BAB I ed - PPS Unud

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan
industri
kesehatan
dewasa
ini
terus
mengalami
pertumbuhan yang pesat, dan salah satu akomodasi pelayanan kesehatan tersebut
adalah rumah sakit baik itu rumah sakit milik pemerintah maupun swasta.
Perkembangan rumah sakit dewasa ini sebagai salah satu pemberi jasa layanan
kesehatan kepada masyarakat tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, namun
perkembangan tersebut sudah mulai terlihat di Bali.
Kebutuhan akan jasa layanan kesehatan khususnya rumah sakit semakin
meningkat jumlahnya. Hal tersebut dikarenakan oleh berbagai aspek, salah
satunya adalah jumlah penduduk Pulau Bali yang setiap tahunnya selalu
bertambah. Jumlah ini terus meningkat tidak hanya dari jumlah kelahiran saja
namun disebabkan juga oleh faktor pendatang dari luar Pulau Bali. Selain itu
masyarakat dewasa ini mulai cenderung meninggalkan layanan kesehatan
konvensional seperti puskesmas, karena rendahnya pelayanan yang diberikan oleh
pihak puskesmas kepada pasien. Disamping itu jumlah dokter spesialis yang
terbatas membuat masyarakat lebih memilih untuk berobat ke rumah sakit
daripada ke puskesmas, sebab masyarakat dewasa ini lebih memilih berobat
kepada dokter spesialis daripada dokter umum. Tingkat pendidikan masyarakat
juga menjadi faktor meningkatnya kebutuhan akan layanan jasa kesehatan dari
2
rumah sakit. Hal ini disebabkan, dari tingkat pendidikan yang semakin baik
memudahkan masyarakat menyerap informasi dan pengetahuan untuk menuju
hidup sehat serta mengatasi masalah kesehatannya. Hal ini membuat masyarakat
menjadi lebih seksama dalam melakukan keputusan pembelian jasa pelayanan
kesehatan.
Tabel 1.1 berikut menunjukkan pertumbuhan rumah sakit di Provinsi Bali
mengalami peningkatan jumlah yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Kondisi ini memberikan keuntungan bagi konsumen karena pada akhirnya mereka
akan sangat dimudahkan dengan semakin banyaknya penyedia jasa ini.
Tabel 1.1
Pertumbuhan Jumlah Rumah Sakit di Bali
Tahun 2002-2007
Kabupaten/Kota
Regency
/municipality
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jembrana
Tabanan
Badung
Gianyar
Klungkung
Bangli
Karangasem
Buleleng
Denpasar
Jumlah/Total
2007 :
2006
2005
2004
2003
2002
Pemerintah/
Government
Rumah Tempat
sakit/
Tidur /
Hospital
Beds
Swasta/
Private
Rumah Tempat
sakit/
Tidur /
Hospital
Beds
Jumlah
Total
Rumah Tempat
sakit/
Tidur /
Hospital
Beds
1
1
1
1
1
2
1
2
5
15
100
91
60
198
127
306
75
240
1.040
2237
3
4
2
2
1
0
0
3
13
28
23
102
90
68
0
0
130
687
1100
4
5
3
3
2
2
1
5
18
43
123
193
150
266
127
306
75
370
1727
3337
15
15
15
14
12
2237
2242
2231
2333
1907
28
24
22
18
15
1100
1089
1000
352
737
43
39
37
32
27
3337
3331
3231
2696
2726
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2007
3
Rumah sakit sebagai sebuah lembaga atau organisasi yang tujuan
utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar, di mana
pendapatan yang didapat oleh rumah sakit diperoleh dari jumlah pasien yang
mempercayakan rumah sakit untuk tempatnya memperoleh layanan kesehatan.
Sehingga penting bagi manajemen rumah sakit untuk mempertahankan
kepercayaan kepada pasien dan bahkan meningkatkannya menjadi lebih baik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Supari (2008), bahwa rumah sakit di
Indonesia
harus
membenahi
diri
masing-masing
untuk
mengembalikan
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa layanan kesehatan rumah sakit.
Pola pikir bisnis seringkali mendominasi para pelaku institusi rumah sakit yang
mengakibatkan terabaikannya fungsi sosial rumah sakit. Hal ini tercermin dari
banyaknya keluhan, tuntutan hukum, serta pengungkapan media massa terhadap
pihak rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit perlu mengembalikan
kepercayaan masyarakat dengan memperhatikan hak-hak keselamatan pasien.
