Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume

advertisement
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
419
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MAWASANGKA
Azmin Mane1, Surdin2
1
Alumni Pendidikan Geografi
Dosen Pendidikan Geografi
2
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab Rendahnya Hasil
belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 23
s.d 25 januari 2016. Populasi dan sampel penelitian ini berjumlah 50 orang siswa SMA
Negeri 1 Mawasangka yang rendah hasil belajar geografi, dalam hal ini nilai ulangan
tengah semester lebih kecil ( <6,6) pada semester satu (1) tahun pelajaran 2015/2016.
Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa dari
50 orang siswa yang rendah hasil belajar pada mata pelajaran geografi, sebanyak 41
orang siswa (82%) disebabkan kurangnya ketersediaan buku cetak, sebanyak 28 orang
siswa (56%) disebabkan kurangnya minat belajar siswa, sebanyak 14 orang siswa (28%)
disebabkan kurangnya pendidikan orang tua, sebanyak 19 orang siswa (38%) disebabkan
kurangnya penghasilan orang tua, sebanyak 10 orang siswa (20%) dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah, sebanyak 12 orang siswa (24%) dipengaruhi oleh metode mengajar
guru, sebanyak 30 orang siswa (60%) dipengaruhi oleh suasana rumah dan sebanyak 3
orang siswa (8%) dipengaruhi cacat tubuh. Kesimpulan bahwa yang paling
mempengaruhi hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Mawasangka pada Mata Pelajaran
Geografi adalah faktor internal dan eksternal.
Kata kunci : Rendahnya Hasil Belajar, Pelajaran Geografi.
PENDAHULUAN
Aktivitas belajar bagi setiap
individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadangkadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang dapat cepat menangkap
apa yang dipelajari, kadang-kadang
terasa amat sulit. Dalam hal semangat
terkadang tinggi, tetapi terkadang juga
sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Demikian kenyataan yang sering kita
jumpai pada setiap anak didik dalam
kehidupan sehari-hari dalam kaitannya
dengan aktivitas belajar.
Dengan
timbulnya
masalah
tersebut,
maka
remaja
perlu
mendapatkan bantuan agar dapat
memecahkan masalahnya. Bantuan itu
dapat diberikan sebelum atau sesudah
remaja bersangkutan bermasalah. Dalam
kegiatan belajar yang dialami siswa
tidak selamanya berjalan dengan lancar
dan tidak semua siswa berhasil dalam
belajar.
Berdasarkan hasil observasi awal
bersama guru bidang studi terkait hasil
belajar siswa dalam pembelajaran
geografi beliau mengatakan hasil belajar
siswa belum maksimal, hal ini
disebabkan karena kurangnya minat,
dan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran geografi. Dalam hal ini
kemampuan belajar ilmu geografi
dikalangan pelajar masih sangat rendah,
dalam pengertian bahwa para pelajar
belum mampu memahami aspek-aspek
yang terkandung dalam ilmu geografi
tersebut. Apabila siswa tersebut bisa
memahami dan mencerna bagaimana
mempelajari ilmu geografi ini, maka
berbagai hambatan yang dihadapi oleh
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
siswa dalam mempelajari ilmu geografi
pasti akan berjalan dengan baik, Namun
kenyataannya siswa kurang minat dan
motivasinya mempelajari ilmu geografi
sehingga nilai yang diperoleh siswa
kurang memuaskan. sehingga penulis
terdorong untuk meneliti tentang
rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran geografi.
hasil belajar adalah suatu kegiatan
yang setelah dikerjakan, diciptakan
secara individu maupun kelompok. hasil
belajar merupakan hasil yang telah
dicapai oleh seseorang dalam suatu
usaha yang di lakukan atau dikerjakan.
Jadi hasil belajar adalah hasil yang telah
dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang setelah melakukan kegiatan atau
perbuatan belajar.
