HAKIKAT KURIKULUM

advertisement
PB I
HAKIKAT KURIKULUM
Oleh : Bernaldo Yudha Widyantoko
Hakikat
Kurikulum
Konsep Dasar
Kurikulum
Komponen
Kurikulum
Teori
Kurikulum
HAKIKAT KURIKULUM
1. Menjelaskan pengertian kurikulum;
2. Menjelaskan kedudukan kurikulum dalam
pendidikan;
3. Menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum;
4. Mengidentifikasi
berbagai
komponen
kurikulum
5. Menjelaskan
karakteristik
teori
perbedaannya dengan teori kurikulum yang
lain
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS
GURU
SEBAGAI FASILITATOR
DAN MOTIVATOR
MENITIK
BERATKAN PADA
METHOD OF
INQUIRY
SUMBER
BELAJAR
MULTI DEMENSI
SISWA
MENUNJUKKAN KINERJA
KREATIF ( KOGNITIF,
PSIKOMOTOR, AFEKTIF - UTUH )
4
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN DIPANDANG SEBAGAI
SESUATU YANG SUDAH JADI,
YANG TINGGAL DIPINDAHKAN ( DITRANSFER )
DARI DOSEN KE MAHASISWA.
PENGETAHUAN ADALAH HASIL KONSTRUKSI
(BENTUKAN) ATAU HASIL TRANSFORMASI
SESEORANG YANG BELAJAR.
5
BELAJAR
BELAJAR BUKAN
MENERIMA PENGETAHUAN
( PASIF - RESEPTIF )
BELAJAR ADALAH MENCARI
DAN MENGKONSTRUKSI
( MEMBENTUK ) PENGETAHUAN
AKTIF DAN SPESIFIK
CARANYA
MENGAJAR
 Menyampaikan
pengetahuan
(bisa Klasikal)
• Menjalankan sebuah
instruksi yang telah
dirancang .
Berpartisipasi dengan
siswa dalam membentuk
pengetahuan (individual /
kelompok)
Menjalankan berbagai
strategi yang membantu
siswa untuk dapat
belajar.
7
BUKAN LAGI BAGAIMANA GURU
MENGAJAR DENGAN BAIK
(TEACHER CENTERED), TAPI…….
BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR
DENGAN BAIK DAN
BERKELANJUTAN
(STUDENT CENTERED LEARNING)
(TRANSFER OF
KNOWLEDGE)
( METHOD OF
INQUIRY )
8
PERUBAHAN ORIENTASI
KURIKULUM (K 13?)
BERBASIS
PADA ISI
KEILMUAN
KONSORSIUM
SAINS, TEKNOLOGI, SENI,
(1985 -1998)
BERBASIS
PADA
KEBUDAYAAN
KONSEP UNESCO
(1998)
9
Unesco Menetapkan 2 Prinsip Pendidikan
1. Empat Pilar Pendidikan
• Learning to know (belajar untuk mengetahui)
• Learning to do (belajar melakukan)
• Learning to live together (belajar hidup dalam
kebersamaan)
• Learning to be (belajar menjadi diri sendiri)
2. Life long education, pendidikan semur hidup
KURIKULUM
(Berbagai terminologi dalam kurikulum)
oleh Robert S Zais, 1981
1.
2.
Curriculum Fondation, atau asas-asas kurikulum dengan
memperhatikan filsafat bangsa, keadaan masyarakat dan
kebudayaan
Curriculum Construction, membahas berbagai komponen
dengan berbagai pertanyaan
•
apa yg dimaksud dg masyarakat yg baik
•
Kemana arah dan tujuan pendidikan
•
Apa hakikat manusia
•
Bagaimana merancang kurikulum
•
Materia apa yang diberikan
KURIKULUM
(Berbagai terminologi dalam kurikulum)
oleh Robert S Zais, 1981
3.
Curriculum Development, pengembangan kurikulum
membahas berbagai macam model pengalaman kurikulum,
dalam hal ini siapa yg berkepentingan, guru, tenaga
kependidikan, orang tua atau siswa ?
4. Curriculum Implementation, seberapa jauh kurikulum
dilaksakan di lapangan
5. Curriculum Enggineering, proses yang memfungsikan sistem
kurikulum di sekolah dengan menghasilkan kurikulum,
melaksanakan kurikulum dan menilai keefektifan kurikulum
dan sistemnya.
PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu ( UU SISDIKNAS No.20, TAHUN 2003 ).

Merupakan ”Rambu-rambu untuk menjamin mutu dan kemampuan
sesuai dengan program studi yang ditempuh“

Seperangkat rencana dan pengaturan berdasarkan standar
pendidikan tentang kemampuan dan sikap serta pengalaman
belajar, dan penilaian yang berbasis pada potensi dan kondisi
peserta didik

KBK adalah kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemenelemen kompentensi yang harus dicapai oleh siswa sebagai
peserta didik
13
Konsep kurikulum:
.
• Berkembang sejalan dengan perkembangan teori
dan praktek pendidikan
• Bervariasi sesuai dengan aliran atau teori
pendidikan yang dianut
Dalam arti sempit:
Kumpulan mata pelajaran / bahan ajar yang harus
disampaikan guru
Dalam arti luas:
Lebih menekankan pada pengalaman
KURIKULUM DIPANDANG SEBAGAI TUJUAN
.
Mauritz Johnson membedakan antara kurikulum dengan
pengajaran. Interaksi siswa dengan lingkungan disebut
pengajaran sedangkan rentetan hasil belajar yang diharapkan
(tujuan) disebut kurikulum
PENGAJARAN
siswa
interaksi
•Perencanaan isi
•KBM
•Evaluasi
lingkungan
Hasil pengajaran
yang diharapkan
(TUJUAN)
KURIKULUM
.
SEBAGAI RANCANGAN / RENCANA
Menurut Mac Donald, sistem persekolahan terbentuk atas 4 subsistem:
– Mengajar  kegiatan profesional guru
– Belajar  upaya siswa sebagai respon
– Pengajaran  interaksi belajar mengajar
– Kurikulum  rencana sebagai pedoman
Menurut Beauchamp, kurikulum dibedakan
(a) sebagai rencana tertulis, dan
(b) kurikulum fungsional
Menurut Taba, perbedaan kurikulum dengan pengajaran terletak pada
keluasan cakupan
KURIKULUM
Tujuan umum/akhir
Isi dan metoda lebih luas
PENGAJARAN
Tujuan khusus/dekat
Lebih sempit
.
SEBAGAI BIDANG STUDI
Merupakan penerapan dari teori-teori kurikulum, hasil pengkajian dan
pengembangan para ahli kurikulum.
Menurut Zais: kurikulum sebagai bidang studi mencakup:
– Batasan/jarak/cakupan subject matter
– Prosedur pengembangan dan praktek
Menurut Beauchamp: teori kurikulum adalah sekumpulan pernyataan yang
berhubungan yang memberi arti terhadap kurikulum sekolah dengan titik
beratnya pada hubungan antarlelemen, perkembangan, penggunaan, dan
evaluasi
a. Cakupan bidang studi: c. Sistem kurikulum:
–
–
–
–
–
–
Konsep kurikulum
Penentuan
Penggunaan
Pengembangan
Disain
Evaluasi
b. Kurikulum sebagai
rencana:
–
–
–
–
–
Tujuan
Bahan
Kegiatan
Alat
Waktu
–
–
–
–
–
Penentuan kebijakan
Susunan personalia
Prosedur pengembangan
Penerapan
Evaluasi dan
penyempurnaan
d. Fungsi:
– Menghasilkan kurikulum
sebagai dokumen tertulis
– Menjaga kurikulum tetap
dinamis
.
KURIKULUM:
.
– Mengindikasi rencana untuk mendidik
siswa
Merupakan bagian dari ruang lingkup kajian
kurikulum dan berisikan komponenkomponen kurikulum
– Identifikasi ruang lingkup kajian
• Merupakan substansi / subject matter
dalam bidang kurikulum
• Berbagai proses yang terdapat dalam
kurikulum seperti pengembangan kurikulum,
perubahan kurikulum
SUMBER: ZAIS, 1976: 3
.
1.
2.
3.
4.