Kabupaten Gianyar sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali telah
ditetapkan sebagai kabupaten sehat dengan penghargaan tropi Swasti Sabha
Wistara yang diserahkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 14
November 2007 di Istana Negara. Terkait dengan penghargaan tersebut tidak
lepas dari peran pihak swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Kabupaten Gianyar memiliki 2
buah rumah sakit swasta dan salah satunya adalah Rumah Sakit Ganesha. Rumah
sakit ini memiliki kapasitas yang sama lengkapnya dengan rumah sakit pada
umumnya di Bali. Namun dalam perkembangnnya, rumah sakit ini memperoleh
4
angka kunjungan pasien yang tidak stabil dan cenderung menurun. Menurut
Darmika (2008) selaku Manajer Rumah Sakit Ganesha mengatakan, penurunan
tersebut terjadi akibat dari persaingan yang semakin kompetitif antara rumah sakit
baik pemerintah maupun swasta dalam menarik minat pasien. Munculnya
beberapa rumah sakit swasta baru juga secara tidak langsung memberikan dampak
penurunan terhadap jumlah kunjungan pasien karena konsumen semakin banyak
memiliki pilihan untuk berobat.
Sebagai rumah sakit swasta yang berlokasi di Celuk, Rumah Sakit
Ganesha secara khusus memiliki misi untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat Gianyar. Namun kenyataan misi ini tidak berjalan sesuai harapan
sebab terjadi kecenderungan masyarakat Gianyar untuk berobat ke rumah sakit di
Denpasar. Hal ini secara nyata membuktikan bahwa tingkat kepercayaan
masyarakat Gianyar terhadap Rumah Sakit Ganesha masih sangat kecil. Mereka
masih memiliki persepsi bahwa rumah sakit di Kota Denpasar memiliki kualitas
yang jauh lebih baik daripada rumah sakit di daerah. Pada Tabel 1.2 berikut
ditunjukkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah pasien dari tahun ke tahun dan
hal ini membuktikan bahwa jumlah calon pasien telah terbagi dengan munculnya
beberapa rumah sakit baru khususnya di Denpasar.
Tabel 1.2
Jumlah Kunjungan Pasien RS. Ganesha
Periode Tahun 2005 s/d 2008
Tahun
2005
2006
2007
2008
Jumlah kunjungan pasien (orang)
3631
2093
1656
3525
%
- 42
-20
112
5
Sumber : Data Manajemen R.S. Ganesha, 2008
Menurut Jiun (2005), sudah menjadi tugas dari manajemen rumah sakit
untuk bisa meningkatkan jumlah pasien dan meningkatkan kepercayaan untuk
berobat. Sehingga rumah sakit akan mendapatkan profit untuk bisa bertahan
dalam kondisi perekonomian yang selalu berfluktuasi. Berdasarkan temuan
Achmad Hardiman (2003), sistem pelayanan kesehatan di Indonesia belum baik.
rumah sakit belum mampu menjamin mutu pelayanan kesehatan, misalnya dokter
sering terlambat datang, pasien harus menunggu lama untuk mendapat pelayanan,
belum menyediakan ruang tunggu yang nyaman, belum ada kontinuitas
pelayanan, belum bisa menjamin waktu penyerahan obat serta belum mampu
membuat sistem peresepan on line lewat komputer. Masih banyak rumah sakit
yang belum consumer oriented, belum memberikan kemudahan akses pelayanan
bagi pasien. Hal tersebut membuktikan bahwa kepuasan hanya dapat dicapai jika
pihak rumah sakit mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien. Jika
pasien merasa puas maka akan meningkat pula kepercayaan mereka akan jasa
kesehatan di Rumah Sakit Ganesha.
Sebagai salah satu unit pelayananan kesehatan, rumah sakit selalu
berupaya menciptakan kesan yang unik dalam sistem penyampaian jasa. Rumah
sakit diharapkan mampu mendesain berbagai fasilitas fisik yang mendukung, dan
kemampuan dari pada karyawan dan manajemen dalam menciptakan hubungan-
6
hubungan baik internal maupun eksternal. Prinsipnya menurut Rochmanadji
(2005), hanya rumah sakit yang dapat menyediakan layanan bermutu dengan
pembiayaan relatif rendah yang akan unggul dalam persaingan ketat tersebut dan
bila gagal berkompetisi maka akan mengakibatkan ditutupnya operasional rumah
sakit tersebut.
