BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses pembangunan di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Proses pembangunan di Indonesia terus bergulir dan ekspansi pemanfaatan ruang
terus berlanjut. Sejalan dengan ini maka pengembangan lahan terus terjadi dan
akan berhadapan dengan berbagai bentuk penggunaan lahan seperti persawahan,
hutan, perikanan dan lahan produktif lainnya yang kemudian berubah fungsi
menjadi perumahan beserta infrastruktur, fasilitas umum dan fasilitas sosial,
pengembangan kesempatan usaha melalui industri, jaringan kegiatan sosialekonomi melalui pusat perdagangan, dan lain sebagainya. Pengembangan lahan
bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah pengembangan lahan
dalam skala besar. Di Indonesia, khususnya wilayah Jabotabek, pengembangan
lahan skala besar oleh sektor swasta begitu marak. Pada akhir tahun 1980-an
terdapat lebih dari 30 pengembangan lahan skala besar, dengan luas area untuk
masing-masing pengembangannya mencapai lebih dari 500 hektar, tersebar di
wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi
(Bappeda DKI Jakarta, 1997 dalam
Winarso, 2007). Pengembangan lahan tersebut tampaknya tidak terlepas dari
aktivitas Jakarta yang sudah sangat padat, sehingga pengembangan lahan ini
berupaya untuk menampung limpahan pertumbuhan kegiatan perkotaan Jakarta
serta mengurangi tekanan urbanisasi yang kuat bagi kota tersebut.
Pengembangan lahan skala besar tidak hanya membawa pengaruh pada area
tempat dilakukannya pengembangan itu sendiri, tetapi juga kerap memberikan
peluang bagi daerah lain di sekitarnya untuk ikut berubah. Perubahan tersebut
salah satunya adalah terkait dengan proses peri-urbanisasi. Dengan segala bentuk
pemanfaatan ruangnya, pengembangan lahan skala besar bisa mengubah
karakteristik area tempat dilakukannya pengembangan lahan maupun wilayah
sekitarnya. Ketika pengembangan lahan dilakukan pada area pedesaan, proses
peri-urbanisasi mampu menciptakan titik konsentrasi atau pusat aktivitas baru di
luar area terbangun kota, serta merubah area yang dulunya berkarakter rural
menjadi area peri-urban, yakni suatu area yang di dalamnya terdapat kombinasi
antara karakteristik rural dan karakteristik urban (Bryant dkk, 1982).
1
Konteks peri-urban sendiri merupakan salah satu isu dalam bidang perencanaan
wilayah dan kota yang masih memerlukan pembahasan ataupun penelitian lebih
lanjut. Peri-urbanisasi bisa menimbulkan suatu dinamika perubahan yang besar
dan mentransformasi karakteristik wilayah, di antaranya melalui peningkatan
populasi, perubahan struktur sosial ekonomi, dan sebagainya. Di sisi lain
terkadang proses peri-urbanisasi di area peri-urban juga kurang diperhatikan
keberlanjutannya (sustainability). Beberapa masalah yang bisa muncul dari proses
peri-ubanisasi, di antaranya adalah pertumbuhan yang tidak terkendali, degradasi
lingkungan, kurangnya infrastruktur, kurangnya perhatian pada kesehatan
masyarakat, organisasi sosial, kemiskinan, kurangnya infrastrukur, lemahnya
manajemen persampahan, kurangnya struktur legal dan konflik sosial (Bolay,
1999 dalam Pusdea, 2004; Allen, 2006; Bryant, 1982).
Proses peri-urbanisasi juga dapat dikaitkan dengan pengembangan lahan yang
terjadi di wilayah Jabotabek. Pemanfaatan ruang yang begitu marak telah
menembus area pedesaan bahkan merubah karakteristik pedesaan tersebut.
Sampai dengan 1997 di Jabotabek telah terjadi perubahan terhadap 16,6 ribu ha
lahan pedesaan yang ada di bagian luar area terbangun kota menjadi permukiman
dalam kurun waktu 20 tahun serta menjual sekitar 25 ribu unit rumah tiap
tahunnya (Winarso dan Firman, 2002; Winarso dan Kombaitan, 2001).
