MANAJEMEN DAKWAH Muh. Azhar Syafrudin Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas , lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maidah (5): 54) A. Definisi manajemen secara etimologi Manajemen di dalam bahasa inggris, berasal dari kata to manage dalam Webster New Coolegiete Dictionary. Kata manage dijelaskan berasal dari bahasa itali ”Managgio” dari kata ”managgiare” yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa latin Menus yang berarti tangan (hand). Kata manage di dalam kamus tersebut diberi arti 1. to direct and control (membimbing dan mengawasi) 2. to treat with care (memperlakukan dengan seksama) 3. to carry on business or affairs (mengurus perniagaan/ atau urusan/ persoalan) 4. to achieve one’s purpose (mencapai tujuan tertentu). (http://adityo-ebookislamkontemporer.blogspot.com/2009/04/manajemen-dakwah.html) Manajemen dalam bahasa arab berasal dari kata nadzama-yandzimu-nadzman-nidzaman, yang berarti mengatur, memberi. Bisa juga bermakna, mengatur perkara (nadzdzama al-amru) agar teratur dengan adanya peraturan atau aturan (nidzam). (Mahmud Yunus. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta, YPPPQ-Hidakarya Agung. 1989.) Dalam bahasa arab bisa juga diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim. Yang merupakan, suatu tempat untuk, menyimpan segala sesuatu, dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya. (http://adityo-ebookislamkontemporer.blogspot.com/2009/04/manajemen-dakwah.html) B. Definisi manajemen secara terminologi Manajemen adalah, upaya mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode (methode) dan pasar (market). Menurut G.R Terry manajemen adalah, proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga dan sumber daya lainnya. Menurut Robert Kreitner manajemen adalah, proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas. 1 Menurut John. D Millet dalam buku Management in the public service manajemen adalah, proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Menurut James A. F. Stoner manajemen adalah, proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai: bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Manjemen juga dapat diartikan sebagai: suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. (http://adityo-ebookislamkontemporer.blogspot.com/2009/04/manajemen-dakwah.html) Dalam buku, Manajemen (Suatu Pengantar), ditegaskan bahwa dalam manajeman ada hal-hal mendasar yaitu: Pertama, Manajemen mempunyai suatu tujuan tertentu. Berhasil atau tidaknya manajemen itu tergantung pada soal, hingga mana tujuan yang ditetapkan terdahulu itu (predetermined objective), tercapai. Kedua, manajemen tidak melakukan sendiri, “performances”, pekerjaan-pekerjaan tertentu itu. Ia mencapai tujuannya dengan menyuruh lain orang berusaha untuknya. Ketiga, pokok inti (manajemen) adalah, bahwa ia harus tahu, bagaimana memimpin dengan tepat ! “How to manage effectively”, demikian inti dari pada manajemen (J. Panglaykim & Hazil Tanzil. Jakarta. Ghalia Indonesia, t.t.) C. Definisi dakwah menurut bahasa Ditinjau dari segi bahasa (arab), dakwah berasal dari kata da’a-yad’u-da’watan, yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, menjamu. Sedangkan da’watun sendiri dapat bermakna seruan, panggilan dan orang yang mengajak (muballigh) disebut da’in, jamaknya du’at. Dari sini pula kata Du’a berasal, yang maknanya memanggil, mendo’a, memohon (kepada Allah Ta’ala). (Mahmud Yunus. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta, YPPPQ-Hidakarya Agung. 1989.) Dakwah secara etimologis (bahasa) dapat juga bermakna jeritan, seruan, atau permohonan. Ketika seseorang mengatakan da’autu fulaanan, itu berarti berteriak atau memanggilnya. Adapun menurut syara’ (istilah), dakwah memiliki beberapa definisi. Di sini akan disebutkan sebagian dari definisi tersebut. (http://dhimaskasep.wordpress.com/2008/01/22/risalah-manajemen-dakwah-kampus-revised/) Istilah dakwah dengan pengertian seperti tersebut, secara umum, juga sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi mungkar, mau’idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah. (http://adityo-ebookislamkontemporer.blogspot.com/2009/04/manajemen-dakwah.html) 2 Dakwah dengan pengertian secara global tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an. Diantara ayatnya adalah: “Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku." (QS. Yusuf (12): 33) “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (al-Nakhl (16): 125). “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung” (ali-‘Imran (3):104). “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah..” (ali-‘Imran (3):110). Menurut Yunahar Ilyas, bahwa yang