Curriculum as program of studies
Curriculum as course content
Curriculum as planned learning experience
Curriculum as experiences had under the auspices of
the school
5. Curriculum as a structured series of intended
learning outcomes
6. Curriculum as a written plan for action
SUMBER: ZAIS, 1976: 7-11
Menurut hilda taba (1962) dilema tentang
definisi kurikulum terjadi karena tidak dapat
meletakkan posisi antara dua kutub
;
UMUM
KURIKULUM
SPESIFIK
PEMBELAJARAN
SUMBER: ZAIS, 1976: 12
KURIKULUM
DOKUMEN
KEGIATAN NYATA
( CURRICULUM PLAN )
( ACTUAL CURRICULUM )
 SERANGKAIAN MATA
Pelajaran
 PROSES
PEMBELAJARAN
 SILABUS
 PROSES EVALUASI
( ASSESSMENT )
 PROGRAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN
( RPP-RH )
 PENCIPTAAN SUASANA
PEMBELAJARAN
Kedudukan kurikulum
• Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan
menjadi tiga, yaitu:
1. kurikulum sebagai konstruk,
2. kurikulum
sebagai jawaban untuk menyelesaikan
berbagai masalah yang berkenaan dengan pendidikan,
3. kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan
yang didasarkan atas kehidupan masa lalu, masa
sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan
pembangunan bangsa.
• Kurikulum sangat penting bagi beberapa pihak yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Beberapa pihak yang dimaksud anatara lain guru,
kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar.
Fungsi dan Efektivitas Kurikulum
• Fungsi Kurikulum:
1.
2.
3.
4.
Fungsi kurikulum bagi guru
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Fungsi kurikulum bagi para penulis buku ajar
• Efektivitas Kurikulum
1.
2.
Efektivitas: sejauh mana suatu tindakan berpengaruh secara
positif terhadap hal lain.
Kurikulum dikatakan efekttif jika dapat berinteraksi secara
tepat dengan kompetensi guru, membantu siswa dalam
mengukur pengalaman belajar sesuai kebutuhannya, dan
memproduksi outcome pendidikan yang diharapkan.
Komponen-komponen kurikulum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan,
Isi,
Struktur program,
Organisasi,
Proses belajar mengajar
Evaluasi.
Sebagai sebuah sistem pelbagai komponen
kurikulum memiliki keterkaitan yang bersifat
harmonis dan tidak saling bertentangan
Komponen Kurikulum
1.
Komponen Tujuan
–
–
–
–
2.
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Institusional
Tujuan Kurikulum, yaitu tujuan yg ingin dicapai pada bidang studi
Tujuan Insruksional, tujuan yg ingin dicapai pada tingkattan
tataran pengajaran
Komponen Isi, isi dari atau meteri yg ingin dikuasai dari
setiap bidang studi
Komponen Organisasi dan Strategi, terdapat struktur
horizontal dan vertikal,
3.
•
•
•
Separatet subject matter, pemisahan mata pelajar
Correlatet curiculum, penyinggungan antara mata pelajaran
Integratet Curriculum, Pemaduan beberapa bahan dari beberapa
mata pelajaran .
Komponen Kurikulum
1. Core Curriculum mengandung (Alberty,1953)
a.
b.
c.
d.
2.
Tujuan yg mendasar
Materi atau bahan yg teridiri dari atar berbagai
pengalaman belajar yg disusun atas dasar unit kerja
Metode yang digunakan
Bimbingan belajar yg diperlukan
Hidden Curriculum (Alberty,1953)
Kurikulum yg tersembunyi yaitu hal2 yg
berhubungan dg pendidikan moral dan peran guru
dalam mentrasformasikan standar moral
Anatomi Kurikulum
TUJUAN
MATERI
PROSES
EVALUASI
Pengembangan Tujuan
Akan
mengarahkan
semua
kegiatan
pengajaran
dan
mewarnai
komponenkomponen kurikulum lainnya.
