PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI

advertisement
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI
TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Pada Perguruan Tinggi Negeri di Bali)
Komang Rudiarsiki[1], Desak Nyoman Sri Werastuti[1], Edy Sujana[2]
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail {[email protected], [email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi akuntan pendidik dan
mahasiswa S1/D4 akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan, dan
mengetahui perbedaan persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4 akuntansi
terhadap etika penyusunan laporan keuangan.
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
pada Perguruan Tinggi Negeri di Bali yang memiliki jurusan S1/D4 akuntansi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah
akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4 akuntansi tingkat akhir pada Perguruan Tinggi
Negeri di Bali. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan menggunakan
instrumen kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan
jumlah responden sebanyak 66 orang. Pengujian data dilakukan dengan non parametrik
yaitu Mann Whitney U-Test dengan menggunakan bantuan SPSS 19.00 untuk windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4
akuntansi sama-sama memiliki respon baik, namun secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4 akuntansi terhadap
etika penyusunan laporan keuangan.
Kata Kunci: Persepsi, Akuntan Pendidik, Mahasiswa, Etika, Laporan Keuangan.
Abstract
The study aimed at finding out the perception of accountant educators and
students of accountancy S1/D4 program towards the ethics of writing financial report, and
finding out the different perception between accountant educators and students of
accountancy S1/D4 program towards the ethic in writing financial report.
The study was conducted at different state universities in Bali having Department
of Accountancy S1/D4 program by employing a quantitative methods. The population of
the study involved all the accountant educators as well as students of accountancy S1/D4
program at the final year of the state universities in Bali. The samples were selected by
using purposive sampling technique. The data were collected from a primary source by
using field study by distributing questionnaires with a total number of samples about 66
respondents.The analysis was conducted by using non-parametric Mann Whitney UTestsupported by SPSS 19.00 for windows.
The results of the study indicated that both the accountant educators and the
students of accountancy S1/D4 program have good responses, however, as a whole they
have dfferentperception towards the writing of financial report.
Key words: perception, accountant educators, students, ethics, financial report
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya dunia
usaha dan bisnis menyebabkan banyaknya
persaingan, semua usaha dan bisnis
menginginkan keuntungan yang besar
dengan
pengorbanan
yang
sedikit.
Keinginan akan keuntungan yang besar
tersebut
membuat
para
pengusaha
melakukan berbagai macam cara agar
perusahaanya memperoleh keuntungan
yang
besar
dan
terhindar
dari
kebangkrutan. Salah satu cara yang sering
dilakukan adalah manajemen laba. Laporan
Keuangan merupakan salah satu media
komunikasi yang digunakan oleh pihakpihak
yang
berkepentingan
dalam
perusahaan.
Pihak-pihak
yang
berkepentingan tersebut adalah pihak intern
perusahaan dan pihak eksternal yaitu para
investor, pemerintah, dan masyarakat.
Laporan keuangan memberikan informasi
tentang kondisi keuangan perusahaan
kepada para pihak yang berkepentingan
atas laporan tersebut.
Fitriani (2010) mengatakan bahwa
pada saat ini sistem pelaporan keuangan,
khususnya di Indonesia masih kurang baik.
Sistem pelaporan di Indonesia masih perlu
diperbaiki untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan itu sendiri. Salah satu
faktor penting untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas laporan keuangan
adalah menyangkut etika dan sikap positif
akuntan itu sendiri.
Seharusnya pelanggaran tersebut
tidak akan terjadi jika setiap akuntan dan
calon akuntan mempunyai pengetahuan,
pemahaman dan dapat menerapkan etika
secara memadai dalam melaksanakan
tugasnya sebagai seorang akuntan yang
profesional. Dengan sikap akuntan yang
profesional maka akan mampu menghadapi
tekanan yang muncul dari dirinya sendiri
ataupun dari pihak eksternal (Nurlan, 2011).
Akuntan pendidik memiliki peran yang
penting
dalam
akademisi
untuk
memberikan pemahaman dan pengetahuan
kepada mahasiswa (calon akuntan).
Akuntan Pendidik mempunyai peran yang
sangat penting dalam mengatasi masalah
tersebut karena akuntan pendidik Sebagai
motor penggerak yang memegang peranan
penting dalam kegiatan akademik, akuntan
pendidik tidak hanya dituntut untuk
memberikan ilmu kepada mahasiswanya,
tetapi juga mendidik mahasiswa dari sisi
mental, cara berpikir, berperilaku dan harus
dapat memastikan bahwa mahasiswa
mereka mampu untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diajarkan tersebut (Putri,2012).
