PENGUJIAN KUALITAS BAHAN BAKU DAN PAKAN SITI ASLAMYAH

advertisement
PENGUJIAN KUALITAS BAHAN BAKU DAN PAKAN
SITI ASLAMYAH
Uji fisik
Uji kimiawi
Uji biologis
Uji organoliptik
Uji fisik
• Tingkat homogenitas : bertujuan untuk mengetahui tingkat
keseragaman ukuran partikel bahan penyusun pakan. Pakan
buatan berkualitas baik apabila mempunyai ukuran partikel bahan
baku yang halus, seragam dan homogenitas tinggi
Metode : Pakan sebanyak 5 g digerus sampai pecah kemudian
diayak dengan menggunakan siknet ukuran 0,5 sampai 0,063
mm. Tingkat homogenitas dihitung dalam persentasi pakan yang
berukuran di bawah 0,5 mm
• Tingkat kehalusan : semakin halus bahan baku pakan akan
mempengaruhi kualitas pakan buatan. Kualitas pakan semakin
meningkat karena stabilitas pakan dalam air menjadi lebih lama
dan nilai biologis pakan akan lebih baik
Metode : sama dengan tingkat homogenitas.
• Tingkat kekerasan : pakan buatan sebaiknya memiliki
karakteristik fisik yang kompak dan kering sehingga ketika
dimasukkan dalam air pakan menjadi lunak tetapi tidak hancur
Metode : Uji tingkat kekerasan pakan diukur dengan memasukkan
2 g pakan ke dalam pipa paralon dengan tinggi 1 m. kemudian
pakan dijatuhi beban anak timbangan dengan berat 500 g. Pakan
yang telah dijatuhi beban kemudian diayak menggunakan siknet
ukuran 0,5 sampai 0,063 mm. Tingkat kekerasan dihitung dalam
persentasi pakan yang tidak hancur dengan menggunakan
ayakan berbagai ukuran
• Stabilitas dalam air (water stability) : tingkat ketahanan pakan
buatan dalam air agar tidak cepat hancur. Stabilitas pakan dalam
air diuji dengan mengukur uji lama pecah, uji dispersi padatan, uji
dispersi nutrien
Uji kecepatan pecah : mengukur berapa lama waktu sampai
pellet hancur dalam air
Metode : Uji pecah diamati secara visual. Pakan sebanyak 10
batang dimasukkan ke dalam gelas beaker yang diisi 1 L air,
pengamatan dilakukan setiap 5 menit untuk mengetahui pakan
sudah lembek atau belum. Pengamatan dilanjutkan sampai
pakan pecah/hancur
Uji dispersi padatan :
Dispersi padatan diamati dengan menggunakan metode Balazs
(1973). Pakan sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam kotak kasa
berukuran 10 x 10 cm dengan pori-pori sekitar 1 mm, selanjutnya
direndam dalam aquarium. Setelah 4 jam pakan yang masih
tersangkut dalam kotak kasa dikeringkan beserta kotak kasa
dalam oven pada suhu 105οC selama 10 jam. Selanjutnya
didinginkan dalam deksikator, lalu timbang sampai berat konstan.
Menghitung dispersi padatan menggunakan formula:
Berat kering pakan akhir
Dispersi padatan (%) = ––––––––––––––––––––––– x 100
Berat kering pakan awal
Uji dispersi nutrien : pengurangan kadar nutrien awal dan
setelah dilakukan perendaman beberapa waktu. Pakan yang
berkualitas baik apabila nilai dispersinya tidak lebih dari 10%
.
