ANALISIS MASALAH PENCEMARAN AIR PADA KAWASAN WISATA WENDIT, KABUPATEN MALANG ANALYSIS OF WATER POLUTION PROBLEMS IN WENDIT TOURIST AREAS, KABUPATEN MALANG Lenny Sri Nopriani (Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya) Email : [email protected] ABSTRACT The tendency of polution caused by such human diseases as well as chemical substances hazardous to the aquatic can occur anywhere, not least in the waters Wendit Tourism Park Malang. It would be very dangerous since in the region there are springs that are used in addition to the swimming baths are also used as a raw material of Drinking Water Companies Malang. The purpose of this study was to examine the problems encountered through direct observation in the tourist area Wendit. The study was conducted by descriptive method through literature searches related to problems in the tourist area Wendit, Malang. The results showed that Wendit tourist area which is also used as a public bathhouse allows springs will experience the effects of pollution from community activities that traveled there. In addition, there is a water plant cleanup activities at the bathing pool once the spring. Whereas aquatic plants serve as an indicator that marks found in the waters in the accumulation of chemical substances that cause eutrophication in waters particularly the Wendit Park tourist. Key words : Wendit Tourism, Water Polution PENDAHULUAN Wendit adalah sebuah desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, di mana terdapat mata air Wendit. Terletak kurang lebih 4 km dari pusat kota Malang, ke arah timur laut, di sebelah kanan jalan raya Malang-Tumpang. Mata air ini merupakan taman rekreasi sekaligus habitat bagi kera, dan dianggap mata air suci oleh suku Tengger. Mata air Wendit merupakan salah satu sumber air bagi PDAM Kota Malang. Sebagai sumber mata air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat kabupaten Malang, taman wisata Wendit memiliki beberapa permasalahan terutama yang berkaitan dengan pencemaran air. Kecenderungan pencemaran yang diakibatkan oleh manusia seperti penyakit serta zat-zat kimia berbahaya dan beracun pada perairan dapat terjadi dimana saja, tak terkecuali di perairan Taman Wisata Wendit Malang. Hal ini akan sangat berbahaya mengingat dalam kawasan tersebut terdapat sumber mata air yang selain dimanfaatkan untuk kolam pemandian juga digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Air Minum Kabupaten Malang. Gambar 1. Anak-anak Eropa sedang bermain dengan kera di Wendit (1907-1931) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencermati permasalahan-permasalahan yang ditemui melalui pengamatan secara langsung di kawasan wisata Wendit. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif melalui penelusuran literatur yang terkait dengan permasalahan pada kawasan wisata wendit, Kabupaten Malang. 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan Kawasan Wisata Wendit Berdasarkan hasil pengamatan di kolam wisata Wendit , terdapat beberapa permasalahan yang dapat diamati : 1. Di Kawasan wisata Wendit terdapat sumber mata air yang digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Air Minum Kabupaten Malang. Kawasan wisata Wendit yang juga digunakan sebagai pemandian umum memungkinkan sumber mata air tersebut mengalami pencemaran akibat aktifitas masyarakat yang berwisata disana. Bahan pencemar dapat berupa pencemaran penyakit maupun bahanbahan buangan seperti sabun, detergen, dll. 2. Menurut hasil pengamatan secara langsung, terdapat aktifitas pembersihan tumbuhan air pada kolam pemandian yang sekaligus mata air tersebut. Tumbuhan air berfungsi sebagai indikator yang menandai bahwa di suatu perairan terjadi akumulasi zat-zat kimia yang menyebabkan eutrofikasi pada perairan khususnya taman wisata Wendit tersebut. Dengan membersihkan kolam dari tumbuhan air tersebut akan melenyapkan indikator sehingga tidak akan dapat diketahui secara langsung ada tidaknya pencemaran dengan melihat indikator tanamannya. Dengan demikian maka pencemaran air di kawasan wisata Wendit menjadi tidak terlihat atau tersembunyi. Pembahasan Perairan Kawasan Wendit Wendit merupakan taman wisata yang terletak di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis ± 8 Km dari pusat Kota Malang dengan luas area lokasi kurang lebih 9 hektar. Lokasinya terletak ditepi jalan utama arah ke Gunung Bromo melalui