IJCETS 1 (1) (2014) Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp KEEFEKTIFAN GURU DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA SMA NEGERI 2 SEMARANG Deny Wicaksono , Akhmad Munib, Hardjono Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Diterima Februari 2014 Disetujui Maret 2014 Dipublikasikan April 2014 Tidak semua media yang dibuat oleh guru dan yang telah tersedia disekolah dapat digunakan dalam pembelajaran dikelas. Media pembelajaran yang dapat digunakan di kelas semestinya harus benar-benar media yang telah dievaluasi dengan sebaik-baiknya sehingga, media tersebut benar-benar layak untuk digunakan. Adakalanya guru memaksakan media tertentu yang kurang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan, sehingga bukan peningkatan proses pembelajaran yang dirasakan, sebaliknya beragam masalah baru muncul misalnya komentar-komentar yang kurang penting yang terlontar dari siswa. Kondisi seperti ini tentu bukan hal yang diharapkan oleh guru. Oleh karena itu sebelum guru menggunakan media dalam proses pembelajaran alangkah lebih baik jika evaluasi terlebih dahulu dalam keefektifan guru dalam membuat media pembelajaran untuk siswa SMA Negeri 2 Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 april – 30 agustus 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMA Negeri 2 Semarang yang masih aktif dalam mengampu mata pelajaran. Sampel diambil sebanyak 10% dengan jumlah 10 guru. Hasil pengumpulan data dengan teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan persentase kemudian dideskripsikan sebagai gambaran kefektifan guru dalam membuat media pembelajaran untuk siswa SMA Negri 2 Semarang. Keefektifan guru dalam membuat media pembelajaran untuk siswa SMA Negeri 2 Semarang dengan hasil perhitungan akhir termasuk dalam kategori sangat baik 0%, baik 0%, cukup 90%, kurang 10%, dan sangat kurang 0%. Saran bagi guru perlu meningkatkan kefektifan dalam membuat media pembelajaran, sehingga pemanfaatan fasilitas yang berupa media digunakan sesuai prosedur dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar yang lebih interaktif. ________________ Keywords: effectiveness , the teacher ,learning media at SMA 2 Semarang. ____________________ Abstract ___________________________________________________________________ Not all of media that teacher have made and the medias that have been ready in the school can be used in learning process in the class. The learning media should be used evaluated correctly, so the media will be worthwhile to use in learning process. Sometimes, the teachers force some of certain medias which less qualified to use in learning process, they wouldn’t get increasing result in learning process. In otherwise, the different problem comes from students which give unimportant comments about learning medias. This condition is not expected for the teachers. In conclusion, before the teachers use learning media in learning process will be better if the teachers have evaluated to measure the effectiveness of learning media for students in SMA 2 Semarang. The research method in this research used descriptive research. It has hold on April 30th - August 30th , 2013. The population in this research are the original teachers in SMA 2 Semarang whis are still teaching based on their subjects. The sample picked up based on 10% of 10 teachers. The result of data collection have got by questionnaire and documentation. The method of data analysis used descriptive analyzing with percentage, then made a picture which explain the effectiveness of the teacher to make learning media at SMA 2 Semarang. The effectiveness of the teacher in making learning media for students in SMA 2 Semarang based on final calculation include in catagories 0% very good, 0% good, 90% enough, 10% low and 0% lower. In concluded criticism is necessary for teachers So the learning media will be used as the procedure to help learning process to teach more interactive. © 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] ISSN 2252-6447 1 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) yaitu proses penyampaian pesan dari PENDAHULUAN Dalam sumber pesan melalui media tertentu meningkatkan kepenerima pesan. Pesan, sumber pesan, potensi media, dan penerima pesan adalah serta aktivitas belajar