BAB 4 KONSEP DESAIN

advertisement
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
4.1.1
Teori Kemasan
Menurut Mark Greene, kemasan merupakan persepsi orang terhadap sebuah
brand dan merupakan sebuah inti, satu-satunya hal termahal dari bentuk periklanan
dan jika anda adalah perusahaan kecil maka kemasan merupakan salah satunya
periklanan anda. Ketika orang memikirkan produk anda, apapun bentuknya dari
produk makanan anda, mereka menggambarkan dari kemasan yang ada.
Menurut Wirya, Iwan. Dalam bukunya yang berjudul “Kemasan yang Menjual,
Menang Bersaing Melalui Kemasan.”. Sejak jaman batu, kemasan telah dikenal oleh
manusia. Namun masih dalam fungsinya sebagai pelindung barang yang ada
didalamnya atau sebagai pembungkus terhadap gangguan apapun yang dianggap
dapat merusak barang tersebut. Menurut sejarah, kemasan mulai digunakan sejak
4000 tahun sebelum masehi, yang diawali dengan penggunaan kemasan dari bahanbahan yang diperoleh dari alam seperti tanah liat, tulang, kulit binatang, buluh
bamboo, pelepah, daun-daunan dan sebagainya.
Sejarah Kemasan di Indonesia
Kemasan adalah salah satu bidang dalam desain grafis yang punya banyak
masalah khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan dengan konsumen. Di
Indonesia, perkembangan kemasan berjalan seiring dengan perkembangan produk.
Dari berbagai macam produk yang beredar di masyarakat, produk makanan dan
minumanlah yang berpengaruh kuat terhadap industri kemasan. Hal ini diakui oleh
Hengky Wibawa, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan yang mengatakan bahwa
70 persen kemasan adalah produk makanan.
Menurut data hasil riset, diketahuo bahwa dewasa ini, industri kemasan
mengalami kenaikan investasi yang cukup besar. Tahun 2000 yang lalu, investasi
baru di sector kemasan senilai Rp. 557 miliar melonjak tahun 2001 menjadi Rp. 5,9
triliun. Dan tahun 2002 terdapat investasi baru sebesar Rp. 2,02 triliun.
Namun dibalik sukses angka investasi yang fantastis tersebut, kemasan di
Indonesia masih kurang menarik dibandingkan negara lain. Menurut Handi Irawan,
Direktur Konsultasi Pemasaran Frontier, ada 4 tren perkembangan kemasan.
Pertaman, desain yang bercorak modern dan futuristis, pilihan desain kini makin
beragam dengan kreatif yang makin unik dan cerdik. Kedua, kemasan semakin
praktis, mudah dibawa dan dibuka. Ketiga, transparan agar konsumen bisa menilai isi
produk. Keempat, kemasan dapat didaur ulang.
12
13
Definisi Kemasan
Kemasan adalah hasil dari pengemasan. Menurut Drs. Wagiono, M.Sc, seorang
pakar desain grafis mendefinisikan kemasan sebagai suatu wadah atau tempat dengan
bentuk tertentu yang menarik sekaligus melindungi dari kemungkinan rusak atau
pecah, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan konsumen.
Menurut Philip Kotler, kemasan dibedakan menjadi 3 tingkatan:
1. Kemasan Primer, adalah kemasan yang melindungi / bersentuhan dengan
produk langsung. Contoh : botol kaca produk parfum.
2. Kemasan Sekunder, adalah kemasan yang membungkus kemasan primer.
Contoh: Kemasan karton yang membungkus botol parfum.
3. Kemasan Tersier, adalah kemasan yang melindungi sejumlah kemasan
sekunder dalam proses pendistribusian produk.
Fungsi Kemasan
Pada mulanya, fungsi kemasan hanya sebatas sebagai pelindung. Namun, saat
ini kemasan digunakan untuk beberapa tujuan:
1. Untuk diisi dengan produk, dimana produk didalamnyalah yang
dikonsumsi oleh konsumen.
2. Melindungi produk dari kontaminasi, dari kerusakan akibat keadaan sekitar
dan dari pencurian.
3. Sebagai tempat menyimpan produk dan sebagai fasilitas transportasi.
4. Membawa informasi kepada konsumen dan desain yang menarik untuk
tampilan yang atraktif.
Dan saat desain serta teknik cetak berkembang pesat, ada factor-faktor penting
yang dituntutkan harus ditampilkan oleh kemasan secara maksimal:
1. Faktor Pengamanan
Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi
penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar, jatuh,
tumpukan, kuman, serangga dan lainnya.
2. Faktor Ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan,
sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.
3. Faktor Pendistribusian
Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke
tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
4. Faktor Komunikasi
Sebagai media komunikasi yang menerangkan dan mencerminkan
produk, citra merek dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan
pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat.
14
5.
Faktor Ergonomi
Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa / dipegang, dibuka,
mudah diambil atau dihabiskan isinya.
6. Faktor Estetika
Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan
penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf dan tata letak
untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor identitas
Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni
memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan
produk-produk lain.
Semua faktor fungsi diatas merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa
diabaikan salah satu dan mementingkan yang lain. Sebab perlu diingat bahwa
kemasan juga membawa citra perusahaan pembuatnya selain membawa citra produk
itu sendiri. Apalagi saat ini, jenis produk yang ada amat kompleks, sehingga
diperlukan kemasan yang mempunyai daya tarik yang menonjol apabila dipajang
berdampingan dengan produk lain.
Meningkatkan keamanan makanan melalui kemasan
Kemasan telah dikenal dan digunakan sejak lama, dengan bahan dan fungsi
yang sangat sederhana yakni hanya sebagai wadah. Kini dalam perjalanannya
kemasan berkembang dengan sedemikian pesatnya, baik dari segi bahan gelas,
kaleng, plastik, dan karton maupun fungsinya sebagai pelindung produk yang
dikemasnya hingga media promosi.
Semakin beragamnya jenis kemasan, tentu tetap harus memenuhi fungsi
utamanya sebagai pelindung produk yang dikemasnya. Sehingga pemilihan jenis
kemasan harus disesuaikan dengan sifat dan karakter produk yang akan dibungkus.
Apa yang terjadi jika produk-produk yang mudah rusak seperti olahan susu,
daging, dan ikan tidak dikemas dengan baik? Produk olahan tersebut akan mudah
rusak dan umur simpannya sangat pendek.
Interaksi kemasan dengan lingkungannya
Faktor lingkungan
Sifat kemasan yang dibutuhkan
Tekanan mekanis
Kekuatan
Oksigen, uap air, dan
Permeabilitas
sebagainya
Intensitas cahaya
Kemampuan dalam menghambat / mengatur
transmisi cahaya
Suhu
Daya hantar panas | Porositas | Reflektivitas
Kontaminasi biologis
Daya penetrasi
(mikroba dan serangga)
Reflektivitas
15
Akibatnya produk harus selalu dikonsumsi segar dan sulit menjangkau daerah
yang luas, kecuali melalui proses pengawetan tertentu.
