PENGARUH BIAYA PELAYANAN DAN MUTU PELAYANAN

advertisement
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
PENGARUH BIAYA PELAYANAN DAN MUTU PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PASIEN
ARIS BUDIARTI
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ganesha Malang
[email protected]
Abstract
This study analyzes several variables that influence patient satisfaction in the Women's and
Children's Hospital in Malang Medika Ganesha. These variables are the cost of care and
services. By taking a sample of 71 responden questionnaire results that came to Mother and
Child Hospital Medika Ganesha, and the data processed using multiple linear regression by
using SPSS software version 11.5, the result is: that most large service charge effect on patient
satisfaction with regression coefficients by 0775, while the services affecting patient
satisfaction for 0318. These results prove that the patient would be satisfied to come to
Women's and Children's Hospital Ganesha Medika, when applied to the cost of hospital
services in accordance with their capabilities.
Keywords: cost of service, quality of care, patient satisfaction.
Pendahuluan
Kesehatan merupakan kebutuhan
yang sangat mendasar bagi setiap orang.
Sadar akan kebutuhan tersebut, setiap orang
akan sangat berupaya untuk memenuhinya
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Tidak hanya masyarakat, bahkan tanggung
jawab yang besar ada pada pemerintah yang
harus tunduk kepada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam hal memberikan pelayanan kesehatan
sebagai upaya peningkatan kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dasar
lain adalah adanya UU No. 25 Tahun 2009
tentang
Pelayanan
Publik
dan
PERMENPAN No. 13 tahun 2009 tentang
Pedoman Peningkatan Kualitas Layanan
Publik dengan Partisipasi Masyarakat.
Rumah
Sakit
Ibu dan Anak
Ganesha Medika Malang sebagai salah satu
rumah sakit swasta merasakan adanya
tingkat persaingan yang semakin ketat
dengan rumah sakit lainnya, baik rumah
sakit milik pemerintah maupun rumah sakit
milik swasta. Persaingan yang terjadi bukan
dari sisi teknologi peralatan kesehatan saja,
tetapi persaingan dalam melakukan
strategi pemasaran (pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan penentuan tarif).
Berdasarkan pengamatan yang ada
di lapangan bahwa biaya pelayanan yang
diterima pasien di Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Ganesha Medika Malang
masih
dipandang relatif mahal jika
dibandingkan dengan biaya pelayanan yang
ada di RSIA lainnya. Djaslim Saladin (2003)
mengemukakan bahwa “tarif / biaya adalah
sejumlah uang sebagai alat tukar untuk
memperoleh produk atau jasa atau dapat juga
dikatakan penentuan nilai suatu produk
dibenak konsumen”.
Dengan penentuan tarif yang sesuai
dengan kondisi yang ada di masyarakat
sekitar dan pelayanan yang prima bagi
pasien suatu rumah sakit akan bisa meraih
laba yang besar sehingga bisa menjalankan
kalengsungan hidup rumah sakit. Apabila
salah satu elemen tersebut tidak dapat
terpenuhi maka kepuasan konsumen tidak
akan tercapai. Jika konsumen sudah tidak
merasa puas dengan apa yang kita lakukan,
maka perusahaan tersebut lambat laun akan
ditinggalkan oleh konsumen. Bisa jadi
konsumen tersebut akan pindah ke
perusahaan kompetiter kita. Maka dari itu
hubungan antara ketetapan harga dan
pelayanan terhadap kepuasan pasien
sangatlah erat sekali. Dengan menetapkan
harga yang tepat dan pemberian pelayanan
yang prima akan bisa membuat kosumen
merasa puas.
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
16
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
Penelitian ini akan mengungkap
apakah pelayanan yang pasien terima sesuai
atau bahkan melebihi harapan, sebab
konsumen akan merasa puas apabila apa
yang mereka terima sesuai atau bahkan
melebihi dari yang diharapkan sehingga
konsumen akan menggunakan kembali jasa
pelayanan rumah sakit tersebut.
