Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 419 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MAWASANGKA Azmin Mane1, Surdin2 1 Alumni Pendidikan Geografi Dosen Pendidikan Geografi 2 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab Rendahnya Hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 23 s.d 25 januari 2016. Populasi dan sampel penelitian ini berjumlah 50 orang siswa SMA Negeri 1 Mawasangka yang rendah hasil belajar geografi, dalam hal ini nilai ulangan tengah semester lebih kecil ( <6,6) pada semester satu (1) tahun pelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar pada mata pelajaran geografi, sebanyak 41 orang siswa (82%) disebabkan kurangnya ketersediaan buku cetak, sebanyak 28 orang siswa (56%) disebabkan kurangnya minat belajar siswa, sebanyak 14 orang siswa (28%) disebabkan kurangnya pendidikan orang tua, sebanyak 19 orang siswa (38%) disebabkan kurangnya penghasilan orang tua, sebanyak 10 orang siswa (20%) dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, sebanyak 12 orang siswa (24%) dipengaruhi oleh metode mengajar guru, sebanyak 30 orang siswa (60%) dipengaruhi oleh suasana rumah dan sebanyak 3 orang siswa (8%) dipengaruhi cacat tubuh. Kesimpulan bahwa yang paling mempengaruhi hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Mawasangka pada Mata Pelajaran Geografi adalah faktor internal dan eksternal. Kata kunci : Rendahnya Hasil Belajar, Pelajaran Geografi. PENDAHULUAN Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadangkadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Dengan timbulnya masalah tersebut, maka remaja perlu mendapatkan bantuan agar dapat memecahkan masalahnya. Bantuan itu dapat diberikan sebelum atau sesudah remaja bersangkutan bermasalah. Dalam kegiatan belajar yang dialami siswa tidak selamanya berjalan dengan lancar dan tidak semua siswa berhasil dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi awal bersama guru bidang studi terkait hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi beliau mengatakan hasil belajar siswa belum maksimal, hal ini disebabkan karena kurangnya minat, dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran geografi. Dalam hal ini kemampuan belajar ilmu geografi dikalangan pelajar masih sangat rendah, dalam pengertian bahwa para pelajar belum mampu memahami aspek-aspek yang terkandung dalam ilmu geografi tersebut. Apabila siswa tersebut bisa memahami dan mencerna bagaimana mempelajari ilmu geografi ini, maka berbagai hambatan yang dihadapi oleh Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 siswa dalam mempelajari ilmu geografi pasti akan berjalan dengan baik, Namun kenyataannya siswa kurang minat dan motivasinya mempelajari ilmu geografi sehingga nilai yang diperoleh siswa kurang memuaskan. sehingga penulis terdorong untuk meneliti tentang rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. hasil belajar adalah suatu kegiatan yang setelah dikerjakan, diciptakan secara individu maupun kelompok. hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu usaha yang di lakukan atau dikerjakan. Jadi hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang setelah melakukan kegiatan atau perbuatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap dalam belajar, akan menunjukan fenomena yang beragam (heterogen), akan tetapi untuk memudahkan dalam memahami keragaman fenomena itu, faktor rendanya hasil belajar dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu rendahnya hasil belajar yang bersifat internal yang disebut (learning disability) dan ditinjau dari segi fisiologis seperti , Cacat panca indera dan minat belajar siswa. Dan ditinjau dari segi psikologis seperti, Motivasi, perhatian, Minat. rendahnya hasil belajar yang bersifat eksternal berkaitan Faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan (masyarakat) yang disebut dengan learning problem Khususnya di SMA Negeri 1 Mawasangka, pembelajaran geografi dikalangan para siswa merupakan masalah yang cukup rumit, meskipun guru bidang studi sudah berusaha dalam melakukan proses pembelajaran namun hasilnya belum maksimal. 420 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengungkap tentang rendahnya hasil belajar dalam proses pembelajaran. Sehingga yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 1 Mawasangka”. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenisjenis mahluk yang lain Gredler dalam Aunurrahman (2012: 38). Menurut John Dewey dalam Jihad dan Haris (2012: 2) belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lin gkungannya. Bagi john dewey pelajar harus dibimbing kearah pemanfaatan kekuatan untuk melakukan berpikir reflektif. Herman Hujodo dalam Jihat dan Haris (2012: 3) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Dari beberapa pendapat para ahli pada intinya belajar merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah yang lebih baik. perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat menetap. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar, diantaranya; (1) Behaviorisme; (2) Kognitivisme; (3) Teori belajar psikologi sosial; dan (4) teori belajar Gagne. 