Tujuan utama pengemasan adalah melindungi produk dari berbagai kerusakan,
terutama akibat pengaruh lingkungan, baik itu secara kimia, biologi, maupun fisik.
Sehingga diharapkan, produk memiliki umur simpan yang lebih lama, aman, dan
memiliki kualitas yang terjaga. Dalam bukunya, “Fennema et al”. (1975)
mengungkapkan interaksi yang sering terjadi antara kemasan dengan lingkungannya.
Jika kebutuhan dan faktor lingkungan seperti yang disebutkan pada tabel
diatas tidak terpenuhi, maka fungsi proteksi kemasan menjadi tidak optimal. Berikut
akan dibahas mengenai faktor-faktor lingkungan yang disebutkan pada tabel.
• Tekanan mekanis
Tekanan mekanis dapat terjadi di semua rantai produk pangan, terutama
distribusi. Penanganan yang kurang baik dapat memberikan benturan yang
mengakibatkan produk rusak. Adanya kemasan yang kuat dan rigid dapat
membuat produk terlindungi.
• Cahaya
Beberapa komponen bahan pangan sangat sensitif terhadap cahaya. Sebut saja
produk yang mengandung banyak lemak dan minyak,pigmen, dan vitamin C.
adanya paparan cahaya dapat membuat produk-produk tersebut mengalami
degradasi dan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan mutu. Oleh sebab itu,
pemilihan kemasan dengan warna yang agak gelap akan mampu
memperpanjang umur simpan produk tersebut.
• Oksigen
Reaksi oksidasi menyebabkan penurunan mutu dalam produk pangan. Banyak
produk yang menjadi tengik akibat adanya reaksi berantai tersebut. Salah satu
penyebab utamnya adanya oksidasi adalah keberadaan oksigen.
Setiap bahan/produk pangan memiliki sensitivitas yang beragam terhadap
oksigen. Oleh sebab itu, permeabilitas kemasan yang dibutuhkan pun berbedabeda. Bahkan, dengan metode Modified Atmosphere Packaging (MAP),
konsentrasi udara di dalam kemasan (termasuk oksigen) dapat diatur sesuai
kebutuhan.
• Air
Kandungan air suatu produk pangan sangat bergantung pada kelembaban
relatif lingkungan. Pangan yang memiliki kelembaban relatif lebih tinggi dari
lingkungan, akan cenderung melepaskan airnya ke atmosfer, sehingga akan
mengakibatkan pengurangan berat dan perubahan penampakan serta tekstur.
Sebaliknya, jika kelembabannya lebih rendah, produk akan cenderung
menyerap air. Perubahan mutu yang terjadi, contohnya pada biskuit yang
kehilangan kerenyahannya atau keju yang menjadi keras. Selain itu,
16
perubahan kadar air akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba dan
timbulnya reaksi-reaksi kimia yang tidak diinginkan. Dalam kasus ini,
permeabilitas (kemampuan suatu zat untuk dapat menembus/melalui bahan
berpori) kemasan akan sangat menentukan.
• Suhu
Kemasan juga mempengaruhi perpindahan panas produk dengan lingkungan.
Sifat ini penting, terutama untuk produk pangan beku. Dibutuhkan bahan
kemasan yang “outstanding” untuk tujuan tersebut.
• Kontaminasi mikroba
Fungsi kemasan untu mencegah kontaminasi mikroba terutama sangat penting
untuk produk-produk yang mengalami proses pasteurisasi, pembekuan,
curing, dan sejenisnya. Hal tersebut sangat tergantung pada kekuatan
integritas mekanis dan resistensi kemasan.
• Infestasi serangga
Infestasi mikroba sering terjadi pada saat penyimpanan dan distribusi. Oleh
sebab itu, sangat penting untuk memastikan produk yang dikemas bebas telur
atau larva serangga. Selain itu, kemasan juga harus mampu mencegah
terjadinya penetrasi dari lingkungan.
Daya Tarik Kemasan
Kemasan dibuat untuk menarik perhatian dan merangsang inderawi manusia.
Dan ini erat kaitannya dengan persepsi, yakni proses dimana manusia mengadakan
kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia bereaksi pada bentuk dan
visual suatu obyek tertentu.
Menurut penyelidikan para ahli, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia,
80 persen adalah penginderaan yang dilakukan melalui penglihatan atau kasat mata.
Dengan demikian, unsur-unsur grafis dari kemasan yaitu warna, bentuk, merek,
ilustrasi, tata letak merupakan unsur visual yang memegang porsi terbesar dalam
penyampaian pesan secara kasat mata (optical communication).
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya tarik
sebuah kemasan sangat penting artinya karena akan mempengaruhi tindakan
konsumen baik secara sadar maupun tanpa sadar. Dan faktor inilah yang akan
menentukan keberhasilan penjualan. Ada dua macam daya tarik yang bisa dimiliki
oleh kemasan yakni daya tarik visual dan daya tarik praktis.
Daya Tarik Visual
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk,
yang mencakup warna, bentuk, brand, ilustrasi, teks serta tata letak. Daya tarik visual
berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar
manusia, desain yang baik memiliki efek positif yang sebagian besar tidak disadari
17
karena konsumen pada umumnya tidak menyadari bahwa mereka dipengaruhi oleh
desain dan mereka tidak menganalisis setiap unsur.
Daya Tarik Praktis
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Beberapa daya tarik
praktis misalnya:
1. Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk.
2. Kemasan yang mudak dibuka dan ditutup kembali dan disimpan.
3. Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan / minuman, atau
dengan alternative volume untuk pembelian eceran.
4. Kemasan yang dapat digunakan kembali.
5. Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing atau dipegang.
6. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau
mengambil isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang dapat
diisi ulang.
7. Dan lain-lain berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan sifat produk itu
sendiri.
Aspek Fisik
Aspek fisik sebuah kemasan adalah aspek dari kemasan yang bisa dipegang
dan diraba, meliputi bahan kemasan dan bentuk kemasan. Dan ada beberapa bahan
kemasan yang lazim dipakai, dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.
A. Bahan
I. Kertas
Kertas adalah bahan kemasan yang paling tua yang dipakai oleh
manusia sebagai pelindung barang dan juga sebagai bahan untuk kemasan
yang banyak ditemui. Mempunyai berat yang amat ringan, membuat
kertas menjadi bahan yang digemari. Penggunaan kertas sebagai bahan
kemasan dimulai inovasinya oleh Cina pada tahun 1 atau 2 sebelum
masehi. Mereka pada mulanya memakai lembar daun tanaman mulberry
yang dikeringkan dan kemudian dibuat pembungkus obat-obatan dan
makanan.
