11 STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN

advertisement
STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA
TERKAIT PENGETAHUAN KONSEPTUAL KEPADA ANAK TUNANETRA
Oleh:
1,2)
Anita Dewi Utami1), Puput Suriyah2)
Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, IKIP PGRI Bojonegoro
1)
[email protected]
2)
[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi guru dalam
membelajarkan matematika pada materi bangun ruang sisi datar kepada anak tunanetra di SLB
Muhammadiyah Cepu.Subjek pada penelitian ini adalah guru matematika dan seluruh kelas
VIII di SLB Muhammadiyah Cepu. Data pada penelitian ini adalah data mengenai strategi guru
dalam membelajarkan matematika pada materi bangun ruang sisi datar yang dihasilkan
melalui observasi dan transkripsi data pada saat proses pembelajaran dalam dua kali
observasi. Validasi data yang digunakan adalah member check, yaitu proses pengecekan data
yang diperoleh peneliti kepada subjek penelitian untuk menguji kemungkinan dugaan-dugaan
yang berbeda. Hasil dari penelitian ini pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup
adalah guru menerapkan pembelajaran gerak dan irama.Sedangkan pada kegiatan inti, strategi
guru dalam membelajarkan matematika yatg terkait pengetahuan konseptual pada materi
bangun ruang sisi datar adalah dengan mengimplementasikan teori belajar bruner pada tahap
enaktif, dengan mengenalkan konsep dari bentuk bangun ruang sisi datar dengan menggunakan
media atau alat peraga yang terbuat dari kayu.
Kata Kunci: strategi guru, pengetahuan konseptual, pembelajaran matematika, anak
tunanetra.
fisik,
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian penting
emosional,
dan/atau
sosial
mental,
intelektual,
berhak
dalam kehidupan manusia. Pemerintah
pendidikan
sudah mengatur dalam Undang-undang
pendidikan harus menyeluruh untuk semua
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
kalangan, baik anak yang normal maupun
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
anak dengan kebutuhan khusus.
terdapat pada pasal 5 ayat 1 bahwa, “Setiap
khusus.”Hal
memperoleh
ini
berarti
Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai
warga negara mempunyai hak yang sama
lembaga
untuk
yang
menampung anak dengan jenis kelainan
bermutu.” Tidak terkecuali untuk anak
yang sama. Pemerintah sudah berusaha
berkebutuhan khusus (anak tuna netra),
untuk memberikan pelayanan pendidikan
juga diatur pada Undang-undang tersebut
bagi mereka yang memiliki kelainan atau
dalam pasal 5 ayat 2 yang berbunyi,
kecerdasan luar biasa untuk memperoleh
“Warga negara yang memiliki kelainan
kesempatan
memperoleh
pendidikan
pendidikan
khusus
belajar.Melalui
yang
layanan
11
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
Sekolah Luar Biasa, potensi yang dimiliki
(PBM), mereka harus selalu mempunyai ide
oleh anak berkebutuhan khusus, diharapkan
kreatif dalam melakukan pembelajaran.
dapat
dikembangkan
sehingga
eksistensi
secara
optimal,
kebutuhan
anak
Matematika merupakan pengetahuan
dengan dimensi pengetahuan konseptual
berkebutuhan khusus di masyarakat tidak
dan
menjadi beban bagi lingkungannya.
matematika
Sekolah
Luar
Biasa
(SLB)
pengetahuan
prosedural.Selain
juga
pemecahan
merupakan
masalah
dalam
itu
sarana
kehidupan
Muhammadiyah Cepu merupakan salah
sehari-hari, namun tidak sedikit orang yang
satu SLB di Cepu yang memberikan
menganggap
pendidikan khusus bagi anak berkelainan.
pelajaran yang sulit. Oleh karena itu,
Untuk SLB A menampung anak-anak
banyak guru yang berusaha menerapkan
tunanetra, sedangkan SLB B menampung
strategi
anak-anak
matematika agar mudah untuk dipahami.
tunarungu,
serta
SLB
C
menampung anak-anak tunagrahita, baik
jenjang SD maupun SMP.
Salah
satu
tunanetraadalah
anak
keterbatasan rangsangan
visual/penglihatan,
khusus
menyebabkan
dalam
merupakan
mengajarkan
Di tingkat Sekolah Menengah Pertama
seorang
karakteristik
matematika
guru
memperoleh
bagaimana
matematika
belum
pembekalan
membelajarkan
tentang
matematika
anak
pada anak berkebutuhan khusus, karena
tunanetra kurang mampu untuk berorientasi
sampai saat ini belum ada perguruan tinggi
pada lingkungannya sehingga kemampuan
yang membuka program studi matematika
mobilitasnya
dengan konsentrasi pendidikan untuk anak
pun
terganggu.
