Triwulan IV - 2011 BOKS 1 Peningkatan Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Nusa Tenggara Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 0 0 yang terletak pada 8 – 12 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 566 pulau. Dari seluruh pulau yang ada, 54 pulau telah berpenghuni sedangkan sisanya belum berpenghuni. Terdapat tiga pulau besar, yaitu Pulau Flores, Sumba, dan Timor, selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang letaknya tersebar dengan total luas daerah daratan 47.349,9 km2, dan luas perairan seluas + 247.349,90 2 km (www.indonesia.go.id). Dengan wilayah yang berupa kepulauan, prasarana perhubungan laut dan udara mutlak diperlukan di provinsi ini. Saat ini sedikitnya terdapat 42 pelabuhan laut dan 14 bandar udara yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Bandara tersebut telah disinggahi pesawat jenis Cassa secara reguler, 4 pelabuhan udara sudah dapat disinggahi jenis pesawat Fokker 27 dan Fokker 28, sedangkan untuk pesawat jenis Boeing 737 baru dapat mendarat di bandar udara El Tari Kupang. Untuk memajukan perekonomian NTT, peran pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat diperlukan. Hal tersebut mengingat relatif rendahnya minat swasta untuk berinvestasi di NTT karena dianggap daerah yang kecil dan sulit untuk dikembangkan. Padahal provinsi ini banyak memiliki potensi sumber daya alam seperti kakao dan kopi pada sektor pertanian sebagai komoditas unggulan, serta tentunya potensi pariwisata yang beragam, baik wisata alam berupa gunung dan pantai, wisata bahari, agrowisata, wisata budaya, maupun wisata sejarah. Longgarnya keuangan BUMN untuk pengembalian investasi dapat dijadikan insentif bagi peningkatan peran BUMN dalam mendorong perekonomian daerah, dibandingkan pihak swasta yang dituntut untuk cepat mengembalikan modal yang diinvestasikannya. Hal tersebut disebabkan BUMN memiliki kelonggaran rentang waktu yang cukup lama dalam pengembalian modal hingga mencapai level Break Event Point (BEP). | Kajian Ekonomi Regional NTT 1 | Triwulan IV - 2011 Untuk mendukung peningkatan peran BUMN tersebut, dukungan dari pemerintah daerah mutlak diperlukan terutama dalam hal kemudahan birokrasi maupun bentuk insentif lainnya. Bahkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah berkiprah lebih jauh dengan memberikan subsidi bagi salah satu maskapai penerbangan milik pemerintah sebagai salah bentuk sinergi antara pemerintah daerah dan BUMN dalam membangun daerah terpencil. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalokasikan dana sebesar Rp8 miliar untuk subsidi lima rute penerbangan perintis di Nusa Tenggara Timur pada 2012. Lima rute perintis itu ialah Kupang-Sabu, Sabu-Ende, Sabu-Waingapu, Kupang-Atambua, dan Atambua-Kisar. Rute penerbangan perintis tersebut diterbangi pesawat Cassa 212 berkapasitas 18 tempat duduk milik Merpati Nusantara Airlines (MNA). Rencananya pemerintah menambah lagi dua rute penerbangan pada 2013, yakni Atambua-Alor, serta rute Kupang-Rote yang dihentikan sejak beberapa tahun terakhir. . | Kajian Ekonomi Regional NTT 2 |