Basu Swastha (1993:215) ada dua
pendekatan pokok dalam penentuan harga
jual, yaitu : (1) pendekatan biaya (penetapan
harga biaya plus, penetapan harga mark-up
dan penetapan harga break even point /
BEP) serta (2) pendekatan pasar atau
persaingan.
1) Penetapan harga biaya plus (cost-plus
pricing method)
Dalam metode ini harga jual per unit
ditentukan dengan menghitung jumlah
seluruh biaya per unit ditambah
jumlah tertentu untuk menutup laba
yang dikehendaki per unit tersebut
(disebut marjin). Jadi, harga jual
produk itu dapat dihitung dengan
rumus :
Biaya total + Marjin = Harga jual
2) Penetapan harga Mark-Up (mark-up
pricing method)
Pada pokoknya penetapan harga markup ini hampir sama dengan penetapan
harga biaya plus, hanya saja para
pedagang
atau
perusahaan
perdagangan
lebih
banyak
menggunakan penetapan harga markup. Pedagang yang membeli barangbarang dagangan akan menentukan
harga jualnya setelah menambah harga
beli dengan sejumlah mark-up (lihat
formula berikut ini).
Harga beli + Mark-up = Harga jual
Jadi mark-up ini merupakan kelebihan
harga jual di atas harga belinya
keuntungan dapat diperoleh dari
sebagian mark-up tersebut. selain itu
pedagang
tersebut
juga
harus
mengeluarkan
sejumlah
biaya
eksploitasi yang juga diambil dari
sebagian mark-up.
3)
Penetapan harga break even (break
even pricing)
Sebuah metode penetapan harga yang
didasarkan pada permintaan pasar dan
masih mempertimbangkan biaya.
James F. Engel – Roger D. Blackwell –
Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19)
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu :
1) Pengaruh lingkungan, terdiri dari :
budaya, kelas sosial, keluarga dan
situasi. Sebagai dasar utama perilaku
konsumen
adalah
memahami
pengaruh lingkungan yang membentuk
atau menghambat individu dalam
mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam
lingkungan yang kompleks, dimana
perilaku
keputusan
mereka
dipengaruhi oleh keempat faktor
tersebut diatas.
2) Perbedaan dan pengaruh individu,
terdiri dari : motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya
hidup, dan demografi. Perbedaan
individu merupkan faktor internal
(interpersonal) yang menggerakkan
serta mempengaruhi perilaku. Kelima
faktor tersebut akan memperluas
pengaruh perilaku konsumen dalam
proses keputusannya.
3) Proses psikologis, terdiri dari :
pengolahan informasi, pembelajaran,
perubahan sikap dan perilaku. Ketiga
faktor tersebut menambah minat
utama dari penelitian konsumen
sebagai
faktor
yang
turut
mempengaruhi perilaku konsumen
dalam
penambilan
keputusan
pembelian.
Umumnya banyak penelitian mengenai
kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan
penelitian survei, baik dengan survei melalui
pos, telepon, maupun wawancara pribadi
(McNeal dan Lab dalam Peterson dan
Wilson 1992). Melalui survei perusahaan
akan memperoleh tanggapan dan umpan bali
(feedback) secara langsung dari pelanggan
dan juga memberikan tanda (signal) positif
menaruh
perhatian
terhadap
para
pelanggannya.
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
17
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
Salah satu konsep dasar dalam memuaskan
pelanggan, minimal mengacu pada :
kepedulian kita terhadap kualitas pelayanan
pada masyarakat dapat meningkat.
a. Keistimewaan yang terdiri dari
sejumlah keistimewaan produk, baik
keistimewaan
langsung
maupun
keistimewaan atraktif
yang dapat
memenuhi keinginan pelanggan dan
dengan demikian dapat memberikan
kepuasan dalam penggunaan produk
itu.
Dalam rangka menciptakan kepuasan
pelanggan, produk / jasa yang ditawarkan
organisasi/perusahaan harus berkualitas.
Kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan
manfaat (benefits) bagi pelanggan. Dalam
kaitannya dengan kepuasan Konsumen /
pelanggan, kualitas memiliki beberapa
dimensi pokok, tergantung pada konteksnya.