Mereka juga mengembangkan teknik pembuatan kertas pertama
kali. Kemudian bangsa Arab membawa teknik pembuatan kertas ini ke
Spanyol, Perancis dan daratan Eropa. Tahun 1310, teknik pembuatan
kertas masuk ke Inggris, kemudian pada tahun 1690 masuk ke Amerika
mulai dari Germantown dan Pennsylvania. Dengan demikian kertas
bertahan paling lama sebagai material pembungkus.
18
Pada abad kedua puluh, keberadaan kertas mulai digantikan oleh
material plastik. Namun pada tahun 1980, saat pemerintah Italia
menemukan tas plastik dalam perut ikan paus yang terdampar di pantai,
pemerintah Italia kemudian melarang penggunaan tas plastik dan kembali
ke kertas. Kepedulian mengenai lingkungan hidup yang terus meningkat
membuat popularitas material kertas juga terus meningkat.
Di Indonesia sendiri kebutuhan akan kertas setiap tahun meningkat.
Tercatat pada tahun 2000 produksi kertas mencapai 2,35 juta ton.
Semenjak mulai populernya limbah peduli lingkungan, kertas mulai
digunakan sebagai bahan kemasan karena kelebihannya yaitu mudah
didaur ulang dan ramah lingkungan.
Namun selain kelebihan tersebut, kertas juga memiliki kekurangan
sebagai bahan kemasan yakni mudah rusak, karena basah maupun karena
tekanan, seperti misalkan remasan tangan. Namun kekurangan ini sudah
ditemukan solusinya dengan menambahkan bahan lain sebagai lapisan
pembantu seperti plastik atau lilin untuk produk minuman dan produk
berlemak. Berikut ini tabel yang menunjukan pemakaian kertas untuk
berbagai macam produk.
Penggunaan Kertas di Dunia
Makanan
Bumbu-bumbu dan rempah-rempah
Roti
Gula-gula
Pembungkus sereal
Lemak dan Produk Susu
Makanan Ringan
Makanan Hewan
Ice cream
Makanan bayi
Biscuit, kue, daging dan ayam, makanan beku
Rokok
Alat kedokteran dan bahan farmasi
Produk dari kertas (serbet, dsb)
Deterjent, shampoo, kebutuhan WC
Bahan kimia dan bahan pertanian
Lain-lain
Total
81%
30%
10%
10%
8,5%
5%
5%
4%
1,5%
1%
1%
5%
5%
5%
3%
0,5%
0,5%
100%
Sumber : Steven Sonsino, Packaging Design (London : Thames and Hudson.
LTD, 1990).
Untuk berbagai jenis kebutuhan pengemasan, kertas mulai
dimodifikasikan, sehingga terdapat berbagai macam jenis kertas dan
19
kualitas kertas untuk berbagai macam kebutuhan yang berbeda.
Pemberian nama pada masing-masing jenis kertas terkadang disesuaikan
dengan karakter kertas tersebut, akan tetapi di lapangan dapat menjadi
nama yang berbeda untuk jenis kertas yang sama. Berikut ini adalah jenis
kertas yang umum digunakan sebagai kemasan:
1.
Unbleached kraft
Jenis kertas ini memiliki ciri fisik, berwarn coklat dengan
tekstur yang kesat dan kasar, merupakan kertas kemasan paling
ekonomis dan kuat. Umumnya digunakan untuk kertas
pembungkus, tas kertas dan beberapa jenis pembungkus
sekunder. Kertas jenis ini dilapisi berbagai bahanlain seperti
plastik dan lili.
2.
Glassine and greaseproof
Jenis kertas ini memiliki kemampuan sebagai pelindung
dari air, asap / uap air, baud an khususnya dari lemak. Kertas
jenis ini digunakan untuk kantong kertas, tas, karton dan
amplop, tetapi sekitar 85% digunakan untuk kemasan makanan.
3.
Parchement papers
Parchement papers dibuat dengan cara memasukan
lembaran ke dalam larutan pekat dari asam belerang. Hasil
yang diperolah adalah film (selaput) yang transparan, kuat,
padat dan bebas dari serat, kuat dalam keadaan basah dan
mampu melindungi dari lemak. Kertas ini sangat baik bila
digunakan untuk produk-produk yang mengandung minyak
ataupun basah, seperti misalnya mentega, ikan dan sayursayuran.
4.
Tissue
Pada umumnya jenis ini digunakan sebagai pembungkus
bagian dalam. Dapat tampil dengan lapisan yang kasar maupun
halus, transparan maupun buram, serta dapat dilapisi lilin atau
plastika agar lebih kuat. Kertas jenis ini banyak digunakan pada
produk bunga-bungaan maupun industry pangan.
5.
Sulfites, clay and chromecoats
Jenis ini banyak digunakan untuk label kemasan dan
kemasan yang dekoratif. Memiliki dua jenis yang berbeda yaitu
hasil yang tidak mengkilap (dull) baik yang terlapisi (coated)
maupun yang tidak terlapisi (uncoated) dan hasil yang
mengilap (glossy).
20
6.
Foil
Foil dibuat dengan cara melapisi kertas dengan kertas
perak. Jenis ini tersedia dalam berbagai macam warna dan
lapisan penutupnya, serta sangat baik bila dicetak timbul.
7.
Kertas jenis khusus
Adanya penambahan material lain seperti misalnya
glitter. Dengan karakteristik tersebut, kertas ini sesuai
digunakan untuk kertas kado maupun produk-produk yang
tampil mewah.
Pemilihan kertas sebagai material kemasan produk makanan terkait
langsung dengan nilai fungsional dan karakteristik dari produk tersebut.
Yang dimaksud disini adalah fungsi kemasan tersebut terhadap produk
apakah kemasan tersebut melindungi secara langsung sebagai kemasan
primer ataukah sebagai pelindung sekunder atau tersier. Apabila kemasan
tersebut berfungsi sebagai pelindung primer, maka pemilihan materialnya
harus dikaitkan dengan karakteristik produknya, apakah produk makanan
tersebut mengandung air atau lemak, rentan terhadap perubahan cuaca,
panas atau dingin. Dengan demikian makanan dilindungi secara
maksimal.
Pada pertimbangan lain, pemilihan kertas juga harus
memperhatikan berat dan ukuran produk. Bila digunakan untuk produk
berat,harus diberi kertas yang tebal dan kuat agar tidak rusak saat di
pindah-pindahkan.
II. Plastik
Seperti halnya kertas, plastik adalah bahan yang banyak dipakai
sebagai kemasan produk di pasaran. Mulai dari berupa kantong plastic
sampai botol plastik. Sejarah plastik berhubungan erat dengan permainan
biliar. Saat pabrik bola biliar menawarkan penghargaan sebesar USD
$10.000 bagi siapa saja yang dapat menemukan pengganti gading karena
persediaan gading menipis.
