Turunan yang berhubungan dengan kepentingan fisika 12.1 TEOREMA DASAR Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan dan integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada mengaplikasikan definisi dari integral, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu. Teorema dasar kalkulus menyatakan: Jika sebuah fungsi f adalah kontiniu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b), Kalkulus digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya. Setiap konsep di mekanika klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat ditentukan dengan menggunakan kalkulus. Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk mencari total fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historik lainnya adalah penggunaan kalkulus di hukum gerak Newton, diekspresikan dengan laju perubahan yang merujuk pada turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja bada benda tersebut dengan arah yang sama. Bahkan rumus umum dari hukum ke-dua Newton: Gaya = Massa × Percepatan, mengandung diferensial kalkulus karena percepatan bisa diekspresikan sebagai Matematika Dasar Page 177 turunan dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga diekspresikan dengan diferensial kalkulus. 12.2 PEMBAHASAN Dalam bidang fisika dibahas mengenai gerak lurus berubah beraturan, yang berarti bahwa kecepatan benda selama bergerak tidaklah tetap. Misalnya benda bergerak menempuh jarak s dalam waktu t. Kecepatan rata-rata dapat ditentukan dengan Kecepatan rata-rata = perubahan jarakperubahan waktu = ∆s∆t Jika kecepatan pada saat t dinotasikan dengan v(t) maka kecepatan dirumuskan dengan v(t) = Jika fungsi kecepatan terhadap waktu v(t) diturunkan lagi maka akan diperoleh percepatan a(t) =dvdt dengan kata lain, percepatan pada waktu t adalah turunan pertama dari fungs kecepatan. Percepatan juga diartikan sebagai turunan kedua dari fungsi jaraknya yaitu: (t) =dvdt = ddt (dsdt) =d2sdt2 = s”(t) Aplikasi turunan dalam bidang fisika digunakan untuk menurunkan suatu rumus Berikut contoh penerapan turunan dalam fisika : 1. Momentum Sudut Didefinisikan l = r x p (p = mv). Besarnya momentum sudut : l = r p sin θ. Rumusan ini dapat diubah menjadi : l = r (p sinθ) = r p⊥ atau l = p (r sinθ) = p r⊥ . Dari definisi momentum sudut l = r x p, bila dideferensialkan diperoleh : drdt = d (r x p)/dt drdt = (r x) + (drdt x p) drdt = (r x F) + (v x mv) drdt = τ drdt = F Matematika Dasar Page 178 2. Torsi Sebuah benda berotasi dengan sumbu putar adalah sumbu z. Sebuah gaya F bekerja pada salah satu partikel di titik P pada benda tersebut. Torsi yang bekerja pada partikel tersebut adalah : τ = r x F Arah torsi τ searah dengan sumbu z. Setelah selang waktu dt partikel telah berputar menempuh sudut dθ dan jarak yang ditempuh partikel ds, dimana ds = r dθ. Usaha yang dilakukan gaya F untuk gerak rotasi ini dW = F . ds dW = F cos φ ds dW = (F cos φ) (r dθ) dW = τ dθ dW = F . ds Laju usaha yang dilakukan (daya) adalah : dW/dt = τ dθ/dt P=τω P=Fv Untuk benda yang benar-benar tegar, tidak ada disipasi tenaga, sehingga laju dilakukannya usaha pada benda tegar tersebut sama dengan laju pertambahan tenaga kinetik rotasinya. dW/dt = dK/dt dW/dt = d(1/2 I ω2)/dt τ ω = 1/2 I dω2/dt τ ω = Iω dω/dt τ ω = Iω α τ =Iα F=ma Posisi partikel ditunjukkan oleh persamaan s=f(t)=t3-6t2+9t (t dalam detik dan s dalam meter). Tentukan : a. Kecepatan pada waktu t? b. Kecepatan setelah 2 detik? Matematika Dasar Page 179 c. Kapan partikel berhenti? d. Kapan partikel bergerak maju? Jawab : a. Fungsi kecepatan adalah turunan dari fungsi posisi. s=f(t)=t3-6t2+9t v(t)= =3t2-12t+9 b. Kecepatan setelah 2 detik bermakna sebagai kecepatan sesaat pada t=2 v(t)= =3t2-12t+9 v(2)= 3(2)2-12(2)+9=-3m/dt c. Partikel berhenti jika v(t)=0 v(t)= 3t2-12t+9=0 3t2-12t+9 3(t2-4t+3) 3(t-1)(t-3)=0 t1=1 dan t2=3 Partikel berhenti setelah t=1 atau t=3 d. Partikel bergerak maju (dalam arah positif) jika v(t)>0 3t2-12t+9=3(t-1)(t-3)>0 → Partikel bergerak maju jika t<1 atau t>3 (dari mana ?) → Partikel bergerak mundur jika 1<t<3 12.3 KESIMPULAN 1. Dengan adanya turunan kita dapat atau menyelesaikan permasalahan fisika. 2. Turunan dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah dan gampang sehingga banyak bidang yang menggunakannya 3. Fisika termasuk bidang yang sangat berhubungan dengan matematika yaitu Turunan. Matematika Dasar Page 180