Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH MEDIA GAMBAR DAN BENDA NYATA PADA MODEL PBI (PROBLEM BASED INTRODUCTION) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS JARING-JARING KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS IV ARTIKEL Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PGSD FKIP UNP Kediri Oleh : DEWI RATNASARI NPM : 11.1.01.10.0074 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 28 OKTOBER 2015 DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 1. Halaman persetujuan lengkap TTD (scan) 20 OKTOBER 2015 DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH MEDIA GAMBAR DAN BENDA NYATA PADA MODEL PBI (PROBLEM BASED INTRODUCTION) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS JARING-JARING KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS IV Dewi Ratnasari 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD Email: [email protected] Dr. Sulistiono, M.Si dan Sutrisno Sahari, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Proses pembelajaran matematika Ngampel 2 Kota Kediri. Data yang masih didominasi oleh guru dan kurang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi memanfaatkan dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil media dalam proses pembelajaran sehingga motivasi dan hasil penelitian belajar yang sangat rendah. Penelitian ini pembelajaran dengan media benda nyata bertujuan untuk mengetahui hasil belajar pada model pembelajaran PBI lebih efektif dengan menggunakan media gambar dan dibandingkan dengan pembelajaran yang benda nyata pada model PBI terhadap menggunakan media gambar pada model kemampuan jaring-jaring PBI dan tanpa media karena benda nyata kubus dan balok siswa kelas IV dan kelas dapat menunjukkan obyek secara langsung tanpa media. Penelitian ini dilakukan secara kepada eksperiment, dengan sampel siswa kelas IV mempelajari dan memahami obyek dengan SDN Mrican 4, SDN Dermo 2, dan SDN baik. menganalisis menunjukkan siswa sehingga siswa bahwa dapat Kata Kunci: Media gambar, benda nyata, PBI, Analisis kubus dan balok DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dalam B. PENDAHULUAN Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi Matematika sangat disegani oleh kompetensi sosial, anak-anak karena matematika terdapat profesional yang banyak angka. Ciri-ciri khusus pelajaran pendidikan profesi.” Salah satu dari 4 matematika deduktif, kompetensi logis dan tidak pedagogik, adalah konsisten, hierarkis, sederhana. Hal abstrak, tersebut kepribadian, dan kompetensi diperoleh guru adalah guru melalui kompetensi harus mampu membuat menjalankan proses pembelajaran dengan matematika tidak mudah untuk dipelajari. perangkat pembelajaran yang didalamnya Kurikulum 2006 matematika merupakan harus ada media, model pembelajaran dan ilmu metode universal yang perkembangan mendasari teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya mengembangkan membuat siswa pengetahuan yang dimiliki. pikir manusia. yang Pemilihan media yang tepat dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun kenyataannya, kondisi yang media berasal dari bahasa latin dan ada sangatlah berbeda dengan apa yang merupakan diharapkan dan dicita-citakan. medium Buktinya Kata bentuk yang jamak secara harfiah berarti perantara nilai rmatematika yang rendah sedangkan 2010:11 dan Daryanto 2010: 4). Menurut guru Heinich (2002 dalam Daryanto 2010: 4) kegiatan tidak berpusat matematika pada siswa, pengantar kata masih banyak siswa yang mendapatkan dalam pembelajaran atau dari (Muarifin Medium merupakan perantara atau melainkan berpusat pada guru sehingga pengantar terjadinya komunikasi dari dalam kegiatan belajar mengajar bukan pengirim menuju penerima. siswa yang belajar tetapi guru yang Oleh belajar. Maka guru akan semakin pintar pembelajaran, media pengajaran diberi dan siswa semakin tidak peduli dengan apa pengertian yang dipelajarinya. digunakan dalam dunia pendidikan. Media Dalam menjalankan tugasnya guru karena pendidikan itu media dalam komunikasi adalah berbagai konteks yang jenis harus kreatif dan profesional. Guru yang komponen dalam lingkungan siswa yang profesional harus memiliki 4 kompetensi dapat guru. Sesuai dengan UU no 14 tahun 2005 digunakan dalam proses dan mencapai pasal Pasal 10 ayat 1 disebutkan bahwa tujuan pendidikan (Muarifin, 2010). Media “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud adalah bentuk-bentuk komunikasi baik DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD merangsangnya belajar. Media simki.unpkediri.ac.id || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri tercetak maupun audio-visual serta peralatannya. dalam Menurut Daryanto, merupakan