Secara garis besar, kepuasan pelanggan
memberikan dua menfaat utama bagi
perusahaan, yaitu berupa loyalitas pelanggan
dan gethok tular ( Word of mouth ) positif.
b. Kualitas terdiri dari segala sesuatu
yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan.
Acuan dari kualitas seperti dijelaskan
di atas menunjukan bahwa kualitas
selalu
berfokus
pada
kepentingan/kepuasan
pelanggan
(Customer Focused Quality), sehingga
dengan
demikian
produk-produk
didesain, diproduksi, serta pelayanan
diberikan untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Oleh karena itu, maka
kualitas mengacu pada segala sesuatu
yang menentukan kepuasan pelanggan,
suatu produk yang dihasilkan baru
dapat dikatakan berkualitas apabila
sesuai dengan keinginan pelanggan,
dapat dimanfaatkan dengan baik serta
diproduksi dengan cara yang baik dan
benar.
Peningkatan kualitas pelayanan pada
masyarakat
dalam
menghadapi
era
globalisasi sangat memerlukan sebuah
strategi, mulai dari strategi perancangan
pelayanan prima dalam manajemen kualitas
modern hingga kepada implementasi dari
rancangan terhadap kualitas pelayanan.
Untuk itu, Gaspersz, 1997 merumuskan
strategi pelayanan dengan manajemen jasa
modern yang kemudian dikenal dengan
strategi 7 (tujuh) P, yakni: Product, Price,
Place, Promotion, Physical evidence, Proses
desain, dan Participants
Agar pelayanan di rumah sakit dapat
lebih memuaskan masyarakat, selain dituntut
memahami strategi 7 (tujuh) P, kriteria yang
mencirikan yang pelayanan, ciri khas dari
pemimpin pelayan, model 7 (tujuh) S dari
Mc Kinsey, juga semua aparatur pelayan
dituntut untuk memahami visi, misi dan
standar
pelayanan
prima.
Kiranya
Menurut Philip Kotler (1994) dalam
Fandy Tjiptono et al (2008) mengemukakan
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengukur kepuasan yaitu:
1.
Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi
yang
berpusat
pada
pelanggan
(Customer-Centered)
memberikan kesempatan yang luas
bagi
para
pelanggannya
untuk
menyampaikan saran dan keluhan,
misalnya dengan menyediakan kotak
saran, menyediakan kartu komentar
dan lain sebagainya. Informasi ini
dapat
memberikan
ide-ide
dan
masukan kepada perusahaan dan
memungkinkan untuk bereaksi dengan
tanggap dan cepat untuk mengatasi
masalah.
2.
Survei Kepuasan Pelanggan
Metode ini dapat dilakukan melalui
pos, telepon maupun wawancara
pribadi. Melalui survei perusahaan
akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik secara langsung dari
pelanggan
dan
sekaligus
juga
memberikan tanda (signal) positif
bahwa perusahaan menaruh perhatian
terhadap
para
pelanggannya.
Pengukuran pelanggan melalui metode
ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya:
a. Directly Reportered Satisfaction
Pengukuran dilakukan secara
langsung
melalui
pertanyaan
seperti: “Ungkapan seberapa puas
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
18
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
saudara terhadap pelayanan PT A
pada skala berikut: sangat tidak
puas, tidak puas, netral, puas,
sangat puas”.
b. Derived Dissatisfaction
Pertanyaan
yang
diajukan
menyangkut dua hal utama, yakni
besarnya
harapan
pelanggan
terhadap atribut tertentu dan
besarnya kinerja yang mereka
rasakan.
c. Problem Analysis
Pelanggan
yang
dijadikan
responden
diminta
untuk
mengungkapkan dua hal pokok.
Pertama, masalah-masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan
penawaran
dari
perusahaan.
Kedua,
saran-saran
untuk
melakukan perbaikan.
d. Importance-Performance Analysis
Responden
diminta
untuk
merangking berbagai atribut dari
penawaran berdasarkan derajat
pentingnya setiap atribut dan juga
merangking seberapa baik kinerja
perusahaan dalam tiap atribut itu.