Seorang insinyur dari New York, John Wesley Hyatt bersama
adiknya Isaiah Smith Hyatt bereksperimen dengan reaksi Champor pada
pyroxylin, material yang dibuat dengan menuangkan asam nitrat keatas
kapas. Material yang dihasilkan tidak dapat dicetak tetapi dipahat dan
dibentuk sama halnya seperti gading. Isaiah menyebutnya celluloid dan
kemudian Hyatt bersaudara membuka sebuah pabrik bola biliar yang
sukses di Albany.
Plastik dapat dibentuk menjadi kemasan yang menonjol dengan
kelebihannya yang transparan, semi transparan, tidak mudah pecah dan
21
sifatnya yang ringan. Karakteristik plastik memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1. Bentuk yang fleksibel sehingga dapat mengikuti bentuk produk
yang dikemas atau sesuai keinginan.
2. Dapat bersifat transparan sehingga produk dapat terlihat dari
luar.
3. Bersifat tidah mudah pecah yang akan memudahkan dalam
penanganan dalam transportasi.
4. Bersifat ringan sehingga mudah dibawa / dipindahkan dalam
jumlah besar.
B. Bentuk
Pada dasarnya, bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang
membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip
baku yang menentukan bentuk fisik dari sebuah kemasan karena biasanya
ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi
penjualan, pertimbangan pemajangan dan oleh cara penggunaan kemasan
tersebut. Secara garis besar, jenis bentuk dapat digolongkan menjadi dua
kelompok besar:
1. Bentuk Geometri
Terbentuk dari garis-garis lurus, lingkaran atau bagian dari
lingkaran. Bentuk yang teratur dan terukur ini dapat tampil
sederhana seperti balok, tabung, dan sebagainya, maupun tampil
kompleks seperti bangun segi banyak. Bentuk geometri ini memberi
kesan modern, terkontrol, tegas dan kokoh.
2. Bentuk organis
Merupakan bentukan yang dapat ditemukan di alam, yaitu
bentuk yang dibuat secara bebas tanpa menggunakan ukuran pasti,
seperti misalnya bentuk batu, karang, awan dan sebagainya. Bentuk
organis bisa memberikan kesan natural, dinamis dan spontan.
Fungsi Bentuk
Dalam kemasan, bentuk mempunyai kekuatan untuk menunjukan
merek, menidentifikasi jenis produk dan dapat pula dirancang untuk
fungsi tertentu. Berikut ini beberapa fungsi bentuk dalam kemasan:
1. Bentuk sebagai identitas produk
Bentuk kemasan dapat dijadikan salah satu kekuatan dalam
pengidentifikasian produk. Suatu bentukan khas akan membentuk
konsumen dalam mengenali dan meningat produk tersebut.
2. Bentuk dapat menunjukan produk
Bentuk sebuah kemasan juga bisa berbentuk jenis produk yang
ada di dalamnya. Seperti minuman apel dikemas juga dengan
kemasan berbentuk apel. Umumnya bentuk-bentuk yang dihasilkan
oleh kemiripan dengan produknya mempunyai bentuk yang unik.
22
3.
Bentuk fungsional
Beberapa bentuk produk merupakan bentuk yang dirancang
untuk memudahkan pemakaiannya oleh kosumen, seperti produk
minyak pelicin, umumnya mempunyai bentuk yang kecil dengan
mulut menyerupai sedotan untuk menjangkau tempat-tempat yang
sulit dijangkau.
Aspek grafis
Dalam sebuah desain visual kemasan, ada bagian yang sering
disebut sebagai aspek grafis, yaitu aspek yang memuat tentang warna,
tipografi, ilustrasi, logo dan komposisi atau layout. Kesemuanya ini
adalah satu kesatuan yang akan menyampaikan pesan kepada konsumen.
Setiap elemennya adalah bagian vital yang mendukung elemen lainnya.
Teori kemasan di atas telah diterapkan pada konsep visual kemasan yang
penulis rancang, sesuai dengan aturan desain yang ada.
4.1.2
Teori Warna
Arti Psikologis Warna
Setiap warna mempunyai artinya masing-masing yang didapat dari
persepsi orang yang melihatnya. Berikut ini adalah masing-masing warna
yang diterapkan dalam desain kemasan dan logo Sing Kuang menurut Eric P.
Danger, seorang konsultan riset warna dalam bukunya Selecting Colour for
Packaging:
1. Kuning dianjurkan untuk salah satu warna istimewa dalam
pengemasan. Kuning muda mempunyai keterlihatan yang tinggi dan
merupakan warna untuk muda-mudi. Sering diasosiasikan sebagai
warna musim panas, energi, sinar matahari dan suasana ceria. Buahbuahan yang identik dengan warna kuning adalah pisang, lemon dan
jeruk. Untuk makanan biasanya yang mengandung mentega dan keju.
Kuning dianggap mampu memantulkan suasana panas dengan baik.
2. Oranye merupakan warna terbaik untuk kemasan karena sangat
dinamis dan memiliki daya tarik impuls yang paling tinggi diantara
semua warna lainnya. Identik dengan musim gugur, dan awal musim
dingin. Mampu memberikan kesan hangat dan mendalam. Identik
dengan rasa jeruk dengan efek bau juga jeruk.
3. Coklat muda memiliki banyak aplikasi pengemasan dari memiliki
dampak rak yang cukup baik, demikian juga warna medium dan
merupakan warna identik dengan tanah, kayu, bumi dan sifat ilmiah.
23
Warna ini juga diasosiasikan sebagai musim gugur. Produk yang
memakai warna ini umumnya adalah produk coklat, minuman cola,
kacang dan kopi. Namun hati-hati dalam menggunakannya karena bisa
juga berarti kotor. Kelebihannya adalah menunjukan kualitas produk,
juga mungkin berarti kaya rasa.
4. Merah memiliki keterlihatan dan impuls yang tinggi, namun hindari
magenta karena sering diidentikan dengan keadaan busuk dan beracun.
Memiliki konotasi api, hangat, kegembiraan, asmara, agresif,
kesuburan dan berarti stop di seluruh dunia. Untuk produk makanan,
merah merupakan warna terbaik untuk dipakai dan sangat dianjurkan
karena mempunyai daya tarik tinggi dan warna yang umumnya disukai
orang.
5. Putih adalah warna kontras yang istimewa, terutama untuk latar
belakang dan dapat digunakan untuk corak apa saja, namun mata
mengalami kesulitan untuk melihatnya dari jauh karena memiliki
keterlihatan yang rendah. Warna putih adalah warna yang
diperuntukan bagi semua umur, sering diidentikan dengan kesucian,
bersih, perkawinan dan steril (pada produk makanan diartikan sebagai
bersih dan sehat). Namun hati-hati menggunakannya karena pada
kebudayaan beberapa negara. Warna ini merupakan warna dukacita
dan kematian seperti kebudayaan yang ada di Cina.
