Hubungan dengan Penyakit Kardiovaskuler dan Penyakit

advertisement
Psoriasis: Perubahan Terapi Berbasis Kompleksitas dari penyakit
Abstrak
Manifestasi subkutan dari psoriasis bias bervariasi dari morfologi maupun derajat keparahannya,
sehingga terapi harus dilakukan sesuai dengan dasar-dasar tersebut. Agen biologis merupakan salah
satu pilihan terbaik untuk terapi psoriasis dengan keparahan tahap lanjut. Sebagai dokter, perlu untuk
memahami bahwa psoriasis dengan keparahan tahap lanjut mampu mengakibatkan morbiditas akibat
penyakit jantung dan kematian. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan strategi khusus dalam
mencegahnya
Keypoint
Dalam sepuluh tahun terakhir, penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara psoriasis,
sindroma metabolic dan penyakit cardiovaskuler. Lebih unik lagi, resiko semakin menurun dengan
bertambahnya usia, dimana laki-laki muda dnegan psoriasis tahap lanjut memiliki resiko terbesar.
Meskipun demikian, terdapat berbagai macam variasi klinis dari psoriasis, dimana masing-masing
memiliki berbagai macam respon tersendiri terhadap terapi dan mungkin berasosiasi dengan gejalagejala sistemik yang muncul
Tumor necrosis factor inhibitors perlu dipertimbangkan untuk menjadi terapi lini pertama untuk psoriasis
arthritis. Sedangkan fototerapi dan terapi sistemik seperti methotrexate, acitretin (Soriatane), cyclosporine
(Gengraf, Neoral, Sandimmune), dan agen biologis merupakan terapi yang terbaik untuk psoriasis derajat
sedang sampai berat
Sejak decade terakhir, semakin banyak pemahaman baru yang diketahui mengenai psoriasis, dimana hal
ini juga berpengaruh pada pilihan terapi yang diberikan. Meskipun sampai sejauh ini kortikosteroid dan
fototerapi merupakan terapi utama yang digunakan, berbagai macam variasi dari agen biologis
memberikan harapan baru bagi penderita psoriasis tahap lanjut. Penelitian juga telah menunjukkan
korelasi derajat keparahan psoriasis dengan tingginya resiko terjadinya penyakit jantung. Selain itu,
penelitian berbasis gen juga mulai mengungkap prinsip genetika terjadinya psoriasis. Dalam penelitian
ini, kita akan mereview epidemiologi dan akibat yang dihasilkan oleh psoriasis, pandangan terbaru
mengenai pathogenesis, manifestasi klinis dan terapi yang diberikan
Psoriasis Merupakan Beban Hidup yang Berat
2
Psoriasis merupakan slah satu penyakit yang sering dengan prevalensi dari 2% hingga 4,7%.
Dimana manifestasinya dapat muncul pada usia berapa saja, biasanya terjadi pada usia 20-30 dan usia
50-60. Untuk pasien, psoriasis akan mengakibatkan beban hidup yang berat yang mempengaruhi factor
fisik, psikologi dan kehidupan sehari hari. Faktanya, pasien dengan psoriasis akan mengalami penurunan
kualitas hidup sama atau bahkan lebih buruk dari pasien dengan kanker maupun sakit jantung 3,4
Peneliian telah menunjukkan bahwa gangguan fungsional akibat psoriasis arthritis mencapai 19% yang
tentunya menurunkan kualitas hidup pasien 5. Pada 2004, anggaran yang dihabiskan US untuk psoriasis
mencapai lebih dari 1 milyar dollar. Dimana perhitungan secara tidak langsung juga didapatkan dari
hilangnya hari kerja dan produktivitas dari penderita psoriasis menghasilkan kerugian sekitar 15 milyar
dollar tiap tahunnya 6,7
Hubungan dengan Penyakit Kardiovaskuler dan Penyakit Lainnya
Dalam Penelitian 10 tahun terakhir telah didapatkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
psoriasis dengan sindroma metabolic dan penyakit jantung. 8-13 Lebih spesifik lagi, pasien
dnegan psoriasis yang berat memiliki resiko mengalami myocard infarct ang tinggi dan
kematian dibandingkan dengan kelompok control. Uniknya, resiko tersebut akan menurun
sesuai dnegan bertambahnya usia, dengan demikian maka pasien yang beresiko ialah pasien
muda dengan psoriasis berat 8-10. Dalam penelitian kohort di UK, dimana pasien dengan
psoriasis dibandingkan dnegan pasien normal. Didapatkan rasio kematian akibat penyakit
kardiovaskuler meningkat hingga 1.57 ( 95% convidence interval 1,26-1,96). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat lebih 3,5 kematian per 1000 pasien dalam setiap tahunnya.