Kandungan nutrien pakan akhir
Dispersi nutrien (%) = –––––––––––––––––––––––------- x 100
Kandungan nutrien pakan awal
• Daya apung : untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan pakan dari permukaan air hingga ke dasar media
pemeliharaan. Pakan terapung cocok untuk ikan yang
mempunyai kebiasaan mencari makanan dipermukaan perairan,
sedangkan pakan yang teggelam lebih tepat untuk ikan yang
biasa hidup didasar perairan
• Kecepatan Tenggelam
Uji kecepatan tenggelam dilakukan dengan mengukur lama
waktu yang dibutuhkan pakan bergerak dari permukaan air
hingga ke dasar media pemeliharaan. Pakan sebanyak 5 batang
dimasukkan kedalam gelas beaker dengan ketinggian dasar
wadah 20 cm dari permukaan air. Stopwatch dijalankan tepat
pada saat pakan dijatuhkan ke permukaan air. Kecepatan
tenggelam adalah jarak di bagi waktu pakan sampai berada
didasar gelas ukur.
• Berat jenis : pakan buatan harus mempunyai berat jenis lebih
besar dari berat jenis media tetapi harus lebih kecil dari berat
jenis tanah dasar kolam atau tambak. Agar pakan yang
tenggelam tidak terbenam dalam lumpur.
• Ukuran pakan : berkaitan dengan jumlah butiran pakan yang
tersedia per satuan bobot pakan atau luas kolam. Semakin kecil
ukuran pakan maka semakin banyak jumlah butiran yang tersedia
pada bobot pakan atau luasan kolam yang sama.
• Uji Daya Pikat
Dilakukan dengan menghitung berapa waktu yang yang dibutuhkan
kultivan mendekati atau mengkonsumsi (awal) pakan uji.
Stopwatch dijalankan saat pakan berada didalam media
pemeliharaan pada jarak tertentu dari kultivan
• Daya Lezat Pakan
Dilakukan dengan mengukur jumlah pakan yang dikonsumsi udang
per bobot tubuh dalam sehari
Uji Kimiawi
• Analisis proksimat : tujuannya adalah untuk mengetahui
persentase nutrien dalam pakan berdasarkan sifat kimianya,
diantaranya kadar air, protein, lemak, serat, bahan ekstrak tanpa
nitrogen (BETN). Secara umum pakan buatan yang baik
mengandung air : 10 – 12%, protein 25 – 40%, karbohidrat 10 –
12%, lemak ≤ 8%, dan serat kasar 5 – 8%
• Analisis nutrien : analisis yang dilakukan untuk menentukan
persentase nutrien esensial berdasarkan analisis kimia. Komponen
nutrien yang diuji seperti asam amino, asam lemak, mineral,
vitamin, metode pengukuran seperti Thin Layer Chromatography
(TLC), Gas Liquid Chromatography (GLC),High Performance Liquid
Chromatography (TLC)
• Pengujian kimia yang dilakukan untuk mengukur kualitas bahan
baku pakan, yaitu menentukan kualitas protein berdasarkan
kemampuan cerna (kemudahan cerna oleh protease); kulaitas
lemak berasarkan ketengikan hidrolitik dan oksidatif; berdasarkan
kandungan antinutrisi, seperti gossypol, glucosinolates; asam fitat,
pengujian kandungan racun dalam bahan baku pakan
• Skor kimia : salah satu evaluasi untuk membandingkan kandungan
asam amino yang terdapat dalam protein bahan baku pakan
dengan protein telur. Semakin dekat jenis dan jumlah asam amino
dalam bahan baku pakan dengan jenis dan jumlah asam amino
dalam protein telur berarti semakin baik kualitas bahan baku
tersebut. Persamaannya :
Aa dalam protein bahan baku pakan (g)
Skor kimia =
x 100
Aa dalam protein telur (g)
• Indespensable amino acids index (IAAI) : penentuan indeks
asam amino penting adalah cara penentuan kualitas bahan baku
pakan berdasarkan rasio antara masing-masing asam amino
essensial yang terdapat dalam bahan baku dan asam amino
essensial dalam putih telur. Pengujiannya lebih kompleks
dibandingkan dengan skor kimia, namun hasil yang diperoleh lebih
akurat. Persamaan :
Arg (bb) + His (bb) + . . . . . . . . . . . . . . . + Val (bb)
IAAI =
x 100
Arg (bb) + His (bb) + . . . . . . . . . . . . . . . + Val (bb)
Uji Biologis
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kandungan gizi yang terdapat
dalam pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan.
