BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, informasi,
emosi, keahlian dan lain-lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas
M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan
dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar
kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku
seperti yang di inginkan. Ujuan kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan
lingkungan fisik dan psikologi kita 1 .
Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi
komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat dalam komunikasi, akan
terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan
verbal dan non verbal. Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal
karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi.
Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa
komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang di sengaja atau
respons yang dapat di amati. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap
1
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal 4 1 telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku
verbal maunpun non verbalnya.
Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada
dalam keadaan timbal balik, eksitensi satu pihak di tentukan oleh eksistensi pihak
lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur dalam proses
komunikasi saling berhubungan. Persepsi seseorang peserta komunikasi atas orang
lain bergantung pada persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan
bergantung pula pada persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya.
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss Komunikasi adalah proses
pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Berdasarkan definisi tersebut
komunikasi di definisikan sebagai proses karena komunikasi merupakan kegiatan
yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan 2 . Menurut
Defluer dan Dennis dalam bukunya ”Understanding Mass Communication” (1985),
bahwa ”komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan
secara
terus-menerus
menciptakan
makna-makna
yang
diharapkan
dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai
cara”. 3
2
Ibid, Hal 67 3
Djuarsa Sasa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2001, Hal 158 2 Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi
formal, dan sang pengirimnya seringkali merupakan komunikator profesional.
Pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Pesan tersebut
sering kali di standarisasi, dan selalu di perbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu
produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang
mengandung nilai. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu-arah yang
jarang sekali bersifat interaktif. Komunikasi massa sering kali mencangkup kontak
secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh
luas dalam waktu singkat, dan menimbulkan respons seketika dari banyak orang
secara serentak 4 .
Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah
media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai
suatu industri. Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman
bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima
gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi
(1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse –berupa titik dan
garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan
Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik.
4
McQuail Dennis, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, Hal 33 3 Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan
General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit
gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga
musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil
pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi
lebih mudah. Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank
Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian dari
hobi, membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Televisi saat ini telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang
menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan
waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. 5
Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat
yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara sesama media penyiaran,
misalnya antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat. Media massa
televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media massa elektronik, tetapi
mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak
seperti surat kabar dan majalah. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi televisi
dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live).
Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan
5
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal 1 4 secara langsung. Ketika itu, belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar
(videotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukkannya beberapa
kali agar dapat disiarkan pada kesempatan lain. Barulah pada tahun 1956, Ampex
Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan
efisien untuk menyimpan suara dan gambar program televisi. Pada awal tahun 1960an hampir seluruh program, yang pada awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan
disimpan dalam videotape. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada
publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh
stasiun televisi NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna
selama tiga jam setiap harinya. 6
TABEL 1
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MEDIA
Jenis
SIFAT
Media
Cetak
dapat dibaca, dimana dan kapan saja.
dapat dibaca berulang-ulang
daya rangsang rendah
pengolahan bisa mekanik, bisa elektris
6
Ibid, Hal 3 5 biaya relatif rendah
daya jangkau terbatas
Radio
dapat didengar bila siaran
dapat didengar kembali bila diputar kembali
daya rangsang rendah
elektris
relatif murah
daya jangkau besar
Televisi
dapat didengar dan dilihat bila ada siaran
dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar
kembali
daya rangsang sangat tinggi
elektris
sangat mahal
daya jangkau besar.
Upaya menyampaikan informasi melalui media cetak, audio dan audiovisual,
masing-masing memiliki kelebihan tetapi juga juga kelemahan. Penyebabnya adalah
sifat fisik masing-masing jenis media seperti terlihat pada tabel 1. 7
7
J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1992 6 Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang
tetapi tidak mengusai waktu, sedangkan media cetak menguasai waktu tetapi tidak
menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat diterima
dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak
dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu). Media cetak untuk sampai kepada
pembacanya memerlukan waktu (tidak menguasai ruang) tetapi dapat dibaca kapan
saja dan dapat diulang-ulang (menguasai waktu). Karena perbedaan sifat inilah yang
menyebabkan adanya jurnalistik televisi, jurnalistik radio dan juga jurnalistik cetak,
namun semuanya tetap tunduk pada ilmu induknya yaitu ilmu komunikasi.
Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual
(suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat maka siaran
televisi tidak dapat memuaskan semua lapisan masyarakat. Siaran televisi dapat
membuat kagum dan memukau sebagian penontonnya, tetapi sebaliknya siaran
televisi dapat membuat jengkel dan rasa tidak puas bagi penonton lainnya. Suatu
program mungkin disukai oleh kelompok masyarakat terdidik namun program itu
akan ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya.
Dalam ilmu komunikasi dikenal sejumlah saluran komunikasi yaitu bagaimana
orang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Upaya manusia
untuk menyampaikan pesan ini secara garis besar terbagi atas dua yaitu komunikasi
tanpa media yaitu secara langsung (tatap muka) dan komunikasi dengan media.
7 Penyampaian informasi dengan menggunakan media ini terbagi lagi atas dua
yaitu: melalui media massa dan non media massa. Saluran komunikasi melalui media
massa terbagai lagi atas dua yaitu media massa periodik (surat kabar, majalah,
televisi, radio dll) dan media massa non periodik (rapat, seminar dll). Periodik berarti
terbit secara teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Media
massa non periodik dimaksudkan media massa yang bersifat sementara (eventual)
tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. Setelah event selesai maka usailah
penggunaannya. Media massa non periodik dapat dibedakan atas menusia, misalnya
juru kampanye dan benda (poster, spanduk, leaflet dll). Media massa periodik terbagi
atas dua jenis yaitu media massa elektronik dan media massa cetak. Media massa
elektronik dapat dibagi lagi menjadi media massa penyiaran (televisi, radio) dan
media massa non penyiaran (film, VCD, internet).
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan
langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17
Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran
resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara
langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung
Karno, meskipun siaran tersebut di kategorikan sebagai siaran percobaan. 8
Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI maka selama 27 tahun penonton
televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun
8
Setyobudi, Ciptono. 2002. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Graha Ilmu, Yogyakarta, Hal 1 8 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk
membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di
Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI.
Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media
massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap
informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara
serentak lima televisi swasta baru (Metro, Trans, TV-7, Lativi dan Global) serta
beberapa televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi
lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan
berbagai program dalam dan luar negeri.
Setelah Undang-undang Penyiaran No 32 disahkan pada tahun 2002, jumlah
televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah,
yang terbagi dalam empat kategori yaitu televisi publik, swasta, berlangganan dan
komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di
Indonesia mencapai 25 juta. Kini penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki
banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi.
Televisi merupakan salah satu medium terfavorit bagi para pemasang iklan di
Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan
padat sumber daya manusia. Industri penyiaran saat ini telah mencapai tingkat
persaingan yang tajam. Stasiun televisi menayangkan berbagai program hiburan
seperti film, musik, kuis, talk show dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan
9 program yang mengidentifikasi suatu stasiun TV kepada pemirsanya. Selain
merupakan suatu kenyataan sosial, televisi juga telah menjadi bagian dari irama
kehidupan masyarakat. Tanpa siaran televisi dirumah, akan terasa ”sepi”. 9
Program menjadi faktor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung
keberhasilan finansial suatu staiun televisi. Program yang baik akan mendapatkan
pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan
mendapatkan pendengar atau penonton. 10 Suatu hal yang perlu saat ini apabila media
televisi kita mengarah ke jurnalisme investigasi reporting seutuhnya. Dalam artian
lebih sensitif dan kualitatif dalam menyiarkan dan membuat berita. Hal ini di dasari
oleh asumsi bahwa pemirsa televisi yang berada dalam lingkungan kota besar sudah
mulai kritis dan selektif dalam memilih dan menonton berita yang disajikan televisi 11 .