3. Ghost Shooping
Metode
ini
dilakukan
dengan
mempekerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk berperan sebagai
pelanggan atau pembeli potensial
produk perusahaan pesaing, lalu
menyampaikan temuannya mengenai
kekuatan dan kelemahan produk
perusahaan pesaing. Selain itu ghost
shopper juga dapat mengamati cara
penanganan keluhan.
4. Lost Customer Analysis
Perusahaan
menghubungi
para
pelanggannya yang telah berhenti
membeli dan beralih pemasok. Hal ini
dilakukan
untuk
memperoleh
informasi
mengenai
penyebab
terjadinya hal tersebut. Informasi ini
bermanfaat bagi perusahaan untuk
mengambil
kebijakan
selanjutnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan
dan loyalitas pelanggan.
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini
termasuk dalam jenis penelitian survey.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah sejumlah 250 pasien yang diambil
dari data rata-rata kunjungan pasien setiap
bulan. Sampel merupakan suatu sub
kelompok dari populasi yang dipilih untuk
digunakan dalam penelitian (Amirulah,
2013). Untuk menentukan jumlah sampel
agar
representatif,
penelitian
ini
menggunakan formula Slovin dalam Umar
(1998) dengan presesi (α) sebesar 5% adalah
sebesar;
N
n=
1 + N (α)2
250
n=
1 + 250 (10%)2
200
n=
= 71
1 + 250 (0,1)2
250
=
1,5
Dengan
menggunakan
rumus
penentuan jumlah sampel di atas maka
sampel dalam penelitian ini berjumlah 71
responden
Teknik Analisis Data dalam penelitian ini
ada beberapa analisis antara lain :
a. Untuk mengetahui seberapa besar : (1)
pengaruh biaya pelayanan
(X1)
terhadap kepuasan pasien (Y) Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ganesha
Medika Malang. (2) Pengaruh mutu
pelayanan (X2) terhadap kepuasan
pasien (Y) Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Ganesha Medika Malang.
Mengetahui variabel mana dinatara
ketetapan harga dan pelayanan yang
paling besar pengaruhnya terhadap
kepuasan pasien (Y). digunakan rumus
korelasi product moment dari Pearson
sebagai berikut:
rxy
N  XY  ( X )(Y )
( N  X 2  ( X )2 )(N Y 2  (Y )2 )
(Ferguson & Takane, 1989 : 125)
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
19
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
b. Menghitimg korelasi antara variabel
bebas secara bersama-sama dengan
variabel terikat dengan rumus :
lain yang tidak diperhitungkan dalam
penelitian ini.
Apabila
variable
tak
terkontrol
diperhitungkan
dalam
penelitian
ini
a1x1y  a 2x 2 y  a3x3 y
Ry(1,2,3) 
maka
pengaruh
R
Squared
sebesar
0,58
Y 2
atau sebesar 58,3%. Keeratan hubungan
antara ketetapan harga (X1) dan
(Sutrisno, 1990)
pelayanan (X2) terhadap kepuasan
c. Menguji apakah harga koefisien
Konsumen (Y) ditunjukkan dengan
korelasi ganda (multiple correlation)
Multipel R sebesar 0,774 atau sebesar
signifikan atau tidak digunakan rumus;
77,4%
yang
berarti
keeratan
hubungannya kuat.
R2 / k
F
Untuk menguji signifikansi dari pengaruh
(1  R 2 ) / n  k  1
secara
serempak
tersebut
dapat
(Ferguson & Takane, 1989 : 501)
dibuktikan dengan uji F sebagai berikut.
Dimana:
:
k = cacah prediktor
a. Ditentukan taraf nyata 0,05
n = cacah kasus
b. Hipotesa diduga antara ketetapan
R = koefisien korelasi antara variabel
harga (X1) dan pelayanan (X2)
bebas dengan variabel terikat.
mempunyai pengaruh serempak
Untuk menguji signifikan harga Freg,
terhadap kepuasan konsumen (Y).
dikonsultasikan dengan harga Ftabel
c. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara
pada taraf signifikan 0,05. Apabila Freg
serempak yang signifikan antara
hitung sama dengan atau lebih besar
ketetapan harga (X1) dan pelayanan
dari Frasio maka korelasi ganda
(X2) terhadap kepuasan konsumen
dikatakan signifikan.