Pengembangan lahan tersebut juga mengakibatkan adanya fenomena alih fungsi
lahan yang ekstrim di wilayah Botabek. Luasan area yang digunakan untuk real
estate di area sekitar Jakarta yaitu Bogor, Bekasi dan Tangerang, antara tahun
1983 sampai dengan 1992 telah menghabiskan 61.000 hektar lahan, 54.000 hektar
di antaranya adalah di Tangerang (Firman dan Dharmapatni, 1994). Masih terkait
dengan perubahan guna lahan, berdasarkan interpretasi satelit oleh Lapan
(Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen PU, 2004 dalam Winarso, 2007),
terjadi peningkatan penggunaan lahan yang signifikan untuk pemukiman pada
wilayah Jabotabek dari tahun 1992 sampai dengan 2001, yakni dari 68.169,24
hektar pada tahun 1992 menjadi 139.684,1 hektar pada tahun 2001. Sementara
dari sumber yang sama, guna lahan hutan dan lahan pertanian justru mengalami
penurunan, yakni dari 197.792 hektar pada 1992 menjadi 64.084,14 hektar. Untuk
itu di sini terdapat indikasi bahwa wilayah rural – yang umumnya didominasi oleh
2
lahan pertanian sawah, sebagian telah dijadikan sebagai obyek untuk
pengembangan lahan.
Salah satu bentuk pengembangan lahan skala besar yang ada di wilayah Jakarta
dan sekitarnya (Jabotabek) adalah Bumi Serpong Damai (BSD). Pengembangan
lahan yang terletak di Kabupaten Tangerang ini meliputi luas lahan sekitar 6.000
hektar, dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan sampai saat ini terus
diupayakan untuk berkembang sebagai kota mandiri melalui pembangunan
infrastruktur, pengembangan wilayah hunian, pembangunan pusat bisnis,
penyediaan sarana transportasi dan sebagainya. Pengembangan lahan skala besar
tersebut diperkirakan menimbulkan suatu dinamika, salah satunya adalah
dinamika kependudukan yang diwarnai oleh migrasi, baik ke wilayah BSD itu
sendiri maupun ke wilayah sekitarnya. Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh
adanya migrasi di wilayah DKI Jakarta yang secara umum menunjukkan gejala
perpindahan penduduk ke titik-titik pinggiran Kota Jakarta, terutama di daerah
sekitar atau dekat dengan pengembangan lahan skala besar, seperti yang terjadi di
sekitar BSD. Fenomena perpindahan penduduk ke wilayah sekitar pengembangan
lahan skala besar di antaranya didukung oleh ketersediaan peluang kerja, fasilitas
yang tersedia, masih murahnya atau relatif terjangkaunya harga lahan di wilayah
tersebut terlebih lagi jika dibandingkan dengan harga lahan pada area yang
dikembangkan, dan sebagainya. Di samping dinamika perpindahan penduduk
tersebut, masih ada beberapa perubahan sosial ekonomi lainnya yang mungkin
terjadi seiring dengan pengembangan lahan yang dilakukan.
Adapun studi ini difokuskan pada kelurahan ataupun desa yang ada di sekitar
Bumi Serpong Damai (BSD). Dalam hal ini perubahan pada wilayah sekitar BSD
dapat dipandang sebagai bentuk peri-urbanisasi, karena selain kemungkinan
terjadinya migrasi yang memberikan dampak bagi peningkatan populasi, juga
terdapat
kemungkinan
adanya
perubahan-perubahan
pada
karakteristik
masyarakat di sekitar BSD, yang sebelumnya bersifat rural menjadi lebih bersifat
kombinasi rural-urban. Pergerakan penduduk yang terjadi ke wilayah sekitar BSD
tampaknya terjadi secara alamiah atas inisiatif masyarakat itu sendiri dengan
didorong motif perbaikan ekonomi, mengingat perekonomian di BSD ini semakin
maju dan membuka peluang kesempatan kerja. Perubahan lainnya yang juga
3
tampak pada area sekitar pengembangan BSD adalah perubahan struktur mata
pencaharian. Maraknya kegiatan industri dan perdagangan tidak hanya menjadi
faktor penarik bagi para pendatang, tetapi juga bisa menjadi faktor yang
menggeser keberadaan sektor pertanian di wilayah ini. Masih terkait dengan sosial
ekonomi, Bryant dkk (1982) mengemukakan bahwa urbanisasi pada peri-urban
bisa membuat masyarakatnya memiliki standar hidup dan pendapatan yang lebih
tinggi. Berbagai hal tersebut merupakan sebagian kemungkinan perubahan sosial
ekonomi pada wilayah peri-urban dan masih perlu penelusuran lebih lanjut.