Berdasarkan paparan tersebut, kepercayaan menjadi hal yang terpenting
bagi pengembangan industri rumah sakit. Kepercayaan konsumen dapat terbentuk
apabila penyedia jasa dapat dipercaya atau diandalkan dalam memenuhi janjinya
(Sideshmuhk dkk,2002:17). Menurut Bologlu (2002:50) dimensi kepercayaan
didefinisikan sebagai dimensi hubungan bisnis yang menentukan tingkat dimana
orang merasa dapat bergantung pada integritas janji yang ditawarkan oleh orang
lain. Akan tetapi membangun sebuah kepercayaan membutuhkan waktu yang
lama dan hanya berkembang setelah pertemuan yang berulang kali. Pihak rumah
sakit harus mampu memberikan pelayanan yang optimal secara berkelanjutan
untuk menanamkan persepsi baik di benak pasien. Hal ini menunjukkan bahwa
membangun hubungan yang dapat dipercaya akan lebih mungkin terjadi dalam
sektor industri tertentu, terutama yang melibatkan pengambilan risiko oleh
pelanggan dalam jangka pendek atau jangka panjang (Barnes, 2003:149).
Dalam dunia medis yang semakin berkembang, peranan rumah sakit
sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau
mundurnya rumah sakit akan sangat ditentukan oleh keberhasilan dari pihak-pihak
yang bekerja di rumah sakit, dalam hal ini dokter, perawat dan orang-orang yang
berada di tempat tersebut (Mokyo, 2009). Pihak rumah sakit harus mampu
7
memahami kebutuhan dari konsumen sehingga pasien
menaruh kepercayaan
untuk melakukan jasa layananan kesehatan. Salah satu faktor yang paling
dominan adalah dokter sebagai pelaku aktif dan pengambil keputusan medis
dalam organisasi rumah sakit. Sehingga secara tidak langsung kualitas dokter
akan membentuk image suatu rumah sakit dimana dia bekerja.
Kepercayaan pasien yang tinggi terhadap layanan rumah sakit dan
didukung pula oleh kualitas pelayanan rumah sakit yang optimal, tentunya akan
meningkatkan kepuasan pasien. Di mana salah satu aspek kepuasan pasien adalah
pasien memperoleh haknya dan diberi kesempatan melaksanakan kewajibannya
(Daldiyono, 2007). Dokter memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap
penyelesaian masalah pasien (Karmaya, 2008). Hubungan antara dokter dan
pasien seperti ini disebut provider and consumer relationship. Hubungan ini
membuat jarak psikologis antara dokter dan pasien seolah menandatangani
kontrak perjanjian dimana pasien harus membayar dan dokter harus bekerja.
Dengan demikian terasa unsur bisnis yang kental dari hubungan antara dokter dan
pasien (Daldiyono, 2007). Hal ini sangat terasa terjadi di rumah sakit swasta
dimana pihak manajemen harus mengejar profit sebesar-besarnya untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka salah satu startegi yang harus dicapai oleh
Rumah Sakit Ganesha untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan pasiennya
adalah memberikan pelayanan yang berkualitas dan kemudahan lain yang
membuatnya berbeda dengan pelayanan dari rumah sakit swasta lainnya. Kualitas
yang tinggi tentunya harus pula didukung oleh kepercayaan pasien akan layanan
8
yang diberikan oleh RS. Ganesha.
Maka dari itu, untuk memberikan saran
pemasaran yang tepat perlu diteliti lebih dahulu mengenai hubungan atau
keterkaitan antara variabel kepercayaan konsumen, kualitas layanan, dan
kepuasan konsumen. Strategi pemasaran yang tepat nantinya membuat Rumah
Sakit Ganesha mampu mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu rumah
sakit swasta yang terbaik di Bali.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, disusun suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
1)
Apakah kualitas pelayanan Rumah Sakit Ganesha berpengaruh
terhadap kepuasan pasien?
2)
Apakah kualitas pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap
kepercayaan pasien Rumah Sakit Ganesha ?
3)
Apakah kepuasan pasien di Rumah Sakit Ganesha berpengaruh
terhadap kepercayaan pasien Rumah Sakit Ganesha ?
4)
Apakah Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap kepercayaan
melalui kepuasan ?
1.3
1)
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan jasa kesehatan
terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Ganesha.
9
2)
Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan jasa kesehatan
terhadap keperacayaan pasien rawat inap Rumah Sakit Ganesha.
3)
Untuk mengetahui pengaruh kepuasan terhadap kepercayaan
pasien rawat inap Rumah Sakit Ganesha.
4)
Untuk
mengetahui
pengaruh
kualitas
pelayanan
terhadap
kepercayaan melalui kepuasan.
1.4
1)
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan
keterkaitan antara teori kualitas pelayanan kesehatan terhadap
kepuasan konsumen yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap kepercayaan.
2)
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
praktisi untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara kualitas
pelayanan rumah sakit terhadap kepuasan pasien.
Bagi manajemen Rumah Sakit Ganesha penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas jasa
layanan kesehatan yang ada agar pasien merasa puas dan tetap
menaruh kepercayaan terhadap pelayanan di Rumah Sakit
Ganesha.
Download