Tujuan dirumuskan berdasarkan:
1. Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan
kondisi masyarakat
2. Pencapaian nilai-nilai filosofis terutama
falsafah negara (Tujuan Pendidikan Nasional)
TUJUAN
AKHIR
(GOALS)
• Goals adalah tujuan yang
diharapkan dicapai setelah
melalui satu periode
pembelajaran
• Objectives adalah tujuan yang
dicapai setelah melalui satu
unit pembelajaran
TUJUAN
PEMBELAJARAN
(UNIT 1)
TUJUAN
PEMBELAJARAN
(UNIT 2)
TUJUAN
PEMBELAJRAN
(UNIT n)
Pengembangan tujuan
 Sifat tujuan hirarkhial (berjenjang) artinya:
• tujuan pembelajaran tidak boleh lebih luas dari tujuan akhir
• tujuan-tujuan
pembelajaran
jika
disatukan
akan
menggambarkan tujuan akhir
 Tujuan pembelajaran harus operasional
 Tujuan pembelajaran harus dapat diukur ketercapaiannya
 Tujuan pembelajaran mencakup domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik
Pengembangan tujuan
Domain KOGNITIF:
1. Knowledge: kemampuan mengingat kembali materi yang baru
dipelajari (recall). Contoh: mengulang kembali, mendefinisi
2. Comprehension: kemampuan untuk menangkap makna materi
belajar. Contoh: mengilustrasikan, menggambarkan
3. Application: kemampuan memanfaatkan materi belajar dalam
situasi
yang
baru/konkrit.
Contoh:
menggunakan,
mempraktekkan
4. Analysis: kemampuan untuk memilah/membagi materi ke dalam
komponen-komponen sehingga struktur organisasinya dapat
dipahami. Contoh: membandingkan, mendeteksi
5. Synthesis: kemampuan untuk membentuk satu kesatuan yang
baru. Contoh: memformulasikan, memprediksi
6. Evaluation: kemampuan mempertimbangkan aspek nilai (value)
dalam
materi
belajar.
Contoh:
mempertimbangkan,
memutuskan
Revisi taksonomi yang baru?
Pengembangan tujuan
Domain AFEKTIF:
1. Receiving: merujuk kepada kepekaan siswa terhadap stimulus,
kemauan untuk menerima. Contoh: memperhatikan, menerima
2. Responding: merujuk kepada perhatian aktif siswa terhadap
stimulus, kemauan untuk merespon atau memberi perhatian.
Contoh: menikmati, memberi kontribusi, kerjasama
3. Valuing: merujuk kepada keyakinan dan sikap, komitmen.
Contoh: menghormati, mempertimbangkan
4. Organization: merujuk kepada internalisasi nilai dan keyakinan
yang melibatkan konseptualisasi nilai dan organisasi sistem
nilai. Contoh: mengklarifikasi, menguji
5. Characterization: merujuk kepada internalisasi dan perilaku
yang merefleksikan seperangkat nilai dan karakteristik filosofi
kehidupan (penjatidirian). Contoh: menyimpulkan, menetapkan
Pengembangan tujuan
Domain Psychomotor:
1. Reflex movements: refleks yang melibatkan satu segmen otot
dan memungkinkan keterlibatan lebih dari satu segmen otot
2. Fundamental movements: keterampilan gerak yang
berhubungan dengan berjalan, berlari, melompat, menekan
3. Perceptual abilities: ditujukan kepada keterampilan yang
berhubungan dengan koordinasi pergerakan tubuh, visual,
auditori
4. Physical abilities: berkenaan dengan daya tahan, fleksibilitas,
ketangkasan, kekuatan, kecepatan
5. Skilled movements: merujuk kepada ketangkasan permainan,
olahraga
6. Nondiscursive communication: merujuk kepada ekspresi
gerakan yang disesuaikan dengan postur, ekspresi wajah,
gerakan-gerakan kreatif (nondiscursive = tidak menyimpang)
Pengembangan tujuan
Kriteria pengembangan tujuan pembelajaran:
• Berorientasi pada siswa, penekanan pada apa yang diharapkan
dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang dilakukan oleh
instruktur
• Berisikan hasil belajar, apa yang harus dicapai oleh siswa
(learning outcomes)
• Jelas dan dapat dipahami, eksplisit berisikan kata kerja yang
menggambarkan perilaku (definite action) dan merujuk kepada
objek perilaku tersebut. Pernyataan TP juga hanya berisikan
satu makna/arti, tidak ambiguous
• Dapat diobservasi, diukur ketercapaiannya Kunci tujuan yang
dapat diobservasi adalah digunakannya kata kerja yang dapat
diobservasi
Pengembangan tujuan
Kata kerja yang tidak dapat diobservasi
Mengetahui
Mengerti
Meyakini
Mengapresiasi
Memikirkan
Menyenangi
Mengakrabi
Menilai
Merealisasikan
Menyenangi
