1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk me lakukan
apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Sepanjang masa kanakkanak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang
berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan akan
berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
berminat atau merasa bosan (Hurlock, 1978: 114). Minat dapat tumbuh dengan
baik jika pembelajaran dilakukan dengan cara yang menarik dan sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan
sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran
tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena
itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka dalam merancang program
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus
memperhatikan karakteristik afektif peserta didik (Muslich, 2011: 164).
Penggunaan suatu strategi pembelajaran akan membantu kelancaran,
efektifitas, dan efisiensi pencapaian tujuan. Maka guru dituntut harus dapat
menetapkan strategi pembelajaran yang paling tepat dan sesuai untuk IPA yang
dapat meningkatkan minat siswa, penyampaian bahan tertentu, suatu kondisi
belajar peserta didik, dan untuk suatu penggunaan strategi atau metode yang
memang telah dipilih. Tujuan utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan
pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar-mengajar yang
efektif.
Pengembangan
strategi
ini
dimaksudkan
sebagai
upaya
untuk
menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi
peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat
meraih prestasi belajar secara memuaskan. Oleh karena itu, melaksanakan
kegiatan belajar mengajar merupakan pekerjaan kompleks dan menuntut
kesungguhan guru.
1
2
Menurut Oemar Hamalik (2005:57) pembelajaran merupakan suatu proses
suatu kegiatan kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran.Sedngkan menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009:7) pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna
menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dapat membantu siswa
dalam mencapai tujuan.
Kemampuan anak untuk bersikap kritis terhadap fenomena alam dapat
terwujud jika anak memiliki minat yang baik terhadap pembelajaran. Menurut
Muslich (2011:173), minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman
yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, konsep, dan keterampilan
untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Orang yang tidak memiliki
minat pada mata pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar
secara optimal. Oleh karena itu, semua guru harus mampu membangkitkan minat
semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat menarik minat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran, khususnya di sini adalah pembelajaran IPA. IPA
berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada
habis-habisnya. Siswa seharusnya memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari
IPA (Sumaji, 2003: 31). Minat sangat penting untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa.Siswa yang memiliki minat, motivasi, kesadaran belajar,
sikap positif terhadap mata pelajaran dan guru diharapkan akan memperoleh hasil
belajar yang baik (Mansyur, Harun Rasyid, & Suratno, 2009: 26). Abdul Hadis
(2006: 64) memaparkan bahwa minat termasuk ke dalam faktor psikologis yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Guru sebagai
pengelola kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
agar siswa menjadi berminat mengikuti pelajaran. Kemampuan guru untuk
memilih metode pembelajaran yang tepat sangat bermanfaat untuk menarik minat
siswa. Pembelajaran IPA yang menyenangkan dapat menjadikan siswa tidak jenuh
dan berminat untuk belajar (Maslichah Asy’ari, 2006: 29).
3
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru di SDN Dukuh 01,
guru dalam menyampaikan materi khususnya IPA kepada siswa belum
menggunakan metode dan media yang tepat, penerapan metode pembelajaran
belum efektif atau konvensional dalam menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa.pembelajaran IPA masih terlalu informatif di bawah dominasi guru
(pembelajaran lebih bersifat teacher-centered). Guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa hanya berjalan satu arah dari guru kepada siswa kemudian banyak
siswa yang tidak menyadari pentingnya belajar, khususnya belajar materi yang
berkaitan dengan mata pelajaran IPA, siswa merasa kesulitan dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru, terbukti dari perolehan nilai pada ulangan
harian yang masih rendah. Siswa menjadi kurang tertarik untuk memperhatikan
penjelasan guru. siswa tidak menunjukkan sikap positif terhadap proses
pembelajaran IPA di kelas dan banyak siswa yang menunjukkan sikap tidak
berminat terhadap pelajaran IPA. Sehingga IPA dianggap sebagai pelajaran yang
sulit dan menjemukan. Kecenderungan pembelajaran IPA di SDN Dukuh 01
adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan
konsep, dan teori. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak
tersentuh dalam pembelajaran. Peserta didik kelas 5 di SD N Dukuh 01 tidak
dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Sehingga peserta didik
cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri sehingga minat belajar siswa
rendah.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta
didik yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang
berbeda-beda. Sehingga setiap kelompok ada peserta didik yang tingkat
kemampuannya rendah, sedang dan tinggi. Menurut Ibrahim Muslim (2001)
dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Dengan kata lain
dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain. Dengan
4
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give diharapkan dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe take and give merupakan model
pembelajaran yang melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai
kemampuan orang lain serta memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa.
