PERSEROAN TERBATAS (PT) Lanjutan

advertisement
PERSEROAN TERBATAS
(PT) Lanjutan
Kelompok 3:
Anggar Mayang
Anita Febriani
Ayudha Widya
Marissa
Marlene Artha M
Nikita Agustia
Hukum Kepailitan
Pengertian pailit adalah (KUHD Pasal 1 ttg UU Kepailitan):
Setiap berhutang yang berada dalam keadaan telah berhenti
membayar utang utangnya, dengan putusan hakim,baik atas
pelaporan sendiri, baik atas permintaan seorang atau lebih para
piutangnya, dinyatakan dalam keadaan pailit.
Pailit dapat disimpulkan juga (UU 37/2004)
 Terjadi karena debitur tidak mampu membayar hutang
 Melalui putusan pengadilan niaga
 Atas permintaan debitur/kreditur/kejaksaan
 Debitur bank atas permintaan Bank Indonesia
 Debitur perusahaan efek atas permintaan BAPEPAM
 Upaya kasasi ke Mahkamah Agung
 Permohonan penundaan pembayaran/perdamaian ditolak
 Perusahaan yang dinyatakan pailit harus di likuidasi.
Yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit:
1.
Debitur/kreditur perorangan
2.
Debitur/kreditur badan hukum/perusahaan
3.
Kejaksaan
4.
Bank Indonesia
5.
Bapepam
6.
Departemen Keuangan
Persyaratan permohonan pernyataan pailit (pasal 2 KUHD)
1.
Untuk kreditur,syaratnya harus ada 2 atau lebih kreditur
2.
Untuk debitur, syaratnya ada debitur yang tidak membayar sedikitnya
1 utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
3.
Piutang yang bersifat konkruen/bersaing




Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada pengadilan niaga
melalui panitera pengadilan negeri oleh seorang penasihat hukum
yang memiliki ijin praktek
Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus ditetapkan dalam
jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan
pernyataan pailit didaftarkan
Terhitung mulai tanggal putusan pailit ditetapkan, hak eksekusi
kreditur pemegang hak tanggungan, hak gadai atau hak jaminan
atas kebendaan lainnya dan hak pihak ketiga untuk menuntut harta
yang ada dalam penguasaan debitur yang pailit atau kurator,
ditangguhkan paling lama 90 hari.
Dalam jangka waktu 5 hari sejak tanggal putusan pernyataan pailit
ditetapkan, kurator harus mengumumkan dalam berita negara RI
dan sekurang kurangnya 2 surat kabar harian yang ditetapkan oleh
hakim pengawas.

Penundaan kewajiban pembayaran utang tidak berlaku
terhadap tagihan tagihan yang dijamin dengan gadai,
hak tangguhan, hak jaminan kebendaan lainnya, tagihan
yang diistimewakan terhadap barang barang tertentu
milik debitur, tagihan biaya pendidikan, pemeliharaan
dan pengawasan

Piutang yang diistimewakan(didahulukan):
biaya perkara
biaya penguburan
biaya perawatan
biaya buruh/PHK
uang sewa
harga pembelian/pesanan
biaya katering
biaya asrama
ongkos tukang
biaya angkutan

Penundaan pembayaran:
1.
Debitur yang tidak dapat atau memperkiraan bahwa
ia tidak akan dapat melanjutkan membayar utang
utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat
ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban
pembayaran utang, dengan maksud pada umumnya
untuk mengajukan rencana perdamaian yang
meliputi tawaran pembayaran seluruh/ sebagaian
utang kepada kreditur konkruen
Permohonan diajukan kepada pengadilan niaga
oleh debitur yang bersangkutan dan penasehat
hukumnya (2 tanda tangan)
2.
MKA (Merger, Konsolidasi, Akuisisi)

Merger (penggabungan usaha) adalah (menurut UU PT NO 40 thn
2007):
penggabungan atau peleburan mengakibatkan perseroan yang
menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum.
Berakhirnya perseroan tersebut terjadi tanpa dilakukan likuidasi
terlebih dahulu.

Dilakukan oleh 2 PT atau lebih
identitas PT yang lebih unggul/ kuat tetap eksis
Rencana penggabungan dituangakan dalam Rancangan
Penggabungan yang disusun bersama direksi dari PT yang
bergabung.







Diadakan RUPS untuk masing masing PT
yang bergabung
Proses pembubaran/likuidasi untuk PT yang
digabungkan
Tujuan penggabungan untuk efisiensi
usaha/restukturisasi/ penyehatan
Terjadi pengalihan kekayaan dan kegiatan
Penggabungan tidak mengurangi hak
pemegang saham minoritas untuk menjual
sahamnya sesuai harga yang wajar.