Dari uraian tersebut di atas, diketahui bahwa peri-urbanisasi oleh suatu
pengembangan lahan skala besar tidak hanya mampu mengubah wilayah
sekitarnya secara fisik, tetapi juga dalam hal sosial ekonominya. Untuk itulah
studi ini berupaya untuk mengetahui lebih jauh mengenai transformasi sosial
ekonomi yang terjadi pada masyarakat yang tinggal di peri-urban di sekitar
pengembangan lahan skala besar BSD. Transformasi yang diangkat dalam
kesempatan ini meliputi beberapa komponen perubahan yaitu migrasi, struktur
mata pencaharian, struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Pemilihan
keempat komponen tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa hal, diantaranya
adalah hasil tinjauan literatur mengenai peri-urban, tinjauan mengenai
pengalaman perkembangan peri-urban di negara lain, pengamatan maupun
wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat pada survei awal terkait dengan
perubahan sosial ekonomi masyarakat – yang sebagian besar merujuk pada
komponen-komponen tersebut. Selain itu, keempat komponen ini juga merupakan
faktor-faktor perubahan sosial ekonomi masyarakat peri-urban yang relatif lebih
mudah untuk diperoleh diperoleh informasinya di wilayah studi, disamping
adanya pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan faktor teknis lainnya.
Sejauh ini pembahasan peri-urban melalui berbagai literatur ataupun penelitian
yang telah ada lebih banyak mengkaji mengenai perkembangan peri-urban yang
terjadi di negara-negara lain, seperti India dan Afrika (Brook dan Davila, 2000),
Asia Timur (Webster, 2002), dan Cina (Wang dan Muller, 2002). Konteks ini juga
dapat dikatakan sebagai suatu hal yang relatif masih baru di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, dari segi empirik, studi ini diharapkan mampu
membuktikan perubahan atau transformasi sosial ekonomi yang terjadi pada
4
masyarakat peri-urban di Indonesia – khususnya pada masyarakat yang tinggal di
sekitar pengembangan lahan skala besar, sekaligus memberikan penjelasan yang
lebih jauh mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya, identifikasi maupun pembuktian transformasi
sosial ekonomi masyarakat dalam studi ini mengambil kasus pengembangan lahan
skala besar Bumi Serpong Damai (BSD) yang berada di Kabupaten Tangerang
Propinsi Banten, dan dilakukan melalui komponen migrasi, struktur mata
pencaharian, struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga.
I.2.
Rumusan Persoalan
Dari berbagai uraian di atas, rumusan persoalan dari penelitian ini adalah belum
teridentifikasinya transformasi sosial ekonomi masyarakat peri-urban di sekitar
pengembangan lahan skala besar Bumi Serpong Damai (BSD). Melalui fokus
studi, tinjauan literatur mengenai peri-urban, serta berbagai pertimbangan lainnya,
transformasi sosial ekonomi yang belum teridentifikasi di sini meliputi beberapa
komponen, yaitu migrasi, struktur mata pencaharian, struktur pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga.
I.3.
Tujuan dan Sasaran
Dari rumusan persoalan di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
menjelaskan transformasi sosial ekonomi masyarakat yang ada peri-urban di
sekitar pengembangan lahan skala besar BSD. Adapun untuk memfokuskan
tujuan studi tersebut, dalam penelitian ini sosial ekonomi masyarakat dititik
beratkan pada beberapa faktor perubahan yaitu migrasi, struktur mata
pencaharian, struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga.
Sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ƒ
Mengidentifikasi migrasi yang terjadi di sekitar BSD.
Sasaran ini dicapai dengan menelusuri kegiatan migrasi yang terjadi di
wilayah studi. Beberapa hal yang perlu diidentifikasi dalam komponen ini di
antaranya adalah perbandingan penduduk asli dan penduduk pendatang di
wilayah studi, jumlah perpindahan yang pernah dilakukan, tempat tinggal asal,
tahun dilakukannya perpindahan, alasan pindah serta pihak yang mengajak
pindah.
5
ƒ
Mengidentifikasi berbagai perubahan yang terjadi dalam strukur mata
pencaharian rumah tangga masyarakat sekitar BSD dalam 15 tahun terakhir.
Adapun sasaran ini dicapai dengan mengumpulkan berbagai informasi terkait
dengan struktur mata pencaharian rumah tangga dalam 15 tahun terakhir
(1991-2006). Struktur mata pencaharian yang diidentifikasi ini meliputi mata
pencaharian utama dan juga mata pencaharian tambahan. Informasi yang
diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan dalam struktur mata mata
pencaharian ini di antaranya adalah mengenai jenis mata pencaharian rumah
tangga serta tempat bekerja.
ƒ
Mengidentifikasi perubahan struktur pendapatan dan pengeluaran pada
masyarakat sekitar BSD dalam 15 tahun terakhir.
Mengumpulkan berbagai informasi terkait dengan jumlah pendapatan maupun
berbagai jenis pengeluaran merupakan salah satu upaya untuk mencapai
sasaran ini. Seperti halnya pada sasaran kedua, informasi yang dikumpulkan
adalah informasi dalam 15 tahun terakhir (1991-2006). Untuk pencapaian
sasaran ini, informasi yang perlu digali di antaranya adalah jumlah pendapatan
yang diperoleh rumah tangga baik dari mata pencaharian utama maupun mata
pencaharian tambahan, serta informasi mengenai jumlah pengeluaran rumah
tangga untuk berbagai kebutuhan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, studi ini diarahkan dengan beberapa
pertanyaan penelitian yakni sebagai berikut:
1) Seberapa besar migrasi yang terjadi disekitar pengembangan lahan skala
besar BSD?
2) Seberapa besar perubahan struktur mata pencaharian rumah tangga sekitar
pengembangan lahan skala besar BSD?
3) Seberapa besar perubahan struktur pendapatan dan pengeluaran rumah
tangga sekitar pengembangan lahan skala besar BSD?
I.4.
Relevansi Studi
Penelitian ini membahas mengenai berbagai perubahan sosial ekonomi
masyarakat yang terjadi akibat adanya pengembangan lahan dalam skala besar.
Ketika perubahan terjadi dengan cepat (Webster, 2002) dan mengubah
karakteristik asli suatu wilayahnya karena datangnya pengaruh baru, baik dari
6
rural maupun urban, maka gambaran ini sering disebut sebagai proses periurbanisasi. Kajian mengenai peri-urban merupakan sesuatu yang relatif baru,
khususnya bagi Indonesia. Untuk itu studi ini diharapkan mampu memberikan
wawasan yang baru untuk pengembangan khasanah sekaligus juga memperkaya
dan memperluas pengetahuan dalam ilmu perencanaan wilayah dan kota,
khususnya yang terkait dengan pengembangan lahan (land development).
Konteks peri-urban tidak hanya memerlukan pemahaman spesifik mengenai
proses bertemunya sistem urban dan sistem rural (Periurban Development South
East Asia, 2000), tetapi yang lebih penting lagi adalah mengenai dampaknya,
eksternalitas negatif, resiko, dan sebagainya. Untuk itu dalam hal ini, selain untuk
menambah wawasan dan pengetahuan, hasil studi juga diharapkan mampu
memberikan informasi ataupun masukan untuk kegiatan perencanaan di masa
yang akan datang, khususnya mengenai perubahan-perubahan beserta dampak
sosial ekonomi yang mungkin muncul akibat pengembangan lahan skala besar.