Komponen penting dalam strategi model pembelajaran kooperatif tipe take and
give adalah penguasaan materi melalui kartu keterampilan bekerja kelompok dan
berpasangan dalam sharing informasi serta evaluasi yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di
dalam kartu dan kartu pasangannya (Huda, 2013:242). Model pembelajaran
kooperatif tipe take and give ini untuk membantu siswa memperdalam dan
mempertajam materi pelajaran serta meningkatkan skill dasar, pencapaian,
interaksi positif antar siswa, harga diri dan sikap penerimaan pada siswa-siswa
lain yang berbeda. Didukung oleh media flash card yang memberikan kartu
belajar yang efektif berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang digunakan untuk
membantu mengingatkan atau mengarahkan siswa kepada sesuatu yang
berhubungan dengan gambar, teks, atau tanda simbol yang ada pada kartu, serta
merangsang pikiran dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.
Suasana pembelajaran yang dibentuk untuk saling bersaing untuk
menyampaikan materi kepada sesama teman sebayanya yang membuat siswa
termotivasi untuk belajar menyampaikan sesuatu yang baik dan benar. Sehingga
dalam kegiatan belajar, minat dapat dikatakan sebagai keseluruh anda yang
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga tujuan belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011 : 75).
Melihat permasalahan masih rendahnya minat belajar siswa pada
pembelajaran IPA maka untuk mengubah situasi pembelajaran, yaitu suasana
pembelajaran dan juga minat belajar IPA siswa, maka diusulkan topik untuk
dilakukan penelitian yaitu: “ Upaya Meningkatkan Minat Belajar IPA Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Take And Give Berbantuan Media Flash Card
Pada Siswa Kelas IV di SDN Dukuh 01 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas 5 di SDN Dukuh
01 maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Banyak siswa yang menunjukkan sikap tidak berminat terhadap pelajaran
IPA.
2. Banyak siswa yang tidak menyadari pentingnya belajar, khususnya belajar
materi yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA.
3. Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa hanya berjalan satu arah dari
guru kepada siswa.
4. Siswa merasa jenuh dan enggan untuk memperhatikan penjelasan guru.
5. Siswa tidak menunjukkan sikap positif terhadap proses pembelajaran IPA di
kelas.
6. Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh
guru, terbukti dari perolehan nilai pada ulangan harian yang masih rendah.
1.3 Pemecahan Masalah
Analisa masalah dilakukan dengan memperhatikan beberapa identifikasi
masalah, baik dari siswa maupun oleh guru. Hasil analisa masalah pembelajaran
yang perlu di ungkap adalah: Penggunaan metode pembelajaran dan penggunaan
media yang tepat untuk meningkatkan minat belajar siswa dan untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Penyampaian materi dapat menggunakan
metode yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang akan disampaikan oleh
guru. Minat belajar siswa akan meningkat jika guru juga senantiasa menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi juga penggunaan media yang tepatdalam
suatu pembelajaran di kelas dan selalu melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.
1.4 Rumusan Masalah
Berangkat dari batasan masalah yang diajukan, maka rumusan masalah
penelitian yang diajukan adalah:
1. Apakah peningkatan minat belajar IPA dapat dicapai dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe take and give berbantuan media flash
6
card siswa kelas 5 SDN Dukuh 01 Semester 2 tahun ajaran 2015/2016?
2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe take and give
berbantuan media flash card dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas 5
SDN Dukuh 01 Semester 2 tahun ajaran 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar IPA
dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe take and give berbantuan
media flash card siswa kelas 5 SDN Dukuh 01
Semester 2 tahun ajaran
2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian merupakan kegiatan mengungkap fakta, dengan menggunakan
prosedur yang terstuktur dan sistematis. Hasilnya kemudian menjadi rujukan bagi
bidang keilmuan dimana penelitian ini diangkat, dalam hal ini adalah ilmu
pendidikan, dan juga menjadi rujukan atau memiliki manfaat bagi para praktisi
atau kepada institusi penelitian ini diajukan. Berdasarkan pengertian demikian,
maka penelitian seharusnya memiliki manfaat dalam dua ranah, yaitu:
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk menerapkan model pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe take and give berbantuan media flash card.
Selain bahan agar dapat dilaksanakan dengan lebih efektif masukan,
diharapkan agar guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan
2. Bagi Peserta Didik
a. Dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran
IPA
b. Dapat menumbuhkan semangat kerja sama, karena dalam model
pembelajaran kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung
7
jawab kelompok.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan SDM demi kemajuan pendidikan terutama dalam
pembelajaran IPA.
b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah yang diwujudkan melalui nilai
yang diperoleh siswa.
4. Bagi Peneliti
a. Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan guru terutama
pembelajaran IPA.
b. Dapat
menambah
pengalaman
secara
langsung
sebagaimana
penggunaan strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
Download