(Y).
d. Mencari persamaan garis regresi
Ha : Terdapat pengaruh secara
berganda
dengan
menggunakan
serempak yang signifikan antara
program SPSS versi 11,5.
ketetapan harga (X1) dan pelayanan
Y = ao + alxl + a2x2 + a3x3
(X2) terhadap kepuasan konsumen
(Sujana, 1983 : 75)
(Y).
Daerah kritis Ho ditolak jika :
Temuan Penelitian dan Pembahasan
Fo < Fhitung (0,05); V1 = k-1; V2 = nData-data yang dimasukkan dalam
k-1
program SPSS diolah dengan analisis regresi
Fo < Fhitung (0.05); V2 = 100-2-1 = 97
linier
berganda.
Berdasarkan
hasil
3,09 < Fhitung (0,05) 35,223
perhitungan SPSS persamaan regresinya
d. Berdasarkan
hasil
perhitungan
menjadi sebagai berikut : Y = -0.199 +
dihasilkan Fo (Fhitung) sebesar 35,223
0,775X1 + 0,318X2. Konstanta (a) sebesar yang berarti Ho ditolak dan Ha
0,199 menunjukkan bahwa setiap ketetapan
diterima karena lebih besar dari 3,09.
harga (X1) dan pelayanan (X2) ditiadakan
Dengan demikian berarti terdapat
atau sama dengan nol, maka kepuasan
pengaruh serempak yang signifikan
konsumen akan mengalami penurunan
antara ketetapan harga (X1) dan
sebesar 0,19.
pelayanan (X2) terhadap kepuasan
1. Uji Koefisien Korelasi Multipel
konsumen (Y).
Ketetapan harga (X1) dan pelayanan (X2)
Hasil analisis statistik menyatakan bahwa
mempunyai pengaruh serempak terhadap ketetapan harga berpengaruh signifikan
kepuasan
konsumen
(Y)
yang terhadap kepuasan pasein dengan koefisien
ditunjukkan dengan koefisien determinasi regresi sebesar 0.775. hal ini berarti setiap
(R Squared) sebesar 0,600 atau 60% yang ada kenaikan ataupun penurunan kebijakan
menunjukkan bahwa kontribusi X1X2 ketetapan harga oleh RSIA Ganesha Medika
terhadap Y adalah sebesar 60% dan Kota Malang sebesar 1 point (100%), akan
sisanya 40% dipengaruhi oleh variable menyebabkan kenaikan ataupun penurunan
kepuasan pasien sebesar 0.775 point (77,5%).
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
20
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini
perusahaan akan bisa menilai dan
menetapkan tarif / harga rumah sakit
dengan
kondisi
perekonomian
dan
lingkungan di sekitar kota Kota Malang
khususnya dan di wilayah Jawa Timur pada
umumnya agar para konsumen akan tetap
bisa menjangkau tarif / harga yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit sehingga roda
perekonomian rumah sakit tetap berjalan.
Sebab pada masa sekarang ini
perekonomian semakin sulit sehingga tarif /
harga menjadi prioritas utama bagi
konsumen baik dalam penggunaan jasa
maupun barang. Apalagi hasil analisis
menjelaskan bahwa ketetapan harga ini
mempunyai pengaruh paling besar terhadap
kepuasan pasien dibanding dengan pengaruh
pelayanan terhadap kepuasan pasien. Hal ini
bisa dimaklumi mengingat pasien yang
berkunjung ke RSIA Ganesha Medika Kota
Malang rata-rata golongan menengah ke
bawah, sehingga faktor harga merupakan
pertimbangan utama pasien untuk berobat ke
rumah sakit. Stiap kesalahan dalam
pengambilan keputusan mengenai harga,
akan berdampak sangat besar terhadap
kepuasan pasien. Pasien tidak begitu
memperhitungkan kualitas pelayanan rumah
sakit, bila menurut persepsi pasien tersebut
harga pelayanan relatif mahal. Untuk itu,
pihak rumah sakit harus lebih berhati-hati
dalam penetapan harga.