siswa menjadi komponen-komponen tanggung jawab seorang guru dengan komunikasi. menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Seorang lain ataupun penulis buku dan produser media. seorang guru adalah mengajar, mendidik didik Agar guru keterampilan, menguasai harus Sebagai tindak lanjut dari hasil dapat diskusi dengan siswa untuk mencari materi menyampaikan solusi permasalahan kelas yang berkaitan mempunyai kemampuan pelajaran, pelajaran dengan media pembelajaran yang sering dalam digunakan dan media meningkatkan kegiatan yang melibatkan seseorang nilai-nilai Peneliti kualitas media pembelajaran dan proses pembelajaran dalam upaya memperoleh pengetahuan, dan pembelajaran. menetapkan alternatif tindakan untuk Pembelajaran merupakan suatu keterampilan, cguru sebgai alat untuk meyampaikan materi dengan perantara serta melakukan evaluasi pelajaran dengan baik. media juga guru (Sadiman, 2010 : 11). melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang adalah penerima pesannya adalah siswa atau serta psikomotorik yang optimal sesuai kompetensi. Salurannya pembelajaran atau media pendidikan dan dalam mencapai kecerdasan kognitif, afektif dengan akan Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang penting dalam pembelajaran, tugas utama peserta yang materi yang ada dalam kurikulum. proses pembelajaran yang memiliki tugas melatih Pesan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau guru sebagai motor penggerak berjalannya serta proses yang dapat mendorong keterlibatan siswa positif dalam dengan memanfaatkan berbagai sumber proses pembelajaran dan meningkatkan aktivitas guru. untuk belajar, sehingga pembelajaran Keberhasilan dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa kegiatan belajar mengajar menentukan kesuksesan guru sebagai pembelajar dan guru sebagai dan fasilitator. sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Oleh sebab itu guru yang Proses belajar mengajar pada berhasil akan memerhatikan efektifitas hakikatnya adalah proses komunikasi 2 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) kegiatan belajar mengajar di sekolahnya, mengetahui khususnya di dalam kelas. Efektifitas disampaikan kepada siswa. Hasil yang pemelajaran tidak bisa terjadi dengan diperoleh dari evaluasi keefektifan guru sendirinya, tetapi harus diupayakan oleh dalam membuat media pembelajaran guru melalui upaya penciptaan kondisi akan memberi petunjuk kepada guru belajar mengajar materi apa yang telah yang kondusif tentang bagian-bagian mana dari media 2006:35-55). Menurut pembelajaran tersebut yang sudah baik Abdurahmat dalam (Daryanto 2013:20) dan bagaimana pula yang belum baik, bahwa: ”Efektivitas adalah pemanfaatan sehingga belum dapat mencapai tujuan sumber daya, sarana dan prasarana dalam dari pengembangan media pembelajaran jumlah sadar yang diharapkan yang dalam hal ini untuk terkait (Rachman, tertentu ditetapkan yang secara sebelumnya menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat keefektifan dan tujuan Menurut Michael Marland (dalam Tujuan dalam penelitian ini yaitu membuat pencapaian pembelajaran yang telah disusun. pada waktunya”. menanalisis dengan Rachman,2006:62), seorang guru dapat guru dalam dikatakan efektif apabila ia memiliki memanfaatkan media sikap penuh perhatian dan pantang pembelajaran, menaganalisis guru dalam menyerah, menarik motivasi belajar siswa SMA N 2 pahami, serta mampu mengelola kelas Semarang. dengan baik Seorang guru efektif sangat Dalam hal ini terdapat penjelasannya mudah di beberapa masalah yaitu bagaimana guru memahami dalam membuat media pembelajaran, siswanya. Ia mengetahui kegemaran, bagamaina desain media pmebelajaran kelebihan, dan kekurangan siswanya. Hal untuk menarik motivasi belajar siswa, ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan dan apakah guru mengerti mekanisme pengendalian terhadap perilaku mereka. penggunaan suatu media pembelajaran. Ada Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa, peneliti akan perhatian” teknik yang bisa menjadi pilihan dalam mengendalikan siswa. dibutuhkan oleh siswa, sehingga siswa motivasi beberapa perilaku digunakan guru apabila “mengalihkan mengevaluasi media pembelajaran yang mempunyai perkembangan Menurut Sondang P. Siagian untuk (dalam Daryanto, 2010:24) memberikan