Triwulan IV - 2009 | BOKS DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI NUSA TENGARA TIMUR Latar Belakang Krisis global telah berimbas terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Imbas tersebut akhir-akhir ini semakin dirasakan baik melalui pasar barang dan pasar uang (pasar modal dan perbankan). Ekspor daerah juga diperkirakan terkena dampaknya mengingat ekspor nasional disumbang oleh ekspor komoditas dari daerah. Di sisi daerah, perekonomian daerah akan menghadapi problem yang sama namun dengan tingkat pengaruh yang bervariasi terhadap ekonomi di masing-masing daerah. Perbedaan pengaruh dari krisis ekonomi global terhadap ekonomi daerah tergantung pada struktur dari ekonomi masing-masing daerah. Permasalahan utamanya yaitu melihat seberapa besar dampak dari krisis keuangan dunia berpengaruh pada kinerja perekonomian di Provinsi NTT. Dari data yang diperoleh, dilakukan penyusunan model ekonometri berdasarkan teori ekonomi yang dipelajari pada tahapan studi literatur. Adapun model tersebut diselesaikan dengan menggunakan metode OLS. Analisa Hasil Secara umum mekanisme transmisi krisis keuangan dunia, dalam mempengaruhi kinerja perekonomian daerah dapat di lihat pada flow chart berikut. | Kajian Ekonomi Regional NTT 1 Triwulan IV - 2009 | Oleh karena itu, model ekonometri yang dibuat merupakan model persamaan konsumsi, investasi, ekspor, impor dan inflasi. Berdasarkan hasil running model eviews, dapat dilihat bahwa konsumsi masyarakat NTT dipengaruhi oleh besarnya disposable income (pendapatan setelah dikurangi pajak), bunga simpanan, serta stimulus fiscal yang didekati dengan anggaran belanja pemerintah. Sementara kegiatan investasi sektor riil di NTT dipengaruhi oleh suku bunga simpanan, pendapatan, serta stimulus fiscal yang didekati dengan anggaran belanja pemerintah. Aktivitas ekspor NTT bergantung pada tingkat pendapatan negara lain dalam hal ini Jepang sebagai salah satu importir terbesar, serta perkembangan nilai tukar rupiah terhadap US $. Sedangkan kinerja impor dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar, pendapatan NTT, serta tingkat konsumsi masyarakat NTT mengingat jenis barang impor relatif sebagian besar untuk konsumsi. Inflasi Kota Kupang dibentuk oleh ekspektasi masyarakat dan dipengaruhi oleh fluktuasi harga yang terjadi di Surabaya. Dengan tingkat ketergantungan yang relatif tinggi terhadap pasokan dari Jawa Timur yang didatangkan melalui Surabaya (20,84%) mengakibatkan harga di Kupang cenderung mengikuti pergerakan harga di Surabaya. Sementara untuk output gap ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Simpulan Dampak krisis ekonomi global yang bermula dari Amerika, kemudian berlanjut ke negara-negara Asia salah satunya Jepang, secara tidak langsung akan mengakibatkan pelemahan permintaan Jepang terhadap barang-barang ekspor NTT. Meskipun dampaknya baru akan dirasakan setelah setahun kemudian. Sejalan pelemahan ekonomi global yang terjadi, dampak lain yang dirasakan oleh Indonesia secara keseluruhan adalah terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap US $, akibat terjadinya massive capital outflow. Hal tersebut tentunya juga dirasakan sampai dengan level regional NTT. Depresiasi kurs rupiah mengakibatkan aktivitas impor mengalami tekanan selama beberapa periode (tiga triwulan) dan dilanjutkan dengan menurunnya kinerja investasi. Sehingga secara keseluruhan, pelemahan nilai tukar memberikan sentimen | Kajian Ekonomi Regional NTT 2 Triwulan IV - 2009 | positif dalam jangka pendek (short term) namun pada setahun kemudian ekonomi NTT baru mulai mengalami tekanan. Bahkan dalam jangka waktu dua tahun bila tidak terjadi perbaikan kondisi nilai tukar akan mengakibatkan kontraksi ekonomi. Rekomendasi Beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan terkait dengan hasil kajian diatas adalah sebagai berikut : 1. Perlunya peningkatan peran investasi dalam menggerakan roda ekonomi NTT salah satunya melalui peningkatan kapasitas infrastruktur serta penyederhanaan perijinan dengan optimalisasi Kantor Pelayanan Perizinan, Terpadu Satu Pintu (KP2TSP) atau one stop service, yang mulai resmi beroperasi bulan Januari 2010. 2. Komoditi ekspor asal NTT hanya sebatas ekspor bahan mentah. Untuk meningkatkan nilai tambah produk, perlu adanya pengembangan pengolahan komoditi ekspor agar bisa menjadi barang setengah jadi. Sehingga melalui instansi teknis, pemerintah provinsi bisa memberikan subsidi atau bantuan mesin-mesin pengolah. | Kajian Ekonomi Regional NTT 3