BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolah dasar. Pembelajaran IPA di SD menekankan pembelajaran pada pemberian pengalaman belajar secara langsung antara siswa dengan lingkungan sekitar melalui mengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar.Mata pelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis,sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,konsep-konsep,atau prinsif-prinsif saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekita, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan pembelajaran IPA, maka dibutuhkan suatu pembelajaran IPA di SD yang memperhatikan karakteristik perkembangan peserta didik sebagaimana yang telah dikemukakan oleh (sulistyorini, 2007: 39) bahwa anak usia 7-12 tahun berada pada fase operasional kongkret.anak pada fase ini berpikir atas dasar pengalaman konkret/nyata. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences yang termasuk physical sciences .adalah ilmu-ilmu astronomi,kimia,geologi,mineralogy, meteorology, dan fisika; sedangkan life sciences meliputi biologi (anatomi,fisiologi,zoologi,citologi,dan seterusnya).Menurut James Conant dalam Usman Samatoa (2010:1) mendefinisikan sains sebagai“suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain,dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimen dan observasi,serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. 1 2 Kemudian menurut A.N Whilehead dalam Usman Samatoa (2010:1) menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.orde pertama didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional). IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya.dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu,serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya,jangkauan sains semakin luas dan lahirnya sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar.bahkan kini sains dan teknologi mengetahui budaya ilmu pengetahun dan teknologi yang saling mengisi (computer ).Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya digunakan sebagai tolak ukur untuk kemajuan bangsa itu. IPA di SD hendaknya membukan kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari menjawab atas berdasarkan bukti serta mengembangkan secara berpkir ilmiah.fokus program pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukanuntuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia di mana mereka hidup. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 kelas 5 hasil belajar IPA siswa kelas 5 masih banyak nilai siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70 ditemukan bahwa guru dalam menyampaikan materi menggunakan metode ceramah. Guru dalam menyampaiakan metode tersebut kurang mampu menarik perhatian siswa dalam belajar, karena siswa dalam belajar, karena siswa tidak dapat memahami konsep dari materi yang disampaikan oleh guru akibatnya hasil belajar IPA siswa rendah. 3 Tabel 1.1 Hasil Tes Pra Siklus IPA Pada Siswa Kelas 5 SDN Dukuh 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014. No Nilai Sebelum tindakan Frekuensi Persentase (%) 1 ≥70 30 76 2 ˂70 9 24 Sumber, data primer kelas 5 SDN Dukuh 01 Keterangan Tuntas Tidak tuntas Salah satu upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA SD adalah sudah digunakanya model pembelajaran kooperatif tife examples non examplesmenurut (Miftahul Huda, 2013:234) merupakan starategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran strategi ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan masalah permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.untuk itu penulis tertarik mengadakan penelitian tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah diatas dapat didefinisikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa masih ada yang belum mencapai KKM 2. Dalam proses pembelajaran IPA guru hanya menerapkan metode ceramah dan penugasan sehingga kurang melibatkan siswa secara aktif. 3. Siswa kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA terutama materi bumi dan alam semesta. 4. Guru jarang menggunakan media yang menarik sehingga siswa merasa bosan dan jenuh saat mengikuti pelajaran. 1.3 Batasan Masalah 4 Berdasarkan latar belakang di atas, agar peneliti ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar IPA siswa pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar pada pokok bahasan bumi dan alam semesta. 2. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran menggunakan model examples non examplesdiSDN Dukuh 01. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penggunaan model Examples Non Examples untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga mata pelajaran IPA materi pokok Bumi dan Alam Semesta Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah model Examples Non Examples ENE dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga mata pelajaran IPA materi pokok bumi dan alam semesta semester II Tahun 2013/2014 ? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan pembelajaran dengan mengggunakan model Examples Non Examplespada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model Examples Non Examplespada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang telah diperoleh dari penelitian tindakan kelas (PTK ) sangat berarti bagi guru ,pembelajaran siswa, maupun pada pendidikan umumnya. Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.6.1 Manfaat bagi guru 5 1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Guru dapat berkembang secara professional, sebagai guru dapat meningkatkan bahwa dirinya telah mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. 3. Membantu guru lebih percaya diri. 4. Membantu guru untuk mengembangkan pengalaman dan keterampilan yang dimilikinya. 1.6.2 Manfaat Bagi Siswa 1. Membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar. 2. Memudahkan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran. 1.6.3 Manfaat bagi sekolah Dengan melakukan penelitian didalam kelas yang dilakukan oleh guru dalam pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan, sehingga sekolah tersebut mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang 1.6.4 Manfaat bagi penulis Model pembelajaran ini, dapat memberikan masukan untuk diterapkan dalam pengajaran yang akan dilakukan oleh penulis sebagai pengajar dimasa depan nanti. 1.6.5 Manfaat bagi pendidikan Dengan terbiasanya guru melakukan PTK dapat dihasilkan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran,untuk itu dapat disebarluaskan kepada guru maupun sekolah lain melalui KKG, diskusi dan kegiatan lain yang dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.