BAB II Tinjauan Pustaka

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia
2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia
Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi
sumberdaya manusia yang professional, kreatif dan inovatif. Dalam menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui beberapa cara
diantaranya pengadaan program pendidikan dan pelatihan, pemberian upah atau gaji
yang sesuai, kesehatan dan keselamatan kerja para Sumberdaya manusia merupakan
salah satu komponen penting bagi kemajuan suatu perusahaan, tanpa manusia mesin
pun tidak akan berfungsi dan perusahaan tidak akan beroperasi, sumberdaya manusia
teramat penting artinya bagi sebuah perusahaan sehingga diperlukan tata cara untuk
mengelola dan mengarahkannya.
Menurut Mangkunegara (2002) manajemen sumberdaya manusia sebagai
suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, penilaian, pengembangan,
pemberian balas jasa bagi karyawan dalam perusahaan atau organisasi. Manajemen
sumberdaya manusia terdiri dari serangkaian kebijakan yang terintegrasi tentang
hubungan ketenagakerjaan yang mempengaruhi orang-orang dan suatu organisasi.
Menurut Hasibuan (2003) manajemen sumberdaya manusia adalah ilmu yang
mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif dan efesien membentuk
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Umar (2005),
manajemen
sumberdaya
manusia
merupakan
bagian
dari
manajemen
pengorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia.
2.1.2 Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia
Menurut Flippo (1992), manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi :
1. Fungsi Manajerial
a. Perencanaan (Planning)
Bagi manajer sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan program
sumber daya manusia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah
disusun untuk perusahaan itu
b.
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian berarti merancang struktur hubungan antara
pekerjaan,
personalia, dan faktor – faktor fisik.
c. Pengarahan (directing)
Pengarahan berarti menyuruh orang atau karyawan untuk bersedia bekerja secara
efektif.
d. Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan
kegiatan agar sesuai dengan yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan
analisis terhadap sasaran dasar organisasi.
2. Fungsi Operasional
a. Pengadaan tenaga kerja (SDM)
Pengadaan tenaga kerja (SDM) adalah fungsi operasional yang berupa usaha
untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari sumber daya manusia yang
diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi.
b. Pengembangan
Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang
perlu untuk prestasi kerja yang tepat.
c. Kompensasi
Fungsi ini dirumuskan srbagai balas jasa yang memadai dan layak kepada
karyawan untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.
d. Pengintegrasian
Pengintegrasian merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi
(kecocokan) yang layak atas kepentingan–kepentingan perorangan (individu),
masyarakat dan organisasi.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan keadaan-keadaan yang
sudah tercapai di perusahaan.
f. Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja adalah fungsi operasional terakhir yang bertujuan
untuk memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang tersebut
kepada masyarakat.
2.1.3 Kegiatan Manajemen Sumberdaya Manusia
Beberapa aktivitas spesifik yang terlibat dalam setiap fungsi manajemen sumberdaya
manusia meliputi (Dessler, 2004) :
1. Perencanaan : Menentukan sasaran dan standar-standar; membuat aturan dan
prosedur; menyusun rencana-rencana dan membuat perkiraan.
2. Pengorganisasian : Memberikan tugas apesifik kepada setiap bawahan; membuat
divisi-divisi;mendeledasikan wewenang kepada bawahan;
membuat
jalur
wewenang dan komunikasi; mengkoordinasikan pekerjaan bawahan.
3. Penyusunan staf: menentukan tipe orang yang harus dipekerjakan; merekrut calon
karyawan; memilih karyawan; menetapkan standar prestasi; memberikan
konseling kepada karyawan; memberikan kompensasi kepada karyawan;
mengevaluasi prestasi; melatih dan mengembangkan karyawan.
4. Kepemimpinan : Mendorong orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan;
mempertahankan semangat kerja; memotivasi bawahaan.
5. Pengendalian: Menetapkan standar seperti kuota penjualan,standar kualitas, atau
tingkat produksi; memeriksa untuk melihat bagaimana prestasi yang dicapai
dibandingkan dengan standar-standar ini;melakukan koreksi jika dibutuhkan.
Kegiatan manajemen sumber daya manusia menurut Dessler (2004):
1.Melakukan analisis pekerjaan (menentukan pekerjaan setiap karyawan)
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon karyawan
3. Memilih calon karyawan
4. Mengarahkan dan melatih karyawan-karyawan baru
5. Mengatur upah dan gaji(memberikan kompensasi kepada karyawan)
6. Memberikan insentif dan keuntungan
7. Menilai prestasi
8.Berekomendasi (mewawancarai,memberikan,konseling,mendisiplinkan)
9. Melatih dan mengembangkan para manajer
10. Membangun komitmen karyawan
2.2. Konsep Kompensasi
2.2.1 Kompensasi
Kompensasi berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk
perilaku
dan
mempengaruhi
kinerja.