Berdasarkan uraian tersebut maka
dapat di rumuskan suatu rumusan masalah:
(1) Bagaimana persepsi akuntan pendidik
terhadap
etika
penyusunan
laporan
keuangan,
(2)
Bagaimana
persepsi
mahasiswa akuntansi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan, (3) Apakah
terdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi
terhadap
etika
penyusunan
laporan
keuangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu:
(1) Untuk mengetahui persepsi akuntan
pendidik terhadap etika penyusunan
laporan keuangan, (2) untuk mengetahui
persepsi mahasiswa akuntansi terhadap
etika penyusunan laporan keuangan, (3)
Untuk
mengetahui
apakah
terdapat
perbedaan persepsi akuntan pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan.
Persepsi diartikan sebagai suatu
proses dimana seseorang melakukan
pemilihan, penerimaan, pengorganisasian,
dan penginterpretasian atas informasi yang
diterimanya dari lingkungan yang juga
merupakan suatu proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang dalam memahami
informasi tentang lingkungannya. Robin
dalam Anton (2012).
Menurut Harahap (2011:17) etika
adalah disiplin ilmu yang berasal dari
filsafat yang membahas tentang nilai dan
norma moral yang mengarahkan manusia
pada prilaku hidupnya. Etika memberikan
ruang untuk melakukan kajian dan analisis
kritis terhadap nilai dan norma moral. Etika
adalah refleksi kritis dan rasional terhadap
nilai dan norma moral yang mengatur
prilaku hidup manusia baik pribadi maupun
kelompok. Etika sangat menarik untuk
dibicarakan mengingat banyaknya praktikpraktik pelanggaran etika penyusunan
laporan keuangan yang dilakukan oleh
seorang akuntan, baik akuntan publik,
akuntan pemerintah, maupun akuntan
intern perusahaan.
Menurut Miftahul Fannani dalam
Shantanu,dkk (2014) menyebutkan terdapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
4 (empat) unsur prilaku yang sesuai dalam
penyusunan
laporan
keuangan,
diantaranya:
1) Kemungkinan salah saji didalam proses
penyusunan laporan keuangan, yang
dalam penyusunannya kondisi dan
prilaku menentukan kualitas yang akan
disajikan dalam laporan keuangan;
2) Pengungkapan laporan keuangan, dalam
hal ini informasi yang akan disediakan
harus sesuai dengan kebutuhan dan
dapat digunakan sebagai informasi
dalam pengambilan kebijakan;
3) Dalam resiko pengeluaran biaya dapat
sebanding dengan manfaat yang akan
diterima oleh perusahaan, dalam hal ini
manfaat yang diterima dapat mampu
memperpanjang kelangsungan hidup
perusahaan kedepannya;
4) Tanggungjawab
kepada
pengguna
informasi dari laporan keuangan yang
akan disajikan, dalam penyajiannya
harus sesuai dengan realita dilapangan
sehingga
dapat
memberikan
kepercayaan dan keyakinan yang
memadai kepada para pengguna
informasi.
Menurut Putri (2012) akuntan
pendidik adalah pendidik professional yang
memiliki kewajiban untuk menstransfer dan
mengembangkan
ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni melalui pendidikan.
Sebagai motor penggerak yang memegang
peranan penting dalam kegiatan akademik,
akuntan pendidik tidak hanya dituntut untuk
memberikan ilmu kepada mahasiswanya,
tetapi juga mendidik mahasiswa dari sisi
mental, cara berpikir, berprilaku dan harus
dapat memastikan bahwa mahasiswa
mereka mampu untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diajarkan tersebut. Menurut
Bayu (2010) Dosen menolak dengan
adanya
praktek-praktek
penundaan
pelaporan keuangan dalam penyajian
laporan keuangan.
H1 : Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap
Etika Penyusunan Laporan Keuangan
Sangat Baik.
Mahasiswa akuntansi adalah orang
yang belajar pada perguruan tinggi dengan
mengambil jurusan akuntansi baik pada
perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Program Studi S1 Akuntansi merupakan
program studi yang menghasilkan sarjana
akuntansi yang siap menjadi akuntan
professional
dan
kompeten
dan
berlandaskan wawasan berpikir manajerial.
Agar menjadi sarjana yang siap untuk
menjadi akuntan yang profesioanal dan
kompeten di era globalisasi sekarang ini
maka para mahasiswa dibekali dengan
ketrampilan, pengetahuan, dan karakter.
Selain itu, guna pengembangan diri yang
berkelanjutan maka mahasiswa juga akan
dibekali dengan kemampuan melakukan
penelitian yang akan dapat dimanfaatkan
bagi pengembangan ilmu atau secara
khusus dapat digunakan untuk mencapai
jenjang pendidikan yang lebih tinggi (
Nurlan, 2011 dalam Shantanu, 2014).
