FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MEDAN AREA (FISIP – UMA) Mata Kuliah: Kebijakan Publik dan Analisis Kebijakan Publik Bobot: 3 Sks Kelas: Pagi/Malam Program Studi: Ilmu Pemerintahan Dosen Pengampu: Armansyah Matondang S.Sos, M.Si Universitas Medan Area 2015 POLICY (KEBIJAKAN) • Berbicara kebijakan dan analisis kebijakan tidak terlepas dari berbicara bagaimana model dari suatu negara, Demokrasi (Republic, constitutional monarchy), Totaliter (otoritarian,komunisme, absolute monarchy), sosial demokrat, liberal. • Kebijakan: Partai politik yang berkuasa (rezim/penguasa) • Kebijakan terkait: idiologi adalah pangkal atau titik untuk mengidentifikasi dan menganalisa lahirnya suatu kebijakan publik dari pemerintah/penguasa DEFINISI DAN PENGERTIAN • Kebijakan atau policy berkaitan dengan perencanaan, pengambilan dan perumusan keputusan, pelaksanaan keputusan, dan evaluasi terhadap dampak dari pelaksanaan keputusan tersebut terhadap orang banyak (public) yang menjadi sasaran kebijakan (kelompok target) • Kebijakan merupakan sebuah alat atau instrumen untuk mengatur penduduk dari atas ke bawah, dengan cara memberi rewards (penghargaan) dan sanctions (sangsi). LANJUTAN • Secara instrinsik kebijakan (policy) adalah instrumen teknis, rasional, dan action - oriented (gerakan, tindakan konkrit) untuk menyelesaikan masalah atau persoalan-persoalan publik (Shore dan Wright dalam Marzali:1997:5) • Kebijakan adalah cetak biru bagi tindakan (blue print for action), yang akan mengarahkan dan memengaruhi perilaku orang banyak yang terkena dampak keputusan tersebut (Ervin dalam Marzali: 2000:43). • Dalam kalimat antropologis, kebijakan dapat disebut sebagai “model for behavior atau model bagi perilaku” TARGET KEBIJAKAN • Kebijakan sengaja disusun dan dirancang untuk membuat perilaku orang banyak yang dituju (kelompok target) menjadi terpola sesuai dengan bunyi rumusan kebijakan tersebut. • Siapa yang menyimpang dari aturan kebijakan akan dikenai sanksi atau hukuman • Singkatnya kebijakan merupakan “model for behavior” dalam rangka untuk menciptakan “model for behavior”. • Dilihat dengan cara seperti ini maka berarti kebijakan merupakan suatu produk kultural. LANJUTAN • Sementara itu, perancangan dan implementasinya adalah suatu proses kultural, tepatnya lagi, proses perubahan kultural yang dilakukan secara terencana dengan tujuan yang disadari (planned sociocultural change). • Seterusnya, secara substansial kebijakan merupakan suatu subjek kajian yang kompleks, dinamis, dan tidak pernah jumud (amorphous). LAPANGAN KAJIAN • Kajian kebijakan memiliki wilayah atau lapangan kajian yang sangat luas, seluas masalah-masalah yang perlu ditangani oleh masyarakat. • Lapangan kajian kebijakan: pembangunan, ekonomi, politik, administrasi negara dsb. • Bidang kehidupan sosial: masalah penyalahgunaan narkoba, pornografi dan porno aksi, pemukiman liar, hak-hak masyarakat adat, pelanggaran hak azasi manusia, konflik etnik, keagamaan, perambahan hutan, dsb INSTITUSI PEMBUAT KEBIJAKAN • Negara, organisasi formal itu didominasi oleh birokrasi pemerintahan. • Pada sektor swasta, organisasi ini muncul dalam bentuk korporasi. • Seterusnya pada masyarakat luas, organisasi ini dalam bentuk non government organization (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat. POLICY = CULTURE • Penyusunan kebijakan baru, atau perubahan kebijakan, yang dibuat oleh pemerintah dalam suatu bidang kegiatan tertentu, misalnya, berarti suatu dorongan bagi perubahan kebudayaan (cultural change). • Perubahan kebijakan mendorong orang untuk mengubah perilaku sesuai dengan kebijakan baru. Apabila perubahan itu melibatkan seluruh masyarakat, maka terjadilah perubahan pada cultural behavior. • Seterusnya, cultural behavior dalam jangka waktu yang panjang akan terus membawa pengaruh pada perubahan mentalitas, pikiran, nilai dan kepercayaan. LANJUTAN • Apabila dampak dari perubahan kebijakan sudah sampai pada mentalitas ini, maka kita dapat mengakui tentang adanya perubahan kebudayaan (cultural change). • Memainkan dan menggunakan kebijakan publik dalam usaha mengubah pola perilaku masyarakat dapat dianggap sebagai sebuah cultural engineering atau rekayasa kultural.