Namun
demikian
banyak
organisasi
mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa kompensasi tidak lebih
dari sekedar a cost yang harus diminimisasi. Tanpa disadari beberapa organisasi yang
mengabaikan potensi penting dan berpersepsi keliru telah menempatkan perilaku
yang tidak produktif atau counter productive.
Menurut Long (1998) dalam Althof (2008), sistem kompensasi yang paling
efektif tidak didasari pada anggapan apa yang paling anda sukai melainkan apa yang
sekiranya paling sesuai. Sehingga sistem kompensasi akan disebut efektif bila dapat
memberi nilai tambah bagi organisasi setelah mempertimbangkan segi dana yang
tersedia. Maka berarti bahwa sistem kompensasi yang dijalankan pada suatu
perusahaan tidak sama dengan perusahaan lain tergantung pada situasi dan kondisi
perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu, agar sistem kompensasi yang dilakukan dapat efektif maka
kompensasi yang diberikan harus adil. Hal ini harus dilakukan perusahaan karena
dengan pemberian kompensasi yang adil akan didapat kepuasan karyawan terhadap
kompensasi yang diberikan.
Menurut Davis dan Werther (1994) seperti yang dikutip oleh Mangkuprawira
(2004), kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari
kontribusi
jasa
mereka
pada
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan
dan
memperoleh,memelihara dan menjaga karyawan dengan baik.
2.2.2
Tujuan Manajemen Kompensasi
Tujuan manajemen kompensasi efektif menurut Rivai (2004) :
1. Memperoleh SDM yang berkualitas
Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik
kepada para pelamar
2. Mempertahankan karyawan yang ada
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan
akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan semakin tinggi.
3. Menjamin keadilan
Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan
eksternal dapat terwujud.
4. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan
bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan, rencana
kompensasi, efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggung jawab
dan perilaku-perilaku lainnya.
5. Mengendalikan biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan
memperoleh dan
mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa
manajemen kompensasi efektif, bias jadi pekerja dibayar di bawah atau di atas
standar.
6. Mengikuti aturan hukum
Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor
legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan
kebutuhan
karyawan.
7. Memfasilitasi pengertian
Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami oleh
spesialis SDM, manajer operasi dan para karyawan.
2.2.3 Atribut Kompensasi
Dalam perkembangannya kompensasi sendiri mempunyai tiga pokok yaitu
a. Upah dasar (based-pay), merupakan komponen upah dasar bagi karyawan dan
pada umumnya berdasarkan hitungan waktu, seperti jam, hari, minggu, bulan atau
per tahun.
b. Upah berdasar kinerja (performance related-pay), berkaitan dengan monetary
rewards dengan basis ukuran merupakan upah yang didasarkan pada ukuran
kinerja individu, kelompok atau organisasi.
c. Upah tidak langsung) (indirect pay ) dikenal sebagai employee benefit
„keuntungan bagi karyawan‟,terdiri dari barang-barang jasa non-cash item atau
services yang secara langsung memuaskan sejumlah kebutuhan spesifik
karyawan, seperti jaminan keamanan pendapatan (income security) termasuk
asuransi jiwa, perlindungan kesehatan (health protection) termasuk medical dan
dental plan serta dana pensiun (retirement income).
Menurut Rivai (2004), jenis-jenis kompensasi terdiri dari kompensasi
finansial dan non-finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi tidak
langsung. Kompensasi tidak langsung terdiri dari pembayaran dalam bentuk upah,
gaji, bonus, atau komisi. Kompensasi tidak langsung terdiri dari semua pembayaran
yang tidak tercakup dalam kompensasi finansial langsung yang meliputi liburan,
berbagai macam asuransi, jasa seperti perawatan anak atau kepedulian keagaamaan
dan sebagainya. Penghargaan non-finansial seperti pujian, menghargai diri sendiri
dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, produktivitas dan
kepuasan.
2.2.4 Kompensasi Finansial
Menurut Rivai (2004) jenis kompensasi finansial terdiri dari langsung dan
tidak langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran pokok yaitu gaji dan
upah, pembayaran prestasi, pembayaran insentif, komisi, bonus, bagian keuntungan,
opsi saham,pembayaran tertangguh, tabungan hari tua, saham kumulatif. Kompensasi
tidak langsung terdiri dari proteksi, asuransi, pesangon, sekolah anak, pensiun,
kompensasi luar jam kerja, lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil, fasilitas, rumah,
kendaraan. Kompensasi non finansial terdiri dari karir, aman pada jabatan, peluang
promosi, pengakuan karya, temuan baru, prestasi istimewa, lingkungan kerja, dapat
pujian, bersahabat, nyaman bertugas, menyenangkan dan kondusif.