• Tingkat kelangsungan hidup (TKH) :
Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor)
TKH =
x 100
Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor)
• Pertumbuhan mutlak : Wt – W0
• Pertumbuhan relatif :
Wt – W0
x 100
W0
• Laju pertumbuhan harian :
ln Wt – ln Wo
t
• Rasio konversi pakan : semakin kecil nilai yang dihasilkan kualitas
pakan semakin baik
Jumlah pakan yang dikonsumsi
RKP =
Pertambahan bobot
• Rasio efisiensi pakan : semakin besar nilai yang dihasilkan kualitas
pakan semakin baik. Secara khusus dapat digunakan untuk
mengukur rasio efisien protein (jumlah pakan yang dikonsumsi
adalah jumlah protein yang dikonsumsi)
Pertambahan bobot
REP =
atau
Jumlah pakan yang dikonsumsi
(Wt + Wd) - Wo
EP =
Dimana : EP
Wo
Wt
Wd
F
x 100
=
=
=
=
=
F
efisiensi pakan (%)
bobot ikan uji pada awal penelitian (g)
bobot ikan uji pada waktu t (g)
bobot ikan uji yang mati selama penelitian (g)
bobot pakan yang dikonsumsi selama penelitian(g)
• Koefisien pencernaan :
Nilai kecernaan dikenal 2 macam, yaitu kecernaan total/semu
(apparent digestibility) dan kecernaan murni (true digestibility)
Kecernaan total/semu (apparent digestibility) : semua komponen
dalam feses dianggap berasal dari makanan yang dikonsumsi.
Kecernaan ini adalah cara pengukuran dengan metode langsung
I-F
DA =
x 100
I
Dimana : DA = kecernaan total/semu (%)
Wo = jumlah pakan yang dikonsumsi yang dapat
dinyatakan dalam gram nutrien atau dalam satuan
energi
F
= jumlah feses yang dihasilkan setelah ikan
mengkonsumsi pakan sebesar I
Kecernaan murni (true digestibility) : hanya komponen feses
yang berasal dari makanan yang diperhitungkan, sedangkan
komponen feses yang bersifat endigen (berasal dari tubuh ikan itu
sendiri) tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Cara ini sangat
sulit dilakukan
I – (F – FE)
DT =
Dimana : DA
Wo
F
FE
x 100
=
=
=
=
I
kecernaan murni (%)
jumlah pakan yang dikonsumsi
jumlah feses yang dihasilkan
Jumlah komponen feses yang bersifat endogen
(dapat berasal dari bakteri, enzim, mukus dll)
Pengukuran Kecernaan dengan metode tidak langsung : yaitu
dengan menggunakan indikator. Beberapa bahan yang digunakan
adalah : hydrolisis resistant organic matter (HROM) bahan dasar
yang resisten terhadap hidrolisis dengan bahan dasar selulosa dan
khitin, silika, serat kasar, Hydrolisis resistant ash atau acid insoluble
ash (AIA), chromium oxide (Cr2O3)  yang umum digunakan
Kecernaan (%) = (1 - a’/a x b’/b) x 100
Dimana :
a’ = nutrien dalam feses (%)
a
= nutrien dalam pakan (%)
b’ = indikator dalam feses (%)
b
= indikator dalam pakan (%)
% indikator dalam feses
Koefisien pencernaan
= 100 -
% indikator dalam pakan
• Carcas deposition (CD) : adalah penentuan jumlah pakan yang
telah diserap oleh tubuh ikan
kandungan nutrien karkas - kandungan nutrien karkas
pada akhir penelitian
pada awal penelitian
CD =
nutrien pakan selama penelitian
• Nilai biologis : adalah untuk menentukan persentase nitrogen yang
telah diserap oleh tubuh dengan cara mengukur buangan nitrogen,
Pakan yang tidak diserna dengan baik menyebabkan jumlah
nitrogen yang diserap oleh tubuh juga relatif lebih rendah sehingga
nila biologisnya juga rendah