Tumpang/Poncokusumo. Wisata ini dikelolah oleh Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa Kabupaten Malang, dalam kawasan ini terdapat sumber mata air yang selain dimanfaatkan untuk kolam renang juga dikelola sebagai bahan baku Perusahaan Air Minum Kabupaten Malang dan Kota Malang (Anonymous, 2007). Taman rekreasi dan pemandian Wendit menyediakan kolam renang yang luas, juga danau kecil untuk berperahu. Saat ini pada taman wisata tersebut telah dilakukan pengembangan sehingga mempunyai daya tarik tersendiri sebagai alternatif tempat wisata di kota Malang. Pencemaran Air Kawasan Wisata Wendit Sebagai tempat wisata yang juga merupakan sumber mata air, aktifitas masyarakat pengunjung tempat wisata dan masyarakat sekitar berdampak pada pencemaran air di taman wisata tersebut terkait pembuangan limbah yang langsung munuju ke perairan Wendit, seperti limbah rumah tangga, pertanian, pencucian kendaraan bermotor dan lain-lain. Masuknya limbah-limbah tersebut selain mengandung logam berat nonesensial juga mengandung logam berat esensial yang mengakibatkan pengkayaan unsur hara dalam badan perairan, pengkayaan unsur hara pada air akan menyebabkan rangsangan suatu susunan perubahan simptomatik yang meningkatkan produksi ganggang dan makrofit, memburuknya perikanan, memburuknya kualitas air dan perubahan simptomatik lainnya yang tidak dikehendaki serta menggangu penggunaan air. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya sebagai bahan baku air minum, perikanan, industri dan lain-lain (Agoes, 2005). Tresna (1991) menjelaskan bahwa sumber pencemar yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber domestik dan nondomestik. Sumber domestik (rumah tangga) merupakan pencemar yang berasal dari perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan sumber nondomestik merupakan pencemar yang berasal dari kegiatan pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, dan sumber- sumber lainnya. Kecenderungan pencemaran yang diakibatkan oleh manusia pada perairan dapat terjadi dimana saja, tak terkecuali di perairan Taman Wisata Wendit Malang. Hal ini akan sangat berbahaya mengingat dalam kawasan tersebut terdapat sumber mata air yang selain dimanfaatkan untuk kolam pemandian juga digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Air Minum Kabupaten Malang. Menurut hasil penelitian Dahlia (2005) di kawasan tersebut ditemukan kadar logam timbal (Pb), krom (Cr), kadmium (Cd), tembaga (Cu) dan zink (Zn) pada selada air (Nasturtium officinale). Keberadaan logam berat pada kawasan perairan tersebut cenderung diakibatkan pembuangan limbah, baik limbah rumah tangga maupun idustri, juga aliran sungai dari luar yaitu sungai Lowoksuroh. Kondisi perairan di Taman Wisata Wendit berdasarkan hasil penelitian pendahuluan oleh peneliti pada tanggal 28 Mei 2007 telah menunjukkan adanya pencemaran logam berat 19 merkuri (Hg) 0,018 ppm, timbal (Pb) 0,034 ppm, kadmium (Cd) 0,157 ppm, tembaga (Cu) 0,770 ppm, juga Besi (Fe) 0,810 ppm dan Zink (Zn) 1,246 ppm, meskipun logam besi (Fe) yang tidak termasuk dalam logam berbahaya. Berdasarkan penelitian pendahuluan tersebut, logam berat yang berpotensi menimbulkan keracunan (toksik) sangat tinggi. Logam berat Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd) dapat menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membrane) sel, selain itu kedua logam berat tersebut sudah melebihi standar konsentrasi logam dalam air yang direkomendasikan yaitu, untuk logam berat Hg adalah 0,001 ppm dan untuk Cd sebesar 0,01 ppm (Palupi, 1994) dalam (Darmono, 1994). Dari hasil penelitian para peneliti tentang adanya bahan pencemar di kawasan wisata Wendit, munculah suatu pertanyaan apakah indikator penentuan kualitas air minum yang dilakukan oleh dinas terkait sudah lengkap dan apakah proses pemurnian air untuk air minum sudah benar. Hal ini tentunya membutuhkan penelitian yang lebih lanjut. Tanaman Air Sebagai Indikator Pencemaran Air di Kawasan Wisata Wendit Dahulu, sebelum taman wisata tersebut mendapatkan pengembangan menjadi kolam wisata modern, di perairan tersebut terjadi pertumbuhan yang dominan (booming) suatu jenis hydrophyta, seperti kangkung (Ipomea aquatica), Hydrilla, kiambang (Salvinia natans). Menurut Hutchincon (1969) dalam Connel (2006) pada keadaan perairan yang demikian menandakan terjadinya eutrofikasi, yaitu sebuah perairan yang bersih menjadi