Untuk tahun 2012 ke atas, tarif yang
ditetapkan oleh RSIA Ganesha Medika
relatif terjangkau sehingga konsumen mampu
membayar jasa rumah sakit. Karena ada
beberapa orang yang memang melihat harga
adalah faktor utama yang menjadi
pertimbangan dalam membeli suatu apapun.
Mungkin juga mulai tahun 2008 ke atas
pelayanan yang diberikan oleh RSIA
Ganesha Medika Kota Malang
sesuai
dengan apa yang diinginkan konsumen, dan
untuk tahun 2012 ke bawah pelayanan yang
ada di RSIA Ganesha Medika Kota Malang
mengalami penurunan sehingga berdampak
pula pada volume kunjungan konsumen/
pasien. Atau bisa juga semakin banyaknya
rumah sakit kompetitor yang tumbuh/berdiri
di sekitar RSIA Ganesha Medika Kota
Malang yang memberikan tarif, pelayanan
serta fasilitas yang lebih memadai sehingga
banyak pasien yang beralih menggunakan
jasa rumah sakit lain dari pada menggunakan
jasa RSIA Ganesha Medika Kota Malang .
Hasil penelitian ini searah dengan
penelitian Esrael (1992), Flym (1992), Baker
(1998), Davis (1998), Goleman (2000) yang
menyatakan ketetapan harga
dapat
mempengaruhi kepuasan konsumen / pasien
secara langsung. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian Hersey (1993) dan Siagian (1995)
yang menyatakan bahwa ketetapan harga
diterapkan
oleh
sebuah
organisasi
mempunyai pengaruh yang sama terhadap
pencapaian tujuan perusahaan. Dalam hal ini
bila diterapkan pada manajemen rumah sakit
sebagai produsen jasa pelayanan kesehatan,
ketetapan
harga
yang
sesuai
dan
tidakmemberatkan pasien, akan mampu
memuaskan konsumennya yaitu pasien baik
itu rawat inap ataupun rawat jalan.
Hasil
uji
hipotesis
penelitian
menunjukkan adanya pengaruh yang kuat
dan signifikan antara pelayanan terhadap
kepuasan pasien yang ditunjukkan oleh nilai
koefisien regresi sebesar 0,318. Dengan
koefisien regresi sebesar itu berarti setiap ada
kenaikan ataupun penurunan pelayanan
RSIA Ganesha Medika Kota Malang, akan
mengakibatkan kenaikan ataupun penurunan
kepuasan pasien sebesar 0.318 point.
Hal ini juga menunjukkan bahwa
manajemen Rumah Sakit hendaknya lebih
serius memperhatikan pelayanan baik secara
medis maupun non medis. Dengan
pelayanan medis dan non medis yang baik
dan berkualitas tinggi, maka dapat dipastikan
bahwa pasien yang datang ke RSIA Ganesha
Medika Kota Malang akan merasa puas.
Para pasien tersebut akan merasa bahwa
biaya yang mereka keluarkan akan sebanding
dengan pelayanan yang mereka terima.
Bertambahnya kualitas pelayanan rumah
sakit, dalam hal ini juga berarti
bertambahnya kecepatan serta ketepatan
perawat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien tanpa adanya peningkatan
biaya.
Tidak bisa dipungkiri bila rumah sakit
merupakan sebuah organisasi yang produk
utamanya adalah pelayanan yang diberikan
pada konsumen. Konsumen dari ruamh sakit
ini adalah pasien yang datang berobat
ataupun rawat inap di ruamh sakit tersebut.
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
21
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
Karena itu, semakin baik (berkualitas)
pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit,
akan memberikan rasa puas yang makin
tinggi pada para pasien. Bila pasien merasa
biaya yang mereka keluarkan sebanding
dengan kepuasan yang mereka terima, maka
dipastikan tidak mungkin ada keluhan /
komplain dari pasien. Hal ini perlu
dipertahkan
atau
bahkan
mungkin
ditingkatkan oleh manajemen rumah sakit
dari waktu ke waktu, mengingat ruamh sakit
lain di Kota Malang sebagai kompetitor
RSIA Ganesha Medika Kota Malang .
