Materi kedua ini, diresume dari buku : Soelaeman, Munandar. 2009

advertisement
Materi kedua ini, diresume dari buku : Soelaeman, Munandar. 2009. Ilmu Sosial
Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung. PT. Refika Aditama. (p. 19 – 78)
Bacalah buku tersebut dan perhatikan materi di bawah ini, ada beberapa poin yang
akan menjadi tugas teman – teman (ditandai dengan warna merah)
Logika Ilmu Sosial
Metode ilmiaah atau metode ilmu sosial adalah sangat trategis untuk mengembangkan
suatu pandangan atau teori ilmu sosial. Filsafat ilmu dan metode ilmiah sangat erat
hubungannya. Filsafat Ilmu memberi landasan bagi ilmu pengetahuan untuk berkembang lebih
cepat, melalui metode ilmiah yang valid (sahih).
Ilmu pengetahuan diatur secara sistematis dan langkah – langkah pencapaiannya
dipertanggungjawabkan secara teoritis (Ilmu pengetahuan mempunyai 3 syarat keilmuan) :
1. Deduktif (Ilmu – ilmu formal)
-
Cara kerja deduksi dilakukan pada ilmu pasti. Deduksi merupakan penalaran
dengan kesimpulan yang wilayahnya lebih sempit daripada wilayah premisnya
(Berikan contoh pada cara kerja deduksi, cantumkan minimal 2 literatur /
buku yang digunakan !)
2. Induktif (Ilmu – Ilmu empiris)
-
Ilmu empiris disebut cara kerja ‘aposteriori’ artinya ilmu diperoleh setelah melalui
pengalaman (Berikan contoh pada cara kerja deduksi, cantumkan minimal 2
literatur / buku yang digunakan ! Bisa buku yang sama dengan sebelumnya
atau berbeda)
3. Penggunaan bahasa yang tepat. Metode ilmiah membatasi bahasa ilmiah. Bahasai ilmiah
mempunyai beberapa ciri :
a. Bebas nilai
b. Sistem tertutup artinya bahasa ilmiah diatur oleh kaidah – kaidah logis, definisi –
definisi yang tunggal artinya spesifik
c. Bahasa spesifik, artinya menjernihkan bahasa dan menjadikan obyek penelitian tidak
mempunyai pengertian emosional dan subyektif
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode
ilmiah ilmu sosial berkaitan dengan paradigm disiplin ilmu sosial, yang terdiri dari 3 paradigma
(Awal via Soelaeman, 2009 : 24 – 25) :
1. Positivisme :
- Dilakukan dengan rangkaian logika deduktif, induktif, hipotesis dan verifikasi. Juga
digunakan statistic (pelengkap induktif). Asas positivisme dikembangkan oleh
kelompok Wina pada 1929. Proses ilmiah positivism menurut Wallace meliputi,
observasi, generalisasi, empiris, penyusunan teori, penyusunan hipotesis, keputusan
menerima atau menolak hipotesis dan penyimpulan logis teori (Dari deskripsi
singkat berikut, jelaskan lebih komprehensif tentang paradigma positivisme.
Minimal 2 literatur).
2. Konvensionalisme :
Menurut pandangan ini, manusia adalah bebas dan merdeka. Masyarakat adalah plural
(sosial dan budaya), sebagai kumpulan individu yang membentuk kelompok primer.
Dampak dan cara dalam metodologinya dengan pengertian, pemahaman melalui
pendekatan “indepth” dan kualitatif, penelitian lebih bersifat eksploratif. (Dari
deskripsi singkat berikut, jelaskan lebih komprehensif tentang paradigma
konvensionalisme. Minimal 2 literatur).
3. Realisme :
Masyarakat adalah seperti bangunan, ada superstruktur dan struktur rendah, bila dilihat
dari aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Metode ilmu sosialnya adalah
membuat model dengan modifikasi pertemuan antara pernyataan teori (theoretical
statement) dengan pernyataan empiric (empirical statement). (Dari deskripsi singkat
berikut, jelaskan lebih komprehensif tentang paradigma realisme. Minimal 2
literatur).