Fungsi Warna
Pada kemasan, warna sangat penting. Berikut ini adalah beberapa
fungsi warna dalam kemasan:
1. Untuk identifikasi, komposisi warna harus berbeda dengan produkproduk pesaing agar konsumen dapat dengan mudah mengenali atau
mencari produk yang ditawarkan.
2. Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah akan memantulkan
cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap, sehingga warna
terang lebih cepat menarik perhatian walaupun pada jarak penglihatan
yang jauh. Tapi hati-hati dalam menerapkan warna cerah sebagai daya
tarik, dan harus dipertimbangkan juga dengan aspek – aspek lainnya
karena daya tarik yang salah dapat merusak citra produk.
3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, misalnya untuk
merabangkitkan selera konsumen terhadap produk makanan, gunakan
warna merah, oranye atau kuning. Warna yang terang dan hangat
condong merangsang sistem saraf otonomi, termasuk pencernaan.
4. Untuk mengembangkan asosiasi, memberikan asosiasi tertentu
terhadap produknya. Jangan menggunakan warna ungu atau hijau
24
untuk produk makanan, khususnya yang mengandung daging karena
mempunyai asosiasi daging busuk. Warna hijau pada roti memberikan
asosiasi berjamur.
5. Untuk menciptakan suatu citra, warna disesuaikan untuk
mencerminkan atau menggambarkan keadaan produknya. Misalnya
warna hijau mencerminkan kesegaran untuk produk sayuran.
6. Untuk menghias produk, suatu produk tidak dapat ditampilkan secara
akurat hanya dengan warna hitam putih.
7. Untuk memastikan keterbacaan maksimum, gunakan warna kontras
untuk sesuatu yang ingin ditonjolkan.
8. Untuk mendorong tindakan, dibandingkan dengan kemasan polos,
pemberian warna dapat memberi dampak lebih. Di sini peranan warna
adalah untuk menjual.
9. Untuk proteksi dari cahaya, warna dapat digunakan untuk melindungi
isi dari efek cahaya yang merusak.
10. Untuk mengendalikan temperatur, warna terang cenderung
memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian dalam
kemasan tetap sejuk, ini diperlukan bagi produk yang sensitif terhadap
perubahan temperatur.
11. Untuk membangkitkan minat dalam mode, warna dapat mencerminkan
tren yang sedang berlangsung.
Warna merupakan sebuah atribut dari sebuah elemen. Warna
mempunyai peranan penting dalam penciptaan sebuah tanda atau sign. Warna
yang diterapkan dalam desain kemasan dan logo memberikan informasi
psikologis yang terkandung dari produknya. Sehingga sebuah produk atau
brand, memiliki identitas dan karakteristik yang memberi kesan bagi
konsumennya.
4.1.3
Teori Tipografi
Menurut Joyce Rutter kaye dalam Basic Design (2002, p5-6), huruf
merupakan esensi dari komunikasi visual, ketika sebuah jenis huruf telah
dipilih secara hati-hati digunakan secara penuh, hal ini dapat
mengkomunikasikan pesan secara efektif.
Menurut Rob Carter dalam Working With Computer (1996), factorfaktor penting dalam tipografi adalah :
25
• Legibility : Fungsi dari font yang dipilih harus mudah dibaca,
keterbacaan dalam bentuk suatu bacaan atau teks.
• Readibility : Jenis font yang dipilih harus enak dipandang mata dan
mudah dibaca.
• Visibility : Font mudah terlihat.
• Clarity : Font yang dipilih harus menunjukkan kejernihannya,
sehingga antara huruf yang satu dengan yang lain terlihat
perbedaannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi adalah aktifitas yang sangat
penting. Dengan adanya komunikasi tersebutlah terjadi interaksi, dimana
terjadi penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Aktifitas komunikasi ini
membutuhkan perangkat atau media untuk menjembatani antara pengirim
pesan dan penerima pesan. Selama berabad-abad, telah terbukti bahwa bahasa
tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif.
Dalam sebuah desain kemasan bahasa tulis atau masalah tipografi
merupakan salah satu penyampai pesan yang penting selain gambar atau
ilustrasi, bentuk dan warna. Pengelolaan yang benar, baik dari segi jenis huruf
maupun ukuran, akan menghasilkan kesan yang baik dan menjamin
tersampainya pesan kepada konsumen secara benar dan maksimal.
Pemilihan Huruf
Dalam menentukan karakter huruf yang akan diaplikasikan di dalam
sebuah kemasan, harus ada pertimbangan-pertimbangan yang akurat. Tipe
huruf yang akan dipilih misalnya, harus mampu mencerminkan atau
memberikan gambaran kesan tertentu sesuai dengan karakter produknya.
Apakah produk tersebut ditujukan untuk kalangan menengah, bawah atau atas,
dengan audience anak-anak, remaja, dewasa atau tua. Harus disesuaikan
dengan karakter huruf yang dipakai. Pemilihan huruf jenis serif seperti Trajan
dan Nyala, diaplikasikan pada informasi produk untuk menyampaikan sisi
klasik dan eksklusif untuk kalangan menengah atas, dan penggunaan huruf
kanji sebagai ciri khas China.
Selain pemilihan huruf, pertimbangan lainnya adalah ukuran huruf.
Ukuran huruf yang dipakai harus disesuaikan dengan ukuran produk. Ukuran
huruf berapapun yang dipakai, harus memiliki tingkat keterbacaan yang baik.
Memperhatikan sebuah tren yang sedang berlangsung juga salah satu
masalah yang harus dipertimbangkan dalam menentukan huruf yang akan
diaplikasikan. Tak sedikit rancangan desain yang mengangkat kembali suatu
gaya yang telah lama lewat, seperti art nouveau atau punk, sehingga mampu
menampakan citra bahwa produk tersebut up to date.
26
1.1.4
Teori Brand Identity
Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity
disebutkan bahwa Brand Identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari
sebuah brand. Identitas pendukung, ekspresi, komunikasi, dan
memvisualisasikan brand. Ini adalah cara komunikasi yang paling cepat dan
mudah. Dimulai dari sebuah brand name dan brand mark yang kemudian
dijabarkan menjadi sebuah alat komunikasi. Membangun sebuah Brand
Identity adalah cara membuat identitas visual yang mudah diingat dan cepat
dikenali.
Visual Identity memicu persepsi dan membuka asosiasi dari merk.
• Kriteria Brand Identity yang efektif:
• Kuat dan mudah diingat
• Mudah dikenali
• Menunjukkan image dan konsistensi perusahaan
• Mengkomunikasikan penampilan perusahaan
• Memiliki perlindungan legalitas
• Sesuai untuk berbagai media dan skala
• Dapat diterapkan pada berbagai warna termasuk hitam dan putih.