Dalam
Penelitian
Kurniawan
(2014)
menyatakan bahwa Mahasiswa Akuntansi
memiliki kecendrungan tinggi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan.
H2 : Persepsi Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Etika Penyusunan laporan
Keuangan Sangat Baik.
Menurut beberapa peneliti bahwa
akuntan memiliki persepsi yang lebih baik
daripada mahasiswa. Menurut Reski
(2013), hal ini disebabkan karena akuntan
yang merupakan praktisi lebih banyak
memiliki pengalaman dan pemahaman
dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi
sebagai akademisi.
Dalam Penelitian Cahyani Siska
Dewi (2013) menyatakan bahwa terdapat
perbedaan antara mahasiswa akuntansi
dan mahasiswa manajemen, dimana
mahasiswa akuntansi memiliki persepsi
yang
lebih
besar
mengenai
etika
penyusunan laporan keuangan. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan yang
dimiliki oleh mahasiswa akuntansi dengan
mahasiswa manajemen berbeda, dari segi
pengetahuan dan mata kuliah yang
ditempuh mahasiswa akuntansi dengan
mahasiswa non akuntansi (mahasiswa
manajemen).
H3: Adanya perbedaan persepsi antara
akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilakukan
pada
Universitas Udayana yang beralamat di Jl.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
Jendral Sudirman Denpasar, Universitas
Pendidikan Ganesha yang beralamat di Jl.
Udayana No. 11 Singaraja, dan Politeknik
Negeri Bali yang beralamat di Jl. Kampus
Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Bali dengan tujuan untuk
mengetahui pandangan akuntan pendidik,
mahasiswa
S1/D4
akuntansi
serta
mengetahui perbedaan persepsi antara
akuntan pendidik, mahasiswa S1/D4
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan.
Responden dalam penelitian ini
adalah akuntan pendidik yang mengajar
akuntansi dan mahasiswa S1/D4 akuntansi
semester 7 yang sudah menempuh mata
kuliah auditing dan etika bisnis dan profesi
pada Universitas Udayana, Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja, dan
Politeknik Negeri Bali. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah
akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4
akuntansi pada Universitas Udayana,
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
dan Politeknik Negeri Bali. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Singarimbun dalam
Nurlan
(2011)
purposive
sampling
merupakan teknik pengambilan sampel
dengan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Penentuan
sampel
dalam
penelitian ini menggunakan pedoman kasar
(rule of thumbs) yang dikemukakan oleh
(Rosces dalam Reski, 2013) yaitu (1)
jumlah sampel yang tepat untuk penelitian
adalah 30<n<500. (2) Jika sampel terbagi
kedalam beberapa subsampel, maka
jumlah sampel minimum untuk tiap
subsampel adalah 30.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka
ditentukan jumlah sampel dalam penelitian
adalah 66 orang responden dengan
komposisi sebagai berikut: (1) 33 orang
responden akuntan pendidik (2) 33 orang
responden mahasiswa S1/D4 akuntansi.
Proses pengumpulan data dilakukan secara
langsung dan acak kemudian kuesioner
diambil langsung pada saat selesai
pengisian.
Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model yang digunakan
Reski (2013) dan Cahyani (2013) yang
terdiri dari satu bagian yaitu persepsi
tentang laporan keuangan yang terdiri dari
20 (Dua Puluh) pertanyaan yang terdiri dari
5 butir pertanyaan mengenai sikap
terhadap salah saji (mistate), 5 butir
pertanyaan mengenai sikap terhadap
pengungkapan informasi yang sensitif
(disclosure), 5 butir pertanyaan mengenai
sikap terhadap biaya dan manfaat (cost and
benefit), dan 5 butir pertanyaan mengenai
sikap terhadap tanggung jawab manajer
(Responsibility). 20 pertanyaan tersebut
tidak semuanya pertanyaan positif namun
dari 20 pertanyaan tersebut 8 pertanyaan
adalah
pertanyaan
positif
dan
12
pertanyaan adalah pertanyaan negatif.
Skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala likert yaitu
skala yang berisi lima tingkatan preferensi
jawaban (Ghozali, 2011: 47). Nilai tertinggi
jawaban diberi skor 5 poin dan nilai
terendah diberikan nilai 1 poin. Untuk
pertanyaan positif poin 1 adalah sangat
tidak setuju (skala 1), poin 2 adalah tidak
setuju (skala 2), poin 3 adalah raguragu/netral (skala 3), poin 4 adalah setuju
(skala 4), dan poin 5 adalah sangat setuju
(skala 5), sedangkan untuk pertanyaan
negatif sebaliknya yaitu: poin 1 adalah
sangat setuju (skala 1), poin 2 adalah
setuju (skala2), poin 3 adalah raguragu/netral (skala 3), poin 4 adalah tidak
setuju (skala 4), dan poin 5 adalah sangat
tidak setuju (skala 5).