Keingintahuan pemirsa mengetahui ada apa di balik berita cukup tinggi.. Program
berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun TV.
Dengan demikian stasiun TV tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa
identitas setempat. Saat ini bahkan dua dari 11 stasiun TV yang melakukan siaran
secara nasional mengkhususkan diri untuk menayangkan berita. Metro TV dan TV
One bahkan menyatakan diri sebagai stasiun televisi berita.
9
Kuswandi Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. 1996. Hal VII
10
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Ramdina Prakarsa, Tangerang, Hal 60
11
Ibid. Hal 112
10 Salah satu bentuk tanggung jawab stasiun TV adalah menyajikan program berita
kepada masyarakat secara bertanggungjawab. Menayangkan program berita
merupakan bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola TV kepada masyarakat
yang menggunakan gelombang udara publik. Program berita membutuhkan reporter
atau jurnalis untuk menjalankannya, maka dari sini muncul jurnalistik televisi sebagai
salah satu cabang ilmu di bidang komunikasi.
Menayangkan berita kepada khalayak penonton (publik) tidaklah mudah karena
pekerjaaan sebagai jurnalis TV harus dipandu oleh moral dan etika berdasarkan
prinsip kebenaran dan keadilan. Program berita TV tidaklah sama dengan program
sinetron, musik, reality show dan program hiburan lainnya yang sangat berorientasi
pada laporan peringkat program (rating) untuk menarik pemasang iklan.
Namun sayangnya, menurut penulis belakangan ini, beberapa program berita
televisi menunjukkan kecenderungan terpengaruh dengan rating yang tujuannya
adalah semata-mata komersil sebagaimana program hiburan. Tidak mengherankan
beberapa program berita menyajikan berita secara tidak proporsional dan bahkan
sensasional. Program berita TV dewasa ini cenderung mengalami dramatisasi
berlebihan, pemilihan berita yang tidak tepat dan bahkan kerap melanggar prinsipprinsip jurnalistik universal demi menarik penonton. Kondisi ini jika berlangsung
terus menerus tentunya akan menghasilkan pembodohan masyarakat.
11 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, penulis ingin mengajukan suatu
rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pemberitaan stasiun televisi
nasional telah dapat memenuhi kualitas yang baik ataukah belum ditinjau dari aspek
kelengkapan, objektivitas dan akurasi berita pada periode siaran oktober 2011 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Metode analisis isi dapat digunakan untuk menilai dan bahkan mengukur
kualitas media massa. Misalnya untuk meneliti apakah media telah menyampaikan
suatu informasi secara lengkap --misalnya memenuhi syarat kelengkapan berita
menurut rumus 5W1H-- atau apakah media telah bertindak objektif dalam arti adil
dan tidak berpihak serta apakah media telah menyampaikan beritanya secara akurat.
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimanakah kualitas pemberitaan televisi di Indonesia, khususnya
stasiun televisi nasional, dengan mengajukan penelitian berjudul "Mengukur Kualitas
Pemberitaan Televisi: Suatu Tinjauan Terhadap Aspek Kelengkapan, Objektivitas
dan Akurasi Berita TV (Studi Analisis Isi Program Metro Siang Stasiun Televisi
Berita Metro TV dan Kabar Siang TVOne Periode oktober 2011)." Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kualitas pemberitaan televisi nasional
berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini.
12 1.4 Signifikasi Penelitian
1.4.1 Signifikasi Akademis
1)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam bidang jurnalistik penyiaran.
2)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
berarti bagi dunia pertelevisian Indonesia.
1.4.2 Signifikasi Praktis
Memberikan sumbangan dan bahan masukan atau kontribusi yang
bermanfaat kepada segenap staff redaksi staiun tv baik secara langsung maunpun
tidak langsung dalam menciptakan pemberitaan yang lebih berkualitas sangat baik
atau professional.
13 
Download