Sifat
ketergantungan pada orang lain mungkin
luar
saja terjadi pada tunanetra. Hal tersebut
Tinggi.Sehingga hal ini sangat menarik
mungkin saja terjadi karena ia belum
untuk dilakukan penelitian terkait strategi
berusaha sepenuhnya dalam mengatasi
guru
kesulitannya sehingga selalu mengharapkan
matematika pada anak dengan kebutuhan
pertolongan orang lain.Oleh sebab itu ada
khusus.
kemungkinan
besar
guru
biasa
di
umum
tingkat
dalam
Perguruan
membelajarkan
yang
Menurut penelitian yang dilakukan
membelajarkan matematika pada siswa
oleh Muyeghu (2008: 18), studi matematika
tunanetra memiliki strategi khusus dalam
di tingkat menengah pertama memberikan
proses pembelajaran. Seorang guru harus
kontribusi
memiliki rencana yang matang sebelum
berpikir logis, bekerja secara sistematis dan
terjun dalam Proses Belajar Mengajar
akurat, dan mampu memecahkan masalah
untuk
kemampuan
pelajar
di kehidupan nyata.Hal ini merupakan
12
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
alasan yang sangat mendasar mengapa
matematika pada anak normal dengan anak
matematika wajib diajarkan di semua
tunarungu tidak terdapat perbedaan, namun
jenjang pendidikan, baik sekolah umum
dalam pembelajaran dengan penggunaan
maupun sekolah khusus yang menampung
audio visual, siswa dengan pendengaran
anak-anak berkebutuhan khusus.
normal
Anak yang memiliki perkembangan
memiliki
baik.Untuk
prestasi
itu
yang
penelitian
lebih
tersebut
mental yang lambat sangat berbeda dengan
memberikan saran bahwa guru hendaknya
anak normal pada umumnya.Untuk itu guru
memberikan pembelajaran dengan metode
harus benar-benar ekstra dalam pengajaran
deduktif, dengan membangun pemahaman
di kelas.Salah satu contoh dari penelitian
domain
yang dilakukan olehHadwin,et al (1997:
struktur kognitif pada pemikiran siswa.
519-537)
bahwa
strategi
guru
dalam
matematika
Seperti
halnya
serta
membentuk
penelitian
yang
membelajarkan anak autis adalah dengan
dilakukan oleh Evmenova dan Behrmann,
diskusi pusat dengan kasus nyata untuk
(2011: 315–325), yang menyatakan bahwa
menambah pemahaman siswa autis.
strategi guru untuk mengajarkan isi materi
Strategi yang digunakan oleh guru
akan
berbeda
lagi
anak-anak
dengan cara mengadaptasi video chunking,
berkebutuhan khusus dengan jenis lain.
narasi alternatif dalam kelas, fitur video
Seperti
yang
interaktif dengan berbagai jenis teks dan
(2012)
gambar, judul tertutup dengan isayarat
yang
visual dan verbal yang mendukung konten
membelajarkan
pemahaman siswa berkebutuhan khusus.
halnya
dilakukan
digunakan
hasil
oleh
menunjukkan
penelitian
Hidayati
bahwa
guru
matematika
untuk
matematika pada anak tunagrahita adalah
strategi
dalam
tunarungu
Siswa dengan kebutuhan khusus sering
khususnya materi sifat-sifat bangun datar
mendapat perlakuan khusus dikarenakan
dapat dilihat dari proses
pelaksanaan
daya tangkap mereka terhadap materi
kegiatan
pembelajaran sangat berbeda dengan anak
pembelajaran
pada
anak
mulai
dari
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
akhir yaitu dari penggunaan metode dan
normal pada umumnya.
Sedangkan Mechling and Hurndon
teknik terlihat sama seperti pembelajaran di
(2007:
sekolah pada umumnya, tetapi dari segi
mengenai keefektifan CBVI (Computer-
taktik terlihat sangat berbeda.
Based
Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Kakojoibari,et al (2012: 19-25)
menunjukkan
bahwa
yang
keterampilan
24-37)
Video
membelajarkan
melakukan
penelitian
Instruction)
perkalian
pada
dalam
anak
tunagrahita, dan hasilnya CBVI sangat
efektif
dalam
membelajarkan
konsep
13
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
perkalian
pada
anak
tunagrahita
dengan
dimilikinya
memang
tunagrahita.Anak
hambatan
memiliki
yang
banyak
keterbatasan dalam mengikuti pendidikan.