memperhatikan media, sehingga siswa definisi Efektivitas adalah pemanfaatan 3 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) sumber daya, sarana dan prasarana dalam melalui metode proyek dengan semboyan jumlah sadar learning by doing. untuk secara terminologi cukup beragam, sesuai menghasilkan sejumlah barang atas jasa dengan sudut pandang para pakar media kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas pendidikan. Sadiman dalam (Susilana, menunjukkan 2009:8) mengatakan tercapai tidaknya sasaran yang telah perantara dan ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin pengirim ke penerima pesan. Asosiasi mendekati sasaran, berarti makin tinggi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan efektivitasnya”. (Association tertentu ditetapkan yang secara sebelumnya keberhasilan dari segi Communication Menurut Michael Marland, guru Pengertian media pengantar of media adalah pesan dari Education and Technology/AECT) di efektif apabila ia memiliki sikap penuh Amerika, membatasi media sebagai segala perhatian menyerah, bentuk yang diprogramkan untuk suatu penjelasannya mudah dipahami, serta proses penyaluran informasi. Gagne dalam mampu mengelola kelas dengan baik. (Musfiqon, 2012:27) menyatakan bahwa Sedangkan pendapat Clara R. Pudji media pembelajaran adalah berbagai jenis Jogyanti, guru efektif adalah yang dapat komponen dalam lingkungan siswa yang meningkatkan kemampuan siswa kearah dapat merangsang siswa untuk belajar. positif melalui pengajarannya. Dengan Jadi, media merupakan alat bantu yang kata lain, guru efektif adalah yang digunakan guru dengan desain yang mampu mendayagunakan (empowering) disesuaikan untuk meningkatkan kualitas segala potensi dirinya dan diluar dirinya belajar yang berfungsi untuk menjelaskan untuk mencapai tujuan (http://ukiran- sebagian ukirancinta.blogspot.com/2009). pembelajaran yang sulit dijelaskan secara dan pantang dari keseluruhan program verbal (Musfiqon, 2012:28). Pada kenyataannya, seringkali Tujuan dari evaluasi media guru yang aktif sehingga murid tidak pengajaran menurut Azhar Arsyad (2003: diberi kesempatan untuk aktif. Betapa 174) pengtingnya aktivitas belajar murid dalam keefektifan proses belajar mengajar sehingga menurut menentukan John Dewey dalam (Daryanto, 2013:192) diperbaiki atau ditingkatkan, menetapkan mengemukan apakah media itu cost-effektive dilihat dari pentingnya prinsip ini 4 sebagai berikut: media apakah Menentukan pengajaran, media dapat Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) hasil belajar siswa, memilih media yang guru. Oleh karena itu sebelum guru sesuai untuk digunakan dalam proses menggunakan belajar-mengajar, menentukan apakah isi pembelajaran alangkah lebih baik jika pelajaran sudah tepat disajikan dengan evaluasi terlebih dahulu secara cermat media itu, menilai kemampuan guru (Susilana, 2009:208). menggunkan media, mengetahui apakah pengajaran benar-benar sumbangan terhadap Kedua, memberikan hasil media mekanisasi dalam melihat penggunaan proses prosedur/ sesuatu alat belajar, ,Mekanisasi penggunaan suatu media mengetahui sikap siswa terhadap media merupakan salah satu bagian penting pengajaran. dalam pengembangan media yang harus Terkait dengan uraian tersebut, devaluasi. Prinsipnya, media pembelajaran evaluasi media yang dilaksanakan pada yang dibuat harus mudah digunakan oleh dasarnya difokuskan kepada 5 tujuan. pemakai. Tidak jarang menemukan media Pertama, dalam memilih media dengan tampilan yang begiru bagus pendidikan yang akan dipergunakan oleh namun pada saat akan digunakan malah kelas Tidak semua media yang dibuat oleh macet guru dan yang telah tersedia disekolah dioperasikan. Hal tersebut harus dihindari dapat dalam pembelajaran sehingga media yang telah kita gunakan dikelas. Media pembelajaran yang dapat tidak sia-sia hanya karena persoalan digunakan di kelas semestinya harus teknis. Oleh karena itu evaluasi media pun benar-benar media yang telah devaluasi harus darahakan untuk melihat sejauh dengan sebaik-baiknya sehingga media mana media yang digunakan memenuhi tersebut kelayakan digunakan benar-benar layak untuk digunakan. Adakalanya guru memaksakan sehingga kelayakan bukan untuk teknis susah untuk penggunaannya Ketiga, memeriksa apakah tujuan digunakan peningkatan bahkan (Susilana, 