PENDAHULUAN Latar Belakang Bakteri asam laktat telah lama dikenal dan digunakan ole11 manusia dalam proses pengalahan pangan, yaitu sejak digunakamya fermentasi sebagai salah satu cara menlperoleh produk akhir yang secara organoleptik dan kualitas lebih diterima daripada bahan bakunya. Bakteri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perbaikan flavour, tekstur, dan masa simpan produk fermentasi. Selain itu, ditinjau dari segi nilai gizi, fermentasi menghasilkan komponen-komponen nutrisi yang lebih mudah dicerna melalui perombakan serta diproduksinya senyawa-senyawa yang menguntungkan oleh mikroorganisme yang terlibat didalamnya. Aspek lain yang akhir-akhir ini mulai dikeillbangkan adalah penggunaan bakteri asam laktat sebagai mikroba yang mampu membantu meningkatkan kesel~atan dan membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Menurut Elmer et al. (1996) yang dikutip ole11 Drouault et al. (1999) bakteri asam laktat termasuk mikroba yang amau dan beberapa galur digunakan sebagai terapi dalam proses penyembuhan penyakit yang menyerang manusia seperti diare, konstipasi, infeksi saluran kemih, mencegah kanker, rematik arthritis, serta menurunkan kolesterol dalam darah (Reid 1999). Pada berbagai jenis makanan fermentasi keterlibatan bakteri asam laktat memberikan efek yang menguntungkan karena asam yang dihasilkan dapat ~nencegah peitu~l~buhanmikroba lain yang tidak dikehendaki selama proses fennentasi berlangsung (Rahayu et al. 1999). Selain asam laktat dan asam asetat, diproduksi juga senyawa penghambat lain yang ju~nlahnyalebih kecil , seperti asam format, asam lernak bebas, amonia, etanol, hidrogen peroksida, diasetil, asetoin, 2,3- butanadiol, asetaldehida, enzim bakteriolitik, bakteriosin, dan antibiotik, serta beberapa senyawa penghambat lain yang belum dapat diidentifikasi (Klaenhaml~mer 1988; Daeschel 1989; Lindgren dan Dobrogosz 1990; Schillinger 1990; Piard dan Desmazeaud 1991; Vandenberg 1993) Bakteri asam laktat yang telah berhasil diisolasi dari berbagai ~nalcanan tradisional berbasis umbi-umnbian, buah, dan ikan seperti gatot, growol, tape singkong, tempoyak, bekasam, peda, wadi, dan terasi umumnya didominasi ole11 Lactobacillus plantarum, Streptococcus thermophillus, dan Pediococcus acidilactici. Dari hasil shining diperoleh bahwa L. plantaru~nTGR-2 yang diisolasi dari growol memiliki kemampuan memproduksi antimikroba yang dapat menghanlbat berbagai bakteri patogen yang diujikan. Demikian juga dengan isolat-isolat lain yang diperoleh dari fermentasi ikan (Rahayu et al. 1999). Salah satu makanan tradisional dari daerah Sumatra, tempoyak atau asinan durian dibuat dengan jalan memfermentasi daging buah durian yang lewat masak dalam wadah tertutup, sehingga dihasilkan produk seperti pasta, dan biasanya dikonsu~nsisebagai makanan pembangkit selera (appetizer), ramuan makanan utama (ilzgredient of main dish), maupun sebagai bumbu masakan (conrliment) bersanla dengan rempah-rempah lainnya. Cita rasanya yang gurill dan aromanya yang kuat mampu rne1nbangkitkan selera makan, akibat terjadinya keseimbangan antara ko~llponengula dari buah, asam laktat yang terbentuk selama fermentasi, garam yang digunakan sebagai pengontrol proses ditambah dengan senyawa-se~lyawaaromatik dan senyawa berantai pendek yang terbentuk lainnya. Selain menghasilkan flavour yang khas dan zat gizi siap cerna, fermentasi tempoyak oleh bakteri asam laktat merupakan salah satu cara peilgawetan alami tanpa penambahan bahan pengawet kimia. Masa simpan tempoyak sangat bervariasi antara 2 bulan sampai 1 tahun. Lamanya masa simpan ini akibat ditekannya pertumbuhan mikroba patogen dan pembusuk oleh asam yang diproduksi oleh bakteri asam laktat selama proses fermentasi dan garam yang ditambahkan pada awal proses sebesar 5-19%. Selama ini produk-produk yang difennentasi oleh bakteri asam laktat dipercaya memiliki tarnbahan keuntu~lganlain selain yang sudah disebutkan diatas, yaitu dapat meilingkatkan kesehatan manusia apabila kultur dikonsumsi dalam keadaan hidup dan mampu bertahan dalam saluran pencemaan. seperti ini dikenal dengan istilah probiotik. Produk-produk Contoh produk probiotik yatlg sudah beredar dipasaran adalah yogurt, yakult, susu asidofilus dan lainnya (Ray 1996). Selain itu saat iili juga sudah banyak dijual di pasaran produk probiotik dala~nbentuk kapsul atau tablet dengan label "makanan kesehatan". Berbagai merk dagang makanan kesehatan yang sudah beredar di Eropa dan Asia antara lain Probi dari Swedia (L. plalztarunz 299v), LC1 dari Nestle Swiss (L. acidophiIlus LAl), Gynelogix (L. acidophillus NCGB 1748 dan L. crispatus CTV 05), Danone dari Perancis (L. casei DN 114) dan OMX dari Malaysia (campuran Lactobacillus, Bifidobacten'a, Streptococcus, dan Eilterococcus). Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Green et al. (1999) menunjukkan bahwa probiotik tidak hanya didominasi oleh galur-galur dari Lactobacillus dan BzJidobacteria tetapi juga mulai dikembangkan penggunaan genus Bacillus sebagai bacteriotherapy dan bacterioprophyluxis untuk pasien-pasien yang mengalami gangguan pencemaan setelah pengobatan dengan antibiotik untuk jangka waktu yang lama. Identifikasi Masalah Keamanan pangan di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah serius dan perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan para pakar di bidang pangan. Masalah lain yang tak kalah pentingnya adalah gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh bakteri patogen yang mencemari makanan seperti Salii~onella typhiiiltruiuwz dan Escherichia coli penyebab sakit tifus dan diare. Tercatat selama periode 1997-2000, 63 kasus penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang tercemar dengan jumlah total 7067 kasus dan 15 diantaranya menyebabkan kematian. Kasuskasus ini tersebar melalui jasa katering 22 kasus (33,8%), makanan rumah tangga 19 kasus (29,2%), makanan jajanan 12 kasus (4,66%), dan 9 kasus (13,9%) yang tidak diketahui penyebabnya (Kandun 2000). Infeksi yang ditimbulkan bakteri patogen ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi, anak-anak, manula, atau orang-orang yang tingkat kekebalan tubuhnya rendah. Selain kedua bakteri tersebut masih banyak bakteri patogen penyebab sakit dan keracunan pada manusia seperti Bacillus cereus, Clostridiuin perfringens, dan Cainpylobacter. Makanan yang disimpan dinginpun temyata tidak selalu aman dengan ditemukannya Listeria inonocytogenes yyag tumbuh baik pada suhu dingin dan menimbulkan keracunan makanan (ICMSF 1996). Salah satu cara penanggulangan dan pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri patogen adalah terapi probiotik yang berfungsi menyeimbangkan mikroflora saluran pencernaan manusia. Pessi et al. (1999) mendefinisikan probiotik sebagai ballan pangan yang mengandung mikroba dalam keadaan hidup dan memberikan efek menyehatkan pada manusia yang mengkonsumsinya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilya Metchnikoff yang dikutip ole11 Adam dan Moss (1997) yang menunjukkan bahwa kondisi yang tidak seimbang pada usus besar manusia akibat pertumbuhan bakteri pembusuk yang menghasilkan toksin dan dapat mengganggu kesehatan, dapat diatasi ole11 konsumsi makanan asam terutama yogurt dalam jumlah yang cukup sehingga pertumbuhan bakteri kolifonn di dalam perut dan usus menjadi terhambat. Salji (1992) yang dikutip oleh Jenie (1997) menyatakan bahwa dimensi ke tiga dari persepsi makanan populer sebagai makanan kesehatan yang ~nulai berkembang akhir-akhir ini dicirikan oleh kandungan gizi yang tinggi dan makanan probiotik. Makanan probiotik lebih dikenal dengan mengkonsumsi produk yallg mengandung bakteri asam laktat dalam keadaan hidup dan malnpu bertahan dan berkembang dalam saluran pencemaan manusia. Konsumsi makanan yang meilgalldung bakteri asam laktat ini tidak hanya terbatas pada produk-produk fermentasi susu tetapi juga mulai dikembangkan dalam bentuk kapsul atau tablet dengan kandungan utamanya kultur mumi atau campuran bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat diketahui mampu menstimulir sistem imunitas dau beberapa penelitian menunjukkan kemampuan bakteri ini untuk mengaktifkan makrofag dan limfosit, meningkatkan tingkat imunoglobulin A (IgA) dan produksi gama interferon. Pengaruh dari komponen-komponen ini mampu ineningkatkan resistensi terhadap mikroba patogen (Adam dan Moss 1997). Makanan fermentasi tradisional Indonesia telah diteliti memiliki potensi sebagai probiotik, misalnya dadih dari Sumatra Barat yang dibuat dengan cara memfermentasi susu kerbau dalam tabung bambu. Beberapa galur yang diisolasi dari dadih diketahui memenuhi syarat sebagai probiotik antara lain Lactococcus lactis ssp lactis R-22, Leuconostoc paranzesenteroides R-51, Leuconostoc paratnesenteroides R-26 dan Lactobacillus casei ssp casei R-52 (Surono 1999). Tempoyak yang merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat, biasanya dikonsumsi segar atau dalam bentuk makanan tertentu, diduga berpotensi untuk dikembangkan sebagai makanan probiotik. Untuk itu, sebelulnnya perlu dikaji peranan dan potensi bakteri asam laktat dari tempoyak sebagai mikroba probiotik. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengisolasi bakteri asam laktat tempoyak dari berbagai daerah dan umur yang berbeda (2) menguji sifat-sifat balcteri asam laktat basil isolasi untuk dikembangkan sebagai probiotik. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan galur-galur bakteri asarn laktat yang diisolasi dari tempoyak yang berpotensi dan memiliki sifat-sifat sebagai inikroba probiotik. Informasi yang diperoleh, diharapkan mampu mendukung upaya pengembangan dan pemasyarakatan konsumsi makanan tradisional Indonesia, dala~n ha1 ini tempoyak sebagai makanan yang menyehatkan melalui perhaikan proses khususnya dengan memanfaatkan kultur bakteri asam laktat yang diketallui bersifat probiotik. Hipotesis Hipotesis yang diajukan adalah (1) terdapat keragaman galur bakteri asaln laktat dari tempoyak yang diproduksi di berbagai daerah (2) umur tempoyak yang berbeda akan menghasilkan galur bakteri asam laktat yang beragam (3) bakteri asam laktat hasil isolasi berpotensi sebagai mikroba probiotik.