1) Behaviorisme Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian didalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dapat dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 didalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Skinner beranggapan bahwa perilaku manusia yang dapat diamati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya Semiawan, (2002: 3). 2) Kognitivisme Menurut Aunurrahman (2012: 44) teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuantujuannya.karena itu belajar menurut Kognitivisme diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. 3) Teori Belajar Psikologi Sosial. Menurut Aunurrahman (2012: 46) teori belajar psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksiinteraksinya. Interaksi tersebut dapat; (1) searah (one directional), yaitu bilamana adanya stimulasi dari luar menyebabkan timbulnya respons, dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antar individu yang belajar dengan lingkungannya, atau sebaliknya. 4) Teori Belajar Gagne Teori belajar yang disusun Gagne dalam Aunurrahman (2012: 46) merupakan perpaduan yang seimbang antar Behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasih. Menurut Gagne cara berpikir seseorang tergantung pada; (a) keterampilan apa yang telah dimilikinya; (b) keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas. Surchmad dan Bruno dalam Sartika (2013: 17) mengatakan bahwa kebiasaan diasumsikan sebagai pola perilaku yang dipelajari dan dihadapi 421 dengan penampilan yang menetap dan berlangsung secara otomatis.selain itu, kebiasaan ini terjadi karena prosedur pembiasaan seperti dalam classical dan operant conditioning, contoh siswa yang belajar bahwa secara berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. Jadi, berbahasa dengan cara yang baik dan benar itulah perwujudan perilaku belajar siswa tadi. Kebiasaan belajar yang efektif merupakan alat yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya usaha belajar yang dilakukan. Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditujukan secara jelas dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi disekolah (Sartika 2013: 17). Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk karena lingkungan tempat peserta didik belajar. Kebiasaan belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang diharapkan. Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 1) Tujuan belajar kognitif yaitu untuk memperoleh pengetahuan fakta atau ingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Tujuan belajar afektif yaitu untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakteristik. 3) Tujuan belajar psikomotorik yaitu untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal, dan non verbal”. Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Di harapkan dengan adanya interaksi tersebut siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan (widyantini, 2008:1) Darsono ( 2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman dalam Jihat dan Haris 2012: 14). Poerwadarminta dalam Sofian (2009:12) mengatakan hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu usaha yang di lakukan atau dikerjakan. Jadi hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang setelah melakukan kegiatan atau perbuatan belajar. Menurut Djamarah (2002:25) belajar yang efektif sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada, yakni: (1) faktor kegiatan, (2) belajar memerlukan latihan, (3) ketekunan akan meningkatkan hasil belajar, (4) siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya, (5) faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar , (6) pengalaman masa lampau (bahan apersepsi), (7) faktor kesiapan belajar, (8) faktor minat dan usaha, (9) faktor-faktor fisiologis, dan (10) faktor intelegensi. Menurut Pebriantini (2015: 22) Secara garis besarnya, faktor penyebab 422 rendahnya hasil belajar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu meliputi: Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan panca indara. Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi Rendahnya hasil belajar siswa, antara lain adalah: 1) Minat belajar Slameto (2003: 180) minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar minat. Slameto (2003: 180) mengemukakan bahwa mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. 1) Motivasi belajar Menurut Irwanto dalam Nuraisa (2010: 39) Mendefinisikan bahwa Motivasi merupakan penggerak perilaku. Motivasi belajar merupakan pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan Menurut Winkel dalam Nuraisa (2010: 39) motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. 2) perhatian perhatian adalah keaktifan Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada didalam maupun yang ada diluar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto dalam Nuraisa (2010: 42). Faktor eksternal (diluar diri siswa) dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa: a) Faktor keluarga, adapun faktor keluarga yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa mencakup , keadaan ekonomi keluarga, orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah b) Faktor lingkungan sekolah, Adapun faktor sekolah yang dapat menjadi penyebab rendahnya hasi belajar siswa mencakup. 