2009:209). media tertentu yang kurang memenuhi syarat atau penggunaan alat tersebut telah tercapai, proses setiap media pembelajaran tentunya pembelajaran yang dirasakan, sebaliknya memiliki karateristik dan manfaat yang beragam masalah baru muncul misalnya berbeda antara media yang satu dengan komentar-komentar yang kurang penting yang lainnya terkait dengan pencapaian yang terlontar dari siswa. Kondisi seperti tujuan pembelajaran. Dengan dilakukan ini tentu bukan hal yang diharapkan oleh evaluasi 5 kita akan dapat mengukur Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) sejauhmana media yang ada dengan guru-guru dalam memanfaatkannya tentu keunggulan-keunggulannya tersebut akan sangat besar pengaruhnya terhadap dalam pencapaian tujuan program pembelajaran dimanfaatkan secara meningkatkan Keberadaan bukan optimal kualitas media sekedar pembelajaran. tersebut untuk disekolah tentunya itu pencapaian memamerkan yang mutu keseluruhan berujung pendidikan (Susilana, pada secara 2009:210). berbagai media kepada siswa akan tetapi Kelima, memberikan informasi untuk lebih kepentingan diarahkan untuk menfasilitasi administrasi, media pengalaman belajar tertentu yang hanya pembelajaran dan pemanfaatannya harus bisa diperoleh melalui media tersebut dikelola dengan baik melalui proses (Susilana, 2009:209). pengadministrasian yang sesuai dengan Keempat, menilai kemampuan aturan yang berlaku. Keberadaan dan guru menggunakan media pendidikan, keberfungsian media di sekolah harus evaluasi pun selalu dievaluasi secara berkala sehingga diarahkan untuk menilai sejauh mana dapat membantu peningkatannya kualitas kemampuan guru menggunakan media pembelajaran disekolah. Hasil evaluasi ini yang ada disekolah termasuk juga media akan sangat bermanfaat untuk menjadi yang sendiri. bahan pertimbangan dalam pengelolaan kegiatan media termasuk aspek administrasinya media telah Seringkali pembelajaran dikembangkan dtemukan pembelajaran dengan dalam memanfaatkan (Susilana, 2009:211). media guru kurang maksimal dalam Selanjutnya evaluasi media pada menggunakannya. Hal tersebut mungkin akhirnya akan terkait dengan kondisi saja diakibatkan karena pengetahuan dan media itu sendiri. Media yang ada keterampilan guru belum memadai atau disekolah bahkan bagaimana kelayakan pakai setiap saat, sehingga jika menggunakan satu media. Tidak jarang akan digunakan tidak ada masalah dan ada sekolah dengan fasilitas media yang langsung dapat dipakai. Dengan demikian memadai namun karena gurunya tidak melalui proses evaluasi media ini akan mampu menggunakan media-media yang dapat teridentifikasi (Susilana, 2009:212). tidak menguasasi harus dievaluasi tingkat ada akhirnya media-media tersebut sia-sia Guru adanya. Padahal jika keberadaan media diharapkan untuk mengevaluasi media pembelajaran itu tersebut ditunjang dengan kemampuan 6 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) yang sesuai dengan kebutuhan siswa, adalah metode observasi, angket, dan sehingga guru bisa melihat kekurangan wawancara. Jenis data dalam penelitian siswa dalam proses belajar mengajar. ini adalah data primer yang diambil Tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara mencari jawaban peneliti. Penelitian ini dilaksanakan di Pertama guru dari pertanyaan. di lapangan oleh media SMA Negeri 2 Semarang yang beralamat perantara jl. Sendangguwo Baru No.1. Populasi menyampaikan pesan kepada siswa pada dalam penelitian ini adalah guru SMA saat proses pembelajaran, kedua seberapa Negeri 2 Semarang yang masih aktif tingkat kualitas dan isi tujuan media, mengampu semua mata pelajaran yang ketiga kualitas pembelajaran guru dan menngunakan kualitas teknik guru dalam membuat jumlahnya 55 orang. pembelajaran menggunakan langsung sebagai alat media pemebelajaran, media pembelajaran. Dalam METODE PENELITIAN subjek yang ada di dalam populasi sehingga yang diteliti, penelitian ini menggunakan subjek untuk mendeskripsikan segala sesuatu dengan metode “metode yang deskriptif penelitian yang dipilih (2006:134) jika jumlah karena jumlah populasi sebanyak adalah: 55 guru mata pelajaran, maka peneliti berusaha mengambil sampel 10 guru SMA Negeri 2 Semarang. Variabel dalam penenlitian ini kaitannya dalam penelitian deskriptif diambil dari juduk keefektifan guru yang dilakukan, maka