Belajar itu sendiri merupakan
suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap
dalam
belajar,
akan
menunjukan fenomena yang beragam
(heterogen),
akan
tetapi
untuk
memudahkan
dalam
memahami
keragaman fenomena itu, faktor
rendanya
hasil
belajar
dapat
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu
rendahnya hasil belajar yang bersifat
internal yang disebut
(learning
disability) dan ditinjau dari segi
fisiologis seperti , Cacat panca indera
dan minat belajar siswa. Dan ditinjau
dari segi psikologis seperti, Motivasi,
perhatian, Minat. rendahnya hasil
belajar yang bersifat eksternal berkaitan
Faktor keluarga, faktor lingkungan
sekolah, faktor lingkungan (masyarakat)
yang disebut dengan learning problem
Khususnya di SMA Negeri 1
Mawasangka, pembelajaran geografi
dikalangan para siswa merupakan
masalah yang cukup rumit, meskipun
guru bidang studi sudah berusaha dalam
melakukan proses pembelajaran namun
hasilnya belum maksimal.
420
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis tertarik mengungkap tentang
rendahnya hasil belajar dalam proses
pembelajaran. Sehingga yang menjadi
judul dalam penelitian ini adalah
“Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Kelas X di SMA
Negeri 1 Mawasangka”.
Belajar adalah proses orang
memperoleh
berbagai
kecakapan,
keterampilan, dan sikap. kemampuan
orang untuk belajar menjadi ciri penting
yang membedakan jenisnya dari jenisjenis mahluk yang lain Gredler dalam
Aunurrahman (2012: 38).
Menurut John Dewey dalam Jihad
dan Haris (2012: 2) belajar merupakan
bagian interaksi manusia dengan lin
gkungannya. Bagi john dewey pelajar
harus dibimbing kearah pemanfaatan
kekuatan untuk melakukan berpikir
reflektif. Herman Hujodo dalam Jihat
dan Haris (2012: 3) belajar merupakan
kegiatan bagi setiap orang.
Dari beberapa pendapat para ahli
pada intinya belajar merupakan suatu
proses untuk mencapai suatu tujuan
yaitu perubahan kearah yang lebih baik.
perubahan tersebut adalah perubahan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan sikap yang bersifat menetap.
Berikut ini adalah beberapa
kelompok teori yang memberikan
pandangan khusus tentang belajar,
diantaranya; (1)
Behaviorisme; (2)
Kognitivisme;
(3)
Teori
belajar
psikologi sosial; dan (4) teori belajar
Gagne.
1) Behaviorisme
Para penganut teori behaviorisme
meyakini bahwa manusia sangat
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian
didalam
lingkungannya
yang
memberikan pengalaman-pengalaman
tertentu
kepadanya.
Behaviorisme
menekankan pada apa yang dapat
dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang
memperhatikan apa yang terjadi
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
didalam pikiran karena tidak dapat
dilihat. Skinner beranggapan bahwa
perilaku manusia yang dapat diamati
secara
langsung
adalah
akibat
konsekuensi dari perbuatan sebelumnya
Semiawan, (2002: 3).
2) Kognitivisme
Menurut Aunurrahman (2012: 44)
teori belajar ini tingkah laku seseorang
ditentukan
oleh
persepsi
atau
pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan
dengan
tujuantujuannya.karena itu belajar menurut
Kognitivisme
diartikan
sebagai
perubahan persepsi dan pemahaman.
3) Teori Belajar Psikologi Sosial.
Menurut Aunurrahman (2012: 46)
teori belajar psikologi sosial proses
belajar jarang sekali merupakan proses
yang terjadi dalam keadaan menyendiri,
akan
tetapi
melalui
interaksiinteraksinya. Interaksi tersebut dapat;
(1) searah (one directional), yaitu
bilamana adanya stimulasi dari luar
menyebabkan timbulnya respons, dua
arah, yaitu apabila tingkah laku yang
terjadi merupakan hasil interaksi antar
individu
yang
belajar
dengan
lingkungannya, atau sebaliknya.
4) Teori Belajar Gagne
Teori belajar yang disusun Gagne
dalam Aunurrahman (2012: 46)
merupakan perpaduan yang seimbang
antar Behaviorisme dan kognitivisme
yang berpangkal pada teori pengolahan
informasih.
Menurut Gagne cara berpikir
seseorang tergantung pada;
(a) keterampilan apa yang telah
dimilikinya; (b) keterampilan serta
hirarki apa yang diperlukan untuk
mempelajari suatu tugas.
