PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL BOKS 1 PROFIL KETENAGAKERJAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2007 sesuai dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari 2007 lalu menunjukkan perkembangan yang cukup baik bila dibandingkan dengan keadaan ketenagakerjaan secara nasional. Tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 3,98% dari total angkatan kerja atau sebanyak 83,57 ribu jiwa. Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan tingkat pengangguran nasional yang mencapai 9,75% atau sebanyak 10,55 juta jiwa. Perkembangan Ketenagakerjaan Provinsi NTT Keterangan 2005 Penduduk usia kerja Angkatan kerja - Bekerja - Tidak bekerja Bukan angkatan kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka Feb-06 Agust-06 Feb-07 2.714.050 2.156.395 2.038.575 117.820 557.655 79,45% 2.728.430 2.107.265 2.002.355 104.910 621.165 77,23% 2.753.970 2.047.927 1.973.187 74.740 706.043 74,36% 2.780.280 2.098.800 2.015.230 83.570 681.480 75,49% 5,46% 4,98% 3,65% 3,98% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi NTT Jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) pada Februari 2007 mengalami kenaikan sebanyak 51,85 ribu jiwa (1,90%) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sehingga menjadi sebanyak 2,78 juta jiwa. Dari jumlah tersebut yang termasuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 2,10 juta jiwa, atau dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 75,49%. Tingkat partisipasi angkatan kerja ini menggambarkan tingkat keikutsertaan penduduk usia kerja dalam aktivitas ekonomi dalam bentuk bekerja dan mencari kerja. Jumlah penduduk yang bekerja per kondisi Februari 2007 adalah sebanyak 2,01 juta jiwa, sementara jumlah yang menganggur atau masih mencari pekerjaan sebanyak 83,57 ribu jiwa. Dengan demikian tingkat pengangguran di Nusa Tenggara Timur sebesar 3,98%. Tingkat pengangguran tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi yang sama tahun lalu yang mencapai 4,98%, namun meningkat bila dibandingkan posisi Agustus 2006 yang hanya sebesar 3,65%. Turunnya tingkat pengangguran secara tahunan menandakan adanya penciptaan lapangan kerja baru sebagai dampak langsung dari kenaikan pertumbuhan ekonomi. 32 BANK INDONESIA KUPANG PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2006 tercatat sebesar 5,08%, meningkat bila dibandingkan pertumbuhan tahun 2005 yang hanya sebesar 3,42%. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,48%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian masing-masing sebesar 6,15% dan 4,96%. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, gas dan air minum Bangunan PHR Pengangkutan Bank dan lembaga keuangan Jasa-jasa Lainnya Total 2005 Feb-06 Agust-06 Feb-07 1.597.026 21.502 119.719 2.142 31.376 90.088 41.559 8.988 126.175 0 1.491.832 3.397 166.859 1.246 43.334 94.910 62.372 5.804 132.601 0 1.470.101 3.348 164.428 1.228 42.703 93.527 61.463 5.719 130.670 0 1.550.964 13.374 110.581 2.320 50.964 105.628 71.760 6.408 103.231 0 2.038.575 2.002.355 1.973.187 2.015.230 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi NTT Apabila dilihat menurut lapangan usaha, sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan menyerap tenaga kerja. Pada Februari 2007 jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 1,55 juta jiwa atau 76,96% dari total tenaga kerja. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 59,13 ribu jiwa (3,96%) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sektor lain yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan sejumlah 110,58 ribu jiwa (5,49%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 105,63 ribu jiwa (5,24%). Bila dilihat berdasarkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja, sektor lain selain sektor pertanian yang mengalami peningkatan tenaga kerja cukup tinggi adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebanyak 10,72 ribu jiwa (11,29%) dan sektor pengangkutan sebesar 9,39 ribu jiwa (15,05%). Di sisi lain jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa justru menurun masing-masing sebesar 33,73% dan 22,15%. Hal ini menandakan terjadinya perpindahan antar sektor dari sektor industri dan jasa ke sektor lainnya. 33 BANK INDONESIA KUPANG