Rancangan penggabungan berisi sekurang
kurangnya (menurut pasal 123 ayat 2 UU
PT thn 2007):
1.
Nama PT yang akan bergabung
Alasan dan persyaratan penggabungan
Tata cara prosedur atau konversi saham
Rancangan perubahan anggaran dasar
(untuk PT hasil penggabungan)
Neraca dan perhitungan laba rugi dalam
3 tahun terakhir
Rencana kelanjutan/pengakhiran
kegiatan usaha dari Perseroan yang
akan melakukan penggabungan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Neraca performa perseroan yang menerima penggabungan
Cara penyelesaian status, hak dan kewajiban direksi, dewan
komisaris, dan karyawan perseroan
Cara penyelesaian hak dan kewajiban perseroan yang akan
menggabungkan diri thd pihak ke tiga
Cara penyelesian hak pemegang saham
Nama anggota direksi dan dewan komisaris serta gaji,
honorarium,dll yang menerima penggabungan
Perkiraan jangka waktu pelaksanaan penggabungan
Laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang
dicapai dari setiap perseroan yang akan bergabung
Kegiatan utama setiap perseroan yang melalukan penggabungan
dan perubahan yang terjadi selama tahun buku yang sedang
berjalan
Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang
berjalan yang mempengaruhi kegiatan perseroan yang akan
bergabung

Konsolidasi (peleburan usaha= fusi)

Terjadi peleburan 2 PT/lebih menjadi satu perusahan baru

Timbul perusahaan baru (nama baru)

Rencana peleburan dituangkan dalam Rancangan Peleburan yang
disusun bersama oleh Direksi dari PT-PT yang melakukan peleburan

Diadakan RUPS untuk masing-masing PT yang melakukan peleburan

Proses pembubaran/likuidasi untuk masing-masing PT yang melakukan
peleburan

Tujuan peleburan untuk reorganisasi usaha/optimalisasi usaha

Peleburan tidak mengurangi hak pemegang saham minoritas untuk
menjual sahamnya sesuai harga yang wajar

Akuisisi( pengambilalihan usaha/penguasaan mayoritas saham)
Pengertian akuisisi menurut UU PT tahun 2007 pasal 125 adalah
pengambilalihan saham yang berakibat beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut. Pengambilalihan dilakukan dengan cara
pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan atau akan
dikeluarkan oleh perseroan melalui direksi perseroan atau langsung
dari pemegang saham. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseroan.

Pengambilalihan PT dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseroan
Terjadi pengambilalihan kepemimpinan perusahaan
Perusahaan yang kuat mengambilalih perusahaan yang lebih lemah








Yang diambil alih seluruh kegiatan perusahaan( kekayaan,utang
piutang, SDM, perikatan/kegiatan operasi) atau hanya membeli
seluruh/sebagaian besar saham
Yang diambilalih dapat dijadikan anak perusahaan
Dapat melalui penyertaan langsung atau penyuntikan dana
Tujuannya untuk menguasai pasar/efisiensi/restrukturi usaha
Rencana pengambilalihan dituangkan dalam Rancangan
Pengambilalihan yang disusun bersana oleh Direksi PT yang
mengambil alih dan yang diambil alih dan disetujui oleh RUPS dari
masing masing perusahaan yang bersangkutan
Pengambilalihan tidak mengurangi hak pemegang saham
minoritas`untuk menjual sahamnya sesuai harga yang wajar

Dalam pengambilalihan dilakukan oleh
badan hukum berbentuk perseroan,
direksi sebelum melakukan perbuatan
hukum pengambilalihan harus
berdasarkan kaputusan RUPS yang
memenuhi kuorum kehadiran dan
ketentuan tentang persyaratan
penagambilan keputusan RUPS

Direksi perseroan yang akan diambilalih
dan perseroan yang akan mengambil alih
dengan persetujuan dewan komisaris
masing masing menyusun rancangan
pengambilalihan yang memuat sekurangkurangnya:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Nama dan tempat kedudukan dari perseroan yang akan
mengambilalih dan yang akan di ambilalih
Alasan serta penjelasan direksi yang akan diambilalih dan yang
akan mengambilalih
Laporan keuangan untuk tahun buku terakhir dari perseroan
Tata cara penilaian konversi saham
Jumlah saham yang akan diambil alih
Kesiapan pendanaan
Neraca konsolodasi performa perseroan yang akan daimbil alih
dan yang mengambilalih
Cara penyelesaian hak pemegang saham
Cara penyelesaian status hak kewajiban anggota direksi dll yang
akan diambilalih
Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengambilalihan
Rancangan perubahaan anggaran dasar perseraoan hasil dari
pengabilalihan

Pengabungan, Peleburan, Akuisisi perusahaan harus
memperhatikan (pasal 126 UU PT thn 2007):
1.
Kepentingan perusahaan, pemegang saham minoritas dan
karyawan perusahaan
Kreditor dan mitra usaha lainnya dari perseroan
Kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam
melakukan usaha
2.
3.

PEMISAHAN (Pasal 135 UU NO 40 ttg PT thn 2007)
Pemisahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (ayat1) :
1.
Pemisahan murni
2.
Pemisahan tidak murni
Pemisahan murni (ayat 2):
Pemisahan murni adalah pemisahan yang mengakibatkan seluruh aktiva
dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan atau
lebih yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan
pemisahan tersebut berakhir karena hukum.
Pemisahan tidak murni (ayat 3):
Pemisahan tidak murni adalah pemisahan yang mengakibatkan sebagain
aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada satu perseroan
lain atau lebih yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan
pemisahan tersebut tetap ada.
Download