Seperti
halnya
bagaimana
strategi
guru
dalam
membelajarkan matematika tentang suatu
pengetahuan
konseptual
kepada
anak
yang
tunanetra pada materi lain selainaljabar,
dilakukan olehAdiat, et al (2013: 43-47)
maka peneliti melakukan penelitian terkait
menyatakan bahwa orang tua dan guru
strategi
menggunakan komputer untuk mengajar
matematika
anak-anak
intelektual
khususnya bangun ruang sisi datar kepada
ringan.Mereka juga menambahkan bahwa
anak tunanetra di SLB Muhammadiyah
mengintegrasikan pembelajaranr dengan
Cepu.Tujuan dari penelitian ini adalah
teknologi
mendeskripsikan
dengan
penelitian
menggali informasi lebih jauh mengenai
cacat
kedalam pembelajaran dapat
guru
dalam
pada
membelajarkan
materi
strategi
geometri
guru
dalam
menciptakan ruang untuk mengeksplor
membelajarkan matematika pada materi
kemampuan anak dengan cacat intelektual
bangun ruang sisi datar terkait pengetahuan
tersebut.Dalam penelitian tersebut juga
konseptual kepada anak tunanetra di kelas
memberikan rekomendasi bahwa dalam
VIII SLB Muhammadiyah Cepu.
membuat kehidupan anak-anak dengan
cacat intelektual lebih bermakna serta untuk
meningkatkan
interaksi
sosialnya
2. KAJIAN TEORI
Strategi Pembelajaran Guru
di
Menurut pendapat Uno (2009: 2),
masyarakat, kedua orang tua dan guru harus
strategi pembelajaran merupakan cara-cara
mendorong pembelajaran berhitung dengan
yang akan dipilih dan digunakan oleh
penggunaan teknologi instruksional.
seseorang pengajar untuk menyampaikan
Untuk mengetahui lebih jauh strategi
materi
pembelajaran
sehingga
akan
guru dalam membelajarkan matematika
memudahkan peserta didik menerima dan
pada anak tuna netra, peneliti melakukan
memahami materi pembelajaran yang pada
observasi
awal
guru
yang
akhirnya
di
SLB
dikuasainya diakhir kegiatan pembelajaran.
dalam
Strategi pembelajaran memilih berbagai
membelajarkan materi aljabar, ada beberapa
jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
hal yang peneliti amati diantaranya siswa
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
membelajarkan
terhadap
matematika
Muhammadiyah
masih
kesulitan
pembelajaran
dapat
dalam
Sedangkan menurut Riyanto (2009:
menjumlahkan bilangan positif dan negatif.
132), strategi pembelajaran adalah siasat
Guru menjelaskan konsep penjumlahan
guru
bilangan bulat dengan huruf braile. Untuk
mengefesiensikan, serta mengoptimalkan
14
mengalami
Cepu
tujuan
dalam
mengefektifkan,
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
fungsi dan interaksi antara siswa dengan
itu merupakan pola dan urutan umum
komponen
suatu
perbuatan guru-murid dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kegiatan belajar-mengajar.Pola dan urutan
tujuan pengajaran. Guru sangat berperan
umum
serta dalam pencapaian tujuan pembelaran
merupakan suatu kerangka umum kegiatan
yang telah dirancang.
belajar-mengajar yang tersusun dalam suatu
pembelajaran
Strategi
rencana
pembelajaran
tindakan
termasuk
dalam
(rangkaian
pengguanaan
merupakan
kegiatan)
metode
perbuatan
guru-murid
tersebut
rangkaian bertahap menuju tujuan yang
telah ditetapkan.
dan
Dari
beberapa
uraian
di
atas,
pemanfaatan berbagai sumber daya atau
pengertian strategi pembelajaran dalam
kekuatan dalam pembelajaran, (Sanjaya,
penelitian ini adalah cara yang dipilih guru
2011: 186). Hal ini sejalan dengan pendapat
dalam menyampaikan materi pelajaran
Hamruni (2011: 1-2), yang menyatakan
sehingga memudahkan peserta didik dalam
strategi pembelajaran sebagai perencanaan
mencapai
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
penelitian ini cara yang dipilih guru adalah
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
prosedur
tertentu.
matematika tentang suatu pengetahuan
Sedangkan menurut Chamot (2004:
14),
menyatakan
bahwa
strategi
pembelajaran adalah tindakan yang diambil
tujuan
menambahkan
pembelajaran.
bahwa
peserta
Dia
pembelajaran.
guru
dalam
Pada
menjelaskan
konseptual pada materi bangun ruang sisi
datar.
Pengetahuan Konseptual Matematika
oleh guru terhadap peserta didik untuk
mencapai
tujuan
Anderson
dan
mendefinisikan
Krathwohl(2001:48)
pengetahuan
konseptual
didik
merupakan pengetahuan yang berhubungan
memiliki dua tuntutan yaitu pemahaman
antara elemen dasar dalam struktur yang
yang baik tentang tugas apa yang mereka
lebih
perlukan dan kemampuan untuk mengatur
hubungannya
belajar.