Berdasarkan landasan teori mengenai Brand Identity yang efektif,
maka pembuatan logo Sing Kuang yang baru diharapkan dapat memenuhi
kriteria Brand Identity yang efektif, sehingga selain lebih kuat dan mudah
diingat, juga dapat mengkomunikasikan image perusahaan.
Desain logo yang efektif, pertimbangan – pertimbangannya:
1. Relevansi
Dengan jenis bisnis atau jasa, pertimbangannya:
a) Kesesuaian dengan budaya perusahaan
b) Kesesuaian dengan psikografis dan nilai – nilai sasaran.
c) Kesesuaian dengan positioning yang ditetapkan.
d) Bagaimana strategi komunikasi pemasaran dan komunikasi
organisasinya
2. Tampil beda dan unik
Terutama dengan perusahaan sejenis lainnya, memiliki personalitas.
3. Memorability
Berkaitan dengan keunikan dan komunikatif.
Selain memakai karakter huruf yang sudah ada, bisa diciptakan tipe
huruf baru dengan bentuk-bentuk unik sesuai kebutuhan penciptanya. Seperti
huruf kanji pada logogram Sing Kuang yang dipadukan dengan huruf Trajan
sebagai logotype yang menjelaskan arti dari huruf kanji Sing Kuang. Bentuk
Huruf Trajan memiliki karakteristik yang sama dengan logogram serta dapat
menunjukkan sisi eksklusifnya. Namun bentuk ini mesti mempunyai kesan
luwes bila dipadukan dengan desain produknya.
27
1.1.5
Teori Ilustrasi
Data landasan teori desain komunikasi visual berikut diperoleh dari
buku Teori Desain Komunikasi Visual yang dikarang oleh Artini Kusmiati R.
dan Sri Pudjiastuti dan Pamudji Suptandar dengan penerbit Djambatan.
Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan
dengan tepat,cepat, serta tegas dan merupakan terjemahan dari sebuah judul.
Ilustrasi diharapkan dapat memberi suasana penuh emosi dan menjadikan
gagasan seakan-akan nyata.
Meskipun ilustrasi merupakan attention-getter yang paling efektif,
tetapi lebih efektif bila ilustrasi tersebut juga mampu menunjang pesan yang
terkandung. Ilustrasi harus didesain dengan baik dan hendaknya jangan
menggunakan ilustrasi hanya sebagai pengisi ruangan atau hanya sekedar
untuk membuat halaman menarik.
Ilustrasi merupakan salah satu unsur dalam desain kemasan yang
penting karena dianggap sebagai bahasa universal yang mampu menembus
rintangan yang timbul karena perbedaan bahasa di dunia. Sebagai salah satu
elemen desain kemasan, ilustrasi mengemban tugas:
1. Menarik perhatian.
2. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk.
3. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen.
4. Mendramatisasi pesan.
5. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan.
6. Menjelaskan suatu pernyataan.
7. Menciptakan suatu suasana khas.
8. Menonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang ditampilkan.
Teknik ilustrasi digunakan pada strategi visual untuk kemasan kue
bulan Sing Kuang karena ilustrasi bersifat lebih imajinatif, ilustrasi yang unik
serta dapat menyampaikan ide yang diwakilinya dengan baik akan lebih
berkesan dan tidak mudah dilupakan oleh target. Visual pada kemasan
menggunakan stilasi dari burung Hong mewakili sisi eksklusif, bunga Krisan
merupakan bunga musim gugur serta motif awan Megamendung secara
keseluruhan menjadi sebuah ilustrasi dengan warna duotone yang membuat
target audiens merasakan suasana datangnya musim gugur.
Pemilihan karakter burung Hong mewakili sisi eksklusif pada kemasan
karena gambaran burung Hong sudah muncul di China lebih dari 7.000 tahun
yang lalu dan dikenal sebagai lambang keberuntungan dan kekaisaran China.
Pada masa Dinasti Han yang berkuasa sekitar 2.200 tahun yang lalu burung
Hong telah digunakan untuk melambangkan Maharani sebagai pasangan naga
yang melambangkan Kaisar. Burung Hong juga mempunyai arti tambahan
28
yang sangat positif, berupa lambang dari kebajikan tinggi dan rasa hormat
serta sebagai simbol kebahagiaan. Pemilihan bunga Krisan karena aslinya dari
Negara China dan hanya tumbuh pada saat musim gugur. Serta motif awan
Megamendung China, garis awannya berupa bulatan atau lingkaran, memberi
kesan nostalgia.
4.1.7
Teori Komposisi
Komposisi dapat diartikan sebagai suatu susunan unsur desain yang
digunakan dalam perancangan komposisi, yang ditata atau dilayout secara
serasi dan harmoni dengan berlandaskan prinsip-prinsip desain. Sebuah
kemasan memang mempunyai unsur-unsur seperti tipografi, warna, ilustrasi,
dan sebagainya, namun kesemuanya itu bisa saja menjadi tidak berarti apabila
komposisinya kacau. Selain tiap elemen desain harus sesuai dan mempunyai
kekuatannya masing-masing, namun bila tidak terkomposisi dengan sesuai,
hasilnya percuma saja. Bukan berarti setiap komposisi harus teratur dan
mempunyai grid yang jelas, namun lebih pada keterbacaan yang baik dan
mampu menonjolkan tiap elemen yang dipakai sehingga merupakan gabungan
kekuatan.
Ada enam butir pertimbangan bagi tata letak adalah:
1. Keseimbangan (balance) adalah penataan unsur-unsur desain untuk
mencapai suatu kesan visual dengan penyebaran yang menyenangkan.
Menimbulkan kesan mantap dan bahwa semua dikomposisikan sesuai
tempatnya.
2. Titik pandang (focus) adalah menonjolkan salah satu unsur untuk
menarik perhatian. Misalnya logo atau ilustrasi. Sebab bila ada dua
buah elemen yang ditonjolkan akan ada ‘perang’ memperebutkan porsi
dan pada akhirnya akan membingungkan konsumen.
3. Lawanan (contrast) adalah penggunaa warna yang sangat berbeda
untuk menarik perhatian dan memudahkan keterbacaan maksimal,
sehingga pesan dengan baik tersampaikan.
4. Perbandingan (proportion) adalah penggunaan ukuran yang serasi
antara panjang, lebar, besar, kecil ataupun tebal tipisnya untuk
mencapai perpaduan yang enak dilihat.
5. Irama (rhythm) adalah penataan sedemikian rupa antara logo, ilustrasi
dan teks dalam urutan yang paling logis untuk memberikan alur
keterbacaan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam urutan baca.
6. Kesatuan (Unity) adalah mutu keseimbangan, titik pandang, dan
elemen-elemen lain yang digabungkan untuk pengembangan tampilan.