Teknik analisis data menggunakan
rata-rata ideal, uji validitas, uji reliabilitas,
dan uji non parametrik yaitu uji Mann
Whitney U-Test dengan bantuan program
SPSS 19.00 For Windows. Uji mann
Whitney
U-Test
dilakukan
setelah
dilakukannya uji validitas dan reliabilitas.
Pengukuran validitas dalam penelitian ini
dengan melakukan korelasi bivariate antar
masing-masing skor indikator dengan skor
konstruk (Ghozali, Imam.2011). Setelah
dapat ditentukan bahwa kuesioner yang
dibuat dalam penelitian valid maka
selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dilakukan dengan One shot atau
pengukuran sekali saja. Disini pengukuran
hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan yang lain
atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (
Nunnally, dalam Imam Ghozali. 2011).
Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini
menggunakan
uji
statistik
non
parametrik yaitu Mann Whitney U- Test
dengan bantuan program SPSS 19.00 For
Windows. Dasar pengambilan keputusan
adalah jika probabilitas lebih besar dari 0,05
maka Ho diterima yang artinya tidak ada
perbedaan signifikan antara kelompok
sampel. Sebaliknya jika probabilitas lebih
kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner yang digunakan dan
disebar dalam penelitian ini adalah 66
buah. 33 buah disebar ke akuntan pendidik
dan 33 buah disebar ke mahasiswa S1/D4
akuntansi. Kuesioner yang disebar dan
yang telah kembali semuanya dapat
digunakan untuk mengolah data karena
pengisiannya lengkap dan tidak ada
pertanyaan yang tidak dijawab. Sehingga
kuesioner yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 66 buah.
Hasil pengujian validitas untuk
akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4
akuntansi dapat dilihat pada tabel 1.1 dan
tabel 1.2 berikut:
Tabel 1 Hasil uji validitas akuntan pendidik
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Koefisien
Korelasi (r)
0,562
0,609
0,528
0,597
0,712
0,545
0,504
0,528
0,500
0,507
0,614
0,536
0,551
0,545
0,538
0,522
0,524
0,527
0,503
0,534
Sign
Ket
0,001
0,000
0,002
0,000
0,000
0,001
0,003
0,002
0,003
0,003
0,000
0,001
0,001
0,001
0,001
0,002
0,002
0,002
0,003
0,001
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
(Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19.00 )
Berdasarkan tabel 1 menunjukan
bahwa
semua
koefisien
korelasi
mempunyai nilai sign. Hitung < 0.05 maka
semua
pertanyaan
tersebut
dapat
dinyatakan valid dan semua butir
pertanyaan tersebut dapat dipercaya dan
digunakan
untuk
uji
selanjutnya.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
Tabel 2 Hasil uji validitas mahasiswa S1/D4 akuntansi
Pertanyaan
Koefisien
Korelasi (r)
0,526
0,526
0,519
0,503
0,524
0,510
0,529
0,511
0,532
0,516
0,529
0,550
0,519
0,534
0,532
0,519
0,526
0,535
0,517
0,505
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sign
Ket
0,002
0,002
0,002
0,003
0,002
0,002
0,002
0,002
0,001
0,002
0,002
0,001
0,002
0,001
0,001
0,002
0,002
0,001
0,002
0,003
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 19.00)
Berdasarkan tabel 2 menunjukan
Hasil uji reliabilitas akuntan pendidik
bahwa
semua
koefisien
korelasi
dan mahasiswa S1/D4 akuntansi dapat
mempunyai nilai sign. Hitung < 0.05 maka
dilihat pada tabel 3 dan 4 berikut:
semua
pertanyaan
tersebut
dapat
dinyatakan valid.
Tabel. 3 Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Pendidik
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.868
.881
20
(Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 19.00)
Berdasarkan table 3 menunjukkan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,881
> 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kuesioner untuk variabel akuntan pendidik
terhadap
etika
penyusunan
laporan
keuangan bersifat reliabel.
Tabel 4 Hasil uji reliabilitas mahasiswa S1/D4 akuntansi
Cronbach's Alpha
.854
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
.862
N of Items
20
(Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 19.00)
Berdasarkan tabel 4 menunjukan
bahwa nilai Cronbach’s Alpa adalah 0,862
> 0,07. Sehingga dapat dismpulkan bahwa
kuesioner untuk variabel mahasiswa S1/D4
terhadap
etika
penyusunan
laporan
keuangan adalah reliabel. Setelah semua
data penelitian dikatakan valid dan reliabel
maka dilakukan pengujian hipotesis dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
metode non parametrik yaitu Mann Whitney
U-Test. Tabel 5 dan 6 menunjukan hasil
pengujian hipotesis mengenai perbedaan
persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa
S1/D4
akuntansi
terhadap
etika
penyusunan
laporan
keuangan.