Anderson
Gulo dalam Suprihatiningrum (2013:
148)
menyatakan
bahwa
strategi
luas
yang
untuk
dan
dimungkinkan
fungsi
Krathwohl
bersama.
(2001:46)
membagi pengetahuan konseptual menjadi
tiga
bagian
yaitu
(1)
pengetahuan
pembelajaran merupakan rencana dan cara-
klasifikasi dan kategori misalnya periode
cara membawakan pengajaran agar segala
waktu geologi serta bentuk kepemilikan
prinsip dasar dapat terlaksana dan segala
bisnis,
tujuan pengajaran dapat dicapai secara
generalisasi misalnya teorema phytagoras
efektif. Cara-cara membawakan pengajaran
serta hukum permintaan dan penawaran, (3)
(2)
pengetahuan
prinsip
dan
15
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
pengetahuan teori, model, dan struktur
pecahan dapat menggunakan model luas
misalnya teori evolusi dan struktur kongres.
daerah. (Utomo, 2010: 3).
Anderson dan Krathwohl
(2001:46),
menambahkan
konseptual
meliputi
pengetahuan
pengetahuan
lain
dari
pengetahuan
konseptual adalah tingkat reflektif dimana
dan
hubungan yang dibangun di tingkat yang
klasifikasi yang saling berhubungan dan
lebih tinggi dari abstraksi dan kurang
diantara
terikat pada konteks. Fakta dipandang
keduanya
kategori
Aspek
terorganisir
secara
lengkap.
sebagai bagian dari pengetahuan konseptual
Menurut
Johnson
Alibali
ketika individu mampu mengenali sifat atau
pengetahuan
dapat menghubungkannya dengan unsur-
konseptual sebagai pemahaman eksplisit
unsur lain dari pengetahuan yang dimiliki
dan implisit pada prinsip domain perintah
oleh
dan hubungan antara potongan-potongan
Lauritzen
domain pengetahuan. Sedangkan menurut
pengetahuan
Johnson
484)
pengetahuan tentang unsur-unsur dari suatu
pengetahuan konseptual matematika harus
jaringan yang bisa menjadi konsep-konsep
diperkenalkan sebelum memperkenalkan
atau aturan yang diberikan dalam bentuk
prosedur komputasi, misalkan pada kelas
representasi.
(1999:175-189)
enam,
definisi
dan
Koedinger
dalam
dan
(2009:
memperkenalkan
konsep
individu.
(Lauritzen,
(2012:
10)
7).
menambahkan
konseptual
Berdasarkan
2012:
merupakan
pendapat
di
atas,
bilangan rasional pada unit 4, sedangkan
pengetahuan konseptual matematika dalam
prosedur perkalian bilangan rasional pada
penelitian ini adalah pengetahuan tentang
unit 7.
bagaimana
Pengetahuan konseptual diperoleh
siswa
melalui
penanaman
sebuah
konsep
matematika
terkait satu sama lain dan bagaimana
konsep,
konsep tersebut dapat berfungsi bersama.
pengaitan satu konsep dengan konsep
Pada penelitian ini konsep matematika yang
lainnya.Model (gambar atau alat peraga)
dimaksud adalah seluruh konsep yang pada
merupakan sarana untuk menamkan konsep
materi bangun ruang sisi datar.
pada siswa.Sebagai contoh, model luas
Karakteristik Anak Tunanetra
daerah (misalkan persegi, persegi panjang,
Menurut
Efendi
(2009:
67)
lingkaran, segitiga), model panjang atau
karakteristik yang mungkin terjadi pada
model himpunan merupakan sarana untuk
anak tunanetra yang tergolong buta sebagai
menanamkan
pecahan.Demikian
akibat langsung maupun tidak langsung dari
pula untuk menanamkan konsep perkalian
kebutaannya adalah: (a) curiga pada orang
16
konsep
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
lain,
keterbatasan
visual/penglihatan,
rangsangan
menyebabkan
anak
tampak bahwa ia tunanetra.Dalam segi
indra,
umumnya
anak
tunanetra
tunanetra kurang mampu untuk berorientasi
menunjukkan kepekaan yang lebih baik ada
pada lingkungannya sehingga kemampuan
indra pendengaran dan perabaan dibanding
mobilitasnya pun terganggu, (b) mudah
anak awas. Namun kepekaan tersebut tidak
tersinggung, pengalaman sehari-hari yang
diperolehnya secara otomatis, melainkan
sering menimbulkan rasa kecewa dapat
melalui proses latihan.
