ANALISIS DINAMIK MODEL RANTAI MAKANAN TIGA TINGKAT TROFIK DENGAN FUNGSI RESPON MICHAELIS-MENTEN Baiq Indah Rukmana Dewi Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya Email: [email protected] Abstrak. Artikel ini mengulas model rantai makanan dengan tiga tingkat trofik dengan fungsi respon Michaelis-Menten. Terdapat tiga laju pertumbuhan populasi yang dikaji, yakni populasi prey, predator, dan top predator. Kondisi tersebut menghasilkan suatu sistem persamaan diferensial tiga dimensi. Penskalaan dilakukan terhadap model untuk memudahkan analisis. Selanjutnya ditentukan titik kesetimbangan, syarat eksistensi titik kesetimbangan, dan kestabilan titik kesetimbangan. Diperoleh tiga titik kesetimbangan dan ketiga titik tersebut bersifat stabil dengan syarat tertentu. Pada bagian akhir dilakukan simulasi numerik untuk mengilustrasikan dan menguji hasil analisis yang telah diperoleh. Kata Kunci: analisis dinamik, rantai makanan, tiga tingkat trofik. 1. PENDAHULUAN Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup di suatu tempat tertentu. Kesatuan antara komunitas dengan lingkungan hidupnya akan membentuk hubungan timbal balik yang disebut dengan ekosistem. Di dalam ekosistem terdapat rantai makanan, yaitu lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari beberapa spesies organisme. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofik. Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey) dengan pemangsa (predator). Model predator-prey pertama kali dikenalkan oleh Lotka pada tahun 1925 dan Volterra pada tahun 1926, sehingga model ini juga disebut model Lotka-Volterra (Boyce dan DiPrima, 2009). Suwanto (2013) membahas perilaku prey, intermediate predator, dan top predator dengan mengasumsikan prey sebagai spesies yang dimangsa oleh intermediate predator dan top predator, intermediate predator sebagai spesies yang memangsa prey tetapi juga dimangsa oleh top predator, sedangkan top predator sebagai spesies yang memangsa prey dan intermediate predator. Pada model tersebut digunakan fungsi respon Beddington-DeAngelis untuk populasi intermediate predator dan Holling tipe III untuk populasi top predator. Berbeda dari kajian yang telah dilakukan Suwanto (2013), pada artikel ini dilakukan analisis predator-prey tiga tingkat trofik yang terdiri dari prey, predator, dan top predator. Predator adalah spesies yang memangsa prey dan top predator adalah spesies yang hanya memangsa predator. Model matematika yang terbentuk terdiri dari tiga persamaan, yaitu laju pertumbuhan populasi prey, predator, dan top predator. Pada model ini digunakan fungsi respon Michaelis-Menten. Analisis dinamik dilakukan dengan menentukan titik kesetimbangan dan kestabilan dari titik kesetimbangan. Penskalaan digunakan untuk mempermudah proses perhitungan. Metode Runge-Kutta orde 4 digunakan untuk mensimulasikan hasil analisis sehingga mempermudah interpretasinya. Artikel ini mengulas kembali artikel Kara dan Can (2006). 2. FORMULASI MODEL Model populasi rantai makanan tiga tingkat trofik dengan rasio ketergantungan adalah sebagai berikut ̅ ̅ ( ̅ ( ̅( ̅ ̅̅̅̅ ̅ ̅ ̅ ) ̅̅̅ ( ̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅ ̅ ̅ ) ̅ ̅̅̅̅ ̅ ̅ ̅ )̅ ̅̅̅̅ ̅ ̅ ̅ (1) ) ̅ dengan ̅ adalah kepadatan populasi prey, ̅ adalah kepadatan populasi predator, ̅ adalah kepadatan 120 populasi top predator, ̅ adalah konstanta setengah jenuh, dan ̅ adalah laju kematian predator. Konstanta adalah kapasitas lingkungan (carrying capacity) predator dan prey, ̅ adalah pertumbuhan intrinsik predator dan prey, adalah konstanta hasil, sedangkan ̅ adalah pertumbuhan maksimum predator. Sistem (1) disederhanakan dengan penskalaan parameter menggunakan persamaan-persamaan berikut ̅ ̅ ̅ Kemudian didapatkan persamaan ̅̅̅̅ ̅ ( ̅̅̅̅̅ ) ( ) ( dengan dan ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ dan (2) ) . 