Tabel 5 Mann Whitney Test
NILAI
RESPONDEN
DOSEN
MAHASISWA
Total
N
33
33
66
Mean Rank
38.91
28.09
Sum of Ranks
1284.00
927.00
(Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 19.00)
Tabel 5 menunjukan persepsi
akuntan pendidik dengan jumlah sampel 33
memiliki nilai mean rank sebesar 38,91.
Persepsi mahasiswa S1/D4 akuntansi
dengan jumlah sampel 33 memiliki nilai
mean rank sebesar 28,09. Dari hasil
pengujian
tersebut
terdapat
adanya
perbedaan nilai mean rank. Nilai rata-rata
akuntan pendidik (38,91) lebih besar dari
nilai rata-rata mahasiswa S1/D4 akuntansi
(28,09).
Tabel 6 Test Statistik
NILAI
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
366.000
927.000
-2.291
.022
(Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19.00)
Pada tabel 6 hasil pengujian Test
statistics terhadap persepsi akuntan
pendidik
dengan
mahasiswa
S1/D4
akuntansi menunjukan bahwa pada kolom
asymp. Sig. (2-tailed) / asymptotic
significance untuk uji dua sisi adalah 0,022,
atau probabilitas dibawah 0,05 (0,022 <
0,05) menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian dapat diterima. Ini berarti
terdapat perbedaan persepsi akuntan
pendidik
dengan
mahasiswa
S1/D4
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan.
Pengujian Hipotesis
1. Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap
Etika Penyusunan Laporan Keuangan
Hasil
yang
diperoleh
dari
rekapitulasi jawaban responden akuntan
pendidik terhadap etika penyusunan
laporan keuangan menunjukan bahwa
persepsi akuntan pendidik terhadap etika
penyusunan laporan keuangan adalah baik.
Dari hasil rekapitulasi jawaban responden
terdapat skor total untuk Sangat Tidak
Setuju (STS) sebesar 42, Tidak Setuju (TS)
87 , Ragu-ragu/Netral (N) 55, Setuju (S)
234 dan Sangat Setuju (SS) 242. Dilihat
dari rata-rata skor jawaban akuntan
pendidik secara keseluruhan adalah 3,80.
Dengan demikian maka persepsi akuntan
pendidik terhadap etika penyusunan
laporan keuangan dapat dikatakan baik, hal
ini disebabkan karena akuntan pendidik
sudah memiliki pemahaman yang lebih
mendalam terkait etika penyusunan laporan
keuangan, karena akuntan pendidik sudah
memiliki pengalaman dalam menjalankan
profesinya sebagai akuntan, karena
akuntan pendidik sudah terjun langsung
kedunia kerja tidak hanya sebagai dosen
tetapi sebagian besar sebagai auditor dan
bahkan ada yang sebagai akuntan publik.
2. Persepsi Mahasiswa S1/D4 Akuntansi
Terhadap Etika Penyusunan Laporan
Keuangan.
Dilihat dari hasil rekapitulasi jawaban
responden mahasiswa S1/D4 akuntansi
terhadap
etika
penyusunan
laporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
keuangan menunjukan bahwa persepsi
mahasiswa S1/D4 akuntansi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan adalah baik.
Dari hasil rekapitulasi jawaban terdapat
skor total untuk Sangat Tidak Setuju (STS)
sebesar 36, Tidak Setuju (TS) sebesar 113,
Ragu-ragu/netral (N) sebesar 96, Setuju (S)
sebesar 344 dan Sangat Setuju (SS)
sebesar 71. Dilihat dari rata-rata skor
jawaban mahasiswa S1/D4 akuntansi
secara keseluruhan adalah 3,45. Dengan
demikian persepsi Mahasiswa S1/D4
Akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan adalah baik. Hal ini
disebabkan
karena
dalam
proses
perkuliahan mahasiswa akuntansi sudah
menempuh mata kuliah auditing dan etika
bisnis,
melalui
matakuliah
tersebut
mahasiswa mempunyai gambaran dan
pemahaman mengenai etika penyusunan
laporan keuangan.