Surchmad dan Bruno dalam
Sartika (2013: 17) mengatakan bahwa
kebiasaan diasumsikan sebagai pola
perilaku yang dipelajari dan dihadapi
421
dengan penampilan yang menetap dan
berlangsung secara otomatis.selain itu,
kebiasaan ini terjadi karena prosedur
pembiasaan seperti dalam classical dan
operant conditioning, contoh siswa yang
belajar bahwa secara berkali-kali
menghindari
kecenderungan
penggunaan kata atau struktur yang
keliru, akhirnya akan terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan
benar. Jadi, berbahasa dengan cara yang
baik dan benar itulah perwujudan
perilaku belajar siswa tadi. Kebiasaan
belajar yang efektif merupakan alat
yang sangat penting dalam menentukan
berhasil tidaknya usaha belajar yang
dilakukan.
Kebiasaan belajar adalah segenap
perilaku siswa yang ditujukan secara
jelas dari waktu ke waktu dalam rangka
pelaksanaan studi disekolah (Sartika
2013: 17). Kebiasaan belajar yang baik
dapat terbentuk karena lingkungan
tempat peserta didik belajar. Kebiasaan
belajar yang efektif dapat membantu
siswa untuk meningkatkan kemampuan
yang diharapkan sesuai dengan tujuan
instruksional yang diharapkan.
Siswa yang belajar berarti
menggunakan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik.
1) Tujuan belajar kognitif yaitu untuk
memperoleh pengetahuan fakta atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, dan
kemampuan
berpikir
analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2) Tujuan belajar afektif yaitu untuk
memperoleh
sikap,
apresiasi,
karakteristik.
3) Tujuan belajar psikomotorik yaitu
untuk memperoleh keterampilan fisik
yang berkaitan dengan keterampilan
gerak maupun keterampilan ekspresi
verbal, dan non verbal”.
Pembelajaran
merupakan
perpaduan antara kegiatan pengajaran
yang dilakukan guru dan kegiatan
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi
interaksi antara siswa dengan siswa,
interaksi antara guru dan siswa, maupun
interaksi antara siswa dengan sumber
belajar. Di harapkan dengan adanya
interaksi
tersebut
siswa
dapat
membangun pengetahuan secara aktif,
pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
serta dapat memotivasi peserta didik
sehingga mencapai kompetensi yang
diharapkan (widyantini, 2008:1)
Darsono ( 2002: 24-25) secara
umum
menjelaskan
pengertian
pembelajaran sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa
berubah kearah yang lebih baik.
Hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar (Abdurrahman dalam
Jihat dan Haris 2012: 14).
Poerwadarminta dalam Sofian
(2009:12) mengatakan hasil belajar
merupakan hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam suatu usaha yang di
lakukan atau dikerjakan. Jadi hasil
belajar adalah hasil yang telah dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang
setelah melakukan kegiatan atau
perbuatan belajar.
Menurut Djamarah (2002:25) belajar
yang efektif sangat di pengaruhi oleh
faktor-faktor kondisional yang ada,
yakni: (1) faktor kegiatan, (2) belajar
memerlukan latihan, (3) ketekunan akan
meningkatkan hasil belajar, (4) siswa
yang belajar perlu mengetahui apakah ia
berhasil atau gagal dalam belajarnya, (5)
faktor asosiasi besar manfaatnya dalam
belajar , (6) pengalaman masa lampau
(bahan apersepsi), (7) faktor kesiapan
belajar, (8) faktor minat dan usaha, (9)
faktor-faktor fisiologis, dan (10) faktor
intelegensi.
Menurut Pebriantini (2015: 22)
Secara garis besarnya, faktor penyebab
422
rendahnya hasil belajar dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu meliputi:
Dalam hal ini, faktor fisiologis
yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan panca indara.
Ada banyak faktor psikologis yang
dapat mempengaruhi Rendahnya hasil
belajar siswa, antara lain adalah:
1) Minat belajar
Slameto (2003: 180) minat
merupakan suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat
pada
dasarnya
adalah
penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, maka akan
semakin besar minat.
Slameto
(2003:
180)
mengemukakan
bahwa
mengembangkan minat terhadap
sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan
dirinya sendiri sebagai individu.