1) Metode Mengajar, 2) Relasi Guru dengan Siswa, 3) Relasi Siswa dengan Siswa, 4) Disiplin Sekolah, 5) Media Belajar, 6) Waktu Sekolah, 7) Keadaan Gedung, c) Faktor masyarakat (lingkungan), Masyarakat menurut Gunawan dalam Pebriantini (20015: 37) merupakan bahwa lingkungan masyarakat adalah orang-orang hidup bersamayang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Yusuf dalam Pebriantini (2015: 37) lingkungan masyarakat adalah merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai keberadaannya. a. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat b. Media Massa c. Teman Bergaul d. Bentuk Kehidupan Masyarakat METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kelas X di SMA Negeri 1 Mawasangka Pada Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017. B. Variabel, Defenisi Operasional dan Indikator Penelitian 423 1. Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat internal (faktor dari dalam diri siswa; gangguan fisik dan minat belajar) maupun faktor dari luar diri siswa; ketersediaan buku cetak, penghasilan orang tua, metode mengajar guru, suasana rumah, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan kualifikasi guru pada mata pelajaran geografi. 2. Defenisi operasional a. rendahnya hasil belajar adalah suatu hambatan yang dialami oleh siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi sangat rendah, yaitu siswa memperoleh nilai < 6,6 pada semester ganjil yang belum menguasai konsep. b. Cacat panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini diantara panca indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga, c. Minat belajar siswa adalah kemauan yang berasal dari dalam diri siswa untuk mempelajari dan mengerjakan semua tugas-tugas yang berasal dari guru. d. ketersediaan buku cetak adalah tersedianya (jumlah) buku-buku geografi yang dimiliki oleh siswa. e. Pengahasilan orang tua adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh orang tua setiap bulan. f. Pendidikan orang tua adalah pendidikan formal yang diikuti oleh orang tua. g. Metode mengajar guru adalah metode yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat diserap semaksimal mungkin. h. Suasana rumah adalah suasan kehidupan rumah tangga orang tua siswa. i. Lingkungan sekolah adalah kondisi didalam dan diluar sekolah. 3. Indikator Penelitian Adapun yang terjadi indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Faktor internal 1) cacat panca indera (psikis) 2) Minat belajar siswa (psiko) b. Faktor eksternal 1) Faktor keluarga a. Penghasilan orang tua b. Pendidikan orang tua c. Suasana rumah d. Ketersediaan buku cetak 2) Faktor Lingkungan Sekolah Metode mengajar guru 3) Lingkungan Masyarakat C. Populasi dan Sampel Populasi adalah seleruh siswa yang rendah hasil belajar geografi sebanyak 50 orang di SMA Negeri 1 Mawasangka tahun ajaran 2015/2016. Untuk menentukan sampel penelitian ini Arikunto (2002 : 112) mengemukakan bahwa apabila jumlah subjeknya (anggota populasi) kurang dari 100, lebih baik di ambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjeknya lebih besar di atas 100 maka di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Hal ini tergantung pada situasi, kondisi dan kebutuhan di dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka sampel dalam penelitian ini di ambil berdasarkan nilai geografi yang dibawah 6,6 dan ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Sampel 424 penelitian ini diambil sebanyak 50% sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 50 siswa. D. Instrumen Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data Intsrumen penelitian ini adalah kuisioner. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut: 1. Dokumentasi, yaitu data dari dokumen yang ada di sekolah, yaitu berupa siswa, data guru geografi dan data lain yang diperlukan. 2. Kuisioner, yaitu memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa yang rendah hasil belajar geografi, yaitu mengenai (faktor internal) cacat panca indera dan minat belajar siswa. (faktor eksternal), penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, suasana rumah, ketersediaan buku cetak, metode mengajar guru dan lingkungan sekolah. E. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran geografi. F. Teknik Analisis Data Data penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif, yaitu temuan-temuan dalam penelitian ini akan dilaporkan dalam bentuk tabel frekuensi dan presentase. Selanjutnya jawaban siswa akan dijelaskan agar mudah dipahami. G. Teknik Data Pengecekan Keabsahan Dalam Penelitian ini akan dilakukan pengecekan keabsahan data melalui: 1. Kredibilitas Data Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 Kredibilitas data atau kepercayaan data yaitu apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Kepercayaan (credibility) pada dasarnya berfungsi sebagai pelaksana inkuiry sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat tercapai. Selain itu juga berfungsi untuk menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. 