Dengan informasi serta masukan tersebut berbagai dampak yang mampu
menimbulkan gangguan, eksternalitas negatif, konflik dan sebagainya, dapat
ditangani sedini mungkin.
I.5.
Ruang Lingkup Studi
1) Ruang lingkup wilayah
Sesuai dengan tema yang diangkat, salah satu hal penting yang dipaparkan
dalam studi ini adalah mengenai pengembangan lahan skala besar. Obyek
pengembangan lahan skala besar yang dipilih adalah Bumi Serpong Damai
(BSD). Sementara itu, wilayah yang diambil sebagai obyek studinya adalah
empat kelurahan di sekitar pengembangan Bumi Serpong Damai (BSD), yang
diperkirakan mengalami proses peri-urbanisasi. Keempat kelurahan tersebut
adalah :
x
x
x
x
Kelurahan Rawa Mekar Jaya
Kelurahan Rawabuntu
Kelurahan Jelupang
Kelurahan Cilenggang
Lebih jelasnya mengenai penentuan lokasi ini dapat dilihat pada Bab III.
7
2) Ruang lingkup materi
Materi pembahasan dalam studi ini dibatasi pada :
ƒ
Transformasi sosial ekonomi masyarakat peri-urban. Adapun transformasi
sosial ekonomi yang dimaksudkan dalam penelitian ini
merupakan
berbagai perubahan yang terjadi pada sosial ekonomi rumah tangga
masyarakat yang difokuskan pada beberapa komponen perubahan, yakni:
migrasi, struktur mata pencaharian, serta struktur pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga. Keempat komponen tersebut dipilih atas
dasar beberapa pertimbangan, yaitu hasil tinjauan literatur mengenai periurban (di antaranya Bryant, 1992; Briggs & Mwamfupe, 2000; Tacoli,
1999; McGregor, Simon & Thompson, 2006; dll), tinjauan mengenai
pengalaman perkembangan peri-urban di negara lain, seperti di India dan
Afrika (Brook, 2000) 1 , pengamatan maupun wawancara dengan beberapa
tokoh masyarakat pada survei awal terkait dengan perubahan sosial
ekonomi masyarakat – yang sebagian besar merujuk pada komponenkomponen tersebut, komponen merupakan beberapa faktor perubahan
sosial ekonomi masyarakat peri-urban yang relatif lebih mudah untuk
diperoleh diperoleh informasinya di wilayah studi, disamping adanya
pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan faktor teknis lainnya
ƒ
Kasus pengembangan lahan skala besar yang terjadi pada Bumi Serpong
Damai (BSD), dan perubahan yang dibahas dalam penelitian ini
merupakan perubahan yang dialami oleh masyarakat di sekitar
pengembangan lahan skala besar BSD. Wilayah sekitar BSD dipilih
mengingat dulunya area ini memiliki karakteristik rural (merupakan
pedesaan) yang diperkirakan telah mengalami proses peri-urbanisasi dan
mengalami transformasi menjadi area peri-urban yang di dalamnya tidak
hanya masuk karakteristik urban saja tetapi juga masih terdapat
karakteristik ruralnya.
1
Untuk pembahasan lebih mendalam lihat Bab II. Tinjauan Literatur
8
I.6.
Kerangka Pemikiran
Pengembangan lahan skala besar Bumi Serpong Damai (BSD) ikut merubah
wilayah sekitarnya, dari yang dulunya bersifat rural menjadi wilayah peri-urban
yang di dalamnya terdapat kombinasi antara karakteristik rural dan urban.
Perubahan yang terjadi salah satunya adalah pada sosial ekonomi masyarakat.
Melalui tujuan, sasaran dan berbagai proses di dalamnya, penelitian ini berupaya
untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi, khususnya yang berkaitan dengan
migrasi, struktur mata pencaharian, struktur pendapatan dan pengeluaran rumah
tangga, sehingga pada akhirnya diketahui karakteristik migrasi masyarakat,
transformasi struktur mata pencaharian, serta transformasi struktur pendapatan
dan pengeluaran rumah tangga masyarakat sekitar BSD. Kerangka pemikiran
untuk studi ini dapat dilihat melalui Gambar I.1.