berlumpur oleh pengkayaan unsur hara tanaman dan meningkatnya pertumbuhan tanaman. Menurut Wayan (2001), eutrofikasi terjadi di perairan, karena banyaknya unsur-unsur nutrien antara lain N, P, K yang masuk ke perairan menyebabkan pertumbuhan alga yang sangat pesat sehingga menutupi seluruh perairan. Tingginya kadar nutrien dalam air berasal dari limbah berbagai industri yang mengalir melalui parit ke perairan. Biomassa yang telah mati akan terkumpul di dasar perairan yang akan terkumpul berupa padatan. Dalam proses eutrofikasi alamiah, detritus tanaman, garam-garam, pasir, dan sebagainya dari suatu daerah aliran masuk dalam aliran air dan disimpan dalam badan air selama waktu geologis. Ini menyebabkan pengkayaan unsur hara, sedimentasi, pengikisan, dan peningkatan biomassa (Connel, 2006). Salah satu alternatif alami untuk mengurangi pencemaran air adalah dengan memanfaatkan hydrophyta yang terdapat di kawasan perairan, salah satunya adalah Kangkung Air (Ipomea aquatica Forsk.). Karena pada suatu perairan yang tercemar bahan kimia khusunya logam berat dan banyak terdapat hydrophyta seperti Kangkung Air (Ipomea aquatica Forsk.), berdasarkan sifat- sifat logam berat antara lain sifat akumulatifnya, diduga bahwa hydrophyta seperti Kangkung Air (Ipomea aquatica Forsk.) tersebut juga mengandung logam berat. Sebagaimana hasil penelitian Dahlia (2005) bahwa beberapa hydrophyta seperti Selada Air (Nasturtium officinale), dan Kiambang (Salvinia natans) mengandung logam berat pada organ tubuhnya misalnya pada akar, batang dan daun. Adanya sifat akumulatif logam berat dan kemampuan penyerapan logam berat tersebut oleh hydrophyta dapat dimanfaatkan dalam dua kepentingan yakni : 1. sebagai penyerap logam berat untuk mengurangi pencemaran logam berat di perairan. Dengan demikian, hydrophyta dapat digunakan sebagai alternatif pembersih logam berat di kawasan perain tersebut yang aman, murah dan mudah (Tedjo wahyono dan kurniawan, 1982 dan Bitner 1989) dalam (Dahlia, 2006). Dan (2) 2. sebagai peringatan (warning) kepada masyarakat bahwa telah terjadi pencemaran di kawasan perairan Taman Wisata Wendit. Akar, batang, dan daun merupakan organorgan tumbuhan yang berfungsi sebagai alat hara. Organ-organ tersebut terutama berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan dan penimbunan zat-zat makanan, termasuk materi toksik juga akan tertimbun pada organorgan tersebut. Dahlia (2003) membuktikan bahwa pada tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale) organ yang paling tinggi dalam mengikat logam berat Pb adalah organ akar. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati (2006), yaitu pada tumbuhan Avicennia marina. Pada tumbuhan Avicennia marina organ yang paling tinggi dalam mengakumulasi logam berat Cu, Cd, dan Hg adalah organ akar. Setelah mengetahui manfaat tumbuhan air dalam mencegah dan mengatasi pencemaran air, seharusnya tanaman air di taman wisata Wendit tidak dihilangkan/dibersihkan tetapi dikelola sedemikian rupa tanpa mengganggu estetika taman wisata tersebut sebagi tempat wisata. 20 Air termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi air akan dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Aktivitas yang pada prinsipnya merupakan usaha manusia untuk dapat hidup dengan layak dan berketurunan dengan baik telah merangsang manusia untuk melakukan tindakan- tindakan yang menyalahi kaidah-kaidah yang ada dalam tatanan lingkungan hidupnya. Akibatnya terjadi pergeseran keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal kebentuk baru yang cenderung lebih buruk (Palar, 2004). KESIMPULAN Taman wisata Wendit merupakan kawasan wisata yang merupakan sumber mata air masyarakat kabupaten Malang yang perlu diwaspadai dari pencemaran. Penting untuk tidak menghilangkan tanaman air di perairan kawasan wisata Wendit karena merupakan indikator adanya pencemaran air di sumber mata air di kawasan wisata tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2007. Pendekatan Terpadu Pengelolaan Pencemaran Lingkungan, http://www.unila.ac.id. Anonymous. 2007. http://www.surya.co.id. Anonymous. 2007. Metode Alternatif Untuk Menanggulangi Pencemaran Logam Berat. Situs Web Kimia Indonesia Artikel Bioremoval. Anonymous. 2006. Penyebab, Sebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan Pada Air dan Tanah - Kesehatan Lingkungan - Ilmu Sains Biologi. http://organisasi.org.