mempengaruhi tunanetra sehingga tekanan-
Ditinjau dari aspek motorik/perilaku
tekanan suara tertentu atau singgungan fisik
anak tunanetra menunjukkan karakteristik
yang tidak sengaja dari orang lain dapat
sebagai berikut: (a) gerakannya agak kaku
menyinggung
dan
perasaannya,
(c)
kurang
fleksibel,
oleh
karena
ketergantungan pada orang lain, sifat
keterbatasan penglihatannya anak tunanetra
ketergantungan pada orang lain mungkin
tidak bebas bergerak, seperti halnya anak
saja terjadi pada tunanetra. Hal tersebut
awas. Dalam melakukan aktivitas motorik,
mungkin saja terjadi karena ia belum
seperti
berusaha sepenuhnya dalam mengatasi
cenderung menampakkan gerakan yang
kesulitannya sehingga selalu mengharapkan
kaku dan kurang fleksibel, (b)perilaku
pertolongan orang lain.
stereotipee (stereotypic behavior), sebagian
Efendi
atau
melompat,
anak tunanetra ada yang suka mengulang-
karakteristik anak tunanetra dalam aspek
ngulang gerakan tertentu, seperti mengedip-
fisik dan sensoris, akan mudah ditentukan
ngedipkan atau menggosok-gosok matanya.
bahwa orang tersebut mengalami tunanetra.
Perilaku
Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi
stereotipee (stereotypic behavior).Perilaku
matanya dan sikap tubuhnya yang kurang
stereotipe lainnya adalah menepuk-nepuk
ajeg
tangan.
agak
87)
berlari
menambahkan
serta
(2009:
jalan,
kaku.Pada
umumnya
seperti
itu
disebut
perilaku
kondisi mata tunanetra dapat dengan jelas
Disamping karakteristik diatas, berikut
dibedakan dengan mata orang awas.Mata
ini akan dikemukakan aktivitas-aktivitas
orang tunanetra ada yang terlihat putih
motorik yang sering ditunjukkan oleh anak
semua, tidak ada bola matanya atau bola
kurang lihat (low vision), diantaranya
matanya agak menonjol keluar. Namun ada
adalah: (a) selalu melihat suatu benda
juga yang secara anatomis matanya, seperti
dengan memfokuskan pada titik-titik benda.
orang awas sehingga kadang-kadang kita
Dengan mengerutkan dahi, ia mencoba
ragu kalau dia itu seorang tunanetra, tetapi
melihat benda yang ada di sekitarnya, (b)
kalau ia sudah bergerak atau berjalan akan
memiringkan kepala apabila akan memulai
17
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
melakukan
suatu
pekerjaan.
Hal
itu
netra.Sumber data dalam penelitian ini
dilakukan untuk mencoba menyesuaikan
adalah rekaman pembelajaran mengenai
cahaya yang ada dan daya lihatnya, (c) sisa
materi bangun ruang sisi datar,catatan
penglihatannya mampu mengikuti gerak
lapangan selama observasi berlangsung,
benda. Apabila ada benda bergerak di
serta transkrip wawancara dengan subjek
depannya, ia akan mengikuti arah gerak
penelitian.
benda tersebut sampai benda tersebut tidak
tampak lagi.
Teknik
pengambilan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan wawancara. Observasi dalam
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SLB
Muhammadiyah
Cepu
pada
bulan
penelitian ini digunakan untuk mengamati
secara
langsung
pembelajaran
kelas
VIII
November 2014 sampai dengan Februari
matematika
2015,
sekolah
Muhammadiyah Cepu dengan bantuan alat
yang
perekam. Observasi ini dilaksanakan empat
dibutuhkan untuk kepentingan penelitian,
kali dalam satu bab, sehingga dihasilkan
dapat terjalin kerjasama yang baik antara
rekaman kegiatan pembelajaran pada waktu
peneliti dengan pihak sekolah serta sekolah
yang berbeda-beda dalam satu bab. Dari
belum pernah dilakukan penelitian dengan
rekaman-rekaman
tersebut
tema yang sama.
kemudian
2
dengan
memiliki
data
Penelitian
alasan
bahwa
dan
informasi
ini
termasuk
penelitian
memberikan
di
proses
dipilih
data
rekaman
terlengkap
SLB
diamati,
yang
untuk
dengan pendekatan studi kasus. Subjek
selanjutnya dianalisis secara mendalam.
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
Wawancara digunakan untuk memperoleh
VIII
Cepu.Alur
informasi verbal secara langsung dari
pemilihan subjek dilakukan dengan studi
subjek penelitian mengenai strategi yang
pra lapangan untuk mencaritahu guru mata
digunakan
pelajaran matematika pada kelas VIII SLB
matematika tentang suatu pengetahuan
Muhammadiyah Cepu, setelah itu meminta
konseptual materi bangun ruang sisi datar
persetujuan bahwa guru tersebut bersedia
pada siswa tuna netra.