Npakan – (Nfeses + Nurin+ Ninsang)
NB =
x 100
Npakan
• Net protein utilization (NPU) : penggunaan protein bersih adalah
pertambahan protein dalam tubuh berdasarkan jumlah protein yang
diserap oleh ikan
kandungan protein ikan - kandungan protein ikan
pada akhir penelitian
pada awal penelitian
CD =
x 100
protein dalam pakan x koefisien kecernaan protein
• Retensi nutrien
Nt – N0
RN =
x 100
Ne
Dimana : RN = retensi nutrien/energi (%)
N0 = bobot nutrien/energi dalam tubuh ikan pada waktu 0 (g)
Nt = bobot nutrien/energi dalam tubuh ikan pada waktu t (g)
Ne = bobot nutrien/energi yang dikonsumsi oleh ikan (g)
• Evaluasi energi pakan :
pengujian pakan berdasarkan energi yang dapat diserap oleh
tubuh, didasarkan bahwa energi pakan terbagi dua energi tidak
tercerna dan energi tercerna. Energi tercerna digunakan untuk cost
of living dan pertambahan bobot badan. Energi pakan dapat
diketahui dengan melakukan pengukuran pertambahan bobot
badan, laju konsumsi oksigen atau aktivitas metabolisme. Besarnya
energi pakan yang diserap oleh tubuh adalah selisih energi dalam
pakan dengan energi yang terbuang
• Pengukuran lain :
untuk menentukan kualitas pakan udang dapat dilihat pada
warna tubuh udang. Udang dengan warna kehitam-hitaman
lebih disukai konsumen sehingga harganya mahal. Pakan yang
yang dapat menghasilkan warna demikian dianggap pakan yang
berkualitas baik
Uji Organoliptik
• Cepat dan murah
• Mengandalkan pancaindera sehingga diperlukan panelis
yang benar-benar mapu dan peka pada karakteristik pakan
• Sebaiknya sudah mempunyai lembar penilaian (score sheet)
hasil pengujian sebelumnya agar dapat memperoleh hasil
yang lebih baik
• Penampakan pakan  mulus, berserat atau berlubang
Pakan mulus menunjukkan bahwa komponen bahan bakunya halus
dan proses pencetakan pakan cukup baik
Pakan berserat atau berlubang menunjukkan bahwa bahan baku
yang digunakan berukuran tidak seragam, berserat, atau
menggunakan bahan perekat (binder) yang kurang baik
• Tekstur pakan, dipengaruhi oleh kehalusan bahan baku, jumlah serat,
dan jenis bahan pengikat (binder) yang digunakan. Tekstur dapat
ditentukan dengan cara mengamati, memegang atau menekan pakan.
Tekstur pakan kurang keras terlihat dari bentuk pakan tidak sempurna
dan banyak dijumpai hancuran pakan
Menekan pakan dengan dua jari. Tingkat kemudahan hancurnya
pakan tersebut menunjukkan nilai teksturnya.
• Aroma pakan, untuk menentukan kualitas pakan karena berkaitan
erat dengan penerima ikan pada pakan.
Ditentukan oleh jenis dan jumlah atraktan yang ditambahkan pada
proses pembuatan pakan.
Guna attraktan untuk merangsang ikan agar mendekati dan
mengkonsumsi pakan yang diberikan
Jenis atraktan : tepung ikan, tepung udang, tepung tiram atau terasi
Diuji dengan indera penciuman. Aroma pakan buatan yang umumnya
disukai ikan dan udang adalah aroma ikan
• Warna pakan, sangat bergantung pada jenis bahan baku yang
digunakan
Jenis-jenis warna yang digunakan : pigmen (merah atau hijau), bahan
nabati seperti hidrilla dan eceng gondok menghasilkan pakan
berwarna kehijau-hijauan atau hijau kehitaman, dedak dalam jumlah
relatif tinggi menghasilkan pakan berwarna cokelat tua
Download