Penelitian ini menunjukan hasil yang
sama dengan penelitian sebelumnya yang
pernah
dilakukan
Kurniawan
(2014)
menunjukan bahwa mahasiswa akuntansi
memiliki kecendrungan tinggi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan dengan
perolehan nilai rata-rata total sebesar 3,75
menunjukan sikap mahasiswa akuntansi
dalam pengungkapan informasi cenderung
memikirkan besar suatu kelalain atau salah
saji dalam laporan keuangan sehingga
mahasiswa
cenderung
menghindari
kemungkinan
salah
saji,
cenderung
memberikan informasi tentang keuangan
yang lebih jujur, jelas dan lengkap serta
memiliki
kecendrungan
memiliki
pertimbangan
untuk
melakukan
pengorbanan yang kecil dengan manfaat
yang besar serta mahasiswa memiliki
kecendrungan untuk memberikan penyajian
yang sifatnya informatif dan menganggap
rekayasa dalam laporan keuangan adalah
hal yang tidak pantas dilakukan oleh profesi
akuntan.
3. Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik
dan Mahasiswa S1/D4 Akuntansi
Terhadap Etika Penyusunan Laporan
Keuangan.
Hasil pengujian hipotesis pada
penelitian ini menunjukan bahwa adanya
perbedaan
persepsi
antara
akuntan
pendidik
dengan
mahasiswa
S1/D4
akuntansi. Hasil pengujian menunjukan
bahwa akuntan pendidik memiliki persepsi
yang lebih baik dibandingkan mahasiswa
S1/D4 akuntansi.
Perbedaan ini disebabkan karena
akuntan pendidik memiliki kecendrungan
lebih rendah untuk melakukan salah saji
yang disengaja ini ditunjukan pada
pertanyaan no 3 akuntan pendidik lebih
banyak menolak melakukan salah saji yang
disengaja terbukti dari jawaban akuntan
pendidik pada jawaban no 3 sebagian
besar menjawab tidak setuju bahkan sangat
tidak setuju untuk melakukan salah saji
yang disengaja sedangkan mahasiswa
S1/D4 akuntansi masih banyak yang
menjawab setuju ini mungkin disebabkan
karena pertanyaan no 3 berunsur negatif
terhadap etika dan berunsur positif
terhadap perusahaan. Perbedaan ini
disebkan karena mahasiswa belum memiliki
pengalaman di dunia kerja sedangkan
akuntan
pendidik
sudah
memiliki
pengalaman di dunia kerja menjalankan
profesinya sebagai akuntan pendidik
bahkan sebagian besar akuntan pendidik
berprofesi
sebagai
akuntan
intern
perusahaan dan ada juga sebagai akuntan
publik.
Perbedaan
tersebut
juga
disebabkan karena akuntan pendidik
cenderung
menjaga
profesinalitasnya
sebagai akuntan dalam menyusun laporan
keuangan
sebagai
bentuk
pertanggungjawabannya
ini ditunjukan
pada pertanyaan no 19 mengenai
profesionalisme akuntan dalam menyusun
laporan
keuangan
yang
merupakan
indikator dari responsibility semua akuntan
pendidik sebagian besar menjawab setuju
dan sangat setuju, sedangkan mahasiswa
masih ada yang menjawab tidak setuju dan
ragu-ragu, ini disebabkan mungkin karena
akuntan
pendidik
sudah
memiliki
pendidikan dan pemahaman yang lebih
mendalam dari mahasiswa ini di karenakan
akuntan pendidik sebagian besar sudah
melewati
jenjang
S2,
sedangkan
mahasiswa
mungkin
pemahamannya
kurang mendalam mungkin mahasiswa
hanya memiliki pemahaman sebatas ilmu
yang didapatkannya selama mengikuti
perkuliahan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
Persamaan persepsi juga terjadi
pada akuntan pendidik dan mahasiswa
S1/D4 akuntansi mengenai keharusan
untuk mengikuti prinsip akuntansi yang
terdapat pada pertanyaan 11. Meskipun
terdapat perbedaan rata-rata namun tidak
terdapat perbedaan secara statistik. Hal ini
disebabkan mungkin karena keharusan
mengikuti
prinsip
akuntansi
sudah
ditekankan
pada
perkuliahan
dan
mahasiswa memahami akan keharusan
tersebut,
disinilah
akuntan
pendidik
dikatakan sudah mampu memberikan
pemahaman
mengenai
keharusan
mengikuti prinsip akuntansi dimana akuntan
pendidik disini bertugas memberikan
pemahaman
kepada
mahasiswanya.
Sesuai dengan hal-hal yang harus
dilakukan seorang akuntan pendidik disini
adalah melakukan Transfer of knowledge
kepada mahasiswanya, memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi dan menguasai
pengetahuan
bisnis
dan
akuntansi,
teknologi
informasi
dan
mampu
mengembangkan pengetahuannya melalui
pelatihan ( Wulansari, 2008 dalam Nurlan
(2011).