Realitas Sosial
Masyarakat sebagai realitas sosial bila dihubungakan dengan paradigm ilmu sosial sangat
luas. Paradigma realitas sosial, artinya melihat gambaran yang mendasar mengenai realitas sosial
(masyarakat). Tingkatan kenyataan sosial ada 4 :
1. Tingkat individual ;
- Tingkat individual banyak dikaji ahli psikologi. Dalam analisisnya dibagi dalam 2
perspektif ;
a. Tingkat perilaku --- meliputi teori stimulus respon, teori sikap, teori peran, dan
teori lapang / medan. (Jelaskan tentang teori – teori tersebut, minimal 2
literatur dan cantumkan !)
b. Tingkat suvyektif --- adalah psikoanalisis Freud. Teori ini membantu menjelaskan
bagaimana interaksi individu dengan dirinya sendiri / linglkungan
2. Tingkat Interpersonal
- Meliputi interaksi antar individu dengan semua arti yang berhubungan dengan
kerjasama, konflik, adaptasi dan negosiasi komunikasi simbolik dan hal lain yang
mempunyai arti hubungan. George Mead membuat tahapan tentang pengembangan
diri sebagai berikut :
a. Tahap persiapan, tahap ini merupakan peniruan (imitation)
b. Tahap bermain ; merupakan tahap mengumpulkan sebanyak – banyaknya bahan.
Individu belum sanggup melihat diri – diri orang lain dan perspektif yang
rangsangannya sangat banyak
c. Tahap permainan ; tahap ini menggambarkan organisasi dan kebutuhan berasumsi
perspektif dari banyak rangsangan. Seperti kerjasama dalam kehidupan kelompok,
perlu suatu perangkat pengetahuan tentang posisi dalam suatu hubungan yang
kompleks.
d. Tahapan kelompok referen ; Dalam tahap ini, individu mempunyai banyak
kelompok referen (masyarakat) dan masing – masing dari mereka membentuk
sebuah perspektif.
-
Simmel mengemukakan teori interaksi untuk mengkaji masalah hubungan
antarpribadi :
a. Masyarakat terbentuk dari jaringan relasi – relasi antar orang, sehingga mereka
merupakan suatu kesatuan.
b. Jaringan relasi – relasi itu tidak sama sifatnya. Sehingga dapat terbentuk
komunitas asosiasi atau pola relasi fungsional dan rasional
c. Dalam jaringan relasi tidak selamanya terbentuk integrasi dan harminis, tapi dapat
pula terjadi kritik, oposisi dan konflik, dll.
d. Frekuensi interaksi dan kadar interaksi bervariasi. Semakin penting hak yang
mempertemukan orang dalam relasi timbal balik, semakin cepat relasi itu
dikembakan.
** Jelaskan dan beri contoh tentang teori interaksionisme simbolis George Herbert Mead
atau Blummer (minimal 2 literatur buku)
3. Tingkat struktur sosial
- Tingkat struktur sosial bersifat abstrak, perhatian dan analisisnya ditujukan pada pola
– pola tindakan, jaringan – jaringan interaksi yang teratur dan seragam dalam waktu
dan ruang, posisi sosial dan peranan – peranan sosial. Tingkat struktur ini dapat pula
menyangkut institusi – institusi sosial dan masyarakat secara keseluruhan.
- Tingkat analisis struktur, secara garis besar memandang struktur sosial, sebagai
berikut ;
a. Masyarakat sebagaimana halnya organisme hidup
b. Masyarakat sebagai sistem sosial
c. Masyarakat sebagai tertib sosial (social order)
d. Masyarakat sebagai sub-stratum yang melahirkan konflik
4. Tingkat Budaya
- Tingkat budaya dalam hal kenyataan sosial maksudnya meliputi arti, nilai, simbol,
norma dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki bersama oleh anggota
masyarakat.
- Analisa Sorokin tentang analisa tingkat budaya meliputi :
a. Teori kemajuan --- tahapan sejarah cenderung berulang dalam kaitannya dengan
mentalitas budaya dominan, tanpa membayangkan tahap akhir yang final, artinya
perubahan model siklus.
b. Integrasi sosial dan budaya --- arti, nila, norma dan simbol merupakan kunci
untuk memahami kenyataan sosio budaya
c. Tipe mentalitas budaya :
i. Kebudayaan ideasional ; dasar pikirannya, bahwa kenyataan akhir itu bersifat
nonmaterial. transenden dan tidak dapat ditangkap oleh indera.
ii. Kebudayaan inderawi ; menyangkal terhadap kenyataan transenden
iii. Kebudayaan campuran ; dasar perkirannya bersandar pada mentalitas
ideoasional dan inderawi.
Keterangan :
Tugas dikumpulkan minggu depan
Kelas Malam : tgl 20 Oktober 2015
Kelas Pagi : Tgl 22 Oktober 2015
Download