BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman fermentasi merupakan minuman yang dihasilkan melalui proses fermentasi secara aerob maupun anaerob dengan melibatkan aktivitas mikroba terkontrol. Beberapa jenis minuman dapat difermentasi oleh mikrobia yang spesifik. Salah satunya adalah minuman jenis susu. Susu mempunyai kandungan laktosa yang dapat difermentasi oleh mikrobia yang spesifik. Susu fermentasi merupakan produk susu yang mengalami fermentasi dengan atau tanpa modifikasi komposisi susu dan sebagian besar dengan bantuan mikroorganisme. Sebagian besar, susu fermentasi mengandung bakteri asam laktat. Kandungan laktosa pada susu dipecah oleh enzim yang dimiliki oleh bakteri asam laktat menjadi glukosa dan galaktosa (Nisa, dkk., 2008). Kemudian glukosa diubah menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat tersebut. Asam laktat yang dihasilkan mampu menggumpalkan protein sehingga memungkinkan untuk lebih mudah di pecah enzim di saluran pencernaan (Mayasari, 2011). Probiotik menghasilkan senyawa antimikroba sebagai metabolit sekunder yang akan menghambat pertumbuhan patogen pada saluran pencernaan. Dengan adanya probiotik menyebabkan penurunan pH. Penurunan pH ini akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang akan menyebabkan beberapa penyakit seperti diare dan beberapa infeksi seperti infeksi urin, gastro enteritis dan infeksi saluran nafas (Russel, 1992). Bakteri patogen dapat ditemukan secara alami di usus besar manusia dan juga ditemukan pada makanan yang dikonsumsi. 1 Susu fermentasi yang mengandung bakteri probiotik mempunyai efek kesehatan yang sangat besar terkait dengan bahaya yang ditimbulkan oleh bakteri patogen. Menurut Suseno (2000), salah satu efek kesehatan dalam mengkonsumsi susu fermentasi adalah mengurangi jumlah bakteri patogen yang terdapat dalam usus manusia sehingga dapat memperpanjang usia dan mencegah penuaan dini. Selain itu minuman susu fermentasi yang mengandung probiotik dapat mencegah infeksi saluran kandung kemih, mencegah konstipasi atau sembelit, melindungi diare pada bayi dan orang yang sedang melakukan perjalanan, menanggulangi efek pengobatan dengan antibiotik dalam jangka panjang, mencegah terjadinya kanker usus, mencegah hiperkolesterol, pengeroposan tulang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu strain bakteri asam laktat yang berpotensi sebagai agensia probiotik adalah Lactobacillus plantarum. Lactobacillus plantarum merupakan bakteri asam laktat homofermentatif. Lactobacillus plantarum dapat menghasilkan asam laktat melalui pemecahan glukosa dengan glikolisis. Lactobacillus plantarum dapat diisolasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari dadih. Dadih merupakan salah satu produk olahan susu yang dibuat dengan cara fermentasi secara alami pada suhu kamar selama 48 jam. Susu yang digunakan umumnya adalah susu kerbau dengan memanfaatkan bakteri asam laktat (Afriani,dkk.,2011). Strain L. plantarum yang diisolasi dari dadih tersebut adalah L. plantarum Dad 13. Penggunaan L. plantarum Dad 13 sudah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai probiotik. Salah satu syarat dari karakteristik bakteri probiotik adalah bakteri probiotik harus mampu bertahan pada kondisi lambung dengan pH 1-3 serta tetap mampu tumbuh pada garam empedu yang 2 dihasilkan oleh usus 12 jari (Lee dan Salminen, 2009). Sedangkan L. plantarum Dad 13 relatif tahan pada pH 3,0 dan dapat hidup serta tumbuh pada garam empedu 0,5% (Sumaryati,dkk.,2009). Berdasarkan kesesuaian karakteristik yang harus dimiliki probiotik maka L. plantarum Dad 13 dapat dikategorikan sebagai agensia probiotik. Hal ini dikarenakan suatu strain mikrobia dapat dikategorikan sebagai agensia probiotik dengan dibuktikan melalui karakterisasi strain mikrobia (Lee dan Salminen, 2009). Lactobacillus plantarum Dad 13 terbukti mampu menghambat bakteri patogen. Salah satu bakteri patogen yang mampu dihambat pertumbuhannya oleh L. plantarum Dad 13 adalah Escherichia coli enterotoksigenik yang merupakan penyebab diare. Hal ini dikarenakan L. plantarum Dad 13 mampu memproduksi senyawa antimikrobia yang dapat menghambat perumbuhan bakteri patogen (Sumaryati,dkk.,2009). Kemampuan L. plantarum Dad 13 dalam menghambat bakteri patogen pada saluran pencernaan dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia. Masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia adalah mengenai kesehatan saluran cerna seperti keracunan dan diare akibat bakteri patogen. Hal ini disebabkan oleh sanitasi yang kurang baik sehingga resiko terjadinya kontaminasi oleh bakteri patogen semakin meningkat. Konsumsi susu fermentasi yang mengandung bakteri probiotik dapat mengurangi resiko keracunan bakteri patogen dengan mekanisme bakteri probiotik dalam menurunkan pH (Pamer, 2014). Salah satu bakteri probiotik tersebut adalah L. plantarum Dad 13. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah benar bakteri L. plantarum Dad 13 yang ditambahkan pada susu fermentasi dapat 3 mengurangi jumlah patogen pada tubuh manusia dan seberapa besar susu fermentasi ini dapat mengurangi jumlah patogen serta pengaruhnya terhadap mikrobiota pada saluran pencernaan manusia dengan cara menguji feses manusia yang mengkonsumsi susu fermentasi tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dari konsumsi susu yang difermentasi menggunakan L. plantarum Dad 13 terhadap bakteri Enterobacteriaceae, Coliform non E. coli dan Escherichia coli pada feses manusia dewasa sehat. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh dari konsumsi susu yang difermentasi dengan L. plantarum Dad 13 terhadap populasi bakteri Enterobacteriaceae, Coliform non E. coli dan Escherichia coli pada feses manusia dewasa sehat. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui fungsionalitas dari bakteri probiotik L. plantarum Dad 13 dalam susu fermentasi sehingga dapat diketahui nilai fungsional L. plantarum Dad 13 tersebut dalam peningkatan atau penurunan bakteri Enterobacteriaceae, Coliform non E. coli dan E. coli pada feses manusia dewasa sehat. 4