1) Motivasi belajar
Menurut Irwanto dalam Nuraisa
(2010: 39) Mendefinisikan bahwa
Motivasi merupakan penggerak
perilaku. Motivasi belajar merupakan
pendorong seseorang untuk belajar.
Motivasi timbul karena adanya
keinginan dalam diri seseorang.
Seseorang berhasil dalam belajar
karena ia ingin belajar. Sedangkan
Menurut Winkel dalam Nuraisa
(2010: 39)
motivasi belajar
merupakan
keseluruhan
daya
penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang
menjamin
kelangsungan
dari
kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar itu, maka
tujuan yang dikehendaki oleh siswa
tercapai.
2) perhatian
perhatian
adalah
keaktifan
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa
yang
dikerahkan
dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu
baik yang ada didalam maupun yang
ada diluar individu sedangkan
pendapat senada dikemukakan oleh
Slameto dalam Nuraisa (2010: 42).
Faktor eksternal (diluar diri siswa)
dapat mempengaruhi atau menjadi
penyebab rendahnya hasil
belajar
siswa: a) Faktor keluarga, adapun faktor
keluarga yang dapat mempengaruhi
rendahnya hasil belajar siswa mencakup
, keadaan ekonomi keluarga, orang tua
mendidik,
relasi
antara
anggota
keluarga, suasana rumah b) Faktor
lingkungan sekolah, Adapun faktor
sekolah yang dapat menjadi penyebab
rendahnya hasi belajar siswa mencakup.
1) Metode Mengajar, 2) Relasi Guru
dengan Siswa, 3) Relasi Siswa dengan
Siswa, 4) Disiplin Sekolah, 5) Media
Belajar, 6) Waktu Sekolah, 7) Keadaan
Gedung,
c)
Faktor
masyarakat
(lingkungan), Masyarakat menurut
Gunawan dalam Pebriantini (20015: 37)
merupakan
bahwa
lingkungan
masyarakat adalah orang-orang hidup
bersamayang
menghasilkan
kebudayaan. Sedangkan menurut Yusuf
dalam Pebriantini (2015: 37) lingkungan
masyarakat
adalah
merupakan
lingkungan ketiga dalam proses
pembentukan kepribadian anak-anak
sesuai keberadaannya.
a. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
b. Media Massa
c. Teman Bergaul
d. Bentuk Kehidupan Masyarakat
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada kelas
X di SMA Negeri 1 Mawasangka Pada
Semester
Genap
Tahun
Ajaran
2016/2017.
B. Variabel, Defenisi Operasional dan
Indikator Penelitian
423
1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini
adalah
faktor-faktor
penyebab
rendahnya hasil belajar siswa, baik yang
bersifat internal (faktor dari dalam diri
siswa; gangguan fisik dan minat belajar)
maupun faktor dari luar diri siswa;
ketersediaan buku cetak, penghasilan
orang tua, metode mengajar guru,
suasana rumah, lingkungan sekolah,
lingkungan
keluarga,
lingkungan
masyarakat dan kualifikasi guru pada
mata pelajaran geografi.
2. Defenisi operasional
a. rendahnya hasil belajar adalah suatu
hambatan yang dialami oleh siswa
yang sedang melakukan kegiatan
belajar sehingga hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi sangat
rendah, yaitu siswa memperoleh nilai
< 6,6 pada semester ganjil yang
belum menguasai konsep.
b. Cacat panca indera merupakan syarat
dapatnya belajar itu berlangsung
dengan
baik.
Dalam
sistem
pendidikan dewasa ini diantara panca
indera itu yang paling memegang
peranan dalam belajar adalah mata
dan telinga,
c. Minat belajar siswa adalah kemauan
yang berasal dari dalam diri siswa
untuk mempelajari dan mengerjakan
semua tugas-tugas yang berasal dari
guru.
d. ketersediaan buku cetak adalah
tersedianya (jumlah) buku-buku
geografi yang dimiliki oleh siswa.
e. Pengahasilan orang tua adalah
pendapatan rata-rata yang diperoleh
orang tua setiap bulan.
f. Pendidikan orang tua adalah
pendidikan formal yang diikuti oleh
orang tua.
g. Metode mengajar guru adalah
metode yang dipakai oleh guru dalam
proses pembelajaran yang bertujuan
untuk
mengoptimalkan
proses
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
pembelajaran agar materi yang
disampaikan
dapat
diserap
semaksimal mungkin.
h. Suasana rumah adalah suasan
kehidupan rumah tangga orang tua
siswa.
i. Lingkungan sekolah adalah kondisi
didalam dan diluar sekolah.
