Dari mana asal dan gagasan positivisme logis 3. Apa yang dimaksud dengan positivisme didalam ilmu pengetahuan 1.3. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui teori tentang kebenaran 2. Mengetahui dan memahami apa itu asal dan gagasan positivisme logis 3. Memahami tentang positivisme di dalam ilmu pengetahuan 1.4. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta sejumlah informasi aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yang pertama dengan membaca buku sumber, kedua browsing di Internet, ketiga dengan membaca media cetak dan terakhir dengan pengetahuan yang penulis miliki. 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan pengertian kebenaran serta pengertian positivisme. Bab III Pembahasan Pada bab ini ditemukan pembahasan yang terdiri dari teori tentang kebenaran, asal dan gagasan positivisme logis, serta positivisme di dalam ilmu pengetahuan. Bab IV Penutup Bab terakhir ini memuat kesimpulan. Daftar Pustaka Pada bagian ini berisi referensi-referensi dari berbagai media yang penulis gunakan untuk pembuatan makalah ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN KEBENARAN Apakah kriteria kebenaran? Apakah kriteria bahwa suatu pernyataan adalah benar?; Suatu pernyataan adalah benar jika sesuai dengan fakta; A criterion of truth is ³correspondence with reality.´; Ini adalah teori korespondensi. Menurut teori ini, ³suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut´ (Jujun, 1984: 57). Dalam proses pembuktian secara empiris (pengumpulan fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatu pernyataan Kebenaran (Truth) 1. Pernyataan yang benar. Apakah makna ³benar´ dalam kalimat di atas? 2. Contoh pernyataan (statement):Dian belajar filsafat; Buku di atas meja; Ali adalah orang Islam. 3. Tanya-jawab. Apakah kamu orang Banjar?; Benar, Saya orang Banjar; Benar bahwa Saya orang Banjar. Bahwa Saya orang Banjar adalah benar. 4. Apakah pernyataan yang benar? Jika suatu keadaan memang terjadi, dan kita menyatakannya demikian, maka pernyataan kita adalah benar. Contoh: Pernyataan ³Saya orang Banjar´ adalah benar jika Saya memang orang Banjar. Pernyataan ³Buku di atas meja´ adalah benar jika buku memang di atas meja. 5. Apakah pernyataan yang benar?: Pernyataan yang benar adalah pernyataan yang mengungkapkan fakta. Contoh: Rumput adalah hijau; Pernyataan adalah bahasa, sedangkan fakta adalah keadaan di dunia (di luar bahasa) 6. Pertanyaan ³Apakah suatu pernyataan adalah benar?´ adalah berbeda dengan pertanyaan ³Bagaimana kita mengetahui bahwa suatu pernyataan adalah benar?´ Contoh: Cara kita mencari kebenaran ³70 + 30 = 100´ adalah berbeda Dengan cara kita mencari kebenaran bahwa ³Buku di atas meja´, ³Semua harimau adalah karnivora´ , ³Semua mahasiswi IAIN memakai jilbab.´ Contoh: 1. Kebenaran matematika 1 + 11 = 12; 2 + 10 = 12; 3 + 9 = 12; 4 + 8 = 12; 5 + 7 = 12; 6 + 6 = 12 2. Logika deduktif Semua Mahasiswa IAIN beragama Islam Johanes adalah mahasiswa IAIN Johanes adalah beragama Islam Contoh lain: Semua manusia akan mati. Dian adalah manusia. Jadi, Dian akan mati. (Ada tiga pernyataan: dua pertama adalah premis, satu terkahir adalah kesimpulan) Apakah kriteria kebenaran?: Suatu pernyataan adalah benar jika berhubungan secara logis dengan pernyataan yang lain; Ini adalah teori koherensi. Menurut teori ini, ³suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar´ (Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalam teori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth) dan logika deduktif (Scruton, 1996: 239) 2.2. PENGERTIAN POSITIVISME Teori Positivisme Logikal Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang mengalami banyak perubahan mendasar dalam perjalanan sejarahnya. Istilah Positivisme pertama kali digunakan oleh Francis Biken seorang filosof berkebangsaan Inggeris. Ia berkeyakinan bahwa tanpa adanya pra asumsi, komprehensi-komprehensi pikiran dan apriori akal tidak boleh menarik kesimpulan dengan logika murni maka dari itu harus