Hasil penelitian ini searah dan
mendukung hasil penelitian Archil B. Carrol
(1998); Soon (2001); Henry (2003) yang
menemukan dan menyatakan bahwa terdapat
pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen / pasien. Abu Bakar
(2001)
berpendapat
bahwa
kualitas
pelayanan dan kinerja karyawan adalah
penting karena keduanya pada saatnya akan
diasosiasikan dengan keluaran hasil kerja dan
kepuasan konsumen yang dalam hal ini
adalah pasien ruamh sakit. Pendapat
beberapa ahli di atas sangat sesuai dengan
kondisi yang terjadi di RSIA Ganesha
Medika Kota Malang .
Dalam penelitian pengaruh ketetapan
harga dan pelayanan terhadap kepuasan
pasien pada RSIA Ganesha Medika Kota
Malang , didapati temuan penelitian yang
diuraikan berikut : Penelitian ini menemukan
adanya pengaruh antara ketetapan harga dan
pelayanan terhadap terhadap kepuasan
pasien RSIA Ganesha Medika
Kota
Malang. Hal ini menunjukkan bahwa
kebijakan harga dan pelayanan yang baik
berdampak sangat besar terhadap kepuasan
pasien RSIA Ganesha Medika
Kota
Malang.
Dengan kebijakan ketetapan harga yang
baik dan disesuaikan dengan kemampuan
masyarakat sekitar rumah sakit, akan
berdampak pada makin puasnya konsumen /
pasien yang datang ke RSIA Ganesha
Medika
Kota Malang sehingga pasien
tersebut juga akan kembali lagi ke Rumah
Sakit Ganesha Medika Kota Malang bila
sewaktu-waktu membutuhkannya. Selain itu,
pelayanan yang baik juga akan mampu
memberikan kepuasan yang maksimal
kepada konsumen / pasien. Bila perawat
sudah memberikan pelayanan terbaik, maka
lambat laun pasien akan merasakan
perbedaan pelayanan yang mereka terima di
Rumah Sakit Ganesha Medika
Kota
Malang dibandingkan dengan rumah sakit
lainnya. Temuan ini hendaklah diperhatikan
manajemen RSIA Ganesha Medika Kota
Malang untuk meningkatkan manajemen
sumberdaya manusianya terutama pada
manajemen penetapan harga serta pelayanan
perawat sebagai ujung tombak pelayanan
kepada pasien.
Simpulan
RSIA Ganesha Medika Kota Malang
adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pelayanan jasa kesehatan yang merwat dan
melayani pasien, merawat dan menjaga
fasilitas-fasilitas yan ada di RSIA Ganesha
Medika
Kota Malang. Selain itu RSIA
Ganesha Medika
juga harus terus
mengembangkan fasilitas dan kualitas baik
dari segi sumber daya manusia maupun dari
segi alat kesehatan / tehnologi. Dalam
mencapai tujuannya RSIA Ganesha Medika
Kota Malang
belum bisa memberikan
pelayanan yang tergolong dalam kategori
prima sehingga masih ada pasien yang belum
mencapai kepuasan.
Permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah sejauh mana perusahaan
meningkatkan kualitas biaya pelayanan dan
mutu pelayanan sehingga kepuasan pasien
terpenuhi. Berdasarkan permasalahan yang
ada untuk itu penulis mengajukan hipotesis
sebagai jawaban sementara atau masalah
yang sedang diteliti yaitu apabila biaya
pelayanan terjangkau dan mutu pelayanan
ditingkatkan maka konsumen akan merasa
puas
Langkah-langkah pemecahan masalah
yang penulis berikan dalam mengatasi
masalah yang dihadapi adalah : Rumah Sakit
memperbaiki dan melengkapi system
ketetapan harga dan pelayanan, dan RSIA
Ganesha Medika harus lebih memperhatikan
masalah-masalah
intern
perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang
pertama yang dilakukan dapat diketahui
bahwa hipotesis yang diajukan yaitu diduga
fasilitas biaya pelayanan (X1) dan mutu
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
22
AKADEMIKA; Vol. 14. No.1 Februari 2016
pelayanan (X2) mempunyai pengaruh
bersama-sama dan signifikan terhadapsi
kepuasan konsumen diterima kebenarannya,
hal ini dibuktikan denngan uji signifikan atau
uji F pengaruh serempak variable bebas
terhadap variable terikatnya adalah signifikan
karena F hitung sebesar 35,223 lebih besar
dari F table sebesar 3,09.
