2-materi-tuna-netra

advertisement
PENDIDIKAN TUNANETRA
Oleh: Sumaryanti
Email: [email protected]
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA
Landasan agama
 Landasan kemanusiaan
 Landasan idiologi
 Landasan hukum
 -UUD 45 pasal 31, ayat 1
 - UU sistem pendidikan nasional
 Landasan pendidikan

KARATERISTIK DAN PSIKOLOGIS ANAK
KEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA
Istilah tunanetra digunakan untuk orang yang
mengalami gangguan penglihatan yang tergolong
berat sampai yang benar-benar buta, yang
diklasifikasikan menjadi kurang lihat (low
vision/parfially sighted) dan buta.
KARAKTERISTIK ANAK KEBUTUHAN KHUSUS
TUNANETRA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidak mampu melihat
Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan
Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
Peradangan hebat pada kedua bola mata,
Mata bergoyang terus.
BERDASARKAN TINGKAT KETAJAMAN PENGLIHATANNYA
TUNANETRA DAPAT DIBEDAKAN MENJADI:
1.
2.
3.
Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m
atau 20/70 feet-20/200 feet, yang disebut kurang lihat.
Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara 6/60 m
atau 20/200 feet atau kurang, yang disebut buta.
Tunanetra yang memiliki visus 0, atau yang disebut
buta total (tolally blind).
BERDASARKAN ADAPTASI PENDIDIKANNYA,
TUNANETRA DIKLASIFIKASIKAN MENJADI:
1.
2.
3.
ketidakmampuan melihat taraf sedang (moderate visual
disability).
ketidakmampuan melihat taraf berat (severe visual
disability).
ketidakmampuan melihat taraf sangat berat (profound
visual disability).
KETUNANETRAAN DAPAT DISEBABKAN OLEH FAKTOR
INTERN DAN FAKTOR EKSTERN
Faktor intern adalah faktor dari dalam diri individu, yaitu
sering disebut faktor keturunan. Sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, yang
antara lain meliputi: penyakit rubela dan sipilis, glaukoma,
retinopati diabetes, retinoblastoma, kekurangan vitamin A,
terkena zat kimia, serta karena kecelakaan.
PSIKOLOGI ANAK KEBUTUHAN KHUSUS
TUNANETRA
1. Aspek Fisik dan Sensoris
Dari kondisi matanya dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta
agak kaku, dari segi indera, umumnya anak tunanetra menunjukkan
kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan
dibanding dengan anak awas.
2. Aspek Motorik
Dari aspek motorik/perilaku anak tunanetra menunjukkan
karakteristik, sebagai berikut:
- Gerakannya agak kaku dan kurang fleksibel
- Perilaku Stereotipee (Stereotip behavior)
3.Aspek pribadi dan Sosial
- Ketunanetraan tidak secara langsung
menyebabkan timbulnya masalah kepribadian.
- Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam
menguasai keterampilan sosial
- Curiga pada orang lain
- Mudah tersinggung
- Ketergantungan pada orang lain
4. Aspek Fisik/Indera dan Motorik/Perilaku
- Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa
orang tersebut mengalami tunanetra.
- Anak tunanetra pada umumnya menunjukkan
kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran
dan perabaan dibandingkan dengan anak awas.
- Dalam aspek motorik/perilaku, gerakan anak
tunanetra terlihat agak kaku dan kurang fleksibel,
serta sering melakukan perilaku stereotif, seperti
menggosok-gosok mata dan menepuk-nepuk tangan.
KEBUTUHAN DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI
TUNANETRA
1.
2.
3.
4.
5.
Fasilitas pendidikan
Fasilitas olahraga
Pelayanan rumah sakit
IPTEK
Layanan masyarakat
EVALUASI TERHADAP PENCAPAIAN HASIL
BELAJAR PADA ANAK TUNANETRA
Pada dasarnya sama dengan yang dilakukan terhadap anak
awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut
materi tes/soal dan teknik pelaksanaan tes. Materi tes atau
pertanyaan yang diajukan kepada anak tunanetra tidak
mengandung unsur-unsur yang memerlukan persepsi
visual; apabila menggunakan tes tertulis, soal hendaknya
diberikan dalam huruf braille atau menggunakan reader
(pembaca) apabila menggunakan huruf awas.
SEKIAN TERIMAKASIH
Download