menjadi ukuran ma’ruf atau mungkarnya sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau hati nurani, bisa kedua-duanya sekaligus atau salah satunya. Dengan pengertian diatas, tentu ruang lingkup yang ma’ruf dan mungkar sangat luas sekali, baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq, maupun mu’amalat (sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dsb). Tauhidullah, mendirikan shalat, membayar zakat, amanah, toleransi beragama, membantu kaum dhu’afa dan mustadh’afin, disiplin, transparan, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf. Sebaliknya, syirik, meninggalkan shalat, tidak membayar zakat, penipuan, tidak toleran beragama, mengabaikan kaum dhu’afa dan mustadh’afin, tidak disiplin, tidak transparan, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh sikap dan perbuatan yang mungkar. (Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta, LPPI-UMY. 2007) Istilah hikmah diatas bermakna, perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil (dalam tinjauan syariat Islam). Istilah dakwah sendiri digunakan dalam al-Qur’an baik dalam bentuk fi’il maupun dalam bentuk masdar berjumlah lebih dari seratus kata. Sementara itu, dakwah dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke neraka atau kejahatan. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah untuk mengajak (menunjukkan arti) kepada kebaikan maupun kepada kejahatan yang disertai dengan resiko pilihan. Dan secara istilah dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan makna dakwah dalam konteks yang berbeda. (http://adityo-ebookislamkontemporer.blogspot.com/2009/04/manajemen-dakwah.html) D. Definisi dakwah dari segi Istilah Menurut syara’ (istilahan/ istilah), dakwah memiliki beberapa definisi. Di sini akan disebutkan sebagian dari definisi tersebut, diantaranya; Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dakwah adalah mengajak seseorang agar beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa Rasul-Nya dengan membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan. Sementara itu, Fathi Yakan mengatakan, “Dakwah adalah penghancuran jahiliyah dengan segala bentuknya, baik jahiliyah pola pikir, moral, maupun jahiliyah perundang-undangan dan hukum. Setelah itu pembinaan masyarakat Islam dengan landasan pijak keislaman, baik dalam wujud 3 kandungannya, dalam bentuk dan isinya, dalam perundang-undangan dan cara hidup, maupun dalam segi persepsi keyakinan terhadap alam, manusia dan kehidupan. Pengertian dakwah pada hakikatnya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan thagut dan beriman kepada Allah agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. (http://dhimaskasep.wordpress.com/2008/01/22/risalah-manajemen-dakwah-kampus-revised/) Menurut Asmuni Syukir sebagai berikut: “Pengertian dakwah dapat diartikan dari dua segi yaitu dakwah bersifat pembinaan dan dakwah bersifat pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu hal yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan pengembangan yaitu suatu kegiatan yang mengarah kepada pembaharuan atau mengadakan sesuatu yang belum ada. Dalam al-Qur’an, dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke neraka atau kejahatan. Jadi dari pengertian-pengertian dakwah menurut bahasa di atas, dapat didefinisikan dakwah Islam sebagai kegiatan mengajak, mendorong, dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meneliti jalan Allah dan istiqamah di jalan-Nya serta berjuang bersama meninggikan Agama Allah. Kata mengajak, mendorong, dan memotivasi adalah kegiatan dakwah yang berada dalam ruang lingkup tabligh. Kata bashirah untuk menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. Kalimat meniti jalan Allah untuk menunjukkan tujuan dakwah, yaitu mardhatillah. Kalimat Istiqamah di jalan-Nya untuk menunjukkan dakwah berkesinambungan. Sedangkan kalimat berjuang bersama meninggikan agama Allah, untuk menunujukkan bahwa dakwah bukan hanya untuk menciptakan kesalehan pribadi, tetapi juga harus menciptakan kesalehan sosial. Untuk mewujudkan masyarakat yang saleh tidak bisa dilakukan dengan sendirisendiri tetapi dilakukan dengan bersama-sama. Menurut Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah: mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Menurut syekh Muhammad Khidr Husain dalam bukunya al-Dakwah ila al-Ishlah mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amr ma’ruf nahi mungkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. HSM. Nasarudin Latif mendefinisikan dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah Ta’ala Sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak islamiyah. Syekh Muhammad al-Ghazalli dalam bukunya Ma’allah mengatakan, bahwa dakwah adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia, untuk memberikan penjelasan tentang tujuan hidup serta menyingkap rambu-rambu kehidupan agar mereka menjadi orang yang dapat membedakan mana yang boleh dijalani dan mana kawasan yang dilarang. 