2. Dependabilitas Data Dependabilitas data atau kekonsistenan yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data membentuk dan menggunakan konsep konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Jika beberapa kali diadakan pengulangan studi dalam kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama maka dapat dikatakan reliabilitasnya tercapai. 3. Konfirmabilitas Data Konfirmabilitas Data atau kepastian data yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan larangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian, dengan tujuan agar hasil penelitian lebih objektif. Kepastian berasal dari konsep objektivitas, yang memastikan bahwa sesuatu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapat dikatakan bahwa pengalaman seseorang yang subjektif itu jika disepakati oleh banyak orang . maka akan menjadi objektif. Jadi objektivitas – subjektivitasnya suatu hal bergantung pada seorang. 4. Transferabilitas Data 425 Transferabilitas Data atau keteralihan data yaitu apakan hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada situasi yang lain. Keteralihan bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut, untuk keperluan ini seorang peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha verifikasi tersebut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rendahnya hasil belajar Rendahnya hasil belajar dapat diketahui berdasarkan nilai yang dicapai siswa atau hasil akhir siswa. rata-rata nilai siswa yang paling dominan yaitu berkisar antara yang mendapat nilai 41-65 yaitu berjumlah 31 orang siswa. B. Faktor-Faktor Penyebab Rendanya Hasil Belajar (internal) 1. Segi Fisiologis a. Panca Indera sebanyak 50 orang siswa di SMA Negeri 1 Mawasangka yang rendah hasil belajar geografi yang diakibatkan oleh cacat panca indera pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka yaitu dominan pada indera penglihatan dan indera pendengaran, sehingga hasil belajar siswa itu sendiri dapat terganggu. 2. Psikologi a. minat belajar menunjukkan bahwa sebanyak 50 orang siswa yang rendah hasil belajar geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 10 orang siswa (20%) sangat senang belajar geografi, 12 orang siswa (24%) senang belajar geografi, 24 orang Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 siswa (48%) kurang senang belajar geografi, dan 4 orang siswa (8%) tidak senang belajar geografi. sehingga ini menyebabkan siswa rendah hasil belajar pada mata pelajaran geografi. C. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar (eksternal) 1. Faktor keluarga a. Penghasilan Orang Tua dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 19 orang siswa (38%) penghasilan orang tuanya kurang dari Rp 800.000,- , 8 orang siswa (16%) penghasilan orang tuanya sebesar Rp 800.000,-Rp 1.600.000,- kemudian 14 Orang siswa (28%) penghasilan orang tuanya sebesar Rp 1.600.000,- Rp 2.400.000,- dan 9 orang siswa (24%) penghasilan orang tuanya sebesar Rp 3.200.000,-. b. Pendidikan orang tua dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar geografi Di SMA Negeri 1 Mawasangka Menunjukkan 6 orang siswa (12%) tingkat pendidikan ayahnya tidak tamat SD, 6 orang siswa (12%) ayahnya tamat SD, 15 orang siswa (30%) ayahnya tamat SLTP, 17 orang siswa (34%) ayahnya tamat SLTA, 2 orang siswa (4%) tingkat pendidikan ayahnya Sarjana Muda/Diploma, dan 4 orang siswa (8%) tingkat pendidikan ayahnya Sarjana (S1). c. Tempat tinggal Dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 44 orang siswa (88%), tinggal dirumah orang tua, 4 orang siswa (8%), Numpang di rumah keluarga, dan 2 orang siswa (4%) menyatakan kontrak rumah. d. Relasi Antara Anggota Keluarga sebanyak 3 orang siswa (6%) menyatakan bahwa orang tua mereka sering bertengkar, 31 orang siswa (62%) menyatakan bahwa orang tua mereka kadang-kadang bertengkar,16 orang 426 siswa (32%) menyatakan bahwa orang tua mereka tidak pernah bertengkar. e. Suasana Rumah Sebanyak 20 orang siswa (40%) menyatakan bahwa sangat terganggu bila orang tuanya bertengkar, dan 28 orang siswa (56%) menyatakan bahwa kadang-kadang terganggu bila orang tuanya bertengkar, 2 orang siswa (4%) menyatakan bahwa tidak terganggu bila orang tuanya bertengkar. f. Orang tua mendidik Persentase jawaban siswa tentang orang tua anda di rumah selalu memperhatikan kebutuhan dan kemajuan belajar nomor (14), sebanyak 19 orang siswa (38%) menyatakan bahwa orang tua selalu memperhatikan kebutuhan serta kemajuan belajar anaknya, 27 orang siswa (54%) menyatakan bahwa orang tua mereka kadang-kadang memperhatikan kebutuhan serta kemajuan belajar anaknya. g. Faktor lingkungan sekolah 1) Metode Mengajar guru dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 14 orang siswa (28%) menyatakan cara mengajar guru geografi sangat baik, 24 orang siswa (48%) menyatakan cara mengajar guru geografi baik, 8 orang siswa (16%) menyatakan cara mengajar guru geografi kurang baik, 4 orang siswa (8%) menyatakan cara mengajar guru geografi tidak baik. h. Lingkungan sekolah Dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 40 orang siswa (80%) menyatakan bahwa keadaan di lingkungan sekolah sangat aman, 10 orang siswa (20%) menyatakan bahwa keadaan di lingkungan sekolah kurang aman, 0 orang siswa (0%) menyatakan bahwa keadaan di lingkungan sekolah tidak aman. Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu usaha yang di lakukan atau dikerjakan. Apa bila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, penyebab rendahnya hasil belajar tersebut dapat kita kelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau faktor internal (gangguan panca indera dan minat. faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor eksternal (penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, ketersediaan buku cetak, suasana rumah, metode mengajar guru, dan lingkungan sekolah. Sehingga sesuai dengan penelitian yang dideskripsikan, maka penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi Di SMA Negeri 1 Mawasangka dapat di deskripsikan: faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang menyababkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa), dan faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa), dimana faktor internal dan faktor eksternal ini meliputi: 1. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). a. Cacat panca indera, dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar yang mengalami cacat panca indera sebanyak 3 orang siswa (6%) dipengaruhi oleh cacat panca indera , yang meliputi cacat panca indera pada bagian penglihatan dan pendengaran. Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar, sebanyak 50 427 orang siswa di SMA Negeri 1 Mawasangka yang rendah hasil belajar geografi yang diakibatkan oleh cacat panca indera pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka yaitu dominan pada indera penglihatan dan indera pendengaran. a. Minat belajar siswa, dari 50 orang siswa yang rendah hasil belajar Geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 28 orang siswa (56%) disebabkan karena kurangnya minat belajar siswa. Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan sebanyak 50 orang siswa di SMA Negeri 1 Mawasangka hasil belajar geografi masih sangat rendah, mengenai minat belajar siswa, karena siswa belajar dirumah setiap ada kesempatan sehingga terlihat bahwa minat belajar siswa sangat rendah. 2. Faktor Eksternal (Faktor yang berasal dari luar diri siswa) a. Faktor keluarga 1) Penghasilan orang tua, dari 50 orang siswa yang, rendah hasil belajar Geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 19 orang siswa (38%) disebabkan kurangnya penghasilan orang tua. 2) Pendidikan Orang tua, dari 50 orang siswa, yang rendah hasil belajar Geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 14 orang orang siswa (28%) disebabkan kurangnya pendidikan orang tua. 3) Ketersediaan buku cetak, dari 50 orang siswa, yang rendah hasil belajar Geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 41 orang siswa (82%) disebabkan karena rata-rata siswa tidak memiliki buku cetak Geografi. 4) Suasana rumah, dari 50 orang siswa, yang rendah hasil belajar Geografi di SMS Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 30 orang Azmin Mane, Surdin Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Januari 2016 siswa (60%) dipengaruhi oleh sussana rumah. b. Faktor lingkungan sekolah 1) Metode mengajar guru, dari 50 orang siswa, yang rendah hasil belajar Geografi di SMA Negeri 1 Mawasangka, sebanyak 12 orang siswa (24%) dipengaruhi oleh metode mengajar guru. 2) Lingkungan sekolah, dari 50 orang siswa, yang rendah hasil belajar Geografi, sebanyak 10 orang siswa (20%) dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,suharsini. 2002. prosedur penelitian suatu pendekatan praktek edisi Revisi: Rineka cipta, Jakarta. Aunurrahman. 2012. Belajar Dan Pembelajaran. CV Alfabeta, Bandung. Darsono, Max. 2002. Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Pres. Jihad, Haris , 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Presindo, Yogyakarta. Nuraisa, 2010. Faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI iis SMA Negeri 2 kendari. Kendari: UHO (Skripsi). 428 1 Sawerigadi. Kendari: UHO (Skripsi). Semiawan, Conny R. 2002. Belajar dan pembelajaran dalam taraf usia dini (pendidikan pra sekolah dan sekolah dasar). PT. Prenhallindo, Jakarta. Slameto 2003. Belajar Dan FaktorFaktor Mempengaruhinya Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta. Sofian, 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Konstruktivis Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Sdn 07 Kendari Barat. Kendari: UHO (Skripsi) widyantini, T 2008. Penerapan pendekatan kooperatif STAD dalam pembelajaran IPS SMP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Pebriantini. 2015. Faktor Faktor Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X1 SMA Swasta Se- Kota Kendari. Kendari: UHO (Skripsi). Sartika. 2013. Pegaruh Persepsi Siswa Tentang Cara Mengajar Guru Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa X SMA Negeri Azmin Mane, Surdin