3. Indikator Penelitian
Adapun yang terjadi indikator
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Faktor internal
1) cacat panca indera (psikis)
2) Minat belajar siswa (psiko)
b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga
a. Penghasilan orang tua
b. Pendidikan orang tua
c. Suasana rumah
d. Ketersediaan buku cetak
2) Faktor Lingkungan Sekolah
Metode mengajar guru
3) Lingkungan Masyarakat
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seleruh siswa yang
rendah hasil belajar geografi sebanyak
50 orang
di SMA Negeri 1
Mawasangka tahun ajaran 2015/2016.
Untuk
menentukan
sampel
penelitian ini Arikunto (2002 : 112)
mengemukakan bahwa apabila jumlah
subjeknya (anggota populasi) kurang
dari 100, lebih baik di ambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya, jika
subjeknya lebih besar di atas 100 maka
di ambil 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Hal ini tergantung pada situasi,
kondisi dan kebutuhan di dalam
penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka
sampel dalam penelitian ini di ambil
berdasarkan nilai geografi yang dibawah
6,6 dan ditentukan dengan teknik
proportional random sampling. Sampel
424
penelitian ini diambil sebanyak 50%
sehingga total sampel dalam penelitian
ini adalah 50 siswa.
D. Instrumen Penelitian dan Prosedur
Pengumpulan Data
Intsrumen penelitian ini adalah
kuisioner. Prosedur pengumpulan data
dilakukan dengan teknik sebagai
berikut:
1. Dokumentasi, yaitu data dari
dokumen yang ada di sekolah, yaitu
berupa siswa, data guru geografi dan
data lain yang diperlukan.
2. Kuisioner,
yaitu
memberikan
sejumlah pertanyaan kepada siswa
yang rendah hasil belajar geografi,
yaitu mengenai (faktor internal) cacat
panca indera dan minat belajar siswa.
(faktor eksternal), penghasilan orang
tua, pendidikan orang tua, suasana
rumah, ketersediaan buku cetak,
metode
mengajar
guru
dan
lingkungan sekolah.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah
metode deskriptif, yaitu suatu metode
yang digunakan untuk mendeskripsikan
faktor-faktor penyebab rendahnya hasil
belajar pada mata pelajaran geografi.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini akan dianalisis
secara deskriptif, yaitu temuan-temuan
dalam penelitian ini akan dilaporkan
dalam bentuk tabel frekuensi dan
presentase. Selanjutnya jawaban siswa
akan dijelaskan agar mudah dipahami.
G. Teknik
Data
Pengecekan
Keabsahan
Dalam
Penelitian
ini
akan
dilakukan pengecekan keabsahan data
melalui:
1. Kredibilitas Data
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
Kredibilitas data atau kepercayaan
data yaitu apakah proses dan hasil
penelitian dapat diterima atau dipercaya.
Kepercayaan (credibility) pada dasarnya
berfungsi sebagai pelaksana inkuiry
sedemikian rupa sehingga tingkat
kepercayaan penemuan dapat tercapai.
Selain itu juga berfungsi untuk
menunjukkan derajat
kepercayaan
hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian
oleh
peneliti
pada
kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Dependabilitas Data
Dependabilitas
data
atau
kekonsistenan yaitu apakah hasil
penelitian mengacu pada kekonsistenan
peneliti dalam mengumpulkan data
membentuk dan menggunakan konsep konsep ketika membuat interpretasi
untuk menarik kesimpulan. Jika
beberapa kali diadakan pengulangan
studi dalam kondisi yang sama dan
hasilnya secara esensial sama maka
dapat dikatakan reliabilitasnya tercapai.