Persamaan persepsi juga terjadi
mengenai tanggungjawab manajer lebih
besar
kepada
pemegang
saham
dibandingkan karyawan ini ditunjukan pada
pertanyaan no 17 mengenai tanggungjawab
manajer, ini disebabkan karena akuntan
pendidik
dan
mahasiswa
memiliki
pemahaman
yang
sama
mengenai
tanggungjawab manajer kepada pemegang
saham berarti akuntan pendidik sudah
berhasil menerapkan ilmu yang dia miliki ke
mahasiswa
sehingga
pemahamannya
sama, ilmu yang didapat mahasiswa ini
juga bersumber dari akuntan pendidik pada
saat perkuliahan, meskipun terdapat
perbedaan rata-rata namun perbedan
tersebut tidak signifikan secara statistik.
Namun hasil dari keseluruhan
pertanyaan yaitu 20 pertanyaan pada
akuntan pendidik dan mahasiswa S1/D4
akuntansi terdapat perbedaan persepsi
yang signifikan secara statistik terlihat dari
nilai mean rank untuk akuntan pendidik
adalah sebesar 38,91 dan mean rank untuk
mahasiswa S1/D4 akuntansi adalah 28,09.
Ini berarti mean rank akuntan pendidik
sebesar 38,91 lebih besar dari mean rank
mahasiswa S1/D4 akuntansi yaitu sebesar
28,09. Selain dilihat dari mean rank
perbedaan tersebut juga dapat dilihat pada
hasil pengujian Test statistics terhadap
persepsi
akuntan
pendidik
dengan
mahasiswa S1/D4 akuntansi menunjukan
bahwa pada kolom asymp. Sig. (2-tailed) /
asymptotic significance untuk uji dua sisi
adalah 0,022, atau probabilitas dibawah
0,05 (0,022 < 0,05) menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian dapat diterima. Ini
berarti terdapat perbedaan persepsi
akuntan pendidik dengan mahasiswa S1/D4
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan.
Terdapat
perbedaan
persepsi
akuntan pendidik dengan mahasiswa S1/D4
akuntansi disebabkan karena akuntan
pendidik memilik kecendrungan lebih
rendah untuk melakukan salah saji
dibandingkan mahasiswa S1/D4 akuntansi
terlihat pada rata-rata skor pada setiap
pertanyaan mengenai salah saji akuntan
pendidik memiliki skor lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa S1/D4 akuntansi.
Begitu juga pada pengungkapan laporan
keuangan akuntan pendidik memilik ratarata skor lebih besar dibandingkan
mahasiswa akuntansi, mengenai biaya dan
manfaat akuntan pendidik juga memiliki
nilai rata-rata lebih besar dibandingkan
mahasiswa akuntansi. Demikian juga pada
tanggung jawab manajer akuntan pendidik
memiliki nilai rata-rata skor lebih besar
dibandingkan mahasiswa S1/D4 akuntansi.
Perbedaan tersebut disebabkan
karena
akuntan
pendidik
memiliki
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik
sudah memperoleh pendidikan yang lebih
tinggi dibandingkan mahasiswa, akuntan
pendidik sudah melewati jenjang S2 bahkan
S3 sedangkan mahasiswa sebagai calon
akuntan baru akan melewati jenjang S1.
Akuntan pendidik sudah mendapatkan
pemahaman
yang
lebih
mendalam
dibandingkan mahasiswa, dari pihak
mahasiswa
itu
sendiri
mahasiswa
mendapat pemahaman mengenai etika
penyusunan laporan keuangan juga melalui
akuntan pendidik, karena akuntan pendidik
memiliki kewajiban mencetak profesi
akuntansi yang nantinya akan terjun ke
dunia kerja baik sebagai pembuat laporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
keuangan
maupun
sebagai
auditor
independen.
Selain dari segi pendidikan akuntan
pendidik juga lebih banyak memiliki
pengalaman
dibandingkan
dengan
mahasiswa S1/D4 akuntansi karena
akuntan pendidik sudah terjun langsung
dalam
dunia
kerja
yaitu
dengan
menjalankan profesinya sebagai dosen,
bahkan akuntan pendidik sebagian besar
tidak hanya menjalankan profesinya pada
lingkungan akademisi tapi sebagian besar
terjun ke perusahaan baik sebagai auditor
maupun
menjadi
konsultan
suatu
perusahaan bahkan ada juga yang akuntan
pendidik berprofesi sebagai akuntan publik,
sedangkan mahasiswa setatusnya masih
sebagai calon akuntan mungkin hanya
mengerti sebatas ilmu yang didapatkannya
selama mengikuti perkuliahan dan belum
disertai
dengan
pengalaman
kerja.