Criticos (1996 2010: salah 4) satu media komponen Munadi 2013). Penggunaan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran dibuktikan pada matematika peneliatan, juga Surkiyah komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan (2010) Berdasarkan hasil penelitian dapat dari komunikator menuju komunikan. disimpulkan Muarifin (2010: 11) menyatakan prestasi bahwa, belajar ada peningkatan Matematika setelah bahwa gambar adalah salah satu media diadakan tindakan kelas dengan Media yang penting bagi pengajaran. Oleh sebab Benda Konkret. Hal ini dapat ditunjukkan itu gambar yang akan digunakan memiliki dengan meningkatnya prestasi siswa dari kriteria tertentu. Gambar sebagai media VI. pengajaran akan berhasil dengan efektif Pemilihan media tepat dengan model bila disesuaikan dengan faktor kematangan seharusnya siswa, tujuan yang akan dicapai, dan pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu teknik penggunaan dalam situasi belajar. dengan adanya model PBI (pengajaran Gambar merupakan salah satu media berdasarkan masalah) dapat mengubah pengajaran yang amat dikenal didalam cara mengajar guru sehingga siswa terlihat setiap lebih kegiatan disebabkan pengajaran. Hal kesederhanaannya, itu didukung yang aktif. Model pembelajaran tanpa berdasakan masalah merupakan suatu memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu model pembelajaran yang didasarkan pada diproyeksikan banyaknya untuk mengamatinya permasalahan yang (Daryanto 2010:108). Gambar secara garis membutuhkan penyelidikan autentik yakni besar dapat dibagi tiga jenis yakni sketsa, penyelidikan lukisan dan photo (Munadi, 2013). penyelesaian nyata dari permasalahan Benda nyata merupakan media yang yang membutuhkan yang nyata. Penggunaan model PBI dapat menunjukkan dan memberikan gambaran meningkatkan pada siswa akan konsep yang nyata. pembelajaran matematika juga dibuktikan Penggunaan benda asli sebagai media pada peneliatan, Ni Ngh. Madri Antari pembelajaran dapat dibawa langsung ke (2013) Berdasarkan hasil penelitian dapat kelas, atau siswa sekelas dikerahkan disimpulkan langsung kedunia sesungguhnya dimana pemecahan masalah dalam pembelajaran benda asli itu berada dan sebaiknya Matematika pada siswa yang dibelajarkan dibedakan dengan model pembelajaran kooperatif berdasarkan tujuan benda tersebut digunakan. (Daryanto 2010 dan DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD hasil bahwa belajar skor pada kemampuan Problem-Based Instruction lebih tinggi simki.unpkediri.ac.id || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dengan mean 24,35, 3). Ratumanan (2002 dalam 67) X1 : Eksperimen 1 pembelajaran dengan menyatakan bahwa pendekatan efektif media gambar pada model PBI untuk pengajaran proses berpikir tingkat (Problem Based Introduction). tinggi adalah Trianto 2007: Keterangan : pengajaran berdasarkan X2 : Eksperimen 2 pembelajaran dengan masalah. media benda nyata pada model PBI Arends (1997 dalam Trianto 2007: 68) menyatakan bahwa suatu pendekatan (Problem Based Introduction). X3 : Pembelajaran tanpa media pada pembelajaran dimana siswa mengerjakan model permasalahan yang otentik artinya siswa Introduction). yang menyusun sendiri, pengetahuan mengembangkan mereka inkuiri Y PBI (Problem Based : Kemampuan menganalisis dan Sampel dalam penelitian ini adalah ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, siswa-siswi seluruh kelas IV dari SDN mengembangkan kemandirian dan percaya Mrican 4, SDN Dermo 2 dan SDN diri merupakan pembelajaran berdasarkan Ngampel 2. masalah. D. HASIL C. METODE PENELITIAN true eksperimental desain, yaitu dengan faktor DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan desain membandingkan PENELITIAN media 1. Hasil Penelitian Skor rata-rata hasil belajar peserta didik aspek kognitif kelas IV yang diajar pembelajaran, terdiri dari 2 perlakuan dan menggunakan kontrol. menggunakan Introduction dengan media benda nyata, Data gambar dan tanpa media disajikan pada, Penelitian pendekatan diperoleh ini kuantitatif. dianalisis dengan yang analisis model Problem Based tersebut dapat dilihat pada gambar 2. varians klasifikasi tunggal. Jika terdapat perbedaan yang signifikan akan dilanjutkan untuk hasil yang sesuai dengan uji BNT X1 X2 Y X3 Gambar 1 Desain Penelitian DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD Gambar 2. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Introduction simki.unpkediri.ac.id || 7|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri menggunakan media benda nyata ( ), media gambar ( ), dan tanpa media ( ). Dari gambar 2 dapat diketahui ratarata hasil belajar siswa menggunakan model Problem Based Introduction dengan media benda nyata, gambar dan tanpa media berturut-turut adalah 95.75, 90 dan 80. belajarnya, kemudian rata-rata hasil belajar akan diolah menggunakan analisis variansi. Sebelum dianalisis terlebih dahulu diuji homogenitas kemudian dianalisis dengan analisis variansi. Ringkasan analisis variansi hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Introduction menggunakan media benda Ketuntasan hasil belajar hasil belajar siswa menggunakan model Problem Based nyata, gambar dan tanpa media disajikan pada tabel 4. Introduction dengan media benda nyata, media gambar jaring-jaring kubus dan balok dan tanpa media tersebut dapat dilihat pada gambar 3. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa F hitung (22,96) lebih besar daripada F tabel (3,16) yang berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Introduction menggunakan media benda nyata, gambar dan tanpa media. Gambar 3 Ketuntasan belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Introduction menggunakan media benda nyata ( ), media gambar ( ), dan tanpa media ( ). Untuk mengetahui media yang paling efektif dalam melihat hasil belajar akan dilanjutkan dengan uji BNT ( Tabel 5). Dari gambar 3 dapat diketahui ketuntasan menggunakan hasil model belajar siswa Problem Based Introduction dengan media benda nyata, gambar dan tanpa media adalah 100% yang membedakan adalah rata-rata hasil DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD Berdasarkan uji BNT (Tabel 5) diketahui bahwa rata-rata hasil belajar simki.unpkediri.ac.id || 8|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dengan menggunakan media benda maka siswa harus menguasai materi, tetapi nyata lebih efektif dibandingkan dengan jika mencapai KKM tersebut maka telah hasil belajar menggunakan media gambar, mencapai KKM tersebut sedangkan kelas yang diajar tanpa media menguasai materi yang disampaikan guru. rata-rata hasil belajar lebih rendah. maka telah Jumlah peserta didik yang telah mencapai KKM pada 3 kelas, yaitu kelas 2. Pembahasan Berdasarkan Uji BNT (Tabel 4.4) yang menggunakan media benda nyata, diketahui bahwa setiap perlakuan akan media gambar dan kelas tanpa media diperoleh hasil yang berbeda. Dengan cara adalah 20 siswa atau 100%, akan tetapi menghitung selisih rata-rata antar kelas pada masing-masing kelas memiliki rata- dan selanjutnya membandingkan dengan rata yang berbeda. Kelas yang diajar hasil Uji BNT yang telah dihitung, akan dengan model PBI tanpa media rata-rata diketahui masing- hasil belajarnya sangat rendah dibanding masing perlakuan. Jika hasil perbandingan dengan kelas yang mendapatkan perlakuan lebih dari hasil perolehan Uji BNT 5%, yaitu kelas yang diajar dengan model PBI maka dapat diketahui antar perlakuan menggunakan media benda nyata dan hasilnya berbeda nyata. media gambar. tingkat perbedaan Berdasarkan Uji BNT (Tabel 4.4) Dari hasil penelitian ini diketahui diketahui bahwa setiap perlakuan akan bahwa diperoleh hasil yang berbeda rata-rata nilai menggunakan media benda nyata lebih siswa yang menggunakan media benda baik dari pada hasil belajar siswa yang nyata lebih tinggi dari pada rata-rata nilai diajar menggunakan media gambar dan siswa yang menggunakan media gambar dan kelas tanpa media, karena media jaring-jaring kubus dan balok dan tanpa benda nyata memberikan pengalaman media. Rata-rata yang diperoleh pada kelas langsung yang menggunakan media benda nyata pembelajaran berlangsung dan mengurangi 95,75, yang kesalahpahaman siswa dalam mendalami menggunakan media gambar 90 dan kelas materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kontrol 80. pendapat Daryanto (2010: 29), benda asli sedangkan Kriteria kelas ketuntasan siswa pada yang diajar siswa saat dengan proses minimum sebagai media pembelajaran dapat dibawa (KKM) yang telah ditentukan untuk mata langsung ke kelas, atau siswa sekelas pelajaran Matematika adalah 70, sehingga dikerahkan siswa diharuskan mencapai nilai minimal sesungguhnya dimana benda asli itu 70. Jika belum mencapai nilai tersebut berada. DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD langsung kedunia simki.unpkediri.ac.id || 9|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Jika benda aslinya sulit untuk balok. Media benda konkret bangun ruang dibawa kekelas maka benda tiruan dapat mudah digunakan sehingga siswa mudah berfungsi sebagai media pembelajaran memahami yang efektif. Dengan menggunakan benda pembelajaran akan tercapai secara optimal. nyata siswa dapat mengetahui secara Bagi peneliti lain, penelitian ini langsung bentuk-bentuk jaring-jaring kubus dan balok. dapat materi dan dijadikan sebagai tujuan bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian Moedjiono (1992 dalam Daryanto, selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan 2010: 29) mengatakan bahwa media peningkatan sederhana memiliki Matematika pada siklus I ketuntasan diantaranya belajar individu mencapai 56%, yang langsung, berarti meningkat sebesar 38,5% dari tiga dimensi kelebihan-kelebihan, memberikan pengalaman menyajikan secara menghindari konkrit dan verbalisme, sebelum hasil pemanfaatan pembelajaran media bendan dapat konkret bangun ruang melalui pre tes pada menunjukkan objek secara utuh, baik tindakan awal yang mencapai 26,6%. kontruksi maupun cara kerjanya, dapat Selanjutnya pada siklus II ketuntasan memperlihatkan struktur organisasi secara individu meningkat menjadi 83,3,%, dan jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses dinyatakan berhasil tuntas. secara jelas. Namun demikian, kelemahankelamahannya adalah tidak Hal ini dapat ditunjukkan dengan bisa meningkatnya prestasi siswa dari VI. menjangkau sasaran dalam jumlah yang sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus besar, penyimpanannya memerlukan ruang I ada peningkatan untuk materi sifat yang besar, dan perawatannya rumit. perkalian bilangan dari rata-rata 56 Penggunaan media benda nyata meningkat menjadi 85. Pada siklus II ada dapat meningkatkan hasil belajar pada peningkatan untuk materi penjumlahan pembelajaran matematika juga dibuktikan berulang dari rata-rata 54 meningkat pada (2010) menjadi 72. Demikian dapat disimpulkan dapat bahwa pembelajaran matematika dengan disimpulkan bahwa, media benda konkret menggunakan media benda konkret dapat bangun ruang dapat meningkatkan hasil meningkatkan prestasi belajar matematika belajar matematika, dan disarankan kepada Rata-rata hasil belajar media benda nyata guru hendaknya memanfaatkan media lebih efektif dibandingkan dengan media benda konkret bangun ruang dalam mata gambar. Gambar sebagai media pengajaran pelajaran materi bangun ruang kubus dan akan berhasil dengan efektif peneliatan, Berdasarkan hasil Sumarni penelitian DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 10|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri bila disesuaikan dengan faktor kematangan siswa, tujuan yang akan hasil belajar menganalisis jaring-jaring kubus dan balok siswa kelas IV. dicapai, dan teknik penggunaan dalam situasi belajar. Gambar merupakan sesuatu F. DAFTAR PUSTAKA yang Antari, M. 2013. Pengaruh Model Based penting bagi pengajaran dan memiliki daya untuk menyampaikan suatu Introduction pesan Kemampuan Pemecahan Masalah secara lebih penggunaannya luas, hendaknya memenuhi kreteria Terhadap Dalam Pembelajaran tertentu (Muarifin 2010: 38). Gambar Matematika. (online), tersedia: merupakan media visual yang mudah http/ejournal. didapat. mengkonkritkan yang abstrak, dan undiksha.ac.id/index.php/jjpgsd/a mengatasi pengamatan manusia. Gambar rticle/view/1535, diunduh 14 Juni membuat 2015. orang dapat menangkap informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang di ungkapkan dengan kata-kata. Akan tetapi, Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. Kuntjojo. 2010. Modul Model karena setiap orang merasa mudah untuk Pembelajaran. Kediri : PSG- memperoleh gambar, ia menangkapnya UNP. sebagai “ hal yang biasa” atau “terlalu biasa” sehingga melupakan manfaatnya. Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Referensi (GP Press Group). Sudjana, N. 2011. Media Pembelajaran. E. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Bandung: Sinar Baru Algensindo Sumarni. 2010. Penggunaan media benda 1. F hitung lebih besar daripada F tabel konkret bangun ruang yang berarti bahwa penggunaan media meningkatkan dalam model pembelajaran Problem matematika siswa kelas IV SDN Based berpengaruh Rejoso Lor II Kecamatan Rejoso menganalisis Kabupaten Pasuruhan. (online), terhadap Introduction kemampuan hasil untuk belajar jaring-jaring kubus dan balok siswa tersedia: kelas IV. http://library.um.ac.id/ptk/index.p 2. Berdasarkan hasil uji BNT penggunaan media benda nyata pada model PBI hp?mod=detail&id=43044, di unduh 20 Juni 2015. sangat efektif untuk meningkatkan DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 11|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya : Tim Prestasi Pustaka. Putra, S. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta : Diva Press. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen. Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Badan Pemeriksa Keuangan Republic Indonesia. (online), tersedia: http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU142015gurudosen.pdf, diunduh 29 November 2015. DEWI RATNASARI | 11.1.01.10.0074 FKIP - PGSD simki.unpkediri.ac.id || 12||