3. Konfirmabilitas Data
Konfirmabilitas Data atau kepastian
data yaitu apakah hasil penelitian dapat
dibuktikan kebenarannya dimana hasil
penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan dan dicantumkan dalam
laporan larangan. Hal ini dilakukan
dengan membicarakan hasil penelitian
dengan orang yang tidak ikut dan tidak
berkepentingan
dalam
penelitian,
dengan tujuan agar hasil penelitian lebih
objektif. Kepastian berasal dari konsep
objektivitas, yang memastikan bahwa
sesuatu objektif atau tidak bergantung
pada persetujuan beberapa orang
terhadap pandangan, pendapat, dan
penemuan seseorang. Dapat dikatakan
bahwa pengalaman seseorang yang
subjektif itu jika disepakati oleh banyak
orang . maka akan menjadi objektif. Jadi
objektivitas – subjektivitasnya suatu hal
bergantung pada seorang.
4. Transferabilitas Data
425
Transferabilitas
Data
atau
keteralihan data yaitu apakan hasil
penelitian tersebut dapat diterapkan
pada situasi yang lain. Keteralihan
bergantung pada kesamaan antara
konteks pengirim dan penerima.
Seorang peneliti hendaknya mencari dan
mengumpulkan kejadian empiris tentang
kesamaan konteks. Dengan demikian
peneliti bertanggung jawab untuk
menyediakan data deskriptif secukupnya
jika ia ingin membuat keputusan tentang
pengalihan tersebut, untuk keperluan ini
seorang peneliti harus melakukan
penelitian kecil untuk memastikan usaha
verifikasi tersebut.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
A. Rendahnya hasil belajar
Rendahnya hasil belajar dapat
diketahui berdasarkan nilai yang dicapai
siswa atau hasil akhir siswa.
rata-rata nilai siswa yang paling
dominan yaitu berkisar antara yang
mendapat nilai 41-65 yaitu berjumlah
31 orang siswa.
B. Faktor-Faktor Penyebab Rendanya
Hasil Belajar (internal)
1. Segi Fisiologis
a. Panca Indera
sebanyak 50 orang siswa di SMA
Negeri 1 Mawasangka yang rendah hasil
belajar geografi yang diakibatkan oleh
cacat panca indera pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Mawasangka yaitu
dominan pada indera penglihatan dan
indera pendengaran, sehingga hasil
belajar siswa itu sendiri dapat
terganggu.
2. Psikologi
a. minat belajar
menunjukkan bahwa sebanyak 50
orang siswa yang rendah hasil belajar
geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka,
sebanyak 10 orang siswa (20%) sangat
senang belajar geografi, 12 orang siswa
(24%) senang belajar geografi, 24 orang
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
siswa (48%) kurang senang belajar
geografi, dan 4 orang siswa (8%) tidak
senang belajar geografi. sehingga ini
menyebabkan siswa rendah hasil belajar
pada mata pelajaran geografi.
C. Faktor penyebab rendahnya hasil
belajar (eksternal)
1. Faktor keluarga
a. Penghasilan Orang Tua
dari 50 orang siswa yang rendah
hasil belajar geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 19 orang siswa
(38%) penghasilan orang tuanya kurang
dari Rp 800.000,- , 8 orang siswa (16%)
penghasilan orang tuanya sebesar Rp
800.000,-Rp 1.600.000,- kemudian 14
Orang siswa (28%) penghasilan orang
tuanya sebesar Rp 1.600.000,- Rp
2.400.000,- dan 9 orang siswa (24%)
penghasilan orang tuanya sebesar Rp
3.200.000,-.
b. Pendidikan orang tua
dari 50 orang siswa yang rendah
hasil belajar geografi Di SMA Negeri 1
Mawasangka Menunjukkan 6 orang
siswa (12%) tingkat pendidikan ayahnya
tidak tamat SD, 6 orang siswa (12%)
ayahnya tamat SD, 15 orang siswa
(30%) ayahnya tamat SLTP, 17 orang
siswa (34%) ayahnya tamat SLTA, 2
orang siswa (4%) tingkat pendidikan
ayahnya Sarjana Muda/Diploma, dan 4
orang siswa (8%) tingkat pendidikan
ayahnya Sarjana (S1).