hasil penelitian dalam kesempatan di ambil sampel antara 10-15%. Oleh dimaksud objek sesuai dengan apa adanya”. Dalam digambarkan mempunyai subjeknya lebih dari seratus maka dapat (dalam menggambarkan dan menginterpretasi akan memiliki Arikunto, dalam membuat media pembelajaran di Sukardi,2008:157) subjek menjadi sampel. Menurut Suharsimi yang berkaitan dengan keefektifan guru Best semua kesempatan yang sama. Maka setiap deskriptif prosentase. Hal ini bertujuan Menurut sampel teknik ini, peneliti mengacak subjek- Berdasarkan lingkup permasalahan sekolah. pengambilan dalam membuat media pembelajaran bentuk SMA Negeri 2 semarang. Guru sebagai prosentase. Metode pengumpulan data fasilitator untuk menyampaikan pesan yang digunakan dalam penelitian ini 7 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) kepada murid harus memahami prosedur Dalam keefektifan membuat dan mekanisme dalam membuat alat atau media pembelajaran guru dalam ketetapan media pembelajaran. Setelah prosedur media sudah pada level yang baik, sesuai dan mekanisme dalam membuat media jawaban angket yang dibagikan kepada guru juga perlu menguasai saat proses guru tentang ketetapan media sebanyak 10 pembelajaran . Seorang guru yang telah responden dengan persentase 100 % dan menggunakan fasilitias media di dalam sesuai jawaban angket siswa sebanyak 20 pembelajarannya mempunyai responden dengan persentase 57,14% . alasan, alasan itu juga menjadi variabel Dalam hal ini guru semua mata pelajaran penelitian. tetap menggunakan fasilitas media seperti pasti Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam ini selama satu hari yang menggunakan yaitu fasilitas media pembelajaran dikelas dan 3 observasi dan kuesioner. Data yang kali pertemuan dalam 1 hari menggunakan diperoleh dari hasil observasi akan media pembelajaran sesuai dengan materi dianalisa secara prosentase dan disajikan yang dibahas oleh guru menggunakan penelitian LCD sebanyak 3 kali guru mata pelajaran dua metode, dengan metode deskriptif porsentase. Berdasarkan angket yang dijawab oleh HASIL DAN PEMBAHASAN responden siswa guru dalam membuat media pembelajaran pendidikan Hubungan pada lain-lainnya, internet, LKS, buku paket dan siswa mehamai Motivasi, pengguna, dan dalam media dari guru sebanyak 10 responden dengan Kualitas Kualitas materi pembelajaran. Berdasarkan jawab angket program prosentase 1000% pemberian tes dan penilaian, Kemudahan pada sebanyak 13 responden dengan pembelajaran dengan sumber lain dari Daya tarik Media, Kelayakan pengguna, Keluwesan, dengan tergolong baik. Guru melengkapi media Ketetapan Media, Kelengkapan Media, Kualitas baik 7 media yang dibuat oleh guru sudah angket yang diterima oleh responden Media, menyatakan sebanyak persentasi 37,14% bahwa kelengkapan dari masing- masing indikator penelitian sesuai dengan Persiapan guru prosentase 70% dan berdasarkan angket Deskriptif gambaran keefektifan SMA Negeri 2 Semarang responden menyatakan dalam kategori cukup dan berdasarkan jawaban dari angket dari siswa 10 responden dengan tampilan. 8 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) persentasi 28,57% menyatakan bahwa media pembelajaran, guru menggunakan daya buku, internet dan alat peraga yang tarik dalam pembuatan media pembelajaran yang dibuat oleh guru disiapkan secara cukup baik. tergolong kurang. Siswa merasa kurang Berdasarkan jawab angket dari semangat untuk mengikuti pelajaran pada guru saat kegiatan belajar mengajar media prosentase 40% pembelajaran yang dibuat oleh guru cukup kategori baik menarik siswa. angket dari siswa sebanyak 14 responden Berdasarkan jawab angket dari guru sebanyak 7 prosentase 70% responden sebanyak 4 responden menyatakan dalam dan berdasarkan jawaban dengan persentasi 40% dengan dengan menyatakan bahwa kualitas motivasi media yang menyatakan dalam dibuat oleh guru tergolong cukup. kategori cukup dan berdasarkan jawaban Berdasarkan jawaban angket yang dijawab angket dari siswa sebanyak 13 responden responden, media yang dibbuat oleh guru dengan persentasi 37,14% menyatakan mengandung bahwa dalam kelayakan media tergolong memotivasi siswa sudah cukup baik untuk cukup. Responden menyatakan cukup siswa menjadi semangat dalam kegiatan dalam media pembelajaran yang dibuat belajar mengajar. oleh guru cukup mempermudah