Pendidikan, pemahaman dan pengalaman
yang
berbeda
inilah
menyebabkan
perbedaan
persepsi
antara
akuntan
pendidik
dengan
mahasiswa
S1/D4
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan.
3. Terdapat perbedaan antara persepsi
akuntan pendidik dengan mahasiswa
S1/D4
akuntansi
terhadap
etika
penyusunan laporan keuangan. Terlihat
pada mean rank akuntan pendidik lebih
besar dari mean rank mahasiswa S1/D4
akuntansi yaitu mean rank akuntan
pendidik sebesar 39,91 sedangkan mean
rank mahasiswa S1/D4 akuntansi
sebesar 29,09. Selain itu perbedaan ini
juga ditunjukan pada hasil tes statistics
yaitu nilai probabilitas sebesar 0,022 <
0,05 menunjukan hipotesis penelitian
dapat
diterima
berarti
terdapat
perbedaan persepsi antara akuntan
pendidik dengan mahasiswa S1/D4
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan. Hal ini disebabkan
karena akuntan pendidik memiliki
kecendrungan lebih rendah untuk
melakukan salah saji dibandingkan
mahasiswa S1/D4 akuntansi ini terlihat
pada rata-rata skor pada setiap
pertanyaan mengenai salah saji akuntan
pendidik memiliki skor lebih tinggi
dibandingkan rata-rata skor mahasiswa
S1/D4 akuntansi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
pengujian
hipotesis
maka
dapat
disimpulkan bahwa:
1. Persepsi akuntan pendidik terhadap
etika penyusunan laporan keuangan
adalah baik, yang dibuktikan dengan nilai
rata-rata total sebesar 3,8. Hal ini
disebabkan karena akuntan pendidik
sudah memiliki pemahaman yang
mendalam terkait etika penyusunan
laporan keuangan. Akuntan pendidik
sudah memiliki pengalaman dalam
menjalankan
profesinya
sebagai
akuntan.
2. Persepsi mahasiswa S1/D4 akuntansi
terhadap etika penyusunan laporan
keuangan juga baik dibuktikan dengan
nilai rata-rata total sebesar 3,45. Hal ini
disebabkan karena mahasiswa S1/D4
akuntansi sudah menempuh mata kuliah
auditing dan etika bisinis, sehingga
mahasiswa
akuntansi
mempunyai
gambaran dan pemahaman mengenai
etika penyusunan laporan keuangan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan maka saran-saran yang dapat
diberikan adalah: Penelitian selanjutnya
diharapkan tidak hanya terbatas pada
perguruan tinggi negeri tapi juga pada
universitas baik negeri maupun swasta dan
pada kantor akuntan publik atau bisa juga
pada perusahaan-perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anton, 2012. Analisis Persepsi Akuntan
Publik dan Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia.
Majalah
Ilmiah
Informatika, Vol. 3 No. 2 Universitas
AKI.
Cahayani, Siska Dewi. 2013. Perbedaan
Persepsi Mahasiswa Akuntansi
dengan Mahasiswa Manajemen
Terhadap
Etika
Penyusunan
Laporan Keuangan. Skripsi. Jurusan
Akuntansi Program S1, Universitas
Pendidikan Ganesha.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
Fitriani, Bayu Hardianthi. 2010. Persepsi
Mahasiswa dan Dosen Akuntansi
Terhadap
Etika
Penyusunan
Laporan Keuangan. Skripsi. Jakarta:
Universitas Pembangunan Nasional
Veteran.
Ghozali, Imam. 2011, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19. . Semarang: Universitas
Diponegoro.
Harahap, Sopyan S. 2011. Etika Bisnis
dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Salemba Empat.
Kurniawan, 2014. Persepsi Mahasiswa
Jurusan Akuntansi Terhadap Etika
Penyusunan laporan Keuangan.
Skripsi.
Makassar:
Universitas
Hasanuddin.
Nurlan,
Andi Besse. 2011. Persepsi
Akuntan Dan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia. Skripsi.
Makasar: Universitas Hasanuddin.
Putri, Tri Riczqi Srihadi. 2012. Analisis
Perbedaan Persepsi Mahasiswa
Akuntansi, Akuntan Pendidik dan
Akuntan
Publik
Terhadap
Kompetensi
yang
Dibutuhkan
Lulusan
Akuntansi.
Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Reski,
2013. Perbandingan Persepsi
Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi
Terhadap
Etika
Penyusunan
Laporan Keuangan.
Skripsi.
Makasar: Universitas Hasanuddin.
Shantanu,dkk. 2014. Persepsi Mahasiswa
Akuntansi
Terhadap
Etika
Penyusunan Laporan Keuangan.
Jurnal S1 Ak, Vol 2. No. 1
Universitas Pendidikan Ganesha.
Download