4 Aboebakar Atjeh dalam bukunya, beberapa catatan mengenai Dakwah Islam, mengatakan, bahwa Dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah Subhanahu Wata’ala yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik. Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah Mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amar ma’ruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jadi ilmu manajemen dan ilmu dakwah sangat erat sekali hubungannya, keduanya sama-sama pentingnya untuk dipadukan demi mencapai keberhasilan dakwah. (http://adityo-ebookislamkontemporer.blogspot.com/2009/04/manajemen-dakwah.html) E. Definisi manajemen dakwah Dari pengertian-pengertian sebagaimana telah dijelaskan secara singkat, kita dapat mengambil pengertian tentang manajemen dakwah, yaitu, suatu perencanaan terorganisir aktifitas dakwah Islam, mulai dari tahap perencanaan sampai evaluasi, yang berdasarkan ilmu manajemen modern, demi tercapainya tujuan dakwah secara efektif dan efisien. Dikarenakan pendekatan ilmu manajemen modern telah berkembang dengan pesatnya, maka sejatinya terdapat beragam konsep manajemen yang bisa digunakan atau diterapkan dalam kaitannya dengan aktifitas dakwah islamiyah para aktifis dakwah. F. Aspek-aspek manajemen dakwah 1. Perencanaan. Aspek ini merupakan awal dari persiapan pelaksanaan dakwah. Tahap ini meliputi berbagai hal seperti pemetaan problem melalui analisis SWOT (keberagamaannya, sosial-budaya, ekonomi), analisis politik, problem solving, bentuk kegiatan, materi dakwah,dsb. Perlu diingat, pada dasarnya dakwah secara syari’at bertujuan merubah masyarakat yang jahiliyah menuju masyarakat yang Islami. 2. Pengorganisasian. Pada aspek ini dilakukan pengorganisasian aktifis dakwah yang terlibat dalam rencana dakwah tersebut. Hal ini supaya setiap orang yang terlibat dapat terkoordinasikan dengan baik, sehingga akan lebih memungkinkan tercapainya citacitanya untuk mewujudkan dakwah yang dilakukan. 3. Pelaksanaan. Pada aspek ini merupakan implementasi, atau pelaksanaan dari segala rancangan yang telah dilakukan. Setiap orang yang terlibat harus menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan jobdesc-nya yang telah ditentukan saat pengorganisasian. 4. Pengendalian. Pada aspek ini merupakan upaya untuk mengawasi, mengatur dan mengendalikan proses-proses dakwah yang sedang berlangsung, sehingga tetap berada atau berjalan pada treknya yang telah ditentukan. 5. Evaluasi. Pada aspek ini merupakan proses menilai hasil dari tahapan pelaksanaan dakwah yang telah dilaksanakan. Penilaian harus bersikap objektif, adil dan terbuka. Tahapan-tahapan tersebut merupakan sebuah siklus yang tiada henti, sehingga pelaksanaan sebuah kegiatan dakwah harus terus menerus dievaluasi. Oleh karenanya setiap yang terlibat harus senantiasa kritis, baik terhadap dirinya maupun orang lain. 5 G. Skema Pelaksanaan Dakwah Analisis Sosial; 1. Keberagamaan 2. Sosial-budaya 3. Ekonomi Analisis Politik; 1. Struktural 2. Kultural Problem Solving; 1. Isi dakwah 2. Bentuk dakwah 3. Bentuk lobbying Pelaksanaan; 1. Pengorganisasian 2. Pembagian tugas 3. Pelaksanaan Evaluasi; 1. Pelaksanaan 2. Penyimpulan Wallahu a’lam bishshawab Dongeng Sebuah Negeri Cilacap, Februari 2008 Putriku, mari ikut ayah berjalan-jalan Dalam belantara hutan dilereng gunung Akan ayah dongengkan Indahnya masyarakat binatang bahu membahu Dalam korban-mengorbankan diri Demi berlangsungnya kehidupan mereka Yang berakhir pada yang kuat Tapi tidak rakus, Tetap menjaga keseimbangan Tapi kini hutan yang lebat itu Tak berpohon, sudah ditebang Putriku, mari ikut ayah berjalan-jalan Dalam lautan negeri yang luas dan dalam Akan ayah ceritakan Indahnya keluarga besar Yang penghuninya bahu membahu Dalam korban-mengorbankan diri Demi kejayaan negeri mereka Yang berakhir pada yang kuat Tapi tidak bernafsu, Hanya sekedar Demi menjaga keberlangsungan Tapi kini laut yang luas itu Tak berpenghuni, diganti limbah-limbah Putriku, mari ikut ayah berjalan-jalan Diatas awan yang tinggi dan terang benderang Akan ayah paparkan Indahnya keluarga besar burung-burung Dalam korban mengorbankan diri Demi menghias langit dengan lukisan Yang berakhir pada yang kuat Tapi tidak bernafsu, Hanya sekedar, menjaga kehidupan Tapi kini awan yang senyum itu Menjadi kelabu, diganti polusi-polusi Alumni Pondok Hj. Nuriyah Shobron UMS, Staf di STIE Muhammadiyah Cilacap. 6