guru pesan-pesan untuk Berdasarkan jawab angket dari dalam membantu menyampaikan materi, guru dan guru cukup mudah dalam mengajar prosentase 50% karena adanya media pembelajaran yang kategori baik dan berdasarkan jawaban sebagai perantara untuk menyampaikan angket dari siswa sebanyak 12 responden materi. dengan Berdasarkan jawab angket dari guru sebanyak 4 prosentase 40% responden sebanyak 5 responden dengan menyatakan dalam persentasi 34,29 menyatakan keluwesan media yang dibuat oleh guru dengan tergolong cukup. Berdasarkan jawaban menyatakan dalam angket yang dijawab responden, media kategori cukup dan berdasarkan jawaban yang dibbuat oleh guru dalam ahli angket dari siswa sebanyak 11 responden membuat media dan tidak pernah terjadi dengan bahwa hambatan oleh guru saat menyampaikan persiapan media pembelajaran yang dibuat materi dengan media sudah cukup baik. oleh guru tergolong baik. Responden Berdasarkan jawab angket dari persentasi 31,43% menyatakan bahwa guru dalam persiapan guru 9 sebanyak 8 responden dengan Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) prosentase 80% menyatakan dalam Berdasarkan jawab angket dari kategori cukup dan berdasarkan jawaban guru angket dari siswa sebanyak 14 responden prosentase 80% dengan menyatakan kategori baik dan berdasarkan jawaban hubungan media pada program pendidikan angket dari siswa berdasarkan kualitas lain-lainnya dari tampilan media yang dibuat oleh persentasi membuat 40% tergolong media baik. Guru pembelajaran sesuai guru, sebanyak 13 8 responden dengan menyatakan dalam responden dengan 37,14 tergolong baik. dengan tujuan dari media sesuai dengan menyatakan RPP (Rencana perencanaan pembelajaran) Berdasarkan jawaban angket yang dijawab yang sudah cukup baik. responden, karena media yang dibuat oleh Kualitas pemberian tes dan sudah guru ada respon antara guru dengan penilaian media yang dibuat oleh guru murid,termotivasi dan informative tergolong cukup berdasarkan jawab angket SIMPULAN dari guru sebanyak 6 responden dengan prosentase 60% menyatakan dalam Berdasarkan kategori cukup dan berdasarkan jawaban guru dengan persentasi 31,43% menyatakan prosentase 60% cukup baik. dengan kemudahan tergolong pada baik. Berdasarkan materi dalam media Berikutnya guru dalam penelitian diperoleh sudah cukup baik. Selanjutnya media menggunakan jawaban mekanisme dalam fasilitas media pembelajaran yang berada dikelas sebagai angket yang dijawab responden, karena pesan perantara proses pembelajaran sesuai dengan hasil menyatakan pengguna alat menarik motivasi siswa dalam mengikuti angket dari siswa 12 responden dengan 34,24% sebagai media mendesain media pembelajaran untuk menyatakan dalam kategori baik dan berdasarkan jawaban persentasi menggunakan saat proses pembelajaran sudah tergolong Berdasarkan jawab angket dari responden dan menyampaikan pesan kepada siswa pada 84 dan 50-74 saat ulangan harian. 6 dalam pembelajaran baik, karena siswa mendapatkan nilai 75- sebanyak tujuan rumusan masalah dapat diambil simpulan angket dari siswa sebanyak 11 responden guru pada perantara untuk menyampaikan materi mudah kepada siswa sudah cukup baik. dipahami,jelas dan mudah untuk dicerna siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 10 Deny Wicaksono / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014) Sadiman, Arief S. 2010 : Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta : PT Bumi Aksara. kepada: Drs. Nurussa’adah, M.Si, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, kepala sekolah dan jajaran guru SMA 2 Semarang yang telah berkenan menjadi subyek Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009 :Media Pembelajaran (hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian). Bandung : CV Wacana Prima penelitian selaku dan membantu dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Guru masa depan. ukirancinta.blogspot.com/2009/06/ guru-powerfull-guru-masadepan.html . 16 maret 2013. Anonim.2012. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar.1997. Media Pembelajaran, Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bandung : Yrama Widya. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media. Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya Rachman, Arief. 2006. Kunci Sukses Menjadi Guru yang Efektif. Bandung : Kolbu 11