Memahami
Mencintai
Pengembangan tujuan
Kata kerja yang dapat diobservasi
Mengidentifikasi
Membicarakan
Membuat daftar
Memilih
Menghitung
Menambahkan
Menggambarkan
Menganalisis
Memprediksi
Melokalisasi
Mengisolasi
Memisahkan
Menjelaskan
Pengembangan tujuan
Keuntungan pengembangan tujuan pembelajaran khusus
(objectives):
• Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepada siswa
• Memudahkan guru dalam memilih dan menyusun bahan ajar
• Memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pengajaran
• Memudahkan guru mengadakan penilaian, menentukan bentuk
evaluasi, merumuskan butir tes, dan menentukan kriteria
pencapaiannya
Pengembangan tujuan
SMARTER:
– Specific:
contoh: lebih baik menggunakan kata siswa mampu menulis
ketimbang siswa dapat bekerja keras
– Measurable:
contoh: siswa mampu menulis sebanyak 1 halaman
– Acceptable:
perhatikan apakah pernyataan tujuan dapat diterima, contoh: siswa
mampu menulis sebanyak 1 halaman untuk siswa kelas 2 SD
– Realistic:
meskipun tujuan sudah terukur dan dapat diterima, masih harus
dipertimbangkan apakah pernyataan tujuan realistik, contoh: menulis
sebanyak 1 halaman dalam waktu 5 menit
Pengembangan tujuan
SMARTER:
– Time frame:
perhatikan kerangka waktu yang diajangkan dalam
pernyataan tujuan
– Extending:
kalimat tujuan harus memperlihatkan pengembangan
kapabilitas siswa. Apakah menulis 1 halaman tersebut
mampu mengembangkan kapabilitas menulis siswa
– Rewarding:
perhatikan apakah pernyataan tujuan mampu memberikan
nilai lebih kepada siswa
Pengembangan bahan ajar
Dengan BAHAN apa siswa dapat mencapai
tujuan ?
Guru menyediakan materi pelajaran yang telah
TERPILIH dan TERORGANISASI
Pengembangan bahan ajar
TERPILIH:
1. Pengetahuan sejarah sangat besar jumlahnya. Guru tidak boleh
terperangkap pada transfer of knowledge
2. Bahan pelajaran harus dipilih sesuai dengan tujuan pengajaran
3. Bahan pelajaran dipilih untuk disesuaikan dengan tingkat
perkembangan mental intelektual siswa
4. Didasarkan atas asas kebermaknaan dan kemanfaatan
TERORGANISASI:
1. Membagi sesuatu ke dalam bagian-bagian tertentu dan
mengelompokkannya atas prinsip tertentu
2. Menyusun secara teratur / terstruktur
3. Melihat keterhubungan satu terhadap yang lain
Sebelum mengajar
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Memilih dan
menganalisis konten
/ isi materi
Selama mengajar
Menjelaskan tujuan
dan mengatur
tugas-tugas untuk
siswa
Setelah mengajar
Memeriksa kembali
pemahaman siswa
Memilih pendekatan Memberikan
/ metode
pertanyaan untuk
mengembangkan
pemahaman
Mintakan umpan
balik dari siswa
Alokasikan waktu
dan ruang
Membantu siswa
dan menyediakan
waktu untuk latihan
Evaluasi
pembelajaran
Tetapkan struktur
pembelajaran
Gunakan waktu
jeda untuk
memeriksa kembali
pemahaman siswa
Buat laporan
kemajuan tiap siswa
Bangkitkan motivasi
Lakukan transisi dan
kelola aktivitas
Lakukan refleksi
terhadap perbaikan
pembelajaran
(http://www2.potsdam.edu/CRANE/campbemr/curriculum/college-methods/planning/planning-1.html)
Pengembangan bahan ajar
• Materi diorganisasi berdasarkan scope dan
sequence
• Mengacu ke Tujuan Pembelajaran
• Melibatkan materi substansi, materi proses, materi
value
• Dilengkapi dengan sumber-sumber (sumber
tertulis, sumber elektronik)
Pengembangan bahan ajar
Sequence adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas
topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik
terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan
Cara penyusunan sequence:
–
–
–
–
–
–
–
Kronologis
Kausal
Struktural
Logis dan Psikologis (deduktif, induktif)
Spiral
Rangkaian ke belakang
Hirarkhi belajar
TEORI KURIKULUM
TEORI:
• Satu set/sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian
hal
• Karakteristik pernyataan:
– Besifat memadukan
– Berisi kaidah-kaidah umum
– Bersifat meramalkan
• Teori lahir dari suatu proses, menjelaskan suatu kejadian
yang menunjukkan sifat universal
• Guna teori (a) mendeskripsikan, (b) menjelaskan, (c)
memprediksikan, (d) kontrol
.