c. Tempat tinggal
Dari 50 orang siswa yang rendah
hasil belajar geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 44 orang siswa
(88%), tinggal dirumah orang tua, 4
orang siswa (8%), Numpang di rumah
keluarga, dan 2 orang siswa (4%)
menyatakan kontrak rumah.
d. Relasi Antara Anggota Keluarga
sebanyak 3 orang siswa (6%)
menyatakan bahwa orang tua mereka
sering bertengkar, 31 orang siswa (62%)
menyatakan bahwa orang tua mereka
kadang-kadang bertengkar,16 orang
426
siswa (32%) menyatakan bahwa orang
tua mereka tidak pernah bertengkar.
e. Suasana Rumah
Sebanyak 20 orang siswa (40%)
menyatakan bahwa sangat terganggu
bila orang tuanya bertengkar, dan 28
orang siswa (56%) menyatakan bahwa
kadang-kadang terganggu bila orang
tuanya bertengkar, 2 orang siswa (4%)
menyatakan bahwa tidak terganggu bila
orang tuanya bertengkar.
f. Orang tua mendidik
Persentase jawaban siswa tentang
orang tua anda di rumah selalu
memperhatikan
kebutuhan
dan
kemajuan belajar nomor (14), sebanyak
19 orang siswa (38%) menyatakan
bahwa orang tua selalu memperhatikan
kebutuhan serta kemajuan belajar
anaknya, 27 orang siswa (54%)
menyatakan bahwa orang tua mereka
kadang-kadang
memperhatikan
kebutuhan serta kemajuan belajar
anaknya.
g. Faktor lingkungan sekolah
1) Metode Mengajar guru
dari 50 orang siswa yang rendah
hasil belajar geografi di SMA Negeri
1 Mawasangka, sebanyak 14 orang
siswa (28%) menyatakan cara
mengajar guru geografi sangat baik,
24 orang siswa (48%) menyatakan
cara mengajar guru geografi baik, 8
orang siswa (16%) menyatakan cara
mengajar guru geografi kurang baik,
4 orang siswa (8%) menyatakan cara
mengajar guru geografi tidak baik.
h. Lingkungan sekolah
Dari 50 orang siswa yang rendah
hasil belajar geografi di SMA Negeri
1 Mawasangka, sebanyak 40 orang
siswa (80%) menyatakan bahwa
keadaan di lingkungan sekolah
sangat aman, 10 orang siswa (20%)
menyatakan bahwa keadaan di
lingkungan sekolah kurang aman, 0
orang siswa (0%) menyatakan bahwa
keadaan di lingkungan sekolah tidak
aman.
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
Hasil belajar merupakan hasil yang
telah dicapai oleh seseorang dalam suatu
usaha yang di lakukan atau dikerjakan.
Apa bila dikaitkan dengan faktor-faktor
yang berperan dalam belajar, penyebab
rendahnya hasil belajar tersebut dapat
kita kelompokan menjadi dua bagian
besar, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa atau faktor internal
(gangguan panca indera dan minat.
faktor yang berasal dari luar diri siswa
atau faktor eksternal (penghasilan orang
tua, pendidikan orang tua, ketersediaan
buku cetak, suasana rumah, metode
mengajar guru, dan lingkungan sekolah.
Sehingga sesuai dengan penelitian yang
dideskripsikan,
maka
penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran geografi Di SMA Negeri 1
Mawasangka dapat di deskripsikan:
faktor yang berasal dari dalam diri siswa
(internal) dan Faktor yang berasal dari
luar diri siswa (eksternal).
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian
dan pembahasan, penulis simpulkan
bahwa faktor-faktor yang menyababkan
rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, disebabkan oleh 2 faktor,
yaitu faktor internal (faktor yang berasal
dari dalam diri siswa), dan faktor
Eksternal (faktor yang berasal dari luar
diri siswa), dimana faktor internal dan
faktor eksternal ini meliputi:
1. Faktor Internal (faktor yang berasal
dari dalam diri siswa).
a. Cacat panca indera, dari 50 orang
siswa yang rendah hasil belajar yang
mengalami cacat panca indera
sebanyak 3 orang siswa (6%)
dipengaruhi oleh cacat panca indera ,
yang meliputi cacat panca indera
pada bagian penglihatan dan
pendengaran.