SLB
Muhammadiyah
untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.
Data dalam penelitian ini adalah data
mengenai
Instrumen utama pada penelitian ini
adalah peneliti sendiri yang bertujuan untuk
mencari dan mengumpulkan data secara
membelajarkan matematika tentang suatu
langsung dari sumber data. Sedangkan
pengetahuan konseptual materi bangun
instrumen bantu pertama dalam penelitian
ruang
ini adalah pedoman observasi dan kamera
18
datar
guru
membelajarkan
dalam
sisi
strategi
dalam
pada
anak
tuna
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
video. Dan instrumen bantu kedua pada
netra.Setelah data yang sesuai dengan tema
penelitian ini adalah pedoman wawancara
penelitian sudah terkumpul maka ditarik
tidak terstruktur yang dibuat oleh peneliti
kesimpulan dan diverifikasi.Setelah data
sebagai alat bantu dalam pengambilan data
direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
lapangan.
menyajikan data. Pada penelitian ini data
Validasi data yang digunakan dalam
akan disajikan dalam bentuk tabel dan teks
penelitian
ini
adalah
meningkatkan
yang bersifat naratif.Berdasarkan data-data
ketekunan
dan
member
check.Peneliti
yang diperoleh dari hasil observasi yang
melakukan pengamatan secara cermat dan
sudah direduksi dan dari hasil wawancara
teliti
dengan
terhadap
aktivitas
pembelajaran
guru,
peneliti
mengambil
matematika dan juga sangat teliti dalam
kesimpulan sementara.Setiap kesimpulan
mentranskrip
senantiasa
hasil
rekaman
video.Sedangkan untuk member
check
terus
verifikasi
menerus
selama
dilakukan
penelitian
peneliti melakukan pengecekan data dengan
berlangsung.Kesimpulan
cara
melalui analisis data tersebut dijadikan
mengklarifikasikan
hasil
temuan
peneliti dengan subjek penelitian.
yang
diperoleh
pedoman untuk menyusun rekomendasi dan
Analisis data hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan model Miles dan
implikasi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
huberman (dalam Sugiyono, 2007: 246)
Berdasarkan observasi dan wawancara
dengan tahapan sebagai berikut: reduksi
yang dilakukan oleh peneliti pada guru
data,
penarikan
kelas VIII SLB Muhammadiyah Cepu,
kesimpulan. Dalam hal ini reduksi data
strategi yang digunakan guru selama proses
yang dilakukan adalah peneliti membuat
pembelajaran terhadap siswa tuna netra
transkripsi jalannya proses pembelajaran
pada materi bangun ruang sisi datar pada
dari lembar observasi dan rekaman video
kegiatan pendahuluan di pengamatan I
kemudian
sudah
adalah guru meminta siswa menyanyikan
terkumpul, maka peneliti memilih diantara
lagu disini senang disana senang. Setelah
transkrip-transkrip tersebut, tentang bagian
itu
data mana yang dipakai, mana yang
lalu.Sedangkan
pada
dibuang mengenai tema yang diteliti yaitu
strategi
dalam
strategi
membelajarkan
matematika pada materi bangun ruang sisi
matematika tentang suatu pengetahuan
datar kepada anak tunanetra pada kegiatan
konseptual dan prosedural materi bangun
pendahuluan adalah guru mengingatkan
ruang
siswa mengenai materi yang telah diajarkan
penyajian
data,
apabila
guru
sisi
dan
transkripsi
dalam
datar
pada
anak
tuna
mengingatkan
guru
materi
minggu
pengamatan
II,
membelajarkan
19
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
minggu
lalu.
Guru
mengajak
siswa
bernyanyi naik-naik ke puncak gunung.
Dari
yang terbuat dari kayu. Kemudian guru
membelajarkan
meminta siswa meraba masing-masing
matematika pada materi bangun ruang sisi
benda yang sudah dipegangnya. Setelah
datar kepada anak tunanetra di kegiatan
siswa meraba benda tersebut, guru meminta
pendahuluan pada umumnya terlihat sama
siswa menyebutkan nbenda apakah yang
dengan sekolah biasa yang menampung
sudah dipegang mereka. Siswa diminta
anak
kegiatan
untuk bertukar media dengan siswa yang
dengan
lain dan meminta untuk meraba serta
menyampaikan apersepsi dan motivasi.
menyebutkan bangun ruang sisi datar
Hanya saja motivasi yang diberikan oleh
tersebut.