TEORI KURIKULUM:
Suatu perangkat pernyataan yang memberikan
makna terhadap kurikulum sekolah; makna
tersebut terjadi karena adanya penegasan
hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena
adanya petunjuk perkembangan, penggunaan
dan evaluasi kurikulum.
PERKEMBANGAN TEORI KURIKULUM
1.
2.
3.
4.
Franklin Bobbit: kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah
kecakapan, diperoleh melalui pendidikan yakni penguasaan
pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi  TUJUAN
Kurikulum. Keseluruhan tujuan & pengalaman menjadi bahan kajian
teori kurikulum
1920: pengaruh pendidikan progresif berkembang gerakan pendidikan
yang berpusat pada anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat &
kebutuhan siswa
Caswell: konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat  kurikulum
interaktif yang menekankan pada partisipasi guru
1947: dirumuskan 3 tugas teori kurikulum:
– Identifikasi masalah yang muncul dalam pengembangan kurikulum
– Menghubungkan masalah dengan struktur yang mendukungnya
– Meramalkan pendekatan di masa yang akan datang
5. Ralph W Tyler: 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum:
1.
2.
3.
4.
.
Tujuan
Pengalaman pendidikan
Organisasi pengalaman
Evaluasi
6. 1963: Beauchamp: teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori
lain
Othanel Smith: sumbangan filsafat terhadap teori kurikulum
(perumusan tujuan & penyusunan bahan)
7. Mc Donald (1964): 4 sistem dalam persekolahan yakni kurikulum,
pengajaran, mengajar, belajar
8. Beauchamp (1960 – 1965): 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi (1)
landasan kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) disain kurikulum, (4) rekayasa
kurikulum, (5) evaluasi kurikulum, (6) penelitian dan pengembangan
9. Mauritz Johnson (1967): membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses
pengembangan kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari
pengajaran
Sumber/landasan inti
penyusunan kurikulum:
1. Bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang tua
2. Menjadi luas, meliputi semua unsur kebudayaan
3. Bersumber pada anak: kebutuhan, perkembangan, dan
minat
4. Berdasarkan pengalaman kurikulum yang sebelumnya
5. Nilai (value)
6. Kekuasaan sosial & politik
Prinsip Dalam Pengembangan Teori
Kurikulum
1. Dimulai dengan perumusan/pendefinisian
2. Mempunyai kejelasan nilai & sumber pangkal
tolaknya
3. Menjelaskan karakteristik disain kurikulum
4. Menggambarkan proses penentuan
kurikulum & interaksi antara proses
5. Menyiapkan diri bagi proses penyempurnaan
Sub Teori Kurikulum
a. Disain Kurikulum
Merupakan pengorganisasian tujuan, isi, serta proses
belajar.
2 dimensi penting yakni (a) substansi, dan (b) model
pengorganisasian (bagaimana penggunaan kurikulum dan
bagaimana kurikulum di evaluasi)
b. Rekayasa Kurikulum
Proses memfungsikan kurikulum di sekolah / upaya agar
kurikulum berfungsi
– Bidang pelaksanaan proses rekayasa
– Keterlibatan personal dalam proses pelaksanaan
kurikulum
– Tugas dan prosedur perencanaan kurikulum
– Tugas dan prosedur pelaksanaan
– Tugas dan prosedur evaluasi
Download