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi
Faktor-faktor tertentu yang diakui sangat mempengaruhi keputusan akhir
mengenai kompensai adalah sebagai berikut Flippo (1992):
1. Permintaan dan penawaran
Adanya permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja akan mempengaruhi
pemberian kompensasi.
2. Serikat buruh
Serikat buruh dapat mempengaruhi penawaran terhadap tenaga kerja yang akan
berpengaruh terhadap kompensasi.
3. Kemampuan untuk membayar
Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar adalah seberapa
besar
perusahaan mampu untuk membayar kompensasi kepada karyawanya.
4. Produktivitas
Kemampuan karyawan dalam bekerja juga akan mempengaruhi kompensasi.
5. Biaya hidup
Besarnya kebutuhan hidup karyawan sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
suatu Negara. Kompensasi yang diberikan diharapkan dapat memenuhi biaya
hidup karyawannya.
6. Pemerintah
Pemerintah mempengaruhi kompensasi dengan membuat peraturan
peraturan yang mengatur besarnya upah yang diberikan.
2.3. Kepuasan Karyawan
Kepuasan pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap
individu memiliki tingkat kepuasan ynag berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang
berlaku
pada
dirinya.
Dengan
demikian,
kepuasan
merupakan
evaluasi
yang
menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau
tidak puas dalam bekerja. Menurut Robbins (2003) mendefenisikan bahwa seorang
karyawan dengan tingkat kepuasan tinggi menunjukan sikap positif terhadap pekerjaanya,
dan karyawan yang tidak puas dengan pekerjaanya menunjukan sikap yang negatif.
Kepuasan adalah perasaan yang menyokong atau tidak diri karyawan yang
berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti gaji yang diterima,
kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan sesame karyawan, penempatan kerja,
jenis pekerjaan dan struktur organisasi perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
berhubungan dengan dirinya antara lain adalah umur, kondisi kesehatan, pendidikan
maupun kemampuan. Karyawan akan merasa puas apabila aspek-aspek pekerjaan dan
aspek-aspek dirinya mendukung dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak mendukung
karyawan akan merasa tidak puas Mangkunegara (2002).
Menurut Rivai (2004), kepuasan bias mengacu pada yang diberikan oleh
perusahaan, termasuk gaji atau imbalan dan fasilitas kerja lainnya. Konteks “puas” dapat
ditinjau dari dua sisi, yaitu individu akan merasa puas apabila mengalami hal-hal :
1. Apabila hasil atau imbalan yang didapat tersebut lebih daripada yang diharapkan.
2. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari standar yang ditetapkan.
3. Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta dan
ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk setiap saat serta dapat
ditingkatkan setiap waktu.
2.4. Desa Wisata (Kampoeng Wisata)
Menurut Nuryanti (1993) dalam Sihaloho (2009), desa wisata adalah suatu bentuk
integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Penekanan pada pola kehidupan tradisional merupakan hal penting yang harus
dipertimbangkan, mempersiapkan interaksi spontan antara masyarakat dan wisatawan
tentang lingkungan dan kebudayaan setempat, selain memberikan rasa bangga masyarakat
lokal terhadap kebudayaannya.
2.5. Penelitian Terdahulu
Althof (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan Karyawan
Terhadap Skema Kompensasi Pada PT.Hanken Indonesia. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat tiga bagian sistem kompensasi yang diterapkan PT.Hanken Indonesia yaitu
kompensasi finansial langsung, kompensasi finansial tidak langsung, dan kompensasi non
finansial. Pemberian kompensasi yang baik finansial dan non finansial sudah sesuai dengan
harapan karyawan PT.Hanken.
Sophiadewi (2006) dengan penelitian mengenai Analisis Hubungan Sistem
Kompensasi Dengan Motivasi Dan Kinerja Karyawan pada Departemen Produksi PT.
Coats Rejo Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem kompensasi yang diterapkan PT.
CRI cukup sesuai dengan harapan karyawan. Sistem kompensasi yang dimaksud adalah
meliputi metode penetapan kompensasi, asas kompensasi dan kompensasi sendiri.
Asyanna (2006) dalam penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Kerja
Karyawan di PT.Indofood Sumber Makmur, Tbl Bogasari Flour Mills Division
menyimpulkan bahwa secara umum tingkat kepuasan kerja karyawan berada pada taraf
puas, dimana kepuasan tertinggi berada pada lingkungan kerja sedangkan aspek kepuasan
terendah adalah penghasilan dan kesejahtraan.
Download