Setiap elemen harus mempunyai hubungan satu sama lain sehingga
akhirnya menampilkan kesan kesatuan sebagai bentuk utuh yang tidak
dapat dipisah-pisahkan.
29
Peraturan umum dalam menentukan komposisi yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1. Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit.
2. Bentuk yang teratur lebih memiliki daya tarik.
3. Bentuk yang tidak seimbang tidak akan menyenangkan.
4. Bentuk bujur sangkar lebih disukai daripada persegi panjang.
5. Bentuk cembung lebih disukai daripada yang cekung.
6. Bentuk oval atau bulat lebih disukai oleh wanita daripada segitiga
atau bentuk yang bersiku, dan sebaliknya untuk pria. Tapi
tergantung juga pada sifat produknya.
7. Untuk daya tarik optimal jangan membagi dua desain tersebut
misalnya oleh warna yang kontras karena secara keseluruhan
kemasan akan terlihat lebih kecil dan membingungkan.
8. Mata lebih senang bergerak horizontal, gerakan vertikal
membosankan.
9. Bentuk yang miring tidak disukai dan dihindari distorsi bentuk
yang merugikan.
10. Suatu ilustrasi yang terlalu dominan bisa menarik perhatian jauh
dari hal-hal penting lainnya.
11. Warna terang lebih mudah dilihat karena merangsang retina mata,
dan menghasilkan gambar yang lebih besar.
12. Warna hangat lebih menarik daripada warna sejuk, namun lebih
tergantung pada produk dan situasi pemasarannya.
13. Bagian penting yang ingin ditonjolkan terutama untuk teks
panjang, sebaiknya berwarna gelap dengan latar belakang terang.
Warna sebaliknya lebih sulit dibaca karena huruf akan terlihat
lebih kecil, tapi apabila diperlukan gunakan teks yang pendek dan
gunakan huruf yang tebal.
14. Mata condong terpusat pada bagian sedikit di sebelah kiri dan ini
posisi yang dominan, khususnya untuk sebuah simbol dan hal-hal
yang penting sebaiknya ditempatkan di sebelah kiri.
15. Secara keseluruhan, desain harus berbeda dengan produk pesaing.
16. Jangan menonjolkan desain terlalu kuat untuk usaha menarik
perhatian, menuntut perhatian terlalu berlebihan akan merugikan.
17. Mata cenderung melihat lebih dulu sesuatu yang lebih besar.
18. Konsumen melihat visual sesuatu kemasan dengan urutan warna,
bentuk, penampilan, kemudian produk di dalam kemasan.
19. Trend desain jangan terlalu cepat pudar, sebuah desain yang
ketinggalan jaman bisa kehilangan penjualan, perubahan desain
memang penting tapi jika terlalu sering akan kehilangan citra dari
merek atau produk tersebut.
20. Informasi harus sesuai dengan logika.
21. Jangan hanya menggunakan komposisi hitam putih untuk desain
kemasan.
22. Informasi penting harus jelas terlihat bila kemasan dipajang.
30
23. Jangan menggunakan tipe huruf yang memiliki tebal atau tipis
yang terlalu kontras, khususnya untuk teks dengan poin kecil
karena akan sulit dibaca.
4.1.8
Prinsip Dasar Desain Komunikasi Visual
Dengan prinsip – prinsip desain, seorang desain grafis mendesain
elemen desain dalam suatu layout. Prinsip – prinsip desain tersebut menurut
“Lori Siebert dan Lisa Ballard (Making a Good Layout, 1992)”, yaitu:
1. Keseimbangan (Balance) adalah perbandingan berat tidaknya suatu
gambar pada suatu layout. Daya yang membentuk keselarasan dan
merupakan penilaian akhir dari suatu komposisi.
2. Irama (Rhythm) adalah suatu pengulangan elemen gambar yang
bervariasi. Suatu kelanjutan dan gerakan. Merupakan suatu hasil
dari repetisi yang hanya bisa dirasakan.
3. Penekanan (Emphasis) adalah suatu unsur yang lebih ditekankan
pada layout.
4. Kesatuan (Unity) adalah wujud unsure desain yang disusun secara
terpadu. Untuk mencapai suatu susunan komposisi dalam desain.
Elemen – elemen gambar yang dipakai mempunyai persamaan
visual.
5. Komposisi (Composition) adalah suatu komponen atau unsur desain
yang dipergunakan dalam perancangan komposisi adalah susunan
beberapa benda atau bentuk yang ditata secara seimbang dan serasi
serta memiliki kesatuan antara unsur-unsur desain tersebut.
6. Keserasian / Keselarasan (Compatibility) adalah prinsip dari
perwujudan suatu komposisi yang disusun berdasarkan suatu
gagasan atau ide, sehingga menimbulkan suatu kesatuan yang
organis.
Keseluruhan prinsi desain ini diterapkan dalam desain kemasan kue
bulan Sing Kuang sehingga dapat mencitptakan desain yang tetap konsisten
dan menyatu dengan elemen-elemen desain yang ada.
1.2
Strategi Kreatif
Perancangan komunikasi visual dibuat berdasarkan data dan analisa yang
telah dibahas pada Bab II dan Bab III, hal-hal yang berhubungan dengan Toko Kue
Sing Kuang, baik dari latar belakang perusahaan, SWOT perusahaan, keunggulan
perusahaan, kompetitor, sehingga solusi desain dibuat dengan tujuan menciptakan
sebuah kemasan yang mencerminkan citra dan karakter produknya, sehingga cukup
kuat untuk bersaing dengan kompetitor dan dapat dikomunikasikan dengan baik
kepada target audiens.
31
4.2.1
Strategi Komunikasi
I. Fakta Kunci
Berikut adalah beberapa fakta yang dapat menjadi kunci dalam
berkomunikasi:
• Banyaknya kompetitor-kompetitor lain yang bergerak dalam bidang kue
bulan, dengan identitas yang lebih kuat dan mendominasi.
• Pemasaran kompetitor yang lebih optimal dibandingkan Sing Kuang.
• Pemasaran dari pihak Sing Kuang yang masih kurang, karena selama ini
pemasaran lebih banyak melalui mulut ke mulut dan belum terlalu go
public.
II. Masalah yang akan dikomunikasikan
Masalah yang diangkat menjadi isu utama adalah memberikan solusi
komunikasi visual yang tepat untuk menyampaikan keunggulan yang dimiliki
oleh Sing Kuang.
• Tujuan Komunikasi:
Arah komunikasi yang dituju sesuai dengan proses komunikasi.
• Attention:
Menarik perhatian target dengan solusi visual yang mengkomunikasikan
produk yang ditawarkan oleh Sing Kuang.
• Interest:
Mendapatkan minat dari target.
• Desire:
Setelah mendapatkan minat dari target, terciptalah keinginan dari target untuk
memiliki produk yang ditawarkan.
