Pengaruh Tiga Jenis Mangsa Terhadap Biologi

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sycanus annulicornis Dohrn (Hemiptera: Reduviidae) merupakan kepik
predator yang hidup pada berbagai agroekosistem. Di Indonesia Sycanus sp.
pernah dilaporkan menjadi predator utama hama pengisap daun, Helopeltis
antonii Sign (Hemiptera: Miridae) pada tanaman teh (Kalshoven 1981). Kepik
predator ini memiliki kisaran mangsa yang luas terutama dari Ordo Lepidoptera
(Manley 1982). Di Malaysia, Sycanus sp. memangsa Phaenacantha saccharicida
Karsch (Hemiptera: Colobathrisidae) (Sweet 2000). Di Thailand, Sycanus collaris
Fabricius dilaporkan menyerang hama daun lengkeng Oxyodes scrobiculata
Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae) (Chooyoung et al. 2004).
Pada beberapa percobaan di laboratorium, kepik predator ini diketahui
merupakan predator generalis, memiliki kemampuan adaptasi dan pemangsaan
cukup baik dengan kemampuan memangsa mencapai rata-rata 4,7 ekor perhari
(De Clercq 2000). Mangsa-mangsa yang pernah dicobakan untuk pemeliharaan di
laboratorium adalah Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae),
Crocidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Pyralidae) dan Corcyra
cephalonica Stainton (Lepidoptera: Pyralidae) (Cahyadi 2004).
Mencermati adanya potensi tersebut, maka diperlukan suatu metode yang
tepat untuk pembiakan predator tersebut. Hasil pembiakan massal di laboratorium
dapat digunakan untuk upaya pelepasan massal predator di lapangan. Penggunaan
predator di lapangan untuk menekan populasi hama sesuai dengan konsep
pengendalian hayati (PH) yaitu musuh alami berperan untuk memelihara
kepadatan populasi organisme lain pada suatu tingkat populasi rata-rata yang lebih
rendah daripada tingkat populasi rata-rata tanpa pengendalian hayati tersebut
(Bosch et al. 1982).
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam hal pembiakan predator
adalah bioekologi predator, kesesuaian mangsa, kualitas makanan mangsa,
kemudahan dalam pembiakan dan lingkungan tempat pembiakan. Nutrisi
merupakan hal terpenting yang erat kaitannya dengan kualitas mangsa. Dipandang
dari segi kualitas, makanan untuk predator dikategorikan menjadi nutrisi essensial
2
dan nutrisi alternatif. Nutrisi essensial adalah nutrisi yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan organisme pradewasa dan reproduksi imago,
sedangkan nutrisi alternatif adalah nutrisi yang hanya dapat menyokong atau
bertahan suatu organisme (Hagen 1987).
Berkaitan dengan nutrisi yang diperlukan oleh predator, perlu dilakukan
penelitian mengenai keberadaan mangsa yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan predator. Selain itu, kemudahan dalam pembiakan di laboratorium
juga merupakan hal yang harus dipelajari. Memodifikasi status mangsa yang
diberikan misalnya dalam status mati, adalah salah satu hal untuk memudahkan
penyimpanan dan penyediaan mangsa secara kontinyu. Modifikasi mangsa
dengan status mangsa mati akan memberi keuntungan diantaranya tidak perlu
menyediakan pakan mangsa, menghemat tempat penyimpanan, memudahkan
dalam pemeliharaan dan dapat menyediakan mangsa yang seragam setiap saat.
Hal yang dikhawatirkan dan penting sekali dipertimbangkan adalah
kemungkinan berpengaruh terhadap perilaku predator pada saat pelepasan di
lapangan, ketika predator tersebut harus memangsa mangsa yang hidup.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan mengembangkan metode pembiakan
massal yang sesuai untuk predator S .annulicornis di laboratorium. Secara lebih
khusus, penelitian bertujuan mempelajari pengaruh (1) tiga jenis mangsa terhadap
biologi predator S. annulicornis, (2) rasio betina dan jantan terhadap fekunditas
dan fertilitas telur predator, dan (3) status mangsa yang diberikan terhadap
perilaku predator.
Download