guru
normal
pendahuluan
pengamatan
membagikan media bangun ruang sisi datar
tersebut,
strategi
kedua
Pembelajaran dilanjutkan dengan guru
dalam
yaitu
guru
pada
memulai
guru yang membelajarkan matematika pada
anak tunanetra sedikit
Dari
rangkaian
kegiatan
yang
berbeda,
yaitu
dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
siswa
untuk
konsep bangun ruang sisi datar kepada
menyanyikan lagu-lagu. Guru melakukan
siswa, hal ini sesuai dengan teori belajar
pembelajaran dengan irama, hal ini sejalan
bruner pada tahap enaktif yaitu tahap
dengan teori
dimana
dengan
cara
meminta
yang dikemukakan oleh
siswa
di
dalam
belajarnya
Delphie (2006: 38) bahwa pembelajaran
menggunakan atau memanipulasi obyek-
untuk anak berkebutuhan khusus dengan
obyek secara langsung, hal ini sesuai
menggunakan irama.
pendapat dari Lydia, dkk (2010: 278). Cara
Sedangkan pada kegiatan inti, strategi
penyajian enaktif ini melalui tindakan dan
guru dalam membelajarkan matematika
seseorang mengetahui suatu aspek dari
pada materi bangun ruang sisi datar terkait
kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau
pengetahuan
anak
kata-kata. Guru memberikan contoh media
tunanetra adalah guru mulai menyampaikan
yang konkrit kepada siswa tunanetra dan
konsep bangun persegi, persegi panjang,
tidak menyajikan pembelajaran dengan
dan
ikonik dan simbolik. Hal ini dikarenakan
segitiga.
konseptual
kepada
Sedangkanng
pada
pengamatan II guru menyampaikan konsep
bangun jajargenjang, belah ketupat, dan
layang-layang.
memberikan
kepada siswa.
Setelah
pertanyaan
itu
satu
keterbatasan yang dimiliki siswa tunanetra.
Pada kegiatan penutup, strategi guru
guru
dalam membelajarkan matematika pada
persatu
materi bangun ruang sisi datar kepada anak
tunanetra pada pengamatan I adalah guru
memberi
20
penguatan dengan memberikan
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
pertanyaan kepada siswa mengenai konsep
5. KESIMPULAN
yang sudah diajarkan. Sebelum menutup
Strategi guru dalam membelajarkan
pembelajaran guru meminta siswa untuk
matematika pada materi bangun ruang sisi
menyanyikan lagu-lagu.Sedangkan pada
datar
pengamatan II di kegiatan penutup, strategi
Muhammadiyah
guru dalam membelajarkan matematika
berikut.
pada materi bangun ruang sisi datar kepada
Kegiatan Pendahuluan
kepada
anak
tunanetradi
Cepu
adalah
SLB
sebagai
anak tunanetra adalah guru memberikan
Strategi guru dalam membelajarkan
penguatan di akhir pembelajaran. Guru
matematika pada materi bangun ruang sisi
memberikan
serta
datar kepada anak tunanetra di kegiatan
meminta siswa untuk menyanyikan lagu-
pendahuluan pada umumnya terlihat sama
lagu.
dengan sekolah biasa yang menampung
Dari
strategi
PR
kepada
kedua
guru
siswa
pengamatan
dalam
tersebut,
membelajarkan
anak
normal
pendahuluan
yaitu
guru
pada
kegiatan
memulai
dengan
matematika pada materi bangun ruang sisi
menyampaikan apersepsi dan motivasi.
datar kepada anak tunanetrapada umumnya
Hanya saja motivasi yang diberikan oleh
terlihat sama dengan sekolah biasa yang
guru yang membelajarkan matematika pada
menampung
memberikan
anak
normal
penguatan
yaitu
guru
anak tunanetra sedikit berbeda,
yaitu
di
akhir
dengan
untuk
cara
meminta
pembelajaran dan memerikan PR kepada
menyanyikan lagu-lagu.
siswa. Akan tetapi yang berbeda adalah
Kegiatan Inti
guru
memberikan
motivasi
di
akhir
Strategi yang dilakukan guru dalam
pembelajaran dengan cara meminta siswa
membelajarkan
menyanyikan lagu-lagu. Dari
pengetahuan
hal
ini,
siswa
matematika
konseptual
pada
terkait
materi
terlihat guru menerapkan pembelajaran
bangun ruang sisi datar pada kegiatan inti
kepada anak tunanetra dengan irama.Siswa
adalah dengan menggunakan media yang
diminta menyanyikan lagu-lagu.Hal yang
terbuat dari kayu dengan meminta siswa
dilakukan guru ini sesuai dengan teori yang
meraba benda yang dipegangnya, hal ini
dikemukakan oleh Delphie (2006: 38)
sesuai dengan teori belajar bruner pada
bahwa
tahap enaktif yaitu tahap dimana siswa di
pembelajaran
untuk
anak
berkebutuhan khusus dengan menggunakan
dalam
belajarnya
irama.
memanipulasi
menggunakan
obyek-obyek
atau
secara
langsung. Guru memberikan contoh media
yang konkrit kepada siswa tunanetra dan
21
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
tidak menyajikan pembelajaran dengan
ikonik dan simbolik. Hal ini dikarenakan
Delphie, B. 2006. Pembelajaran Anak
Tunagrahita. Bandung: PT Refika
Aditama.
keterbatasan yang dimiliki siswa tunanetra.