I.7.
Sistematika Penulisan
Penulisan untuk studi ini dibagi ke dalam enam bagian, yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan persoalan, tujuan dan
sasaran, relevansi studi, ruang lingkup studi, kerangka pemikiran serta sistematika
penulisan untuk penelitian ini.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi hasil studi literatur dari berbagai sumber yang mendukung studi.
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi tinjauan mengenai peri-urban,
pengembangan lahan, sosial ekonomi masyarakat peri-urban, pengalaman periurban di wilayah lain, serta relevansi tinjauan teoritis dengan penelitian yang
dilakukan.
Bab 3 Disain Riset
Bab ini menjelaskan mengenai beberapa hal berkaitan dengan kegiatan ataupun
proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini
meliputi beberapa penjelasan mengenai pengumpulan data, lokasi penelitian,
pemilihan sampel, metode analisis, serta tahapan-tahapan yang dilalui dalam
penelitian ini.
9
Pemenuhan
kebutuhan akan
hunian sebagai
salah satu
kebutuhan dasar
manusia
Pemenuhan
kebutuhan akan
ruang yang lebih
tertata dan disertai
dengan fasilitas
yang menunjang
aktivitas
Pengembangan lahan skala besar
Bumi Serpong Damai (BSD)
- Tersedianya peluang kerja karena adanya pusat-pusat kegiatan di BSD
- Kemudahan akses melalui penyediaan infrastruktur dan berbagai sarana transportasi
oleh pengembang BSD
- Tersedianya berbagai fasilitas dalam BSD yang menunjang berbagai aktivitas
- Harga lahan di sekitar BSD yang relatif lebih terjangkau
Dinamika kependudukan yang diwarnai migrasi ke wilayah sekitar BSD
Wilayah sekitar BSD yang sebelumnya bersifat rural mulai mengalami perubahan
(proses peri-urbanisasi)
Adanya indikasi mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat seiring dengan
pengembangan lahan BSD
Belum teridentifikasinya transformasi masyarakat peri-urban
di sekitar pengembangan lahan skala besar BSD
Tujuan penelitian :
Menjelaskan transformasi sosial ekonomi masyarakat yang ada di peri-urban
di sekitar pengembangan lahan skala besar BSD
Sasaran penelitian :
Mengidentifikasi
migrasi yang terjadi di
sekitar BSD
Karakteristik migrasi
Mengidentifikasi
berbagai perubahan yang
terjadi dalam struktur
mata pencaharian
masyarakat sekitar BSD
dalam 15 tahun terakhir
Mengidentifikasi
perubahan struktur
pendapatan dan
pengeluaran masyarakat
sekitar BSD dalam 15
tahun terakhir
Transformasi struktur
mata pencaharian
Transformasi struktur
pendapatan dan
pengeluaran
TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERI-URBAN
SEKITAR PENGEMBANGAN LAHAN SKALA BESAR BSD
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Bab 4 Gambaran Umum Wilayah Studi
Pada bab ini dijelaskan secara umum mengenai gambaran wilayah yang diambil
sebagai obyek studi. Gambaran ini meliputi gambaran mengenai pengembangan
Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong serta kelurahan-kelurahan yang
10
dipilih untuk studi (Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kelurahan Rawabuntu,
Kelurahan Jelupang dan Kelurahan Cilenggang).
Bab 5 Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Pengembangan Lahan
Skala Besar Bumi Serpong Damai (BSD)
Bab ini berisikan tentang analisis sosial ekonomi masyarakat di wilayah studi
yang difokuskan pada pembahasan mengenai migrasi, struktur mata pencaharian,
serta struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga masyarakat sekitar
pengembangan lahan skala besar BSD. Adapun untuk melihat perubahan atau
transformasinya, pada bab ini juga diuraikan mengenai berbagai perubahan yang
terjadi pada komponen-komponen tersebut selama 15 tahun terakhir (1991-2006).
Bab 6 Penutup
Bab ini berisikan tentang temuan studi, kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran untuk studi lanjutan.
11
Download