3. TITIK KESETIMBANGAN Titik kesetimbangan sistem (2) diperoleh ketika Sistem persamaan (2) menghasilkan tiga titik kesetimbangan yang eksis, yaitu yaitu dan . Titik kesetimbangan eksis jika sedangkan titik kesetimbangan eksis jika ( ) dan , dan . 4. KESTABILAN TITIK KESETIMBANGAN Kestabilan titik kesetimbangan diperoleh dengan melinearisasikan sistem (1) sehingga diperoleh matrik Jacobi . [ ] 4.1 Titik Kesetimbangan Matrik Jacobi di titik adalah , [ Akar karakteristik dari matriks ( ] adalah √ ) ( √ ) dan , dengan dan ( ) . 121 Titik kesetimbangan bersifat stabil Jika dan . 4.2 Titik Kesetimbangan Matrik Jacobi di titik adalah [ ], dengan ( ) ( ) Akar karakteristik dari matrik adalah dengan Titik bersifat stabil jika dan hanya jika dan 4.3 Titik Kesetimbangan Matrik Jacobi di titik adalah [ Akar karakteristik dari matrik stabil jika . ], adalah , dan Titik akan 5. SIMULASI NUMERIK 5.1 stabil, dan tidak stabil Pada simulasi ini digunakan nilai awal dengan parameter , , dan . Kemudian didapatkan bersifat tidak stabil karena bersifat tidak stabil karena dihasilkan nilai dan Titik bersifat tidak stabil karena nilai . Pada Gambar 1 juga tampak bahwa titik kesetimbangan tidak stabil, dan solusi membentuk limit cycle. 5.2 dan tidak stabil Pada simulasi ini digunakan nilai awal dengan parameter , , dan . Kemudian didapatkan bersifat tidak stabil karena bersifat tidak stabil karena dihasilkan nilai dan Titik bersifat tidak stabil karena nilai . Pada Gambar 2 tampak bahwa titik kesetimbangan tidak stabil, dan solusi membentuk limit cycle. 5.3 dan tidak stabil Simulasi numerik pada bagian ini menggunakan parameter dan dengan nilai awal yang menjauh dari , yaitu , 122 bersifat tidak stabil karena nilai parameter . bersifat tidak stabil karena dihasilkan nilai dan . Sedangkan nilai bersifat tidak stabil karena nilai parameter . Jika nilai awal yang digunakan adalah serta nilai awal selanjutnya adalah , diperoleh solusi yang benar-benar berbeda dari solusi pada Gambar 3. Solusi membentuk limit cycle dan berhenti ketika top predator menghilang. (0.70,0.40,0.42) (2,4,3) 3 (0.5,1.05,1.4) 0.4 2 E1 z 0.38 1 (3,3,2) 0.36 0.45 z 0 (1,2,1) Eo 0.34 (0.7,0.5,0.5) 5 E1 -1 0 E2(1,0,0) 0.32 4 0.5 3 1 1.5 0.35 0.3 0.35 0.4 0.45 1 2.5 3 0 0.5 y 0.55 0.6 0.65 0.7 y 0.3 x x Gambar 2. Potret fase solusi numerik dengan nilai awal Gambar 1. Potret fase solusi numerik dengan beragam nilai awal 2 0.4 0.3 2 2 Eo Eo E1 z 1.5 1 0.5 3 (2,2,2) 0 0 2.5 (1.5,0.5,1) 0.5 2 1.5 E2 1 x y 1 0.5 1.5 2 0 Gambar 3. Potret fase solusi numerik dengan nilai awal 6. KESIMPULAN Model rantai makanan tiga tingkat trofik berupa sistem persamaan nonlinear dengan tiga persamaan. Setelah dilakukan penskalaan diperoleh tiga titik kesetimbangan dengan enam parameter yang bernilai positif. Ketiga titik kesetimbangan tersebut bersifat stabil. Titik kesetimbangan menunjukkan bahwa prey dan predator hidup berdampingan dan top predator mengalami kepunahan. Titik kesetimbangan merupakan salah satu titik kesetimbangan interior dan titik ini menunjukkan bahwa prey, predator, dan top predator hidup berdampingan. Sedangkan titik kesetimbangan menunjukkan bahwa predator dan top predator mengalami kepunahan. Beberapa simulasi numerik yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang sesuai dengan hasil analisis. 7. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis berterima kasih kepada Agus Suryanto, Indah Yanti, dan Ratno Bagus E. W. atas segala bimbingan, saran, dan kesabaran yang telah diberikan selama penulisan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Boyce, W.E. dan DiPrima, R.C., (2009), Elementary Differential Equation and Boundary Value Problem, Eight Edition, John Willey & Sons Inc, New York. Kara, R dan Can, M. (2006), Ratio-dependent Food Chain Models with Three Trophic Levels, International Journal of Computer Science,1, hal. 1306-4428. Suwanto, N. 2013. Analisis Dinamik Model Predator-Prey Tiga Spesies, Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang. Indonesia. 123