Efendi,
Kegiatan Penutup
M.
2009.
Pengantar
Psikopedagogik anak berkelainan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Strategi guru dalam membelajarkan
matematika pada materi bangun ruang sisi
datar kepada anak tunanetrapada umumnya
terlihat sama dengan sekolah biasa yang
menampung
memberikan
anak
normal
penguatan
yaitu
guru
di
akhir
pembelajaran dan memerikan PR kepada
siswa. Akan tetapi yang berbeda adalah
guru
memberikan
motivasi
di
akhir
pembelajaran dengan cara meminta siswa
menyanyikan lagu-lagu.
6. REFERENSI
Adiat, T.B., Ahmad, A.C. & Ghazali,
M.2013. Attitude of ParentsTeachers Toward the Use of
Instructional
Technology
in
Teaching Numeracy to Children
with Mild Intellectual Disability: A
Case of Penang Malaysia, Journal
of Humanities and Social Science.
Vol 7, No. 2.43-47.
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R.2001.A
Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing. Addison Wesley
Longman:Newyork.
Chamot, A.U. 2004. Issues in Language
Learning Strategy Research and
Teaching, Electronic Journal of
Foreign Language Teaching.Vol 1,
No. 1.14-26.
22
Evmenova, A.S. & Behrmann, M.M.
2011.Research-Based Strategies for
Teaching Content to Students with
Intellectual Disabilities: Adapted
Videos, Education and Training in
Autism
and
Developmental
Disabilities. Vol 46, No. 3.315-325.
Hadwin, J., Baron, S., Howlin, P. & Hill K.
1997. Does Teaching Theory of
Mind Have an Effect on the Ability
do Develop Conversation in
Children with Autism?, Journal of
Mathematic Teacher Education.
Vol 27 , No. 5. 519-537.
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran.
Insan Madani: Yogyakarta.
Hidayati, H. 2012. Strategi Guru dalam
Membelajarkan Matematika pada
Anak Tunarungu (Studi Kasus pada
Siswa Kelas V SLB-B YRTW
Surakarta. Tesis: UNS.
Johnson, B.R. & Alibali, M.W. 1999.
Conseptual
and
Procedural
Knowledge of Mathematics: Does
One Lead to the Other?,Journal of
Educational Psychology. Vol 91,
No. 1.175-189.
Kakojoibari, A.S., Farajollahi, M., Sharifi,
A. & Jarchian, F. 2012.The Effect
of
Hearing
Impairment
on
Mathematical Skill of HearingImpaired
Elementary-School
Students.Vol 21, No. 2. 19-25.
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
Lauritzen, P. 2012. Conceptual and
Procedural
Knowledge
of
Mathematical Functions.Desertasi:
Univercity of Eastern Finland.
Lydia, L.P, Agus, P.K. & Luki, W.
2010.Teori Belajar Bruner untuk
Menemukan
Jaring-jaring
Kubus.Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Pendidikan
Matematika
dan
Statistika
2010.ISBN:
978-979-3870-72-4.
Hal: 275-282.
Mengajar yang Kreatif
Efektif.Bumi Aksara: Jakarta.
dan
Utomo D.P. 2010. Pengetahuan Konseptual
dan
Prosedural
dalam
Pembelajaran
Matematika.Makalah disampaikan
pada Seminar Nasional Matematika
dan
Pendidikan
Matematika
Universitas
Muhammadiyah
Malang tanggal 30 Januari 2010.
Mechling, L.C. & Hurndon, F.O.
2007.Computer-Based
Video
Instruction to Teach Young Adults
with
Moderate
Intellectual
Disabilities to Perform Multiple,
Step, Job Tasks in a Generalized
SettingEducation and Training in
Development Disabilities.Vol 42,
No. 1.24-37.
Muyeghu, A. 2008.The use of the van Hiele
theory in investigating teaching
strategies used by Grade 10
geometry teachers in Namibia.
Tesis: Rhodes University.
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru dalam
Pembelajaran.Kencana: Jakarta.
Sanjaya, W. 2011.Perencanaan dan Desain
Sistem
Pembelajaran.Kencana
Prenada Media Group: Jakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi
Pembelajaran Teori & Aplikasi.Arruzz Media: Jogjakarta.
Uno,
H.B.
2009.
Pembelajaran
Menciptakan
Proses
Belajar
23
Download