• Action
Memenuhi keinginan yang dirasakan dengan melakukan tindakan,
berpartisipasi membeli produk yang ditawarkan.
III. Profil Target
Profil dari target komunikasi secara demografis:
• Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan (unisex).
• Usia Target : 30-38 tahun.
• Kelas Ekonomi : menengah sampai menengah ke atas.
• Besar Keluarga : mencakup semua golongan keluarga secara kuantitatif.
• Agama : mencakup semua agama yang ada di Indonesia.
• Kebangsaan : Indonesia, China.
Profil target komunikasi dilihat secara geografis:
• Domisili : wilayah perkotaan.
• Wilayah sasaran umum dan khusus : Jakarta.
32
• Kepadatan : tingkat kepadatan perkotaan dan perumahan.
• Iklim : Tropis
Profil target komunikasi dilihat secara psikografis :
• Gaya hidup : modern, praktis, dinamis, minimalis.
• Kepribadian : menjaga tradisi, perfeksionis,
mementingkan prestige (gengsi, wibawa, martabat).
• Perilaku:
- Menyukai makanan manis.
- Peduli kesehatan.
- Menyukai dan sering mengadakan acara kumpul bersama (teman,
saudara dan keluarga).
- Memperhatikan kualitas & kesempurnaan, dalam hal ini kualitas dinilai
dari penampilan, rasa, kebersihan dan bahan dasar yang digunakan
mengingat produk yang dipasarkan berupa makanan sehingga harus
terjaga kebersihannya.
4.2.2
Strategi Desain
1. Big Idea
Nostalgia
2. Keyword
Nostalgia, klasik, musim gugur.
3. Positioning / Unique Selling Proposition
Kue khas musim gugur dengan kenikmatan yang tak terlupakan.
4. Tone & manner
Duotone, warna musim gugur, bunga Krisan, burung Hong (phoenix),
eksklusif. Pendekatan desain visual pada kemasan keseluruhan mengambil
konsep klasik tradisional. Dimana pada kemasan terdapat ilustrasi bunga
Krisan dan burung Hong (phoenix) dengan duotone menggunakan warna
musim gugur serta menampilkan sisi eksklusifnya.
5. Pendekatan Emosional
Pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pesan adalah pendekatan
yang lebih bersifat emosional.
Landasan Komunikasi Secara Emosional
Emosional adalah suatu keadaan yang menyentuh perasaan atau
melibatkan emosi. Penyampaian komunikasi dilakukan dengan cara
menggugah emosi dari masyarakat sehingga masyarakat tergerak untuk ingin
mencoba dan merasakan apa saja penawaran yang diberikan oleh kemasan
Sing Kuang.
33
4.2.3
Strategi Verbal
Gaya bahasa yang akan digunakan adalah gaya bahasa informal yang
memiliki kesan bersahabat dan lebih dekat dengan keseharian target.
Penggunaan bahasa tidak terbatas pada penggunaan bahasa Indonesia,
mengingat profil target yang sebagian target merupakan warga keturunan
Tionghoa maka ada pula penggunaan Bahasa Mandarin sebagai bahasa
sekunder.
4.2.4
Strategi Visual
Unsur-unsur desain yang dipilih berdasarkan pertimbangan karakter
target serta pendekatan yang dilakukan:
• Skema warna-warna yang memberikan nuansa eksklusif, sehat,
hangat, seperti perpaduan warna antara warna primer dengan warna
turunannya, dan warna-warna lain yang mendukung nuansa
tersebut.
• Tipografi Serif huruf Trajan untuk Logo, agar kesan yang
ditimbulkan tidak terlalu kaku dan lebih mencerminkan produk.
Tipografi Serif huruf Nyala untuk teks, untuk mendukung nuansa
klasik
• Ilustrasi berupa stilasi atau penyederhanaan dari bentuk-bentuk
kompleks dari bunga Krisan, burung Hong (phoenix) dan motif
awan mega mendung agar dapat menyampaikan pesan visual
dengan baik.
4.2.5
Strategi Media
Pemilihan item didasarkan pada pertimbangan bahwa media yang
digunakan adalah media yang tepat dan efektif untuk menjangkau sasaran dan
berdampak positif bagi perusahaan serta dapat memberi keuntungan bagi
perusahaan. Strategi media yang dibuat meliputi :
1. Logo
Dalam pembuatan suatu identitas perusahaan, logo merupakan item utama
yang harus ada, yang berfungsi sebagai perwakilan dari citra perusahaan yang
ingin disampaikan pada target audiens.
2. Packaging produk 4 buah kue bulan
Terdiri dari 4 buah kue bulan dalam satu kemasan, dapat berisi satu varian
rasa ataupun campuran. Ini memakai kemasan box agar lebih mudah dan
praktis dalam penggunaannya.
34
3. Packaging produk 2 buah kue bulan
Produk-produk Sing Kuang tersedia dalam beberapa varian, karena itu
diperlukan jenis kemasan yang sesuai dengan kebutuhannya.
4. Packaging produk 1 buah kue bulan
Kemasan berfungsi untuk menambah nilai jual pada produknya, sekaligus
sebagai media promosi secara tidak langsung. Memudahkan konsumen
membeli dalam jumlah yang banyak dengan harga yang ekonomis untuk
dijadikan sebagai hadiah dalam perayaan festival kue bulan.
5. Packaging Inner
Sebagai kemasan primer untuk mengemas dan melindungi produk yang
bersentuhan langsung dengan kemasannya. (kemasan dari bahan plastik).
6. Rak kayu dan satu set chinese tea
Rak kotak kayu sebagai media pendukung display. Memberikan perpaduan
cita rasa yang klasik dimana ritual kue bulan selalu dinikmati sambil minum
teh kembang di bawah sinar malam bulan purnama bersama keluarga saat
festival kue bulan berlangsung..
7. Mini Banner
Sebagai media yang dapat menarik perhatian pengunjung. Dengan ilustrasi
klasik yang tetap sintaktik dengan media pendukung lainnya.
8. Flyer
Media pendukung yang dibagikan kepada para pengunjung untuk memberikan
kesan akan keberadaan kue bulan Sing Kuang sehingga dapat menarik
perhatian pengunjung untuk mencicipi produknya.
9. Brosur
Media pendukung yang berisi informasi dan harga varian produk dari Sing
Kuang sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produknya.
10. Paperbag
Kantong kertas dibuat untuk memenuhi permintaan konsumen yang ingin
mencicipi kue bulan dalam satuan (maximal 4 buah).
11. Satu set alat makan
Sebagai media pendukung dan memudahkan konsumen untuk mencicipi
produk kue bulan Sing Kuang.
12. Informasi produk
Item pendukung yang diletakkan pada sisi tiap varian kue bulan yang berisi
informasi masing-masing variannya.
Download