Pasien tersebut juga memilikii resiko kematian akibat keganasan, penyakit pernafasan kronis,
diabetes, demensia, infeksi, penyakit ginjal dan lainnya. Seberapa besar resiko yang
diakibatkan oleh psoriasis sendiri, terapi, dan perilaku pasien masih perlu diteliti lebih lanjut.
Meskipun demikian, beberapa bukti telah menunjukkan bahwa disregulasi dari system imun,
yakni peningkatan sitokin pro inflamasi secara kronis diduga bertanggung jawab. Psoriasis
dengan kondisi komorbid yang menyertai merupakan penyakit yang diikuti dengan adanya
peningkatan sitokin seperti tumor necrosis factor alpha (TNF-alpha), interleukin 1 beta (IL-1
beta), dan IL-17. SItokin tersbut mampu mengganggu persinyalan dari insulin, metabolism lipid,
peningkatan lesi atherosklerotik pada coroner, cerebral dan arteri perifer. Selain itu penyakit lain
juga sering menyertai pada psoriasis seperti Crohn disease, ulcerativecolitis, lymphoma,
obesitas dan diabetes tipe 2. 1,8,14–18
Dalam pandangan terhadap kondisi komorbid tersebut dan resiko yang mungkin terjadi, Dokter
umum harus mampu untuk screening psoriasis dengan manifestasi kelainan metabolic dan
kardiovaskuler dengan segera memulai terapi pencegahan sejak dini.19 Sayangnya, sampai
sejauh ini masih belum ada consensus dan guideline yang dapat digunakan untuk screeing dan
prevensi penyakit kardiologi dengan pasien psoriasis berat
Siklus Berulang dari Inflamasi dan Proliferasi Keratinosit
Tanda khas dari plak psoriasis adalah adanya inflamasi kronis pada kulit yang mengakibatkan
proliferasi dari keratinosit.
Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi yakni lesi subkutan (Sinar matahari, rash
obat, exantema dari virus. Infeksi (seperti Streptokokus), hipokalsemi, hamil, stress psikogenik,
dalam penggunaan obat, pengguaan alkohol
Sesuai dengan review dari Nestle et al., 24. Inisiasi dair formasi lesi masih sangat kurang
difahami namun diduga hal ini terjadi ketika adanya pemicu (trauma fisik, produk bakteri, stress
seluler) mengakibatkan DNA dileaskan dari keratinosit. DNA kana membentuk kompleks
dengan protein antimikroba LL-37 dan mengakitvasi sel plasmacytoid dendritic cells (PDCs)
melalui toll-like receptor 9. Sel PDCs teraktibasi akan melepaskan interferon tipe 1 yang pada
akhirnya akan mengaktivasi sel myeloid dendritic.
Selm myeloid dendiritik akan mengakibatkan pelepasan IL-20 secara local sehingga
meningkatkan proliferasi keratinosit. Disaat subset dari sel dendritic myeloid meninggalkan
dermis dan migrasi pada limfonodi, sel akan melepaskan IL-23 dan mengaktivasi sel T naïf, T
helper 1 dan sel Th17 direkrut pada lesi dengan memulai memproruksi berbagai macam sitokin
seperti interferon gamma, IL-17, and IL-22. Sitokin tersbut akan meningkatkan proliferasi
keratinosit sekaligus memicu sekresi protein antimikroba (LL-37, beta defensins), kemokin dan
protein S100. Faktor soluble tersbut memiliki fungsi utama yakni :
1) Stimulasi dari sel dendritic untuk melepaskan IL-23 lebih, proses rekrutmen dari neutrophil
pada epidermis dan aktivasi fibroblast dari kulit
Siklus keratinosit akan mengaktivasi sel dendritik, dimana sel dendritic akan mengaktivasi sel T,
sel T yang diaktivasi oleh keratinosis sebagai factor utama yang berperan dalam proses
psoriasis.
Penemuan Faktor Genetik
Dalam penelitian terakhir, berbagai macam asosiasi berdasarkan gen telah ditemukan, diaman
untuk psoriasis diduga ada 10 lokus yang kemungkinan berhubungan dengan penyakit
psoriasis yang mempengaruhi system imun 25
Download