Berdasarkan dari hasil analisis
data, dapat disimpulkan bahwa
rendahnya hasil belajar, sebanyak 50
427
orang siswa di SMA Negeri 1
Mawasangka yang rendah hasil
belajar geografi yang diakibatkan
oleh cacat panca indera pada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka
yaitu
dominan
pada
indera
penglihatan dan indera pendengaran.
a. Minat belajar siswa, dari 50 orang
siswa yang rendah hasil belajar
Geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 28 orang
siswa (56%) disebabkan karena
kurangnya minat belajar siswa.
Berdasarkan dari hasil analisis
data, dapat disimpulkan sebanyak 50
orang siswa di SMA Negeri 1
Mawasangka hasil belajar geografi
masih sangat rendah, mengenai minat
belajar siswa, karena siswa belajar
dirumah setiap ada kesempatan
sehingga terlihat bahwa
minat
belajar siswa sangat rendah.
2. Faktor Eksternal (Faktor yang
berasal dari luar diri siswa)
a. Faktor keluarga
1) Penghasilan orang tua, dari 50
orang siswa yang, rendah hasil
belajar Geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 19 orang
siswa
(38%)
disebabkan
kurangnya penghasilan orang tua.
2) Pendidikan Orang tua, dari 50
orang siswa, yang rendah hasil
belajar Geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 14 orang
orang siswa (28%) disebabkan
kurangnya pendidikan orang tua.
3) Ketersediaan buku cetak, dari 50
orang siswa, yang rendah hasil
belajar Geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 41 orang
siswa (82%) disebabkan karena
rata-rata siswa tidak memiliki
buku cetak Geografi.
4) Suasana rumah, dari 50 orang
siswa, yang rendah hasil belajar
Geografi di SMS Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 30 orang
Azmin Mane, Surdin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016
siswa (60%) dipengaruhi oleh
sussana rumah.
b. Faktor lingkungan sekolah
1) Metode mengajar guru, dari 50
orang siswa, yang rendah hasil
belajar Geografi di SMA Negeri 1
Mawasangka, sebanyak 12 orang
siswa (24%) dipengaruhi oleh
metode mengajar guru.
2) Lingkungan sekolah, dari 50
orang siswa, yang rendah hasil
belajar Geografi, sebanyak 10
orang siswa (20%) dipengaruhi
oleh lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,suharsini. 2002. prosedur
penelitian
suatu
pendekatan
praktek edisi Revisi: Rineka cipta,
Jakarta.
Aunurrahman.
2012. Belajar Dan
Pembelajaran. CV Alfabeta, Bandung.
Darsono, Max. 2002.
Belajar dan
pembelajaran. Semarang: IKIP
Semarang Pres.
Jihad, Haris , 2012. Evaluasi
Pembelajaran.
Multi
Presindo,
Yogyakarta.
Nuraisa, 2010. Faktor-faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI iis SMA Negeri 2
kendari. Kendari: UHO (Skripsi).
428
1 Sawerigadi. Kendari: UHO
(Skripsi).
Semiawan, Conny R. 2002. Belajar dan
pembelajaran dalam taraf usia
dini (pendidikan pra sekolah dan
sekolah dasar). PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Slameto 2003. Belajar Dan FaktorFaktor Mempengaruhinya Edisi
Revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
Sofian, 2009. Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Konstruktivis Pada
Mata Pelajaran Ips Kelas V Sdn
07 Kendari Barat. Kendari: UHO
(Skripsi)
widyantini,
T
2008.
Penerapan
pendekatan kooperatif STAD
dalam pembelajaran IPS SMP.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Dan Pemberdayaan Pendidikan
Dan
Tenaga
Kependidikan,
Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidikan Dan Tenaga
Kependidikan,
Departemen
Pendidikan Nasional.
Pebriantini. 2015. Faktor Faktor
Ketidaktuntasan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X1 SMA Swasta
Se- Kota Kendari. Kendari: UHO
(Skripsi).
Sartika. 2013. Pegaruh Persepsi Siswa
Tentang Cara Mengajar Guru
Dan Kebiasaan Belajar Siswa
Terhadap
Hasil
Belajar
Matematika Siswa X SMA Negeri
Azmin Mane, Surdin
Download