Berdasarkan uji hipotesa secara parsial
dapat diketahui bahwa hipotesis yang kedua
yang diajukan yaitu diduga pengaruh biaya
pelayanan mempunyai pengaruh yang paling
dominant terhadap kepuasan pasien dapat
diterima kebenarannya karena pengaruhnya
lebih besar bila dibandingkan dengan
pengaruh variable mut pelayanan. Adanya
penolakan Ho antara biaya pelayanan (X1)
mutu pelayanan (X2) dan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y).
Daftar Pustaka
Amirullah,
2013.
Metode
Penelitian
Manajemen; disertai contoh judul penelitian
dan Proposal. Penerbit Bayumedia Malang
Basu swasta, 1997. Azas-azas Marketing dan
Pengertian Tentang Jasa
Djaslim Saladin, 2003. Strategi Penentuan
Harga, penerbit Erlangga
Gagne, R.M. 1985. The Cognitive Psycology of
School Learning. Boston: Little, Brown and
Company.
Gagne, N.L. and David C. Berliner, 1979.
Educational Psycology.
Second Edition.
Chicago
Rand
McNally
College
Publishing Company.
Gagne, R.M. 1985. The Conditions of Learning
and Theori of Instruction. New York: Holt,
Rinerhart and Winston.
Gerungan, W.A. 1987. Psikologi Sosial.
Bandung: PT. Eresco.
Hadi, Sutrisno, 1986. Metodologi Research,
Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UniveRSUD tas Gajah Mada.
Heinz Kock. 1994. Saya Perawat Yang Baik?.
Yogyakarta: Kanisius.
Ibnu, Mukhadis, Dasna. 2003. DasarDasar
Metodolog Penelitiani. Malang: Lembaga
Penelitian dan Penerbit Universitas
Negeri Malang.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson,
1975. Learning Together and Alone'
Cooperation,
Competition,
and
Jndividualization. New Jersey: Prentice.
Hall. Inc. Eaglewood Clife.
James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul
W. Miniard dalam Saladin
(2003 :
19)
Kerlinger. Fred. N.1973. Foundations of
Behavioral Research (Second Edition).
New York: Holt. Rinehart and Winston.
Inc.
Moegiadi. 1997. Penilaian Kualitas Kesehatan
Oasar di Berbagai Lingkungan Kesehatan
dan Huhungannya dengan Sejumlah
Variabel Kesehatan. IKIP: Bandung.
Nunnaly, Jum C, 1978. Psychometric Theory.
New
York.
McGraw-Hill
Book
Company.
Oppenheim. A.N. 1966. Questionair Design
and Altitude Measurment. London:
Heinemann.
Philip kotler, Teknik Memasarkan Jasa
Profesional. Liberti Yogyakarta (1987:6)
Philip Kotler, Membangun Pemasaran :
Analisis perencanaan Implementasi &
Kontrol. Edisi I Penerbit : PT.
Prahalindo. Jakarta (1997:8)
William J. Stanton. Prinsip Pemasaran. Edisi
ketujuh. Penerbit Erlangga (1994)
Sofyan Assauri, SE, M.B.A. Manajemen
Pemasaran. Penerbit Raja Grafindo
Persada Jakarta (1996)
Tjiptono, Pemasaran Internasional , Edisi
Keempat Penerbit Andi Yogyakarta
(2004:61).
Sehibeci, R.A. and J.P. Reley. 1986. Influence
of Student Background and Perception or
Science Attitude and Achievement. Journal
of Research in Science Teaching, 23, (3),
177-187.
Pengaruh Biaya Pelayanan dan Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
23
Download